Sugeng P. Budio
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penelitian Keandalan Bangunan Sipil Pada Struktur Cerobong (Studi Kasus: Chimney PLTU Paiton Unit 6 dan 7) Budio, Sugeng P.; Cahya, Indra; N., Kartika Puspa; Hasyim, M. Hamzah; Jamaran, Imran
Rekayasa Sipil Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1366.9 KB)

Abstract

Keandalan bangunan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu gedung.Berdasarkan UU RI No. 28 Tahun 2002 disebutkan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis.Persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Dengan demikian, setiap bangunan yang akan dirancang maupun yang sudah beroperasi harus mendapatkan pengawasan yang ketat terhadap kualitas bangunannya serta memiliki jaminan laik fungsi. Studi kasus yang dipakai dalam penelitian ini adalah Chimney pada PLTU Paiton yang terletak di Paiton..Bangunan ini didesain dengan waktu operasional selama 40 tahun.Akan tetapi, setelah 15 tahun beroperasi dan dilakukan pengecekan terhadap kondisi fisik lapangan, terdapat beberapa bagian bangunan yang mengalami keretakan. Untuk itu perlu dilakukan pengujian keandalannya.Pengujian dilakukan dengan melakukan Hammer Test, UPV Test, Core Drill Testing, Crack Detection Testing, Concrete Cover Testing, Corrosion Testing, Rebar Inspection, Settlement Testing dan Visual Inspection. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton adalah 45,83 MPa, permeabilitas beton 0.43 gr/mnt, porositas beton 3,57%, modulus elastisitas 31182,92 MPa. Adapun retak beton yang cukup besar ditemukan di elevasi +110 m sebesar 0,46 mm dan +220 m sebesar 0,38 mm. Rata-rata nilai resistifitas yang lebih besar dari 12 km menunjukkan tingkat korosifitas rendah. Berdasarkan analisa diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan kapasitas menjadi sebesar 85%. 
The Effect Of Dolomite As Lightweight Agregate’s Substitute To The Concrete’s Compressive Strength Budio, Sugeng P.; Nurlina, Siti; Ristinah, Ristinah; Hidayat, M. Taufik; Nuralinah, Devi; Permana, Andrian
Rekayasa Sipil Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.113 KB)

Abstract

Indonesia is the country which has many natural resources that can be utilized in everyday life. One of the uses of natural resources is as a construction material. Human life cannot be separated from the construction field, because house is one of the basic human needs. Dolomite is a natural resource, which is generally used by many people as a mixture of cement, bricks, and soil fertilizer. However further research in the use of dolomite as a natural resource is needed, so that it is more useful and save. Dolomite can be used as a substitute for sand in concrete construction. Therefore, this research is conducted on the use of the dolomite material in the construction of concrete. Concrete specimens were made with a mixture proportion of dolomite as a replacement of sand. Then the compressive strength test is conducted. From these tests, it can be seen the influence of dolomite in the concrete mix and the percentage content of dolomite that can be used instead of sand. 
PENGARUH LETAK LAP SPLICE DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Adnin, Chaniva; Wibowo, Ari; Budio, Sugeng P.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.918 KB)

Abstract

Kolom berperan penting dalam menahan beban gempa. Kegagalan pada kolom sama dengan keruntuhan total bangunan. Meskipun Indonesia memiliki intensitas gempa tinggi, banyak bangunan tua dan rumah penduduk yang menggunakan kolom dengan rasio tulangan dibawah 1% atau dikenal kolom bertulangan ringan. Dengan banyaknya bangunan bertingkat dibutuhkan adanya lap splice pada penulangan kolom. Berdasarkan penelitian yang telah ada sebelumnya, letak lap splice dapat mempengaruhi perilaku dari kolom. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh rasio tulangan longitudinal dan letak lap splice terhadap pola retak kolom bertulangan ringan akibat beban siklik. Pada penelitian ini digunakan empat benda uji kolom dengan dimensi 150 mm x 160 mm x 800 mm. Terdapat 2 variasi dalam penelitian ini, yaitu rasio tulangan longitudinal (0,8% dan 1,1%) dan letak lap splice (dasar kolom SB dan ½ tinggi kolom SM). Benda dengan mutu beton 25 Mpa dan dilakukan pengujian pada umur lebih dari 28 hari. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan sebesar 0,1 P, serta beban lateral siklik pada ketinggian 640 mm dengan metode displacement control. Diperoleh data beban dan perpindahan, serta pola retak tiap siklusnya. Hasil dari pembahasan data secara analisis aktual maupun teoritis menunjukkan benda uji dengan ρv lebih tinggi (1,1%) tentunya memiliki momen kapasitas yang lebih besar daripada benda uji dengan ρv lebih rendah (0,8%). Berdasarkan letak lap splice, retak pertama pada benda uji SM terjadi dengan perpindahan lebih kecil dibandingkan benda uji SB. Sehingga benda uji SM lebih kaku dibandingkan benda uji SB. Selain itu, dengan letak lap splice pada dasar kolom (SB), retak utama terjadi pada dasar kolom dengan pola retak dominan lentur. Dan untuk letak lap splice pada ½ tinggi kolom (SM), retak utama bergeser pada ketinggian sekitar 7,5 cm dengan pola retak dominan geser. Kata kunci: Beban gempa, metode displacement control, retak geser, retak lentur.
PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Vadra, Karina Pearlaura; Wibowo, Ari; Budio, Sugeng P.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.552 KB)

Abstract

Kolom merupakan struktur batang tekan vertikal yang memiliki fungsi utama sebagai penyalur beban-beban bangunan dari atas hingga ke pondasi, sehingga kolom memiliki peran yang sangat penting pada sebuah struktur bangunan. Di Indonesia, masih sering dijumpai bangunan tua dan rumah tinggal yang memiliki rasio tulangan longitudinal kurang dari 1% atau biasa dikenal dengan  kolom bertulangan ringan. Jarak sengkang merupakan salah satu aspek konstruksi yang penting pada kolom, dimana perencanaan jarak sengkang yang kurang tepat dapat mempengaruhi kegagalan suatu kolom. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku kolom bertulangan ringan akibat gempa, dimana perilaku yang akan diteliti adalah daktilitas perpindahan. Pada penelitian ini digunakan kolom beton bertulangan ringan sebagai benda uji sebanyak 4 buah dengan 2 variasi, yaitu rasio tulangan longitudinal (0,8% dan 1,1%) dan variasi jarak sengkang (15 cm dan 25 cm). Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan sebesar 0.1 Pu dan beban siklik hingga kolom melewati keruntuhan beban lateral dengan metode displacement control. Data berupa beban dan perpindahan setiap siklusnya dicatat untuk analisis daktilitas. Hasil eksperimental dari penelitian ini adalah kolom L15C dengan rasio tulangan 0.8% dan jarak sengkang 15 cm, memiliki nilai daktilitas sebesar 1.6 sampai 2.4. Untuk kolom L25C dengan rasio tulangan 0.8% dan jarak sengkang 25 cm, memiliki nilai daktilitas sebesar 1.5 sampai 2.9. Kemudian untuk kolom M15C dengan rasio tulangan 1.1% dan jarak sengkang 15 cm, memiliki nilai daktilitas 2.2 sampai 2.4. Sedangkan untuk kolom M25C dengan rasio tulangan 1.1% dan jarak sengkang 25 cm, memiliki nilai daktilitas 1.8 sampai 1.9. Hal ini menjelaskan bahwa kolom dengan rasio tulangan longitudinal 0.8% memiliki daktilitas yang lebih besar dari kolom dengan rasio 1.1%, sedangkan kolom dengan jarak sengkang 15 cm memiliki daktilitas lebih besar dari kolom dengan jarak sengkang 25 cm. Kata Kunci: kolom bertulangan ringan, daktilitas, jarak sengkang, rasio tulanganlongitudinal, beban siklik
ANALISIS KEKAKUAN STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH BALOK Pratama, Rizky Fajar; Budio, Sugeng P.; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1838.831 KB)

Abstract

Kebutuhan manusia untuk bangunan dan infrastruktur tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini secara langsung membuat kebutuhan akan bahan baku bangunan juga meningkat. Efisiensi, peningkatan dan inovasi bahan baku menjadi hal yang perlu diperhatikan. Beton didapat dari campuran pasir, kerikil dan semen. Jika penggunaaan bahan pembuat beton ini tidak terkontrol dengan baik, ditakutkan akan terjadi kerusakan alam yang ditimbulkan oleh kegiatan eksplorasi yang berlebihan. Penelitian ini menguji kekakuan struktur balok beton bertulang dengan lubang (hollow core) di tengah balok. Pengujian ini terfokuskan pada struktur balok. Penelitian menggunakan benda uji balok berpenampang persegi dengan tiga buah lubang persegi dengan arah memanjang balok terletak di tengah badan balok. Untuk memudahkan dalam proses pembuatan benda uji, maka lubang diisi dengan styrofoam diletakkan dibawah garis batas pemisah bagian tarik dan tekan penampang (garis netral). Dengan asumsi, penggunaan beton di bagian tarik struktur balok kurang efisien karena beton sangat lemah terhadap tarik dan hanya untuk menyalurkan gaya yang diterima oleh struktur balok tersebut akibat beban. Penelitian ini menunjukkan hasil berat volume balok beton dengan lubang dimensi 5 x 10 x 60 cm,  balok beton dengan lubang dimensi 7 x 10 x 60 cm, dan balok beton dengan lubang dimensi 9 x 10 x 60 cm berturut-turut mengalami penurunan sebesar 13,92%; 15,04%; dan 18,34% dibandingkan dengan berat volume balok beton tanpa lubang. Kekakuan balok beton mengalami penurunan dikarenakan lendutan yang terjadi pada balok beton dengan lubang lebih besar dibandingkan dengan balok beton tanpa lubang. Nilai kekakuan balok beton berlubang 5 x 10 x 60 cm, 7 x 10 x 60 cm, dan 9 x 10 x 60 cm berturut turut sebesar 580,66 kg/mm; 568,62 kg/mm; dan 566,79 kg/mm. Penurunan ini tidak signifikan dibandingkan dengan penurunan berat volume yang terjadi. Kata kunci: balok, berat volume, beton, hollow core, kekakuan.
ANALISIS MODUL PRODUKSI SAAT KONDISI TRANSPORTASI PADA FLOATING PRODUCTION SYSTEM DI PERAIRAN LEPAS PANTAI INDONESIA Muftie, Bayu Adiprasyad; Budio, Sugeng P.; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.948 KB)

Abstract

Melihat kondisi pada saat ini dimana konsumsi minyak bumi dunia yang cukup besar, maka penyediaan minyak bumi harus terus dioptimalkan, terutama dalam hal efisiensi operasional yang dapat mengurangi biaya maupun waktu produksi. Dalam hal proses produksi, banyak kegiatan produksi yang bisa diefisiensikan, beberapa hal yang bisa diupayakan yaitu membuat dimensi kapal yang lebih ringkas dan mengurangi waktu pengangkatan (lifting).Dalam hal ini konfigurasi modul harus direncanakan ulang sehingga dibutuhkan analisis kembali terhadap struktur baja elemen utama modul. Analisis yang dibahas merupakan analisis struktur modul saat kondisi transportasi untuk mengetahui kinerja struktur modul apabila struktur dikonfigurasi ulang akibat penyatuan beberapa struktur modul pada saat kondisi kapal berjalan. Dalam analisis digunakan software SAP2000 V.18 yang menghasilkan outputberupa momen, gaya geser, dan aksial yang terbesar dari 8 kondisi arah pembebanan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai angka yang dianalisis dengan manual AISC. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur baja pada elemen utama modul kuat menahan beban-beban yang bekerja yaitu kombinasi beban berat sendiri struktur, beban benda produksi, beban angin, serta beban akibat pergerakan kapal. Kata kunci:analisis struktur, modul produksi, floating production system, kondisi transportasi.
ANALISIS STRUKTUR LIVING QUARTER SAAT KONDISI TRANSPORTASI PADA FLOATING PRODUCTION SYSTEM DI PERAIRAN LEPAS PANTAI INDONESIA Surya Pramana, Dewa Ketut; Budio, Sugeng P.; Arifi, Eva
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.448 KB)

Abstract

Offshore Unit merupakan salah satu infrastruktur vital dalam memproduksi minyak mentah dan gas alam tersebut. Berbagai macam struktur offshore yang digunakan dikalangan industri perminyakan dan gas, salah satunya adalah Floating Production System. Floating Production System adalah suatu sistem dari sebuah kapal terapung yang digunakan oleh industri minyak dan gas lepas pantai untuk produksi dan pengolahan hidrokarbon, gas alam, dan minyak mentah. Secara teknis FPS merupakan kapal tanker yang memproduksi minya mentah dan gas alam namum tidak dapat menyimpan langsung hasil produksi tersebut, maka dari itu terdapat kapal penyimpanan lainnya saat produksi tersebut berjalan. Pada analisis struktur living quarter ini merupakan analisis pada struktur saat kondisi transportasi. Dalam analisis struktur living quarterini menggunakan software SAP2000 V.19 yang menghasilkan output berupa momen, gaya geser, dan aksial yang terbesar dari 8 kondisi arah gelombang ombak yang diterima lambung kapal. Output analisis software dan analisis manual baja menunjukan struktur baja utama living quarter mampu menahan beban – beban yang bekerja, baik itu beban berat sendiri struktur, beban mati dan hidup, beban angin, dan beban akibat pergerakan kapal.Kata kunci:analisis struktur, living quarter, floating production system, kondisi transportasi.
PENGARUH PENGENCANGAN BAUT TERHADAP LENDUTAN PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA Suharto, Stefanus; Budio, Sugeng P.; Arifi, Eva
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.912 KB)

Abstract

Pada pelaksanaan sesungguhnya, lendutanpadajembatanrangkabajatidakboleh melebihilendutanizinuntuk dapatmemenuhiaspekkeamanandankenyamanan.Pengencangansambunganbautpadajembatanrangkabaja menjadisalahsatufaktor yang mempengaruhilendutan yang terjadipadajembatan.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian lendutan terhadap model jembatan rangka baja dengan variasi nilai pengencangan baut. Pengencangan baut dilakukan menggunakan kunci torsi dari nilai pengencangan tinggi ke rendah (2,0 kgfm - 1,2 kgfm - 0,2 kgfm) dan dari rendah ke tinggi (0,2 kgfm - 1,2 kgfm – 2,0 kgfm). Hasil pengujian beban 500 kg di tengah bentang menunjukan bahwa pada pengencangan baut dari tinggi ke rendah, didapatkan hasil lendutan rata-rata di tengah bentang mengalami pertambahan seiring dengan pengurangan kuat kencang baut. Sedangkan pengencangan baut dari rendah ke tinggi menunjukan bahwa lendutan mengalami pengurangan seiring dengan penambahan kuat kencang baut. Sehingga dapat disimpulkan pada pengujian beban elastis semakin besar kuat kencang baut, maka semakin kecil nilai lendutan yang dihasilkan jembatan. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kekakuan struktur, dimana semakin besar kuat kencang baut maka semakin besar nilai kekakuan struktur yang dimiliki jembatan. Kata kunci :jembatanrangkabaja, sambunganbaut, lendutan, kekakuan, kunci torsi.
PENGARUH ASPEK RASIO (HW/LW) TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN PADA DINDING GESER BERTULANGAN HORIZONTAL BERJARAK LEBAR DI BAWAH PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS) Patricia, Louce; Wibowo, Ari; Budio, Sugeng p.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.902 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan intensitas terjadinya gempa bumi yang cukup  tinggi. Kondisi ini menyebabkan bangunan-bangunan di Indonesia harus tahan gempa agar tidak langsung mengalami keruntuhan selama gempa bumi terjadi. Salah satu perkuatan struktur tambahan untuk menahan gaya gempa adalah dinding geser. Dinding geser merupakan slab beton bertulang yang dipasang vertikal pada sisi gedung tertentu dan berfungsi untuk menambah kekakuan struktur, menahan gaya lateral, serta membatasi defleksi lateral yang terjadi. Untuk bisa menahan beban lateral, dinding geser harus kaku dan daktil. Kekakuan dan daktilitas dinding geser dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jumlah dan diameter tulangan serta rasio tinggi dan lebar dinding geser. Semakin kaku dan daktil suatu struktur dinding geser, maka jumlah dan diameter penulangan yang dibutuhkan akan semakin banyak dan akan mempengaruhi biaya pembuatannya. Agar dinding geser yang dihasilkan ekonomis, maka diperlukan sebuah variasi untuk membentuk elemen struktur ini dengan kekakuan maksimal tetapi efisien. Penelitian ini akan lebih menekankan pengaruh rasio tinggi dan lebar dinding geser terhadap daktilitas dan kekakuannya. Adapun hasil analisis data secara teoritis dan eksperimental pada dinding geser dengan rasio tinggi (hw) dan lebar (ℓw) yang berbeda menunjukkan bahwa dinding geser pendek dengan rasio tinggi (hw) dan lebar (ℓw) dinding sebesar 1,5 dalam beban aksial yang sama dengan dinding geser tinggi dengan aspek rasio tinggi (hw) dan lebar (ℓw) dinding sebesar 2,0 mempunyai nilai daktilitas perpindahan yang lebih rendah dan kekakuan yang cenderung lebih besar dari dinding geser tinggi. Sementara hasil analisis pada dinding geser dengan rasio tinggi (hw) dan lebar (ℓw) yang sama dengan variasi jarak tulangan horizontal menunjukkan nilai daktilitas dan kekakuan dinding geser dengan jarak tulangan horizontal yang rapat (150 mm) lebih besar dibandingkan dengan dinding geser dengan jarak tulangan horizontal yang lebar (300 mm). Kata kunci: dinding geser, pembebanan siklik, drift, daktilitas, kekakuan
STATIC NONLINEAR PUSHOVER ANALYSIS UNTUK PERFORMANCEBASED DESIGN PADA GEDUNG PASCASARJANA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Fernandes Manurung, Rido Jonatahan; Wibowo, Ari; Budio, Sugeng P.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.169 KB)

Abstract

Perencanaan tahan gempa berbasis kinerja (Performance based design) merupakan proses perancangan bangunan baru maupun perkuatan dengan memperhatikan kapasitas struktur. Metode ini menjelaskan perilaku inelastic komponen struktur bangunan. Static nonlinear pushover analysis dapat memenuhi kriteria performance baed design, konsep analisis ini adalah memberikan suatu pola beban lateral statik terhadap bangunan secara bertahap sampai memenuhi target perpindahan lateral yang direncanakan pada suatu titik yang di pusat massa atap. Pemodelan analisis dilakukan dengan mengambil contoh bangunan yang sudah berdiri, yaitu gedung pasca sarjana (gedung S1 dan S2 terpadu) fakultas MIPA UGM. Analisis dilakukan menggunakan prosedur A dan B sesuai dengan ATC 40, beban gempa desain ditentukan bedasarkan SNI 1726-2012. Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah metode A dan metode B menunjukan hasil yang mendekati, prosedur A diperoleh titik kinerja (S;S)= (0,77g; 0,074m), dan prosedur B diperoleh titik kinerja (S;S) =(0,974g;0,059m). Analisis tingkat kinerja struktrur bedasarkan deformasi menunjukan bahwa struktur berada dalam fase Immediate Occupancy. Mekanisme runtuh struktur pada kondisi titik kinerja menunjukan mekanisme strong column weak beam sehingga struktur bangunan tersebut relative aman selama terkena beban gempa direncanakan.. Kata Kunci :performance based design, pushover analysis, performance point, performance level