Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Prevalensi Penyakit Mastitis pada Ternak Kambing di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Hendro Sukoco; Salmin Salmin; Deka Uli Fahrodi; Nur Saidah Said; Agustina Agustina; Marsudi Marsudi; Ferbian Milas Siswanto; Annisa Putri Cahyani; Ni Putu Vidia Tiara Timur
JURNAL TRITON Vol 13 No 1 (2022): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v13i1.227

Abstract

Kabupaten Majene menjadi penghasil kambing terbesar di Provinsi Sulawesi Barat. Sistem pemeliharaan kambing yang ada di Kabupaten Majene dilakukan secara tradisional dan semi intensif, karena beternak kambing hanya sebagai usaha sampingan untuk menunjang perekonomian keluarga dan sebagai tabungan. Mastitis adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering ditemukan pada ternak kambing. Mastitis merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan prevalensi penyakit mastitis pada kambing di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada bulan Mei tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis data sekunder. Data kasus kejadian mastitis pada kambing di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada tahun 2018-2020 diperoleh dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Majene. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan prevalensi penyakit mastitis pada kambing. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi penyakit mastitis pada kambing di Kabupaten Majene mengalami peningkatan dalam rentang waktu dua tahun terakhir. Tingkat prevalensi penyakit mastitis pada tahun 2018 yaitu 0,028%, kemudian pada tahun 2019 terjadi penurunan, menjadi 0,027% dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 0,089%. Kecamatan Banggae merupakan satu-satunya wilayah yang mengalami peningkatan jumlah prevalensi mastitis pada kambing dalam 3 tahun terakhir. Sedangkan, di Kecamatan Malunda dan Banggae Timur prevalensi kasus mastitis 0% dari tahun 2018-2020.
In Vitro Anthelmintic Areca catechu Crude Aqueous Extract Against Haemonchus contortus in The Sheep Annisa Putri Cahyani; Budi Purwo Widiarso; Supriyanto -; Wida Wahidah Mubarokah
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.70399

Abstract

Haemonchosis is a gastrointestinal parasitic disease in sheep caused by Haemonchus contortus. The biggest economic losses due to this disease are mortality, decreased production, stunted growth, and low body weight. The existence of resistance to synthetic anthelmintics causes the development of research on alternative treatments to herbal anthelmintics to be a strategic step. This study aims to analyze the effect of Areca catechu on Haemonchus contortus in vitro so that the Lethal Concentration 50 (LC 50) can be determined. This study was divided into 9 groups. Group I was treated with 2.5% A. catechu crude aqueous extract; group II was treated with 5% of A. catechu crude aqueous extract; group III was treated with 7.5% A. catechu crude aqueous extract; group IV was treated with 10% of A. catechu crude aqueous extract; group V was treated with 12.5% A. catechu crude aqueous extract; group VI was treated with 15% A. catechu crude aqueous extract; Group VII was treated with 17.5% A. catechu crude aqueous extract, group VIII was a negative control (0.9% NaCl) and group IX was a positive control (Albendazole). The mortality of H. contortus was recorded every hour until the worm mortality was 100%. The results were then analyzed using the Reed and Muench method. Based on the in vitro test of Areca catechu crude aqueous extract against H.contortus it can cause mortality in worms with an Lethal Concentration 50 (LC 50) calculation result of 11.11%.
GAMBARAN FISIOLOGIS PEDET SAPI BELGIAN BLUE HASIL TRANSFER EMBRIO Annisa Putri Cahyani; Dias Aprita Dewi
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 20, No 1 (2023): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v20i1.934

Abstract

Sapi Belgian Blue dikenal memiliki otot yang padat dan kualitas karkas yang baik dengan karakteristik persentase karkas yang sangat tinggi, daging empuk dan rendah lemak. Kendala dalam pemeliharaan sapi Belgian Blue ini belum banyak dijelaskan, sehingga karakteristik fenotip yang unggal dari dari sapi Belgian Blue di Indonesia belum banyak diketahui, karena performa seekor ternak merupakan hasil pengaruh faktor genetik yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil status gambaran fisiologis pedet sapi Belgian Blue hasil transfer embrio. Pemeriksaan gambaran fisiologis meliputi suhu tubuh, respirasi, dan degup jantung. Penelitian ini menggunakan 1 ekor pedet sapi Belgian Blue hasil transfer embrio dari umur satu hingga tiga bulan. Pengukuran status praesen dilakukan pada pagi dan sore hari. Hasil penelitian status praesen pedet sapi Belgian Blue hasil transfer embrio di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang adalah rataan suhu tubuh pedet bulan ke satu 39,60±0,050C, bulan ke dua 39,40±0,150C, dan bulan ketiga 39,40±0,100C. Rataan frekuensi respirasi pedet pada bulan ke satu 67,60±3,13 kali/menit, bulan ke dua 71,90±0,77 kali/menit, dan pada bulan ketiga 61,50±3,15 kali/menit. Rataan frekuensi degup jantung pedet umur satu bulan 71,70±0,10 kali/menit, umur dua bulan 83,00±1,11 kali/menit, umur tiga bulan 72,00±1,05 kali/menit. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yakni pada pemeriksaan suhu tubuh adalah 39,40±0,140C; frekuensi respirasi adalah 67,00±4,98 kali/menit dan frekuensi degup jantung 75,60±5,33 kali/menit. Status praesen ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pada pemeriksaan kesehatan pedet sapi Belgian Blue hasil embrio transfer di Indonesia.
Sosialisasi Peran Petugas Pemotong Daging (Butcher) di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Magelang dalam Menjamin Keamanan Pangan Asal Hewan Suci Andanawari; Irma Khairunnisa; Annisa Putri Cahyani
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i4.9075

Abstract

Upaya untuk mewujudkan keamanan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH), seorang petugas butcher di RPH harus memahami dan menerapkan tugas fungsi dalam menjalankan perannya. Tujuan sosialisasi adalah menambah pengetahuan bagi petugas pemotong daging terkait peran pentingnya dalam menjamin keamanan pangan asal hewan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 14 September 2022 di Ruang Pertemuan RPH Kota Magelang. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara. Sasaran dari kegiatan ini adalah petugas pemotong daging dan pengkarkas daging di RPH Kota Magelang. Evaluasi materi sosialisasi dilakukan dengan kuis yang terdiri 20 butir pertanyaan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah respon aktif peserta terhadap materi yang diberikan, tingkat pengetahuan peran butcher dalam menjamin keamanan pangan asal hewan rata-rata persentase nilai peserta 86,00%, persentase pengetahuan butcher dalam menerapkan higiene dan sanitasi dan mendisplay produk, sedangkan pengetahuan memotong daging dengan persentase terendah. Rekomendasi bagi butcher di RPH Kota Magelang untuk terus meningkatkan kompetensi bidang butcher melalui pelatihan terutama kompetensi memotong daging sesuai topografi, dan melakukan sertifikasi kompetensi butcher. To realize safe, healthy, whole, and halal (ASUH) animal-origin food security, a butcher at the slaughterhouse must understand and apply his functional duties in carrying out his role. The outreach aims to increase knowledge for meat-cutting officers regarding their important role in ensuring the safety of food of animal origin. This activity was held on September 14, 2022, in the Magelang City RPH Meeting Room. The methods used are lectures, discussions, and demonstrations. The targets of this activity are butchers at the Magelang City RPH. Socialization materials are evaluated using a quiz consisting of 20 questions. The results obtained from this service activity were the participants' active response to the material provided the level of knowledge of the butcher's role in ensuring the safety of food of animal origin had an average value of 86.00%. The outreach to meat-cutting officers enriched knowledge about the role of meat-cutting officers (Butchers) in ensuring the safety of food of animal origin. Recommendations for butchers in the Magelang City slaughterhouse to continue to improve butcher competency through training, especially meat cutting competency.