Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : JSFK (Jurnal Sains Farmasi

Aplikasi Gold Nanopartikel dengan Bahan Alam sebagai Kosmetik Pemutih Wajah: Tinjauan Sistematis Lisnawati Tiara Putri; Yandi Syukri; Sista Werdyani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.426 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.116-127.2021

Abstract

Penggunaan bahan alam sebagai pemutih memiliki keuntungan lebih aman meskipun penyerapan dalam kulit relatif rendah. Oleh karenanya, pengembangan nanopartikel emas (AuNPs) bahan alam dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Review ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait pengembangan bahan alam dengan nanopartikel emas yang berkhasiat sebagai agen pemutih. Identifikasi dilakukan dengan mencari literature melalui media pubmed, Science Direct, dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci ‘gold nanoparticle’, ’natural ingredients’, ’ cosmetics’, ‘tyrosinase inhibition’,’ melanin’ dan ’whitening’. Pencarian didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah di tetapkan. Hasil evaluasi literatur menunjukkan pengembangan bahan alam sebagai pemutih kulit telah banyak dikembangkan, namun dikarenakan  sifat senyawa aktif sulit terserap menyebabkan hasil yang kurang maksimal dalam menghambat aktivitas tirosinase. Sehingga dilakukan modifikasi dalam bentuk nanopartikel emas untuk mempermudah proses penyerapan. Hasil pengujian aktivitas tirosinase bahan alam dalam bentuk nanopartikel emas lebih baik jika dibandingkan dengan bahan alam dalam bentuk ekstrak. Hal ini ditunjukan dengan nilai IC50 yang semakin kecil jika dibandingkan dengan dengan bahan alam dalam bentuk ekstrak
Pengembangan Self-Nano Emulsifying System (SNES) Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): Formulasi, Karakterisasi, dan Stabilitas Hannie Fitriani; Annisa Fitria; Isnatin Miladiyah; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 3 (2021): J Sains Farm Klin 8(3), Desember 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.661 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.3.332-339.2021

Abstract

Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang sukar larut dalam air sudah banyak dikaji dan potensial untuk pengobatan berbagai penyakit. Pembuatan Self-Nano Emulsifying System (SNES) merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kelarutan dan ketersediaan hayati suatu zat aktif obat dengan mencampurkannya ke dalam pembawa yang sesuai. Penelitian bertujuan untuk memformulasi, karakterisasi dan menguji stabilitas SNES ekstrak temulawak. Pembuatan SNES dimulai dari skrining dan optimasi pembawa ekstrak temulawak yang terdiri beberapa minyak, surfaktan dan kosurfaktan. SNES ekstrak temulawak dikarakterisasi meliputi pengukuran transmittan, ukuran partikel, indeks polidispersi (IP), potensial zeta, penentuan stabilitas termodinamika, uji ketahanan dan uji stabilitas dipercepat. Formula optimal SNES ekstrak temulawak adalah kombinasi Labrasol (20%), Tween 20 (60%), dan propilenglikol (20%), dengan drug loading ekstrak temulawak adalah 23%. Nilai parameter karakterisasi yang didapatkan adalah transmittan 100,2 ± 0,0%, ukuran partikel 13,0±1,4 nm dengan IP 0,3 ± 0,1, dan potensial zeta -42,4 ± 0,6 mV. Uji stabilitas termodinamika menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase. Uji ketahanan menunjukkan bahwa ukuran partikel stabil selama proses pengenceran. Selain itu, SNES ekstrak temulawak stabil selama uji stabilitas dipercepat selama 3 bulan. Disimpulkan bahwa, SNES ekstrak temulawak menghasilkan sediaan yang stabil dengan drug loading yang tinggi.
Fabrikasi dan Studi Stabilitas Self-Nano Emulsifying Propolis menggunakan Minyak Kesturi sebagai Pembawa Yandi Syukri; Ziyyatul Kholidah; Lutfi Chabib
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 3 (2019): J Sains Farm Klin 6(3), Desember 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.244 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.3.265-273.2019

Abstract

Propolis merupakan resin yang sukar larut dalam air yang dihasilkan lebah, berkhasiat sebagai antibakteri, antioksidan, serta antiinflamasi. Salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan obat adalah teknologi self-nano emulsifying (SNE). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi, karakterisasi, dan studi stabilitas SNE propolis dengan pembawa minyak kesturi, cremophor RH 40, dan PEG 400. Preparasi SNE dilakukan dengan mencampurkan propolis dengan pembawa. Area nanoemulsi ditentukan dengan konstruksi diagram fase terner. Karakterisasi dilakukan dengan penentuan ukuran partikel, zeta potensial, transmitan, stabilitas termodinamika, uji ketahanan, dan uji stabilitas dipercepat. Daerah nanoemulsi terdapat pada F1-F9 dengan range komposisi minyak kesturi (10-30%), cremophor RH 40 (40-80%), dan PEG 400 (10-40%). Kesembilan formula menghasilkan nilai transmitan pada 96-99%, ukuran partikel 10-40 nm, serta zeta potensial kurang dari -40 mV. Uji ketahanan menunjukkan hasil yang baik pada F4 (1: 5: 4), F5 (2: 7: 1), dan F6 (2: 6: 2). Uji stabilitas dipercepat, F5 (2: 7: 1) menghasilkan SNE yang paling optimal karena tidak teramati pemisahan fase dan pengendapan, dengan karakterisasi nilai transmitan antara 97-99%, ukuran partikel antara 16-19 nm, dan nilai PDI 0,1-0,2. Dapat disimpulkan bahwa SNE propolis dengan pembawa minyak kesturi, cremophor RH 40, dan PEG 400 menghasilkan karakteristik dan profil stabilitas yang baik.
Validasi Penetapan Kadar Isolat Andrografolid dari Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Menggunakan HPLC Yandi Syukri; Agung Endro Nugroho; Ronny Martien; Endang Lukitaningsih
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 2, No 1 (2015): J Sains Farm Klin 2(1), November 2015
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.282 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2015.2.1.42

Abstract

The aim of study was to develop quantitative analysis of isolated andrographolide from Andrographis paniculata and different solvent for prelimenary studies to preperation Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) using HPLC. The separation was acquired on Sunfire C18 column with an isocratic mixture of methanol and water at a ratio of 6:4, v/v as a mobile phase. The method to determine the content of isolated andrographolide showed an adequate precision, with a RSD smaller than 1%. The accuracy was analyzed by adding the standard andrographolide, and good recovery values were obtained for all concentrations used. The HPLC method developed in this study showed specificity and selectivity with linearity in the working range and good precision and accuracy, making it very suitable for the quantification of isolated andrographolide. Compared to the standard, the purity of the isolated andrographolide was 95.74 ± 0.29 %. Prelimenary study to determined the highest solubility of isolated andrographolide in oil, surfactant and co-surfactant phases for preperation of SNEDDS were obtained 1.226 ± 0.009 of Capryol-90, 2.965 ± 0.014 of tween 20, and  6.074 ± 0.101 mg mL-1 of PEG 400, respectively. Conclusion, this method suitable used to determination solublity of isolated andrographolide for preperation SNEDDS. 
Penggunaan D-Optimal Mixture Design untuk Optimasi dan Formulasi Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEEDS) Asam Mefenamat Yandi Syukri; Bambang Hernawan Nugroho; Istanti Istanti
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 3 (2020): J Sains Farm Klin 7(3), Desember 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.819 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.3.180-187.2020

Abstract

This study aimed to optimize and formulate the poorly water-soluble mefenamic acid in the self-nano emulsifying drug delivery system (SNEDDS) using D-optimal mixture design. The initial screening was carried out to determine phases of the oil, surfactants, and co-surfactants used to prepare the ternary phase diagram. D-optimal mixture design was used to optimize SNEDDS loading mefenamic acid by selecting SNEDDS composition as an independent factor and SNEDDS characterization as a response. SNEDDS in the optimal formula were characterized, including transmittance, particle size, polydispersity index (PDI), and zeta potential. Oleic acid, Tween 80, and polyethylene glycol (PEG) 400 were the selected oil, surfactant, and co-surfactant phases for their greatest ability to dissolve mefenamic acid. The optimization results showed that the optimal formula was that using 10% oleic acid, 80% of Tween 80, and 10% of PEG 400. SNEDDS loading mefenamic acid produced nanoemulsion with 88.5% of transmittance, 190.03 ± 1.18 nm of particle size, 0.469 ± 0.03 of PDI, and -44.1 ± 1.69 mV of zeta potential. This study concludes that the D-optimal mixture design can be used to optimize and prepare the SNEDDS loading poorly-water soluble mefenamic acid.
Pemilihan Bahan Pengisi untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) Yandi Syukri; Joko Tri Wibowo; Ade Herlin
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 1 (2018): J Sains Farm Klin 5(1), April 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.148 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.1.66-71.2018

Abstract

Buah mahkota dewa merupakan tanaman yang digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kanker. Pengembangan produk mahkota dewa menjadi bentuk sediaan tablet akan lebih menjamin khasiat dan efek yang diinginkan, dan pengaturan dosis yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memilih bahan pengisi yang tepat untuk formulasi tablet ekstrak buah mahkota dewa sehingga memenuhi persyaratan kontrol kualitas sebagai sediaan tablet. Ekstraksi yang digunakan untuk mendapatkan flavonoid sebagai anti kanker yaitu dengan perkolasi. Tablet dibuat dengan teknik granulasi basah, kemudian dilakukan uji sifat fisik tablet yaitu keragaman bobot, keseragaman ukuran, kerapuhan, kekerasan, waktu hancur dan uji kandungan  flavonoid pada tablet. Hasil sifat fisik ketiga formula menghasilkan kekerasan untuk tablet dengan pengisi laktosa; amilum; dan kalsium fosfat adalah 6,00 ± 0,52; 4,76 ± 0,35; dan 5,93 ± 0,28 kg. Berikut kerapuhan adalah 0,30 ± 0,1; 1,67 ± 0,58;  dan 0,47 ± 0,06 % untuk bahan pengisi laktosa, amilum dan kalsium fosfat. Waktu hancur adalah 4,26  ± 0,29; 5,69 ± 0,28; dan 3,89 ± 0,19 menit untuk bahan pengisi laktosa, amilum dan kalsium fosfat. Disimpulkan, bahwa tablet yang memiliki sifat fisik yang paling baik adalah tablet dengan bahan pengisi kalsium fosfat karena memenuhi semua persyaratan Farmakope dan waktu hancur paling cepat.
Formulasi Sediaan Nano Herbal Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dalam Bentuk Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Budy Wijiyanto; Primadara Damayanti; Mira Amaliasari Sitorus; Ratih Dyah Listianingrum; Arifa Caryn Dea; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 3, No 1 (2016): J Sains Farm Klin 3(1), November 2016
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.065 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2016.3.1.99

Abstract

Tempuyung (Sonchus arvensis L.) is a plant native to Indonesia with a diuretic and antioxidant effect. To obtain the optimal therapeutic effect need innovation to make it the nano herbs preparations. This research aims to preparation and characterization of nano herbal tempuyung in the form of Nano Self-emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). The active substance of tempuyung was extracted with ethanol and the solvent evaporated to obtain a viscous extract. Extracts were standardized following the Indonesian Pharmacopeia Herbal. Next, the SNEDDS of tempuyung were made using Capryol-90 as oils, tween 20 as surfactants and PEG 400 as co-surfactant. SNEDDS was characterized include particle size and zeta potential. The viscous extract obtained from extraction was 77.52 g. This result has been eligible if compared with Indonesian Pharmacopoeia Herbal that mentions the acquisition of thick leaf extract tempuyung yield is not less than 7.5%. Tempuyung formulation in dosage forms SNEDDS obtained a clear nanoemulsion with a particle size of 16.2 ± 1.06 nm and zeta potential value of -37.48 ± 0.74 mV. It can be concluded that the tempuyung extract can produce a nano herbs in SNEDDS preparation.
Profil Ketoksikan Akut SNEDDS Propolis Arba Pramundita Ramadani; Yandi Syukri; Sherina Nabila Putri Hakim; Annisa Fitria
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9, No 2 (2022): J Sains Farm Klin 9(2), Agustus 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.684 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.9.2.105-110.2022

Abstract

Propolis memiliki efek imunostimulan yang tinggi namun tidak larut air dan memiliki bioavailabilitas yang rendah. Formulasi propolis dalam bentuk SNEDDS terbukti mampu meningkatkan aktivitas imunostimulannya, namun juga memberikan potensi ketoksikan dikarenakan kecilnya ukuran partikel nano dan akumulasi nya di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek ketoksikan akut SNEDDS propolis. Dengan metode standar OECD 425, tikus Wistar jantan digunakan sebagai hewan uji. Pengujian diawali dengan uji batas dosis 2000 mg/kgBB dan dilanjutkan uji utama yang diawali dengan dosis 175 mg/kgBB serta mengikuti faktor 1,3 untuk kenaikan maupun penurunan dosisnya. Pengamatan gejala klinis ketoksikan secara intensif dilakukan 4 jam pertama setelah pemejanan dan dilanjutkan secara periodik mulai 24 jam hingga 14 hari dengan pengukuran berat badan tiap minggunya. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan dan diisolasi hepar maupun ginjalnya untuk pembuatan preparat histopatologis. Hasil uji menunjukkan tidak adanya gejala ketoksikan, berat badan hewan uji meningkat dan nilai LD50 > 2000 mg/kgBB. Pengamatan histopatologis juga tidak menemukan adanya abnormalitas di hepar maupun ginjal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SNEDDS propolis tidak menimbulkan efek koetoksikan akut pada tikus jantan secara per oralPropolis memiliki efek imunostimulan yang tinggi namun tidak larut air dan memiliki bioavailabilitas yang rendah. Formulasi propolis dalam bentuk SNEDDS terbukti mampu meningkatkan aktivitas imunostimulannya, namun juga memberikan potensi ketoksikan dikarenakan kecilnya ukuran partikel nano dan akumulasi nya di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek ketoksikan akut SNEDDS propolis. Dengan metode standar OECD 425, tikus Wistar jantan digunakan sebagai hewan uji. Pengujian diawali dengan uji batas dosis 2000 mg/kgBB dan dilanjutkan uji utama yang diawali dengan dosis 175 mg/kgBB serta mengikuti faktor 1,3 untuk kenaikan maupun penurunan dosisnya. Pengamatan gejala klinis ketoksikan secara intensif dilakukan 4 jam pertama setelah pemejanan dan dilanjutkan secara periodik mulai 24 jam hingga 14 hari dengan pengukuran berat badan tiap minggunya. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan dan diisolasi hepar maupun ginjalnya untuk pembuatan preparat histopatologis. Hasil uji menunjukkan tidak adanya gejala ketoksikan, berat badan hewan uji meningkat dan nilai LD50 > 2000 mg/kgBB. Pengamatan histopatologis juga tidak menemukan adanya abnormalitas di hepar maupun ginjal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SNEDDS propolis tidak menimbulkan efek koetoksikan akut pada tikus jantan secara per oral
Aktivitas pegagan (Centella asiatica) pada dermatologi Larysa Fernenda; Arba Pramundita Ramadhani; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9, No 3 (2022): J Sains Farm Klin 9(3), Desember 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.3.237-244.2022

Abstract

Pegagan (Centella asiatica L.) is a herbal plant used in dermatology that has activity in treating skin diseases and skin lesions such as excoriations, burns, hypertrophic scars, antioxidants, anti-aging, skin whitening, and as a cosmetic ingredient. This review aims to collect data regarding the activity of Centella asiatica herb extracts in dermatology in both preclinical and clinical trial identification is done by searching literature through media Science Direct and Google Scholar using the keywords ''Centella asiatica'', ''Gotu kola'', ''dermatology'', ''cosmetics'', and ''whitening''. The search was based on the inclusion and exclusion criteria that had been set. The literature results show that the chemical constituents of Centella asiatica, such as asiaticoside, madecassoside, asiatic acid, and madecassic acid, are phytochemicals that play an essential role in the pharmacological activity of Centella asiatica in dermatology as a treatment and skin care. In both preclinical and clinical tests, it was shown that administration of Centella asiatica was capable of proliferating fibroblasts, activating the Smads pathway, increasing collagen synthesis, reducing metalloproteinase activity by increasing collagen deposition, and reducing melanin content in melanocytes so that it can modulate melanogenesis by inhibiting the expression of tyrosinase mRNA.
Formulasi Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) yang Memanfaatkan Tanaman Obat: Narrative Review Nur Asita; Muhammad Sulaiman Zubair; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 2 (2023): J Sains Farm Klin 10(2), Agustus 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.2.184-196.2023

Abstract

Pemanfaatan tanaman obat sebagai terapi pengobatan memiliki hambatan untuk sampai ke target aksi karena rendahnya kelarutan dan bioavaibilitas zat aktif dalam air. Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk meningkatkan kelarutan dan bioavaibilitas zat aktif termasuk ekstrak dari tanaman. Studi literatur ini bertujuan untuk mengkaji formula SNEDDS yang memanfaatkan tanaman obat dengan mengulas informasi yang dikumpulkan dari original article yang relevan. Penelusuran referensi dilakukan pada website seperti Google Scholar, Pub-Med dan ScienceDirect. Beberapa tanaman obat yang diformulasikan menjadi sediaan SNEDDS yaitu sirsak, grapefruits, beetroot, kunyit, propolis, daun salam, sarang semut, daun papaya, buah parijoto, pegagan, temulawak, kelor, ketepeng dan manggis menghasilkan karakteristik yang baik. Sediaan SNEDDS dari tanaman herbal tersebut memiliki nilai transmitan dari rentang 72,74% hingga 100%, waktu emulsifikasi pada sediaan kurang dari 5 menit, zeta potensial -0,2 mV hingga -56 mV. Nilai polydispersity index kurang dari 0,4 dan ukuran partikel yang kurang dari 100 nm. SNEDDS memiliki kemampuan untuk memperbaiki bioavaibilitas dan kelarutan dari senyawa sehingga menghasilkan aktivitas farmakologis yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian ekstrak, fraksi maupun senyawa aktif yang tanpa menggunakan sistem penghantaran. Kemampuan SNEDDS dalam meningkatkan bioavaibilitas serta kelarutan senyawa dalam air yang menyebabkan aktivitas farmakologis menjadi semakin tinggi. Formulasi SNEDDS dapat meningkatkan aktivitas senyawa pada tanaman obat hal ini ditandai dengan peningkatan bioavaibilitas obat sehingga SNEDDS dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan efisiensi penyembuhan suatu penyakit
Co-Authors Ade Herlin Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana Agita Dyah Permatasari Agung Endro Nugroho Agung Endro Nugroho Aji Winanta Aldia Dwi Karina Ningrum Aldia Dwi Karina Ningrum Amalia Humairah Amelia Arum Prasetya Anik Ariyani Anisa Nur Fazzri Annisa Fitria Arba Pramundita Ramadani Arifa Caryn Dea Aris Perdana Kusuma, Aris Perdana Asih Lestari Asih Triastuti Bambang Hernawan Nugroho Budy Wijiyanto Denox Asih Pertiwi Diny Rizayulianty Elfi Susanti V. H. Endang Lukitaningsih Endang Lukitaningsih Farida Ulfa Feris Firdaus Fissy Rizki Utami Galuh Annaba Maharani Hakim, Lukman Hannie Fitriani Hannie Fitriani Herianto Pandapotan Iqmal Tahir Isna Qiftayati Isnatin Miladiyah Istanti Istanti Ivan Julio Joko Tri Wibowo Kartika Puspitasari Larysa Fernenda Laryssa Fernenda Lelita Ayu Saputri Lisnawati Tiara Putri Lukman Hakim Lutfi Chabib, Lutfi M. Hatta Wibowo Maulia Ulfa mega octavia Melinda Dewi M Mira Amaliasari Sitorus Muhammad Sulaiman Zubair Muhammad Sulaiman Zubair Muhammad Sulaiman Zubair Mulyanti, Eka Mulyanti, Eka Mutiara Herawati, Mutiara Nadia Hazami Nur Asita Nurul Ainah Octavia, Mega Prima Aulia Putra Primadara Damayanti Ratih Dyah Listianingrum Ratih Lestari Ratih Lestari Redjeki, Tri Rini Utami Rio Fandi Sholehuddin Ririk Purwati Rochmy Istikaharah Rochmy Istikharah Romdhonah Romdhonah Ronny Martien Ronny Martien Saepudin Saepudin Septiani Eka Cahyani Sherina Nabila Putri Hakim Shinta Dewi Sista Werdyani Sista Werdyani Siti Zahliyatu T. N. Saifullah Tamhid, Hady Anshory Tasya Salsabila Tatang Shabur Julianto Tedjo Yuwono Utomo, Suryadi Budi Wintari Taurina Yoga Febriana Yuni Darty Yuwono, Tedjo Ziyyatul Kholidah