Eka Wiratnaya
Departemen Orthopaedi Dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

PREVALENSI MULTIPLE MYELOMA BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN DAN LESI PADA TULANG DI RSUP SANGLAH/FK UNUD PERIODE 2013-2017 Khema Metta Wijaya; Gde Eka Wiratnaya; Gede Budhi Setiawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.767 KB)

Abstract

Prevalensi multiple myeloma mengalami peningkatan setiap tahunnya, termasuk di Indonesia. Kasus multiple myeloma pada umumnya terjadi pada pasien usia lanjut dengan jenis kelamin laki-laki. Pada hampir sebagian besar kasus multiple myeloma ditemukan lesi osteolitik pada tulang dengan manifestasi klinis fraktur patologis. Di Bali pada khususnya, belum banyak terdapat penelitian epidemilogi terkait multiple myeloma. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi multiple myeloma berdasarkan umur, jenis kelamin dan lokasi lesi tulang di RSUP Sanglah/FK Unud periode 2013-2017. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif dengan subjek sejumlah 24 pasien multiple myeloma dari tahun 2013-2017. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari Poli Ortopedi dan Traumatologi RSUP Sanglah. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kasus multiple myeloma di RSUP Sanglah adalah 4,64% dengan kasus terbanyak terjadi pada tahun 2017 (33,3%). Sekitar 45,8% pasien multiple myeloma berada pada kelompok umur 51-60 tahun. Persentase kasus multiple myeloma pada pasien laki-laki lebih besar dibanding pasien wanita (54,2% : 45,8%). Lesi osteolitik dengan manifestasi fraktur patologis paling banyak ditemukan pada tulang humerus, yaitu sebesar 41,7% Kata Kunci: Multiple myeloma, prevalensi, umur, jenis kelamin, lokasi lesi tulang.
PREVALENSI METASTATIC BONE DISEASE (MBD) BERDASARKAN UMUR, LOKASI, DAN TUMOR PRIMER DI RSUP SANGLAH/FK UNUD PERIODE 2013-2017 Dewa Ayu Karunia Dewi; Gde Eka Wiratnaya; Gede Budhi Setiawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.379 KB)

Abstract

Metastasis merupakan penyebaran kanker dari bagian tubuh utama saat kanker itu dimulai ke bagian lain dari tubuh tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Prevalensi Metastatic Bone Disease (MBD) berdasarkan Umur, Lokasi, dan Tumor Primer di RSUP Sanglah/FK Unud Periode 2013-2017.Penelitian ini adalah suatu penelitian cross sectional deskriptif untuk mengetahui prevalensi dan distribusi umur , lokasi , dan tumor primer penderita MBD di RSUP Sanglah, Denpasar. Berdasarkan data umur didapatkan umur 45-64 paling banyak mengalami MBD. Lokasi metastase terbanyak yaitu pada tulang femur yang merupakan tulang panjang. Asal tumor primer terbanyak pada MBD berdasarkan data yaitu Unknown Origin .Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data umur didapatkan umur 45-64 paling banyak mengalami MBD yaitu 56,81% . Lokasi metastase terbanyak yaitu pada tulang femur 34,09 %. Asal tumor primer terbanyak yaitu Unknown Origin 31,81%. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan jangka waktu yang lebih banyak sehingga lebih dapat menggambarkan prevalensi MBD yang terjadi. Kata kunci: Metastatic Bone Disease, tumor primer, lokasi, prevalensi
PREVALENSI FRAKTUR RADIUS DISTAL PADA LANSIA DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013-2014 Ngakan Gde Agung Panji Khrisna Sudharma; I Gede Eka Wiratnaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.352 KB)

Abstract

Fraktur radius distal merupakan salah satu jenis fraktur yang dewasa ini prevalensinya terus mengalami peningkatan. Kelompok usia yang paling rentan mengalami fraktur ini adalah kelompok usia anak-anak dan lanjut usia. Namun fraktur radius distal pada kelompok usia dewasa memiliki dampak yang signifikan. Beberapa etiologi meliputi ketidakstabilan sendi radioulnar distal, keganasan di regio karpal, dan trauma yang berenergi, dengan faktor risiko yang paling tinggi adalah osteoporosis. Untuk diagnosis fraktur radius distal sendiri bisa dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa x-ray ­dengan posisi PA dan lateral. Rancangan restrospektif deskriptif study dipilih dalam penelitian deskriptif ini, terhadap pasien fraktur radius distal pada lansia. Lokasi penelitian bertempat di di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2013 – 2014. Subjek penelitian merupakan penderita fraktur radius distal lansia di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dengan metode pemilihan subjek menggunakan total sampling. Hasilnya pasien yang menderita frakur radius distal berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 sampel (30%) dan perempuan sebanyak 7 sampel (70%). Kesimpulannya dari 10 pasien fraktur radius distal pada kelompok umur lanjut usia, 8 kasus dengan mechanism of injury terjatuh (fall on same level from slipping, tripping and stumbling causing accidental injury), sedangkan 2 kasus lainnya mechanism of injury tidak diketahui. Kata kunci :fraktur radius distal, lanjut usia
PREVALENSI TUMOR TULANG JINAK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013-2015 I Gede Nata Desrianta; I Gede Eka Wiratnaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i11.P18

Abstract

ABSTRAK Tumor tulang jinak merupakan salah satu jenis tumor tulang yang banyak ditemukan sebelum usia 40 tahun. Angka statistik kejadian tumor tulang jinak di Indonesia belum diketahui secara pasti oleh karena tidak terdapat pusat data mengenai tumor tulang jinak secara menyeluruh. Beberapa rumah sakit ditemukan telah mengumpulkan data penderita tumor tulang jinak secara mandiri. Hasil penelitian pada salah satu rumah sakit di Medan mendapatkan prevalensi tumor tulang jinak mencapai 6,7%, sedangkan prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di rumah sakit di Bandung yaitu mencapai 57%. Meski tumor tulang jinak merupakan kasus yang jarang, namun dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu menurunkan laju morbiditas atau bahkan mencegah mortalitas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan retrospektif untuk mendapatkan prevalensi tumor tulang jinak di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2013–2015 dengan menggunakan data sekunder rekam medis periode 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2015, dengan metode pengumpulan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian mendapatkan jumlah kasus tumor tulang jinak yaitu sebanyak 30 kasus, dengan prevalensi terhadap penduduk Bali yaitu sebesar 7,5 x 10-6 %. Distribusi proporsi tumor tulang jinak tertinggi berdasarkan umur yaitu umur 26-35 tahun, sebesar 33,4%, berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki, sebesar 60%, berdasarkan jenis tumor yaitu giant cell tumor, sebesar 53,3%, dan berdasarkan lokasi tumor yaitu tulang femur sebesar 26,8%. Kata kunci : Prevalensi, tumor tulang jinak, Sanglah
PROFILE PENDERITA LUKA BAKAR DI UNIT LUKA BAKAR RSUP SANGLAH DENPASAR (2013-2015) Pande Putu Esa Cesarani; Agus Roy Rusly Hariantana Hamid; I Gede Eka Wiratnaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.916 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i3.P08

Abstract

Luka bakar merupakan penyebab kasus trauma berat dalam keadaan darurat perawatan kesehatan di dunia. 1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penderita luka bakar tahun 2013 sampai tahun 2015 di RSUP Sanglah Denpasar. Data yang didapat dianalisa secara deskriptif cross-sectional. Penelitian telah dilaksanalan pada bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juli 2018 di Divisi Bedah Plastik RSUP Sanglah Denpasar. Data dikumpulkan dengan teknik total sampling dengan mengumpulkan data sekunder. Data yang dicari yaitu etiologi luka bakar, usia, jenis kelamin, derajat luka bakar, dan juga luas luka bakar. Hasil penelitian dianalisis menggunakan SPSS secara desktiptif untuk mengetahui presentase jumlah penderita luka bakar. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 57 sampel ditemukan usia yang sering mengalami luka bakar yakni usia 31-40 tahun (28,1%), sering dialami oleh perempuan (70,2%). Kejadian luka bakar sering diakibatkan oleh api (70,2%) dan derajat II (77,1%) paling sering dialami dengan luas luka tersering yakni kurang dari 20% (57,1%). Dapat disimpulkan bahwa api merupakan etiologi utama yang menyebabkan luka bakar. Derajat II dengan luas luka bakar kurang dari 20% lebih sering ditangani dan perempuan lebih rentan mengalami luka bakar. Rentang usia 31 sampai 40 tahun merupakan penderita terbanyak luka bakar di RSUP Sanglah tahun 2013 hingga 2015. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca megetahui profil atau prevalensi penderita luka bakar di Bali tahun 2013-2015 yang diwakili sampel pasien di Divisi Bedah Plastik, RSUP Sanglah. Kata Kunci: Luka Bakar, usia, jenis kelamin, etiologi, derajat, luas luka
Prevalensi fraktur terbuka ekstremitas bawah grade III di RSUP Sanglah Denpasar periode bulan Januari - Juli tahun 2014 Gusti Made Laksmana Aris Saputra; I Gede Eka Wiratnaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.445 KB)

Abstract

The open fractures are fractures which the bone throughout the skin, it can be infected by the outside effect of the body. The complication fracture is it come of complications such as malunion, delayed union, nounion and bone infections. The age group most susceptible to get this facture is the age group of adolescents and adults. The open Ekretremitas fractures of Type III, in the adult group have a significant impact. The diagnosis of open extremity fractures grade III will be able to directly diagnosed by physical examinationThis research is a descriptive research used by retrospective descriptive study draft of the patients with lower limb open fracture grade III in General Hospital Sanglah period from January to July 2014. The subjects were patients with open fractures of the lower limb of grade III are treated in the Central Public Hospital of Sanglah the subject selection used by total sampling method.The results have to be found of lower limb open fracture grade III in the children group , patients suffering from lower extremity open fracture type III, there is no data in male and there is 1 sample in female (100%). In the adolescent age group, patients suffering from lower extremity open frakur type III there are 7 samples in male (63.6%), and 4 samples in female (36.4%). In the group of early adulthood, patients suffering from lower extremity open frakur type III, there are 4 samples in male (80%), and 1 sample in female (80%). In the age group of middle adulthood, patients suffering from lower extremity open frakur grade III there are 4 samples in male (66.7%), and 2 samples in female (33.3%). In the age group of elderly patients suffering from lower extremity open frakur grade III- there is no data in male and 1 sample in female (100%). All lower limb open fracture grade III in General Hospital Sanglah caused by traffic accidents (traffic accident). Keywords: lower limb open fracture grade III, kids, teens, early adulthood, middle age, elderly
PRIMARY MALIGNANT BONE TUMOR CHONDROSARCOMA OF THE STERNUM I Ketut Suyasa; Gede Ketut Alit Satria Nugraha; I Gede Eka Wiratnaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.012 KB)

Abstract

The primary sternal tumor is rare, with its incidence representing 0.6-0.9% of all primary bone tumors. The current study aimed to report a rare case of chondrosarcoma in the body of sternum, which was successfully treated.Chondrosarcoma is a primary malignant bone tumor that is composed of cartilage-producing cells or chondrocytes. It is one of the most challenging bone tumors to diagnose and treat. These cartilage lesions may have inconclusive features, necessitating close follow-up or biopsy. On radiographs, the radiologist should look for aggressive features such as focal erosion with abrupt margins, periosteal reaction or cortical breakthrough. In our case, none of the typical radiographic changes of chondrosarcoma appeared on chest imaging studies, and the diagnosis was based on biopsy. Surgery is the best therapeutic option for a sternal tumor. In some cases, radiation and or chemotherapy may be used pre- or post-operatively. Chondrosarcoma is a malignant cartilage-forming tumor of bone. It is rarely found in the sternum, making the case presented herein rare and the diagnosis to be complicated. Multidisciplinary management of this case is necessary to make diagnosis and treatment. Keywords: Chondrosarcoma, Sternum, Sternal tumor, rare bone tumor, Primary malignant bone tumor, Tumor diagnostic, Tumor histopathology
PREVALENSI OSTEOSARKOMA BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN, DAN LESI PADA TULANG DI RSUP SANGLAH/FK UNUD PERIODE 2013-2017 Made Karina Duta Dwijayanti; Gde Eka Wiratnaya; Gede Budhi Setiawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.142 KB)

Abstract

Osteosarkoma merupakan salah satu jenis tumor ganas primer dari kerangka tubuh yang ditandai dengan pembentukan langsung tulang dewasa atau jaringan osteoid oleh sel-sel tumor, yang dimana mayoritas menyerang remaja atau dewasa muda. Laki-laki lebih beresiko terkena osteosarkoma dibandingkan perempuan. Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis tulang panjang dimana lempeng pertumbuhannya yang sangat aktif yaitu; pada distal femur, proksimal tibia dan fibula,proksimal humerus, dan pelvis. Di Bali pada khususnya, belum ada data yang valid sebagai catatan kejadian osteosarkoma berdasarkan umur, jenis kelamin dan lokasi lesi tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi osteosarkoma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan lesi pada tulang di RSUP Sanglah/FK Unud. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sumber data berasal dari data sekunder yaitu rekam medis pasien osteosarkoma di RSUP Sanglah/FK Unud selama 5 tahun terakhir, yakni dari tahun 2013-2017. Distribusi variabel penelitian yaitu umur, jenis kelamin, dan lesi tulang. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu dengan memaparkan secara numerik dan grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) jumlah kasus pasien osteosarkoma di RSUP Sanglah/FK Unud periode 2013-2017. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi osteosarkoma di RSUP Sanglah adalah 11,60%. Insiden terbanyak terjadi pada rentang usia 11-20 tahun yaitu sebanyak 37 pasien (67,1%). Persentase laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 71,7% pada laki-laki dan 28,3% pada perempuan. Letak lesi terbanyak pada tulang femur yaitu sebesar 50,0%. Kata Kunci: Osteosarkoma, prevalensi, umur, jenis kelamin, lesi pada tulang.
Perbedaan Kadar Tumor Marker CEA dan CA 125 Antara Karsinoma Paru dengan Metastase Tulang dan Karsinoma Paru Tanpa Metastase Tulang di RSUP Sanglah Denpasar Kezia Aurelia Tamzil; I Gede Eka Wiratnaya; Putu Astawa; I Ketut Suyasa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lung carcinoma is one of the most common malignancies metastasized to bone, as much as 30-40% of lung malignancies metastasize to bone in the course of the disease. Carcinoembryonic Antigen (CEA) and Cancer Antigen 125 (CA 125) are tumor markers often used to assess lung malignancy. Eventhough the character of tumor markers are less sensitive and specific, some evidence address an increase in these tumor markers in the case of lung malignancies which metastasize to bone. The purpose of this study is to prove an increase in the levels of tumor markers CEA and CA 125 in lung carcinoma with bone metastases compare to lung carcinoma without bone metastases. A cross sectional study consecutively by reviewing lung carcinoma with bone metastases and without bone metastases in patient’s medical record between 2013-2021 at RSUP Sanglah Denpasar. Of 50 lung carcinoma patients (25 patients with bone metastases and 25 patients without bone metastases), levels CEA and CA 125 tumor markers were processed using SPSS. The results showed levels of CEA were significantly higher in lung carcinoma with bone metastases (p=0,028), but levels of CA 125 were not significantly higher in lung carcinoma with bone metastases (p=0,796). The results of the study concluded that levels of CEA could be used as a valuable marker to assess lung malignancy which metastasized to bone in clinical application. Keywords: Tumor Marker Levels, CEA, CA 125, Lung Carcinoma, Bone Metastases
KARAKTERISTIK OSTEOSARKOMA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. I.G.N.G. NGOERAH DENPASAR Made Maharani Calistha Ghanaputri; I Gede Eka Wiratnaya; I Ketut Suyasa; Anak Agung Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Osteosarkoma adalah keganasan jaringan tulang yang dapat ditemukan pada anak-anak, remaja, serta lansia. Osteosarkoma memerlukan pendeteksian dan penanganan sejak dini. Tujuan: Mengetahui karakteristik penderita osteosarkoma di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar Tahun 2018 – 2020 berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tulang, klasifikasi tipe lesi, dan penatalaksanaan. Metode: Sampel populasi penelitian ini adalah penderita osteosarkoma yang dirawat di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar pada tahun 2018 – 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan lini waktu secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil dan Kesimpulan: Sebagian besar penderita berada dalam kelompok usia 11-20 tahun. Sebagian besar penderita berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar lesi terjadi pada os femur. Lesi kebanyakan adalah osteosarkoma konvensional. Sebagian besar penderita menjalani perawatan kemoterapi. Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas serta untuk menemukan hubungan antarvariabel dengan outcome penderita. Kata kunci : Karakteristik, Kemoterapi, Osteosarkoma, Tumor Tulang