Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Desain Efisiensi Energi Penggunaan Lampu pada Perpustakaan Lantai 5 ITS Surabaya Suyatno, Suyatno; Maslahah, Maslahah; Indrawati, Susilo
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 16, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v16i3.6223

Abstract

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam pemanfaatan ruang perpustakaan. Nilai kuat pencahayaan minimal yang dianjurkan pada ruang perpustakaan adalah 300 lux [5]. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar dan kemerataan nilai kuat pencahayaan di ruang baca perpustakaan lantai 5 ITS Surabaya dengan melakukan pengukuran dan simulasi menggunakan software DIALux 4.13 untuk kondisi existing. Pengukuran kuat pencahayaan dilakukan pada 31 titik dengan ketinggian 1 meter di atas bidang kerja. Pada kondisi eksisting, jumlah lampu yang dipakai adalah 112 lampu Philips tipe 1xTL-D36W/54-765 dengan daya sebesar 43 Watt dan menghasilkan fluks luminus sebesar 2500 lumen, 19 lampu 2xTL-D36W/54-765 dengan flux luminus 5000 lumen berdaya 85 Watt, dan 6 buah lampu philips RS061B 1xLED tipe 5-36-/830 berdaya 6 Watt dengan fluks luminus 480 lumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa nilai kuat pencahayaan rata-rata 90,27 lux. Nilai ini menunjukkan bahwa kuat pencayahaan di perpustakaan belum memenuhi standart untuk ruang baca. Sedangkan untuk keseragamannya sebesar 0,48 di bawah standart yang seharusnya yaitu 0,6 [4]. Sementara untuk daya total yang dibutuhkan 6467 Watt. Pada simulasi perbaikan dengan mengganti semua lampu TL di area baca dan rak buku dengan lampu philips LL 121X 1xLED45S/840 O 4200 lm sebanyak 129 lampu berdaya 32 Watt didapatkan hasil kuat pencahayaan rata-rata sebesar 344 lux dan kemerataannya 0,62. Penggunaan jenis lampu ini juga mampu menurunkan penggunaan daya sebesar 4164 watt dari kondisi awal 6467 watt, atau lebih efisien 36% dibandingkan dengan kondisi awal.
Analisis Kebisingan Arus Lalu Lintas terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Swasta Surabaya Indrawati, Susilo; Santika, Beta Bayu; Suyatno, Suyatno
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.707 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v13i1.2131

Abstract

Kebisingan yang terjadi di kehidupan sehari-hari umumnya berasal dari industri, kereta api, pesawat terbang, dan lalu lintas jalan raya. Namun dewasa ini, jalan raya adalah sumber utama kebisingan. Hal ini dikarenakan kebisingan dari jalan raya memiliki dampak yang menyeluruh, sementara yang lain hanya bersifat lokal yang artinya hanya pada daerah-daerah tertentu. Aktivitas manusia baik di luar maupun di dalam bangunan pada area yang berdekatan dengan jalan raya, sangatlah potensial menjadi korban kebisingan. Kebisingan akan berakibat menurunnya mendengar dan turunnya konsentrasi belajar pada anak. Sekolah khadijah merupakan salah satu sekolah yang sangat terganggu dengan adanya kebisingan arus lalu lintas. Letak sekolah yang langsung berhadapan dengan jalan raya sangat menimbulkan kebisingan. Dari hasil pengukuran tingkat tekanan bunyi (SPL) kebisingan yang diakibatkan arus lalu lintas mencapai 87 dB. Besarnya NC (Noise critera) diarea parkir sekolah mencapai 78 dB, sedangkan di area dalam sekolah Nilai NC mencapai 70 dB . Padahal menurut baku tingkat kebisingan untuk sekolah adalah 55 dB. Berdasarkan analisis nilai noice reduction (NR) pada muka dinding ruang kelas di SMA Swasta Surabaya yang diperoleh cukup bagus, tapi perlu untuk melakukan beberapa perbaikan, pertama adalah pemberian bahan isolasi di lorong/ depan yang berhubungan langsung dengan sumber kebisingan. Perbaikan yang kedua adalah dengan  perbaikan pada engsel pintu dan celah jendela yangcukup besar.ABSTRACTNoise that we experienced daily are mainly caused by industry, train, plane, and traffic activity. Nowadays, traffic are the min cause for noise, because the noise caused by traffic have systemic cause, meanwhile other source of noise are rather local. Anyone that have activity whether its outside or inside a building near a traffic dense road will be affected by the noise. Noise will affect to the deteriorating of the hearing and child concentration. Khadijah school is one of the school that heavily affected by traffic noise. The school sit near a heavy traffic road, which caused a lot of noise. From the sound pressure level (SPL), the noise caused by the traffic reached 87 dB. The noise criteria (NC) in the parking area of the school reach 78 dB, while inside the school the NC reach 70dB. While according to some research and regulation, the NC in school area should be around 55dB. By analyzing the faade of the classroom wall, its found that the wall have great noise reduction. The faade is made from double wood door with 3cm thickness, 3mm glass windows, and brick wall with 10cm thickness. The material used in the building are up to standard, but it need some adjustment. The first adjustment should be adding an insulation material on the hallway that connected directly to the noise source the second adjustment should be minimalizing the gap in the door and windows by using a rubber so that the noise couldnt pass through the gap.
Pengaruh Variasi Jenis Bahan Terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi Keysha Wellviestu Zakri; Susilo Indrawati; Melania Suweni Muntini
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5622.921 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i1.8660

Abstract

Salah satu hal yang disorot dalam pengkondisian suatu ruang akustik yaitu dengan mempertimbangkan kenyamanan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan suatu bahan yaitu difuser. Tanpa diketahui koefisien difusi terlebih dahulu, tidaklah mungkin diketahui fungsi difuser yang cocok dalam aplikasinya. Pada laporan ini direpresentasikan hasil penelitian tentang koefisien difusi suatu difuser 2 dimensi berbahan kayu dan bubur kertas. Koefisien difusi dihitung melalui separasi sinyal akustik antara bunyi yang datang pada difuser dan dan bunyi yang dihamburkan oleh difuser. Penelitian dilakukan di Ruang Laboratorium Akustik Fisika ITS dengan melakukan pengukuran distribusi SPL pada permukaan dengan dan tanpa difuser. Pemisahan sinyal akustik dapat diperoleh dengan mencari selisih antara SPL dengan dan tanpa difuser melalui transformasi Fourier. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai koefisien difusi kayu dan bubur kertas 2D memilliki nilai yang sama yaitu 0,312 ± 0,008 untuk diffuser kayu 2D  dan 0,319 ± 0,007 untuk diffuser bubur kertas 2D.
Studi Pengaruh Jarak Antar Bilah Panel Difuseer Berbahan Kayu Terhadap Pola Hamburan dan Koefisien Absorbsi Novanto Adisasmita Kusuma; Suyatno Suyatno; Susilo Indrawati
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.952 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i1.29570

Abstract

Dalam ruangan sering dijumpai panel dengan bentuk unik yang biasanya menempel di dinding, atap dan digantung.  Panel tersebut sering dikenal dengan material akustik yang berfungsi sebagai kontrol akustik ruang : absorbsi dan refleksi bunyi. Sifat absorbsi dan refleksi menjadi sangat penting dalam mengatasi cacat akustik. Pada penelitian dibuat panel berbahan kayu dengan variasi jarak dan lebar antar bilah 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm dan 10 cm. Parameter yang diukur pada penelitian ini antara lain pola hamburan dan koefisien absorbsi. Dari hasil pengukuran, perhitungan dan analisa data diperoleh nilai koefisien absorbsi panel dengan jarak 4 cm memiliki nilai 0,49 pada frekuensi 125 Hz. Nilai alfa pada panel 2 cm dengan frekuensi 125 Hz sebesar 0,18. Nilai tersebut lebih kecil  dibandingkan dengan panel yang lainnya, karena bunyi mampu melewati celah yang lebih sempit. Panel dengan variasi jarak 6 cm, 8 cm dan 10 cm memiliki nilai alfa dan pola hamburan yang sama. Panel dengan variasai jarak 8 cm dan 10 cm memiliki pola hamburan yang merata untuk semua frekuensi.
Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Muda sebagai Alternatif Material Akustik Susilo Indrawati; S Suyatno
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 13, No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.813 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v13i3.2842

Abstract

Penelitian ini merupakan studi awal untuk meneliti tempurung kelapa khususnya tempurung kelapa muda, karena merupakan limbah yang jarang dimanfaatkan. Tempurung kelapa muda di keringkan dan dipisahkan dari serabutnya, kemudian dibentuk berupa setengah lingkaran dan disusun menjadi panel akustik. Panel akustik tersebut terdiri dari susunan setengah lingkaran dengan diameter 10 cm yang disusun secara cembung, cekung, cembung dengan pemberian lubang, dan cembung pemberian lubang dengan diisi bahan absorber. Pengujian dilakukan dengan mengacu pada ISO 354, pengujian ini terdiri dari penentuan nilai koefisien absorbsi bahan, pola hamburan panel, dan penentuan nilai koefisien hamburan. Tujuan dari penelitian ini selain resonator memiliki nilai estetika mata juga akan memiliki nilai lebih dalam akustik ruang. Akustik ruang yang dimaksud adalah suatu ruang yang memerlukan treatment khusus dalam akustik misalnya ruang studio music, broadcast, tempat ibadah, home taeter, ruang music, dan lain-lain. Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh nilai koefisien absorbsi () yang cukup signifikan pada frekuensi 1000 Hz. Untuk panel akustik berupa susunan tempurung cembung memiliki nilai = 0.7, sedangkan tempurung yang terdiri dari susunan cekung memiliki = 0.03. Penambahan panel tempurung kelapa muda yang disusun secara cembung dan cekung dapat menurunkan nilai SPL di atas frekuensi 1500 Hz dan penurunannya sama antara tempurung yang disusun secara cembung dan cekung. Pemberian lubang pada tempurug yang disusun secara cembung menurunkan nilai SPL pada frekuensi 1000 Hz. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian porosi/ lubang pada tempurung yang disusun cembung dan di isi ampas tebu mampu mengurangi SPL pada frekuensi di atas 1000 Hz.ABSTRACTThis research will utilize coco shell as an acoustic tile, specifically resonator so that a coco shell has a better value. Coco shell used will be a young coco shell, since its a rarely utilized waste. The resonator will be testedin regard of its ability to absorb and scatter sound. This research consists of a test to determine the value of the absorption coefficient of the material, the scattering pattern panel, and the determination coefficient scattering. The purpose of this research in addition resonator has aesthetic value currency will also have more value in the acoustic space. Acoustic room means a room that requires special treatment in acoustic music studio room, for example, broadcast, places of worship, home theatre, music chamber, and others. The absorption coefficient for convex shell has greater value than the concaves, especially at a frequency of 1000 Hz and 4000 Hz. Perforate addition in the convex shell makes the scattering pattern smoother. The addition of sugar cane pulp has the same scattering pattern. The scattering coefficient has a negative values exception at a frequency of 500 Hz, especially for acoustic panels are arranged in convex and convex panels that filled by bagasse. When the measurement inan anechoic chamber, the result says that panels made from young coconut shell either arranged convex and concave above can reduce the frequency of 1500 Hz. there is perforation/hole on the composition of convex shell panels capable of lowering the level of pressure above 1000 Hz.
Karakteristik Akustik Ruang Sidang Jurusan Fisika FMIPA-ITS sebagai Ruang Konferensi Suyatno Suyatno; Susilo Indrawati
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.48 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v13i1.2133

Abstract

Nilai parameter akustik yang dibutuhkan sebuah ruang untukruang konferensi adalah kekerasan suara serta kejernihan suara yang diterima oleh masing-masing peserta. Untuk mendapatkan kuantifikasi parameter tersebut, diperlukan pengukuran distribusi parameter akustik meliputi SPL, C80, D50, dan RT. Pengukuran distribusi SPL dilakukan dengan menggunakan sumber suara berupawhite noise dari loudspeakeryang ditempatkan di posisi pimpinan (depan) dan penerima (dalam hal ini mikrofon) di area penonton. Sementara untuk pengukuran RT, C80 dan D50, dilakukan dengan menyediakan sumber suara mantap dengan tingkat 100 dB atau sumber respons impulsdi depan. Sebagai ruang untuk rapat(konferensi), ruang yang memiliki dimensi 10 m x 14 m diharapkan setiap peserta yang hadir akan menerima suara langsung dari sumber. Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai parameter akustik ruang memiliki perbedaan nilai SPL antara posisi depan dan belakang mencapai lebih dari 8 dB, sementara untuk nilai parameter waktu dengung 1,0 1,28 s,C80 sebesar 1 4 dB dan D50 sebesar 41 55%. Nilai ini memenuhi prasyarat sebagai ruang konferensi, namun perlu adanya perbaikan terhadap distribusi parameter SPL. Untuk itu perlu adanya perlakuan khusus terhadap distribusi SPL agar menjadi merata. Pada akhirnya, semua peserta akan merasa nyaman saat menghadiri pertemuan atau kegiatan yang dilakukan di ruang tersebut.
Karakterisasi Dua Dimensi Difuser MLS (Maximum Length Squence) dengan Model 10101010 yang Terbuat dari Limbah Kertas dan Bahan Kayu Keysha Wellviestu Zakri; Melania Suweni Muntini; Susilo Indrawati
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.413 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v11i1.786

Abstract

Masalah umum yang terjadi di dalam ruangan tertutup / auditorium adalah gema. Masalah gema dapat diminimalkanmenggunakan bahan menyerap, tetapi menggunakan bahan ini bisa memberikan masalah lain yaitudistribusi suara yang tidak sama di dalam ruangan. Menggunakan diffuser adalah salah satu pilihan yang tepatuntuk memecahkan masalah ini, karena selain dapat men-difuse suara, diffuser tidak mengurangi energi suaradalam ruangan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari tentang MLS (Maximum Length Sequence) diffuserjenis 10101010 yang terbuat dari limbah kertas dan bahan kayu. Berdasarkan hasil penelitian, pola difus antaradiffeser dari limbah kertas dan bahan kayu tidak tenang berbeda. Perbedaan signifikan adalah tingkat tekanansuara yang disebarkan oleh limbah kertas lebih rendah dari bahan berbasis kayu. Hasil ini bisa terjadi karenabahan berbasis limbah kertas tidak hanya meredakan suara yang masuk, tetapi juga bisa menyerap sebagian,karena karakteristik ini, jenis bahan disebut difsorber (diffuser dan bahan penyerap)
Penggunaan Cyclone Ventilator sebagai Kincir Angin penggerak Generator Bachtera Indarto; A. Achaddiad; Susilo Indrawati; Didiek B Rahmat; Hasto Sunarno
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.815 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v12i1.1083

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan generator ceiling fan 12 W, dengan jumlah gear 35 dan 60 serta cyclone ventilator dengan jumlah gear 95. Pada kecepatan angin yang sama kecepatan poros generator pada pasangan gear 95/35 lebih besar dibandingkan dengan pasangan gear 95/60. Tegangan keluaran generator untuk pasangan gear 95/35 lebih besar dibandingkan pasangan gear 95/60. Pada pasangan gear 95/35 daya listrik yang dihasilkan generator sebesar 2,0 mW pada kecepatan angin 4,0 m/s dan kecepatan poros 40,2 rpm.
Studi Pengaruh Penambahan Kerang Hijau (Perna Viridis) sebagai Material Akustik pada Kemampuan Absorbsi Bunyi Susilo Indrawati
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.179 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v11i3.1073

Abstract

Kerang Hijau (Perna viridis) atau dikenal sebagai green mussels, memiliki sebaran yang luas hampir diseluruh lapisan dunia. Namun potensi limbah berupa cangkang kerang saat ini belum banyak dimanfaatkan.Berdasarkan data ekspor hasil perikanan Indonesia pada tahun 2003 dan 2004, untuk komoditas kerang dihasilkan sekitar 2.752 ton. Kegiatan pada unit pengolahan kerang hijau menghasilkan limbah padat yang cukup tinggi sehingga diperlukan upaya pemanfaatan cangkang kerang hijau dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Mengingat dalam cangkang kerang memiliki banyak kalsium, dalam penelitian ini akan dilakukan studi awal pengaruh pemberian kerang hijau sebagai material akustik terhadap kemampuan dalam mengabsorbsi bunyi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan tabung Impedansi. Adapun bahan yang digunakan adalah semen putih, gypsum, agent foam dan bubuk kerang. Berdasar hasil pengukuran didapat perbandingan prosentasi material kulit kerang:semen putih:gypsum 4:0:2 (kerang 270 gr, tanpa semen putih, gypsum 135 gr) memiliki perubahan nilai koefisien absorbsi yang paling besar jika dibandingkan dengan perbandingan bahan yang lain.
Improvement of Soundscapes Based on Noise Control in Urban Forest as an Effort to Fulfill Quality of Green Open Space Standards suyatno suyatno; Lailatul Inayah; Susilo Indrawati
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v18i1.12040

Abstract

Urban forests play an important role in green open spaces. Urban forests have aesthetic functions and social functions that refer to the quality standards. Urban noise causes city forest soundscapes to be less comfortable and less aesthetic so that its function as a green open space is not fulfilled. This study aims to improve the quality of sound in urban forests (soundscape) based on the quality of green open space standards through noise control and find out the type of improvement most preferred by visitors. The quality of standard of green open space is pursued through sound masking, active noise cancellation, and convolution in sound signal conditioning. The convoluted sound signal is traffic noise with a convolved signal in the form of bird noise, water rush, and relaxation music. From the results of the improvement of the sound signal then tested on 30 respondents through a comparison test method. The subjective acoustic parameters of the environment are identified, which includes the value of the autocorrelation function (τ1, φ1) and dynamic range (DR). Efforts to improve the quality of acoustics based on the quality of green open space the most preferred by respondents were sound masking and ANC with birdsong with successive scores 4.44 and 2.78. The results of identification of traffic noise treated by ANC and sound masking with songbird obtained values DR = 32.35 dBA, τ1 = 0.73 s, and φ1 = 0.03. These parameters describe these sounds tend to be preferred because the human ear is more sensitive with high pitch and DR.