Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Efektivitas Biolarvasida Bactivec SL® Terhadap Larva Aedes spp. di Kelurahan Bentiring Kota Bengkulu Dessy Triana; Naura Thania Salsabillah; Mardhatillah Sariyanti; Martini Martini; Ari Suwondo; Muchlis Achsan Udji Sofro
Jurnal Vektor Penyakit Vol 15 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.4812

Abstract

ABSTRACT Vector-borne diseases such as dengue are still a health problem in Indonesia. Vector control is the most effective measure to prevent disease transmission. Bactivec SL® has been used since 2008 in Bengkulu City in the dengue control program in Bengkulu City. Evaluation of the effectiveness of the use of biolarvicides has not been carried out effectively. This study aimed to asses the effectiveness of Bactivec SL® against larvae of Aedes sp. used to control dengue in 2020 from Bentiring Village, Bengkulu City. This research was an experimental post test only control group design in November to December 2020 . The sample was obtained from the Bentiring Village as many as 160 larvae of Aedes sp. instar III and instar IV and they were divided into 2 groups (control group and treatment group). This study used the biological test method (4 replications). Data were analyzed by one way ANOVA test and probit analysis to determine the value of LT50,90,99. The results showed that Bactivec SL® was no longer effective in controlling Aedes sp. larvae. in Kelurahan Bentiring with a larval mortality rate of 35%. The value of LT50,90,99 were 76 hours, 107 hours and 131 hours, respectively. The incidence of dengue fever in Bengkulu City in 3 consecutive years (2017-2020) has increased larvicide use rotation is very necessary for optimal control of Aedes sp larvae. ABSTRAK Penyakit tular vektor seperti dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pengendalian vektor merupakan tindakan yang paling efektif untuk mencegah penularan penyakit. Bactivec SL® telah digunakan sejak tahun 2008 di Kota Bengkulu dalam program pengendalian dengue di Kota Bengkulu. Evaluasi efektifitas penggunaan biolarvasida belum dilakukan dengan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas Bactivec SL® terhadap larva Aedes sp. yang digunakan untuk kontrol dengue pada tahun 2020 yang berasal dari Kelurahan Bentiring Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan eksperimental post test only control group design pada bulan November-Desember 2020. Sampel penelitian ini didapatkan dari Kelurahan Bentiring sebanyak 160 ekor larva Aedes sp. instar III dan instar IV yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok uji dengan sembilan variasi waktu. Penelitian ini menggunakan metode uji hayati sebanyak empat kali replikasi. Data dianalisis dengan uji one way ANOVA dan analisis probit untuk menentukan nilai LT50,90,99. Hasil penelitian menunjukan Bactivec SL® dosis 3 µl/L sudah tidak efektif dalam mengendalikan larva Aedes sp. di Kelurahan Bentiring dengan angka kematian larva sebesar 35%. Nilai LT50,90,99 berturut-turut sebesar LT50 76 jam, LT90 107 jam dan LT 99 131 jam. Angka kejadian DBD di Kota Bengkulu dalam tiga tahun berturut-turut (2017-2020) mengalami peningkatan. Rotasi larvasida sangat diperlukan untuk pengendalian larva Aedes sp. yang optimal.
Hubungan Kualitas Tidur dengan Kapasitas Memori Kerja Siswa Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Iqra’ Kota Bengkulu Tahun 2018 Nina Tabligha; Andri Sudjatmoko; Dessy Triana
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kedokteran Raflesia
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v4i2.9940

Abstract

Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan fisiologis dasar bagi setiap individu yang  dapat memengaruhi kualitas serta keseimbangan hidup. Tidur memiliki fungsi salah satunya yaitu berpengaruh ke sistem saraf sehingga bisa berdampak terhadap memori dan kemampuan belajar. Tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah dan gaya hidup dapat menyita waktu tidur. Di Sumatera Utara, dari 287 pelajar dilaporkan 220 pelajar yang mengalami kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMA.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu pada bulan Agustus 2018. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk menilai kualitas tidur yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, sedangkan pengukuran kapasitas memori kerja menggunakan reading span test. Korelasi antara kedua variabel tersebut akan dianalisis mengggunakan uji Spearman.Hasil: Total sampel penelitian yang dianalisis adalah 53 siswa, 18 siswa (34%) memiliki kualitas tidur yang baik dan 35 siswa (66%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja dengan nilai p = 0,042, r = 0,281.Kesimpulan: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu.KataKunci: kualitas tidur, kapasitas memori kerja, siswa sekolah menengah atas.
Pemberian Asi Eksklusif dan Non Eksklusif dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia 24-35 Bulan di Bengkulu Sri Utami Fajariyah; Suryanita Ilham; Dessy Triana
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.18.1.88-93

Abstract

Obesitas pada masa anak-anak dapat mengakibatkan penyakit jantung dan diabetes melitus di masa depan. Prevalensi obesitas pada anak semakin meningkat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian ASI eksklusif dan non-eksklusif terhadap obesitas pada anak di Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Rancangan penelitian menggunakan studi cross-sectional dengan metode consecutive sampling. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak usia 24-35 di kecamatan Muara Bangkahulu Bengkulu. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan proporsi antara ASI eksklusif dan non-eksklusif dengan obesitas anak 24-35 bulan, menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.  Sampel untuk pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan IMT yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusif berjumlah 95 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner kepada ibu serta pengukuran berat badan dan tinggi badan anak. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar status gizi tergolong normal (84,2%), memberikan ASI eksklusif (44,2%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif dengan kejadian obesitas pada anak (p=0,053).
OPTIMASI EKSTRAKSI DAUN NANGKA KUNING (Vincetoxicum villosum (Blume) Kuntze) DARI BERBAGAI PELARUT DAN METODE Oktoviani Oktoviani; Hilda Taurina; Dessy Triana; Suci Rahmawati; Yulita Gumala Sari; Putjha Melati; Delia Komala Sari
JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2, No 1: Juni 2022
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/labsaintek.v2i1.22754

Abstract

Extraction of a plant in traditional medicine is a very crucial stage for the success of the treatment. For example, nangka kuning (Vincetoxicum villosum (Blume) Kuntze) which has been scientifically researched, its leaves are extracted with ethanol solvent using the maceration method. Meanwhile, by local people,nangka kuning leaves are processed by boiling using water. This attracted the attention of researchers to re-analyze the content of secondary metabolites in nangka kuning leaf extract made with different solvents and methods. Researchers carried out the extraction using water with heating (infusion), ethanol without heating (maceration) and chloroform without heating (maceration). The results obtained from the three types of extracts contained secondary metabolites of alkaloids in the three extracts. While steroids are only found in extracts with a water solvent. Then the tannins are found in the extract with water and ethanol as solvents. Negative results from the three extracts were shown for secondary metabolites of flavonoids and saponins. So it can be concluded that nangka kuning leaf extract which has the most optimal secondary metabolite is the extract using water as a solvent by heating.
Hasil Pengukuran Kadar Asam Urat Menggunakan Point of Care Testing (POCT) dan Gold Standard (Chemistry Analyzer) Maria Eka Patri Yulianti; Pusparatri Cahya Kemala; Lentini Win; Dessy Triana; Mutia Arini
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 3 No 2 (2021): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v3i2.2895

Abstract

This study aims to determine the results of measuring uric acid levels using POCT and chemistry analyzer as the gold standard simultaneously. The research method used was cross-sectional with a sample of 47 adults at Harapan and Doa Hospital, Bengkulu City. The sample selection was based on non-probability consecutive sampling. The results showed that the uric acid level as measured by POCT and Chemistry analyzer was 6.2 mg/dL. The subjects of hyperuricemia detected on the POCT device were 20 people, while on the chemistry analyzer, there were 21 people. In conclusion, the results of measuring uric acid levels using POCT obtained fewer gout sufferers than using a Chemistry Analyzer. Keywords: Gout, Chemistry Analyzer, POCT
Promosi Kesehatan Mengenai Hipertensi Dan Pemeriksaan Laboratorium Di Kelurahan Sumur Dewa Kota Bengkulu Dessy Triana; Hardiansyah Hardiansyah
DHARMA RAFLESIA Vol 19, No 1 (2021): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v19i1.13614

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan banyak diderita oleh masyarakat. Individu dengan hipertensi memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke, penyakit yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dan komplikasinya serta mengetahui hasil pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah, kolesterol dan asam urat sebagai indikator awal dalam pengendalian penyakit degeneratif seperti hipertensi dan komplikasinya. Sosialisasi ini meliputi konsultasi, metode pendidikan dan pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini diikuti oleh 38 warga di RT 29 Kelurahan Sumur Dewa Kota Bengkulu. Hasil dari kegiatan ini dapat digunakan sebagai skrining awal penyakit degeneratif seperti hipertensi dan komplikasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus dan hiperurisemia masing-masing sebesar 50%, 47.37%, 15.79%, 23.68%. Klasifikasi berdasarkan risiko adalah risiko tinggi, risiko sedang dan risiko rendah masing-masing sebesar 13.16%, 42.10%, 44.74%. Pemberian edukasi meningkatkan tingkat pengetahuan terkait hipertensi dan komplikasinya.
SOSIALISASI PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE SERTA KONTROL VEKTORNYA PADA GURU SEKOLAH SEKITAR UNIVERSITAS BENGKULU Dessy Triana; Hardiansyah Hardiansyah; Hilda Taurina
DHARMA RAFLESIA Vol 18, No 1 (2020): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v18i1.10913

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang serius. Pengendalian vektor adalah strategi untuk mengurangi insiden infeksi dan mencegah terjadinya wabah. Penularan DBD dapat terjadi di lingkungan sekolah, karena aktivitas menggigit nyamuk vektor DBD adalah siang hari. Data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2017 menunjukkan DBD Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu yang merupakan daerah endemis DBD dan lingkungan kampus Universitas Bengkulu (UNIB) yang memiliki angka kesakitan yang tinggi yaitu 143 kasus per 100.000 penduduk dan memiliki angka Case Fatality Rate (CFR) atau yang meninggal sebesar 15,7% terutama penderita adalah usia sekolah. Sosialisasi ini menerapkan berbagai metode belajar, yaitu kuliah interaktif dan praktik survey entomologi. Penyuluhan diikuti oleh 24 orang guru dari 13 sekolah di sekitar lingkungan UNIB dengan latar belakang pendidikan terakhir terbanyak Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 87,5%. Hasil dari kegiatan ini guru dapat menjadi duta di sekolah untuk program pengendalian vektor penyakit DBD untuk mengurangi angka kejadian infeksi dan tingkat keparahan DBD. Kontrol vektor tetap menjadi satu-satunya intervensi yang tersedia untuk mencegah dan mengontrol penularan DBD.
Telekonsultasi Dalam Rangka Pemutusan Rantai Penularan Covid-19 di Kota Bengkulu Dessy Triana, M. Biomed; Hardiansyah Hardiansyah; Sri Yunita; Miftahul Haniyah; Enny Nugraheni Sulistiyorini; Riry Ambarsarie; Rizkianti Anggraini; Elvira Yunita; Mardhatillah Sariyanti
DHARMA RAFLESIA Vol 19, No 2 (2021): DESEMBER (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v19i2.18373

Abstract

Coronavirus Disease-19 (Covid-19) is a disease that has become a global epidemic.  The World Health Organization (WHO) has declared Covid-19 a pandemic. Indonesia declared the status of the Covid-19 disease to be an Emergency Response. Supporting the social distancing, the right strategy is needed to continue implementing health services amid the Covid-19 pandemic. This activity aimed to provide knowledge related to Covid-19 to the community and health consultations and medical advice through applications (teleconsultation) to minimize patients queuing at Health Service Facilities directly. The activity partners were the Indonesian Medical Association (IDI) Bengkulu City Branch, Bengkulu City Health Office, and the Indonesian Red Crescent (BSMI) Bengkulu City Region. The method of this activity was to provide socialization, health consultation and medical advice through applications (teleconsultation) regarding the spread, transmission and prevention of Covid-19 from May 1 to August 31 2020. The number of participants was 41 people from Bengkulu City. The highest number of diseases consulted were acute respiratory infections (38.7%.) and Covid-19 independent protocol consultation (31.58%.) Teleconsultation can be continued and developed into a patentable application. Application development is indispensable in responding to the challenges of the health world in the digital era.
Sosialisasi Pemakaian Masker dan Pembagian Masker Dalam Rangka Pemutusan Rantai Penularan Covid-19 di Kota Bengkulu Annelin Kurniati; Dessy Triana; Maria Eka Patri Yuliyanti; Elvira Rosana; Naura Thaniah Salsabillah
DHARMA RAFLESIA Vol 19, No 1 (2021): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v19i1.13763

Abstract

Infeksi Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi global dan di Indonesia dinyatakan sebagai penyakit yang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana non alam. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan kematian tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, sehingga perlu penanganan yang cepat. Salah satu upaya memutus penularan dengan menggunakan masker yang ramah lingkungan dan memberikan perlindungan yang optimal. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan tentang penggunaan masker yang benar dan pembagian masker herbal kepada para pedagang di pasar-pasar tradisional di Kota Bengkulu. Metode kegiatannya adalah memberikan sosialisasi dan pendistribusian masker herbal non medis produksi sendiri. Kegiatan sosialisasi pemakaian masker disertai pembagian masker berjalan dengan baik, sebanyak 500 masker non medis yang dibagikan. Edukasi berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjaga kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker.
Association between Body Mass Index and Type of Infection on the Severity of Dengue Infection in Bengkulu City, Indonesia Annelin Kurniati; Dessy Triana; Enny Nugraheni Sulistiyorini; Mardhatillah Sariyanti; Gayatri Ghea Wirastari
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan) Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.542 KB) | DOI: 10.30829/jumantik.v6i3.9177

Abstract

Background: Dengue virus infection is a serious global health problem. The incidence has increased rapidly within the last 50 years. The clinical manifestations vary from Dengue Fever (DF), Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), to Dengue Shock Syndrome (SSD). Some of the influencing factors are the Body Mass Index (BMI) and the type of dengue infection. The study aimed to determine the association between BMI and type of infection on the severity of dengue infection in adulthood.Methods: The study used a cross-sectional design with a total sample of 39 patients diagnosed with dengue infection and fulfilling the inclusion criteria. The sampling technique was consecutive sampling. The data analysis used was the Spearman correlation test. Data collection was conducted by distributing research form which cover sample characteristics, BMI values, clinical manifestations, types of infection and the severity of dengue infection.Results: The total of subject obtained was 37 respondents (23 male and 14 female). The average BMI value was 24.65 ± 5.08. The most common clinical manifestations were fever (100%), nausea/vomiting (91.8%), headache (89.1%), myalgia (89.1%), and arthralgia (72.9%). Most cases of dengue infection were in the normal BMI group and the highest degree of severity was DD. There was a significant relationship with a fairly strong correlation value between BMI and dengue severity (p=0.003; r=0.478). However, there was no significant relationship between the type of infection (p=0.987; r=0.03) with the level of dengue severity.Conclusion: Knowing the risk factors as predictors of dengue severity is very necessary in order to handle dengue infection quickly and accurately.