Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF-CONCEPT DAN ACADEMIC SELF-EFFICACY DENGAN FLOW PADA MAHASISWA UNIVERSITAS X Lesmana, Teguh
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.207 KB) | DOI: 10.24854/jpu02019-245

Abstract

Abstract ? Depression and loss of focus are symptoms experienced by some students, which could indicate the lack of flow. Academic self-concepts and academic self-efficacy are hypotesized to be related to students? capacity to flow. The purpose of this study was to determine the relationship between academic self-concept and academic self-efficacy towards student? capacity to flow. This quantitative study employed questionnaire for data collection, participated by 108 students at university X. The results showed a significant relationship between academic self-concept and academic self-efficacy towards students? capacity to flow. Additional analysis demonstrated a significant relationship between academic self-concept and academic self-efficacy with student?s GPA, while flow was not related to student?s GPA. Abstrak ? Perasaan tertekan dan tidak fokus saat kuliah dapat dialami oleh mahasiswa dan mengindikasikan kurangnya flow dalam diri mahasiswa. Academic self-concept dan academic self-efficacy merupakan variabel yang diduga dapat berhubungan dengan flow pada mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara academic self-concept dan academic self-efficacy terhadap flow. Studi kuantitatif ini menggunakan kuesioner untuk pengambilan data, dengan jumlah partisipan sebanyak 108 mahasiswa universitas X. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara academic self-concept dan academic self-efficacy terhadap flow pada mahasiswa. Terdapat juga hubungan yang signifikan antara academic self-concept dan academic self-efficacy dengan IPK mahasiswa, sedangkan flow tidak terbukti berhubungan dengan IPK.
Hubungan antara academic self-concept dan academic self-efficacy dengan flow pada mahasiswa Universitas X Lesmana, Teguh
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu90

Abstract

Depression and loss of focus are symptoms experienced by some students, which could indicate the lack of flow. Academic self-concepts and academic self-efficacy are hypotesized to be related to students’ capacity to flow. The purpose of this study was to determine the relationship between academic self-concept and academic self-efficacy towards student’ capacity to flow. This quantitative study employed questionnaire for data collection, participated by 108 students at university X. The results showed a significant relationship between academic self-concept and academic self-efficacy towards students’ capacity to flow. Additional analysis demonstrated a significant relationship between academic self-concept and academic self-efficacy with student’s GPA, while flow was not related to student’s GPA.
Stres sebagai mediator antara mindfulness dan frekuensi merokok pada individu dewasa awal di Jakarta Lesmana, Teguh; Yunita, Mutiara Mirah
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology 2020: Online first
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu139

Abstract

Studi menunjukkan bahwa mindfulness merupakan variabel penting yang membantu individu dalam mengelola stres. Stres merupakan faktor potensial yang memotivasi individu untuk merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan peran stres sebagai mediator antara mindfulness dan frekuensi merokok. Sebuah survei yang diikuti oleh 400 perokok reguler berusia 16 - 40 tahun (Musia = 27.92; SD = 8.04) dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tingkat mindfulness, stres, dan frekuensi merokok partisipan. Analisis regresi mengkonfirmasi model mediasi, menunjukkan bahwa stres memediasi hubungan antara mindfulness dan frekuensi merokok seseorang. Studi ini menyimpulkan bahwa skor kesadaran yang tinggi dapat menurunkan tingkat stres seseorang, yang kemudian mengurangi frekuensi merokok mereka. Studi ini menawarkan implikasi praktis mengenai manfaat potensial dari pelatihan mindfulness sebagai strategi untuk mengurangi frekuensi merokok.
HUBUNGAN MINDFULNESS DAN VIGOR DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS X Mutiara Mirah Yunita; Teguh Lesmana
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.14.2.172-184

Abstract

The data shows that some students have experienced failure in lectures and failures in lectures that have an impact on dropping out of college need to be found. One of the initial factors that contributed to failure in lectures was a low GPA. Students need to have a way to have a positive learning attitude so that they can contribute to improving their GPA. In this case the researcher aims to find out the role of mindfulness and vigor on the student GPA, in addition to finding out the relationship between mindfulness and vigor. The method used in this study is the correlation analysis technique to find evidence of the relationship of mindfulness with vigor, and academic achievement. The number of samples used was 81 students from University X. Mindfulness was measured using the Five Facet Mindfulness Questionnaires (FFMQ), vigor was measured using the Shirom-Melamed vigor measure (SMVM) and academic achievement was measured by student GPA. Both measuring instruments have been adapted into Indonesian, and have good reliability based on the trial process. The results of this study indicate that there is a relationship between mindfulness and vigor. Other analysis results also show that there is a significant relationship between mindfulness and vigor with academic achievement in students.
HUBUNGAN ANTARA NOMOPHOBIA DENGAN PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA DI JAKARTA Teguh Lesmana; Steven Loe
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 17, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.17.1.1-13

Abstract

Kemajuan teknologi sudah pasti terjadi seiring perkembangan zaman yang membuat internet dan smartphone banyak digunakan. Akses semakin dipermudah dengan adanya aplikasi seperti Whatsapp dan Instagram. Survei yang dilakukan di tahun 2016 menemukan terdapat 36% pemakai Smartphone di Indonesia yang memakai smartphone selama 4 sampai 8 jam. Hal tersebut dapat membawa dampak negatif yang dapat mengarah pada ketakutan bernama nomophobia atau no-mobile phone phobia. Keterikatan terhadap smartphone membuat individu tidak bisa lepas dari smartphone yang dapat mengarah kepada problematic internet use yang juga nama lainnya adalah masalah dalam penggunaan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nomophobia dengan problematic internet use pada mahasiswa di Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 134 orang mahasiwa yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Nomophobia Questionnaire milik Yildirim dan Correia (2015) untuk mengukur nomophobia menghasilkan reliabilitas 0,910 yang terdiri dari 4 dimensi dan 20 butir pernyataan. Problematic Internet Use diukur dengan The Generalized Problematic Internet Use Scale 2 yang dibuat oleh Caplan tahun 2010 dengan reliabilitas 0,898 yang terdiri dari 4 dimensi dan 15 butir pernyataan. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi untuk lewat program SPSS untuk mengetahui hubungan variabel penelitian. Hasil Korelasi antara nomophobia dengan Problematic Internet Use memiliki hasil hubungan positif yang signigikan (sig < 0,05, p = 0,616). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan nomophobia mahasiswa maka akan semakin tinggi kecenderungan problematic internet use yang dimiliki oleh mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, apabila kecenderungan nomophobia semakin rendah pada mahasiswa maka akan semakin rendah pula kecenderungan problematic internet use.
Hubungan antara academic self-concept dan academic self-efficacy dengan flow pada mahasiswa Universitas X Teguh Lesmana
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu90

Abstract

Perasaan tertekan dan tidak fokus saat kuliah dapat dialami oleh mahasiswa dan mengindikasikan kurangnya flow dalam diri mahasiswa. Academic self-concept dan academic self-efficacy merupakan variabel yang diduga dapat berhubungan dengan flow pada mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara academic self-concept dan academic self-efficacyterhadap flow. Studi kuantitatif ini menggunakan kuesioner untuk pengambilan data, dengan jumlah partisipan sebanyak 108 mahasiswa universitas X. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara academic self-concept dan academic self-efficacy terhadap flow pada mahasiswa. Terdapat juga hubungan yang signifikan antara academic self-concept dan academic self-efficacy dengan IPK mahasiswa, sedangkan flow tidak terbukti berhubungan dengan IPK.
Stres sebagai mediator antara mindfulness dan frekuensi merokok pada individu dewasa awal di Jakarta Teguh Lesmana; Mutiara Mirah Yunita
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 8 No 1 (2021)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu139

Abstract

Studi menunjukkan bahwa mindfulness merupakan variabel penting yang membantu individu dalam mengelola stres. Stres merupakan faktor potensial yang memotivasi individu untuk merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan peran stres sebagai mediator antara mindfulness dan frekuensi merokok. Sebuah survei yang diikuti oleh 400 perokok reguler berusia 16 - 40 tahun (Musia = 27.92; SD = 8.04) dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tingkat mindfulness, stres, dan frekuensi merokok partisipan. Analisis regresi mengkonfirmasi model mediasi, menunjukkan bahwa stres memediasi hubungan antara mindfulness dan frekuensi merokok seseorang. Studi ini menyimpulkan bahwa skor kesadaran yang tinggi dapat menurunkan tingkat stres seseorang, yang kemudian mengurangi frekuensi merokok mereka. Studi ini menawarkan implikasi praktis mengenai manfaat potensial dari pelatihan mindfulness sebagai strategi untuk mengurangi frekuensi merokok.
PERAN KECERDASAN BUDAYA DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF ONLINE GENERASI MILENIAL YANG MERANTAU DI JAKARTA Teguh Lesmana; Chintya Monica Rarung
JURNAL PSIKOLOGI MALAHAYATI Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v2i2.3001

Abstract

ABSTRACT: THE ROLE OF CULTURAL INTELLIGENCE AND PERSONALITY TOWARD ONLINE CONSUMTIVE BEHAVIOR OF MILLENNIAL GENERATION WHO WANDER IN JAKARTA This study aims to determine the role of cultural intelligence and personality on the online consumptive behavior of the millennial generation who have migrated in Jakarta. This research is a survey research design with non-experimental research types and involves three measuring instruments consisting of the Cultural Intelligence Measurement Scale (CIMS) to measure cultural intelligence, the Big Five Inventory 2 Short Form (BFI-2S) to measure personality characteristics and Consumptive Behavior Scale to measure the tendency of consumptive behavior. This study involved 303 participants who were millennials who had migrated to Jakarta. The results of this study indicate that cultural intelligence has a positive and significant correlation with consumptive behavior, where the higher the cultural intelligence possessed, the more it will increase the consumptive behavior of the participants. In addition, the results of subsequent studies showed that openness, agreeableness, and extraversion had a negative and significant correlation with consumptive behavior, while neuroticism had a positive and significant correlation with consumptive behavior. This study provides supporting data that cultural intelligence and personality in migrants can lead to consumptive behavior. Keywords: Personality, Cultural Intelligence, Consumtive Behavior Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kecerdasan budaya dan kepribadian terhadap perilaku konsumtif online generasi milenial yang merantau di Jakarta. Penelitian ini merupakan survey research design dengan jenis penelitian non eksperimental dan melibatkan tiga alat ukur yang terdiri atas Cultural Intelligence Measurement Scale (CIMS) untuk mengukur kecerdasan budaya, Big Five Inventory 2 Short Form (BFI-2S) untuk mengukur karakteristik kepribadian dan Skala Perilaku Konsumtif untuk mengukur kecenderungan perilaku konsumtif. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan melibatkan 303 partisipan yang merupakan generasi milenial yang merantau di Jakarta dengan mayoritas partisipan berusia 20-25 tahun (80.9%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan budaya berkorelasi positif dan signifikan dengan perilaku konsumtif, dimana semakin tinggi kecerdasan budaya yang dimiliki maka akan semakin meningkatkan perilaku konsumtif partisipan. Selain itu, hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa openness, agreeableness,dan extraversionberkorelasi negatif dan signifikan dengan perilaku konsumtif, sementara neuroticism berkorelasi positif dan signifikan dengan perilaku konsumtif. Penelitian ini memberikan data pendukung bahwa kecerdasan budaya dan kepribadian pada perantau berperan dalam menentukan perilaku konsumtif. Kata Kunci: Kepribadian, Kecerdasan Budaya, Perilaku Konsumtif
Self-Regulation as a Response to Stress in Students during a Pandemic Teguh Lesmana; Febryan Febryan
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 11, No 2 (2022): Volume 11, Issue 2, June 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v11i2.7455

Abstract

It is undeniable, the danger of a pandemic has hampered human activities. So, to prevent the threat from this pandemic, the Indonesian government implemented Large-Scale Social Restrictions (PSBB) which also had an impact on the world of education with the implementation of online learning. Online learning during this pandemic poses several obstacles for students. These obstacles eventually cause students to experience stress. This study aims to determine the relationship between self-regulation and stress levels in Tangerang students during the pandemic. The method used is a quantitative method with a purposive sampling technique that uses a questionnaire for data collection. In this study, two questionnaires were used, namely the perceived stress scale to measure stress and the short form self-regulation questionnaire to measure self-regulation. Data were collected on 304 active student participants in the Tangerang area and analyzed using the Spearman's Rho correlation test. The results obtained from this study indicate that there is a significant negative relationship between self-regulation and student stress during the pandemic. A significant relationship can be seen from the p-value of 0.000 (p<0.05) and the r-value of -0.573. The r value indicates that the relationship between the two variables has a negative direction, meaning that the higher the self-regulation, the lower the stress. Good self-regulation that individuals have will be able to cope with stress in themselves. Tak dapat dipungkiri, bahaya dari pandemi telah membuat aktivitas manusia menjadi terhambat. Maka, untuk mencegah ancaman dari pandemi ini, pemerintah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pula pada dunia pendidikan dengan diberlakukannya pembelajaran daring. Pembelajaran daring di masa pandemi ini nyatanya menimbulkan beberapa hambatan bagi mahasiswa. Berbagai hambatan tersebut akhirnya menyebabkan mahasiswa mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi diri terhadap tingkat stres pada mahasiswa Tangerang di masa pandemi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling yang menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini menggunakan dua kuesioner yaitu perceived stress scale untuk mengukur stres dan short form self-regulation questionnaire untuk mengukur regulasi diri. Pengambilan data dilakukan kepada 304 partisipan mahasiswa/i aktif di daerah Tangerang dan dianalisis menggunakan uji korelasional spearman’s rho. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara regulasi diri dengan stres mahasiswa di masa pandemi. Hubungan yang signifikan dilihat dari nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) dan nilai r sebesar -0,573. Nilai r tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel memiliki arah negatif, artinya semakin tinggi regulasi diri maka semakin rendah stres. Regulasi diri yang baik yang dimiliki individu akan mampu mengatasi stres dalam dirinyal
Karakteristik Kepribadian, Harga Diri dan Gaya Hidup Hedonisme Pada Mahasiswa Konsumen Starbucks Teguh Lesmana; Rudy Santoso
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.337 KB) | DOI: 10.25077/jip.3.1.59-71.2019

Abstract

Coffee consumption of Indonesian people tends to increase over the past few years. Coffee drinking activity now tends to be a lifestyle where someone can spend time having fun. The purpose of this study was to determine the relationship between personality traits and self-esteem with hedonistic lifestyle on Starbucks consumer in Jakarta. The participants in this study consisted of 390 students who had visited Starbucks. Research participants were asked to fill out the Big Five Inventory-10 (BFI-10) questionnaire and Rosenberg self-esteem scale questionnaire that had been adapted to Indonesian, as well as the scale of the hedonistic lifestyle. The results showed that there was a significant negative relationship between self-esteem and hedonistic lifestyle, while conscientiousness personality traits had a significant positive relationship with the hedonistic lifestyle. This result explains that students can have a Hedonistic lifestyle when they do not have a positive assessment of themselves. The result of a significant positive relationship between conscientiousness personality and hedonistic lifestyle is in line with the results of previous studies which found a significant relationship between conscientiousness personality and caffeine consumption. Thus the tendency of coffee consumption based on the hedonism lifestyle is likely to be influenced by self-esteem and personality possessed.