Claim Missing Document
Check
Articles

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID) Dewayanti, Oryza; Kumaat, Ellen J.; Dapas, Servie O.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pembalokan pada bangunan berbentuk dasar lingkaran lebih variatif dibandingkan dengan bangunan dengan bentuk dasar lainnya. Contoh dari sistem pembalokan pada bangunan berbentuk dasar lingkaran adalah sistem pembalokan dengan arah radial dan arah grid. Kedua sistem pembalokan ini diaplikasikan pada struktur gedung beton bertulang dengan beban dinamis yang digunakan adalah beban akibat gempa. Penelitian dilakukan untuk membandingkan besarnya simpangan horizontal yang dihasilkan dari struktur bangunan bertingkat berbentuk lingkaran dengan pembalokan arah radial dan grid.Pemodelan struktur yang dianalisis berupa bangunan dengan diameter 30 m, bertingkat 20 lantai, dengan tinggi tiap lantai sebesar 4 m. Analisa struktur dilakukan dengan menggunakan software ETABS.Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa struktur dengan pembalokan arah radial memiliki simpangan horizontal yang lebih kecil daripada simpangan horizontal yang dihasilkan oleh struktur dengan pembalokan arah grid.Kata kunci : bangunan lingkaran, pembalokan, beban gempa, simpangan, ETABS.
RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN VARIASI KEKAKUAN KOLOM AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 Siajaya, Kiemberly; Windah, Reky S.; Handono, Banu Dwi
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 6 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variasi konfigurasi yang diterapkan pada struktur seringkali menimbulkan ketidakberaturan vertikal maupun horisontal pada struktur. Bangunan dengan tinggi kolom yang berlebihan dan plat lantai yang tidak utuh mengikuti denah lantai dapat menyebabkan distribusi kekakuan vertikal sepanjang bangunan menjadi buruk. Variasi ini juga dapat menyebabkan munculnya torsi pada bangunan akibat pusat massa yang tidak tepat dengan pusat kekakuan. Struktur seperti ini perlu diperiksa terhadap ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak dan ketidakberaturan torsional, untuk mencegah kerusakan dan keruntuhan struktur serta agar tetap nyaman digunakan.Model struktur yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan bangunan beton bertulang 12 lantai yang difungsikan sebagai hotel. Program ETABS digunakan untuk menganalisis respons dinamik struktur dengan metode Ragam Respons Spektrum. Standar peraturan pembebanan gempa yang digunakan yaitu SNI 03-1726-2012. Variasi struktur bangunan dengan ketidakberaturan distribusi kekakuan vertikal dimodelkan dengan adanya plat-plat lantai 1 yang dihilangkan sehingga ada kolom tertentu yang tingginya menjadi 2 kali tinggi lantai tipikal.Hasil pemeriksaan ketidakberaturan pada lantai 1 adalah ditemukan ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak di lantai 1 pada model g (model double height soft story). Sedangkan pada beberapa model dengan partial soft story terjadi tingkat lunak pada lantai 2. Pada semua model tidak ditemukan kemungkinan terjadinya ketidakberaturan torsi di semua lantai. Simpangan antar lantai maksimum ditemukan pada model g arah Y sebesar 62,80 mm. Nilai simpangan antar tingkat pada tingkat dengan ketidakberaturan tingkat lunak ditemukan setidaknya 2 kali lebih besar dibandingkan dengan simpangan antar lantai tingkat tersebut pada model struktur awal tanpa adanya variasi perbedaan kekakuan kolom. Penurunan kekakuan tingkat sebesar 44,55% (dibandingkan dengan kekakuan tingkat model awal) sudah menyebabkan ketidakberaturan vertikal tipe 1a pada model e2.  Kata kunci: gempa, analisis ragam respons spektrum, ETABS, ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak, ketidakberaturan torsi.
PERHITUNGAN LENDUTAN BALOK TAPER KANTILEVER DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 Pala'biran, Oman Anri; Windah, Reky S.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu struktur dituntut untuk tidak mengalami lendutan yang berlebihan agar mempunyai kemampuan layanan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lendutan yang terjadi pada balok taper kantilever menggunakan metode Metode Elemen Hingga dengan variasi jumlah dan bentuk elemen. Analisis Metode Elemen Hingga dilakukan dengan menggunakan program SAP2000 yang mampu melakukan perhitungan struktur statik dan dinamis. Program ini sudah banyak digunakan oleh Engineer Struktur untuk memodelkan dan menganalisis suatu sistem struktur secara keseluruhan maupun suatu elemen struktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pembagian elemen pada Metode Elemen Hingga berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh dimana semakin baik pendekatan yang diberikan akan memberikan hasil yang lebih baik  serta bentuk elemen pada Metode Elemen Hingga juga berpengaruh pada hasil yang didapatkan, dimana elemen segiempat lebih mendekati nilai eksak (2.73 mm) dibanding dengan elemen segitiga. Dapat dilihat pada jumlah elemen yang sama yaitu 40,80,160 dan 320 elemen, lendutan dengan bentuk elemen segiempat untuk model balok a yaitu 2.7734 mm, 2.789 mm, 2.7922 mm, 2.8004 mm, untuk model balok b yaitu 2.7601 mm, 2.7756mm, 2.7787 mm, 2.7866 mm sedangkan elemen segitiga untuk model balok a yaitu 1.2974 mm, 1.6799 mm, 2.1562mm, 2.3889mm dan untuk model balok b yaitu 1.3581 mm, 1.7301 mm, 2.1931 mm, 2.4073 mmKata Kunci : Balok Non Prismatis, Lendutan, Metode Elemen Hingga, SAP2000
PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI Intan Sari, Rosie Arizki; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 1 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan suatu komposit dari bahan yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, air, semen atau bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengikat hidrolis dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan komposisi tertentu yang telah ditentukan sehingga menghasilkan beton yang bermutu, awet, mudah dikerjakan, ekonomis dan mempunyai kekuatan yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang memberikan kekuatan tekan optimum serta mempelajari bagaimana pengaruh variasi Faktor Air Semen (FAS) dan jumlah semen terhadap kuat tekan beton. Benda uji yang dibuat adalah kubus yang berukuran 150 x 150 x 150 mm dengan variasi Faktor Air Semen (FAS) 0,4 ; 0,5 ; dan 0,6 sedang proporsi jumlah semen bervariasi dari 350kg, 400kg, 450kg, dan 500kg. Benda uji kubus diuji dengan beban tekan pada saat berumur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Air Semen (FAS) optimum berada pada FAS 0,4 dan dengan jumlah semen 350kg, yaitu sebesar 37,05MPa. Kuat tekan tersebut memenuhi persyaratan beton mutu normal dengan nilai kuat tekan kurang dari 42MPa pada umur 28 hari. Kata kunci: beton, kuat tekan, faktor air semen, jumlah semen.
ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA Turang, Rowland Badenpowell Edny; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 6 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan rumah yang roboh atau yang mengalami kerusakan akibat gempa sebagian besar adalah bangunan rumah tinggal sederhana yang dibangun menurut pengalaman saja dan tidak mengikuti standar yang ada. Salah satu hal yang sering diabaikan adalah keberadaan dinding. Dinding merupakan salah satu elemen pada bangunan rumah sederhana yang dapat mempengaruhi kekakuan dan kekuatan struktur bangunan, sehingga dapat mereduksi kerusakan struktur bangunan akibat beban gempa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar displacement dari model struktur portal tanpa dinding, dengan dinding penuh, dan dengan dinding tidak penuh (ada bukaan) akibat gempa yang dianalisis secara linier. Kemudian dilakukan studi kasus pada bangunan rumah sederhana dengan dan tanpa dinding. Selanjutnya level kinerja bangunan rumah tinggal sederhana tanpa dinding (open frame) dan rumah tinggal sederhana dengan dinding yang dianalisis menggunakan metode analisis pushover yang merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan bangunan terhadap gempa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinding memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kekakuan lateral bangunan rumah sederhana yang ditinjau. Rumah sederhana dengan dinding lebih kecil displacementnya dibandingkan dengan rumah sederhana tanpa dinding. Level kinerja berdasarkan ATC 40 masuk dalam kategori Immediate Occupancy yang artinya rumah masih dalam kondisi aman dan segera dapat digunakan kembali pasca gempa. Pola keruntuhan bangunan tidak sesuai dengan prinsip kolom kuat balok lemah. Kata kunci: dinding,  rumah tinggal sederhana, analisis pushover, level kinerj, gempa.
PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON Umboh, Alfian Hendri; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, pembangunan konstruksi-konstruksi beton, khususnya yang memerlukan persyaratan yang sederhana dengan menggunakan semen murni merupakan sebuah pemborosan dari segi biaya. Untuk menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan tersebut, maka pemakaian High Volume Fly ash Concrete untuk menggantikan pemakaian beton normal menjadi salah satu solusi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggantian sebagian semen dengan abu terbang (fly ash) terhadap kuat tekan beton mutu normal. Untuk tipe abu terbang yang digunakan yaitu abu terbang kelas C. Komposisi variasi penambahan abu terbang (fly ash) sebanyak 0%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk silinder, yang diuji pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji silinder (diameter 100 mm dan tinggi 200 mm) sebanyak 96 sampel dan terdiri dari 6 variasi konsentrasi abu terbang pada pengujian 7, 14, 21, 28 hari dan masing-masing variasi sebanyak 16 sampel. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan persentase abu terbang (fly ash) sebesar 30%,40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada presentase abu terbang (fly ash) 30% yaitu sebesar 24,18 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tekan terendah pada presentase abu terbang (fly ash) 70% yaitu sebesar 3,645 MPa untuk umur beton 7 hari. Kata kunci: abu terbang (fly ash), kuat tekan
PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR DAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT RINGAN BATU APUNG DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Lomboan, Felisa Octaviani; Kumaat, Ellen J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 4 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton sebagai bahan konstruksi untuk bangunan sipil paling banyak digunakan saat ini. Hal tersebut dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan yang lain diantaranya harga relatif murah, mudah dibentuk, kemampuan menahan kuat tekan yang tinggi, serta ketahanan yang baik terhadap cuaca dan lingkungan. Namun penggunaan beton juga memiliki kekurangan yaitu berat struktur yang besar akibat beban dari beton itu sendiri dan beban-beban lain. Untuk mengatasinya digunakan beton ringan untuk keperluan beton non-struktural. Pada umumnya beton ringan sama seperti beton normal hanya saja agregatnya diganti dengan agregat ringan. Penelitian ini mengenai “Pengujian Kuat Tekan Mortar dan Beton Ringan Batu Apung dan Abu Sekam Padi Sebagai Substitusi Parsial Semen”. Pengujian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggantian batu apung sebagai agregat kasar (beton), agregat halus (mortar), dan ASP sebagai substitusi parsial semen. Penelitian dilakukan dengan tiga variasi ASP yaitu 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Benda uji beton berbentuk silinder dengan ukuran 100/200 mm dan mortar 50x50x50 mm. Benda uji untuk masing-masing variasi berjumlah 4 untuk beton dan 5 untuk mortar, pengujian dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh berat isi maksimum 1616,894 kg/m3 untuk beton dan 1388,64 kg/m3 untuk mortar, dengan kuat tekan maksimum pada umur 28 hari yaitu 14,05 MPa untuk beton pada ASP 0% dan 14,61 MPa untuk mortar pada ASP 15%. Penggunaan ASP pada beton menurunkan kuat tekan beton karena makin banyak kandungan ASP dalam campuran beton maka nilai FAS akan semakin besar disebabkan adanya penambahan air pada saat pencampuran. Kata Kunci:  beton ringan, mortar, batu apung, abu sekam padi, substitusi parsial semen, kuat tekan
ANALISA RANGKA BATANG STRUKTUR MENARA TANGKI AIR AKIBAT GEMPA Agthen, Yonasdi Afdar; Windah, Reky S.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa memiliki pengaruh yang cukup besar untuk struktur rangka batang yang pusat beban utamanya bekerja pada bagian struktur paling atas, misalnya struktur rangka batang menara tangki air. Ketika gempa tejadi, struktur mengalami pepindahan vertikal dan horisontal. Gaya gempa dalam arah vertikal hanya sedikit mengubah gaya gravitasi yang bekerja pada struktur yang umunya direncanakan terhadap gaya vertikal dengan faktor keamanan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, struktur jarang runtuh akibat gaya gempa vertikal. Sebaliknya gaya gempa horisontal bekerja pada titik-titik yang lemah pada struktur yang tidak cukup kuat dan akan menyebabkan keruntuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh gempa pada struktur menara tangki air dengan menggunakan metode kekakuan, analisa dilakukan dengan mengubah beban gempa menjadi beban nominal statik ekuivalen yang bekerja pada titik-titik kumpul bagian paling atas struktur menara tangki air. Hasil dari analisa dengan menggunakan metode kekakuan ini akan dibandingkan dengan hasil analisa dengan menggunakan program SAP2000.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perpindahan (displacement) arah horisontal yang terjadi pada menara tangki air dengan kondisi tangki terisi penuh lebih besar daripada displacement yang terjadi pada kondisi tangki terisi setengah dan kondisi tangki kosong. Kata Kunci: Rangka Batang, Menara Tangki Air, Gempa, Metode Kekakuan
KESTABILAN SOLUSI NUMERIK SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL AKIBAT GEMPA DENGAN METODE NEWMARK (Studi Kasus: Menghitung Respons Bangunan Baja Satu Tingkat) Rompas, Griebel H.; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 1 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode Newmark merupakan salah satu prosedur numerik yang biasa digunakan untuk menganalisa respon struktur terhadap beban gempa. Metode ini mempunyai dua parameter penting yaitu β dan , yang menetapkan variasi dari percepatan terhadap selang waktu dan menentukan karakteristik kestabilan dan akurasi dari metode tersebut. Apabila dipakai nilai γ = dan β = , artinya digunakan prinsip metode percepatan rata-rata. Sedangkan apabila dipakai nilai γ = dan β = , maka digunakan prinsip metode percepatan linear. Dan seperti metode numerik yang lain pada umumnya, kedua prinsip ini masing-masing juga mempunyai tingkat kestabilan dan akurasi yang berbeda-beda. Kestabilan dan ketelitian/akurasi proses numerik akan terjaga apabila dipakai nilai selang waktu (Δt) yang relatif kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari seberapa kecil nilai Δt yang harus digunakan untuk mendapatkan respon struktur yang stabil dan akurat. Struktur dimodelkan menjadi sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) dan dikenakan beban impuls setengah gelombang sinus. Perhitungan respons menggunakan kedua prinsip di atas, masing-masing dilakukan variasi untuk nilai Δt dan periode (T). Prosedur ini dilakukan dengan bantuan program MS Excel. Hasil perhitungan menunjukkan untuk rata-rata prosentase perbedaan nilai hasil simpangan ≤ 1 %, kurang lebih diperlukan rata-rata nilai Δt = 0,007 T bila menggunakan prinsip percepatan linear, dan Δt = 0,005 T bila menggunakan prinsip percepatan rata-rata. Dengan kata lain, metode percepatan linear lebih efisien dalam mendapatkan hasil yang akurat dibandingkan metode percepatan rata-rata. Sebaliknya, metode percepatan linear mempunyai syarat nilai Δt tertentu agar proses numerik dapat dikatakan stabil (conditionally stable). Ketika digunakan Δt > 0,551 T respons yang dihasilkan oleh metode percepatan linear semakin lama semakin besar seiring pertambahan waktu meskipun adanya efek redaman dan ciri khas dari beban impuls dimana respons yang dihasilkan seharusnya semakin lama semakin kecil. Metode ini dapat dikatakan stabil ketika digunakan Δt < 0,551 T. Sedangkan metode percepatan rata-rata tetap stabil untuk berapa pun nilai Δt yang digunakan. Kata kunci : Metode Newmark, SDOF, kestabilan dan akurasi numerik
PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK Andrean, Stevie; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton bertulang adalah bahan yang sangat luas dipakai dalam perencanaan konstruksi, dan diketahui banyak sekali parameter yang ada dalam pembentukan elemen beton bertulang seperti tinggi, lebar, luas penulangan, regangan baja, regangan beton, tegangan baja dan sebagainya. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah tulangan tarik pada balok beton bertulang dan kekuatan lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian eksperimential di laboratorium terhadap balok beton bertulang yang diberikan variasi tulangan tarik, maka diperoleh suatu nilai kekuatan lentur balok yang berbeda pula. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar ratio tulangan tarik maka semakin besar pula kekuatan lentur yang didapat. Dalam penelitian ini menunjukan efisiensi penulangan dimana kita harus memperhatikan besar benda uji yang digunakan serta alat tes yang akan digunakan, karena pada pengujian ini menggunakan alat tes lentur hidrolik maka beban saat runtuh belum tercapai yang artinya pada saat baja memberikan kekuatan lawan beton sudah hancur duluan dan mesin berhenti otomatis. Untuk itu perlu adanya mesin lentur yang bekerja hingga menghasilkan beban maksimum atau beban runtuh agar bias dilihat kemampuan maksmimal dari balok tersebut. Kata kunci : Beton,Kuat Lentur, Tulangan Tarik
Co-Authors . Fakhurrazy, . . Sudarman Adrian Philip Marthinus, Adrian Philip Agthen, Yonasdi Afdar Alfian Hendri Umboh Banu Dwi Handono, Banu Dwi Berny Andreas Engelbert Rumimper Bonny M. M. Ointu Boyoh, Ezra Ronaldo Bryan Jeferson Tololiu Chandra Hansun Tanudjaja Christy Merril Rantung Crisando Daniels Matani Dewi, Yosefa Flaviana Zynthia Ellen J. Kumaat Fanto Pardomuan Pane, Fanto Pardomuan Felisa Octaviani Lomboan, Felisa Octaviani Femmy Nurul Akbar Filia Eunike Sofia Paat Fillino Erwinsyah Geertruida Eveline Untu, Geertruida Eveline Gerry F. Waworuntu Griebel H. Rompas H. Tanudjaja Handy Yohanes Karwur Hierico Manalip Hieryco Manalip Hizkia Yehezkiel Mamesah James Albert Kaunang, James Albert Jenefer Teofany Kaontole, Jenefer Teofany Jorry D. Pangouw Lilik Fauziah Marthin D. J. Sumajouw Mielke R. I. A. J. Mondoringin, Mielke R. I. A. J. Muhammad Igbal Murdianto, Wisnu Olivia Maria Tumurang Ondang, Celien Quinli Oryza Dewayanti Pala'biran, Oman Anri Palallo, Febriani Palit, Heronica Imanuel Randhy Raymond Mandolang, Randhy Raymond Revie O. F. Wantalangie, Revie O. F. Reza Adeputra Polii, Reza Adeputra Rienanda, Farren Evangelistha Riger Manuahe Ronny E. Pandaleke Rosie Arizki Intan Sari Rowland Badenpowell Edny Turang Ruddy Tenda Salassa, Verian Vernando Servie O. Dapas Sesty E. J. Imbar Siajaya, Kiemberly Steenie E. Wallah Stevie Andrean, Stevie Sumanti, Fitzgerald F. A. E. Tarihoran, Eko Tumbal, Tesalonika Elisabet Flona Winny J. Tamboto Yohanes Trian Dady, Yohanes Trian