Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

SOSIALISASI PEMULIHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN DESA PENGUDANG KABUPATEN BINTAN Dedy Kurniawan; Aditya Hikmat Nugraha; Wahyudin Wahyudin; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Susiana Susiana; T. Ersti Yulikasari
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 4 No 1 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v4i1.3905

Abstract

Kegiatan pemulihan ekosistem terumbu karang di Kabupaten Bintan merupakan kegiatan pemulihan ekosistem terumbu karang berbasis masyarakat yang dilakukan dalam upaya perlindungan ekosistem terumbu karang, serta pemulihan kerusakan lingkungan pesisir dan laut melalui pemulihan kerusakan ekosistem terumbu karang berbasis masyarakat di Perairan Desa Pengudang, Kabupaten Bintan. Kegiatan sosialisasi pemulihan ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Pengudang, Kabupaten Bintan melibatkan masyarakat Desa Pengudang, Pokdarwis Pengudang Bintan Mangrove, Yayasan Ecology, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. Kepulauan Riau, Dinas Lingkungan Hidup Bintan, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kepulauan Riau dan Dinas Perikanan Kabupaten Bintan.
Karakteristik morfologi dan pertumbuhan lamun Halophila ovalis pada beberapa kawasan pesisir Pulau Bintan Aditya Hikmat Nugraha; Hazrul Hazrul; Susiana Susiana; Try Febrianto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.322 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.3.17781

Abstract

Halophila ovalis is one of the pioneer seagrass species. The physico-chemical factors of the waters greatly influence the life processes of the seagrass. This study aims to compare the morphometric characteristics and growth of H. ovalis seagrass on water quality in several coastal areas in Bintan Island. Observation of morphometric characteristics includes measurement of rhizome diameter, leaf length, leaf of width, root length, internode length and number of leaves. Observation of growth rate was done by using the cutting method for leaves and marking method for rhizome. Observations of the growth rate were carried out twice, namely on the 14th and 28th days. The results showed that the H. ovalis type of seagrass found at Dompak Station had greater morphological characters than other stations. The condition of the bottom substrate is related to the morphological characters of the seagrass. The growth pattern of the seagrass leaves for one month of observation has a decline in growth trend. The rhizome growth pattern at all observation stations has an increasing trend. The results of the principal component analysis and correspondence analysis show that environmental parameters such as substrate type and nutrient concentration have a role in the morphological structure and growth of H. ovalis.Keywords:BintanGrowthHalophila ovalisMorphologySeagrassABSTRAKHalophila ovalis merupakan salah satu jenis lamun pionir. Faktor fisika-kimia perairan sangat mempengaruhi proses kehidupan lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik morfometrik dan pertumbuhan lamun H. ovalis pada beberapa kawasan pesisir di Pulau Bintan yang memiliki kondisi lingkungan berbeda. Pengamatan karakteristik morfologi meliputi pengukuran diameter rhizome, panjang daun, lebar daun, panjang akar, panjang internode dan jumlah daun. Pengamatan laju pertumbuhan dilakukan dengan metode pemangkasan untuk daun dan metode penandaan untuk rhizome. Pengamatan terhadap laju pertumbuhan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-14 dan ke-28. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamun jenis H. ovalis yang terdapat di Stasiun Dompak memiliki karakter morfologi lebih besar dibandingkan dengan stasiun lainnya. Adapun kondisi substrat dasar perairan memiliki keterkaitan dengan karakter morfologi lamun. Pola pertumbuhan daun lamun selama satu bulan pengamatan memiliki trend penurunan pertumbuhan. Pola pertumbuhan rhizome pada seluruh stasiun pengamatan memiliki trend peningkatan. Hasil analisis komponen utama dan analisis koresponden menunjukkan bahwa parameter lingkungan seperti tipe substrat dan konsentrasi nutrien memiliki peran terhadap struktur morfologi dan pertumbuhan lamun H. ovalis.Kata kunci:BintanHalophila ovalisLamunMorfologiPertumbuhan
Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir bintan timur-Indonesia Aditya Hikmat Nugraha; Endang S Srimariana; Indra Jaya; Mujizat Kawaroe
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.666 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.2.13326

Abstract

Abstract. Teluk Bakau Village is one of the largest conservation areas of seagrass ecosystem located in Bintan Island. This research aim to study the distribution of species, seagrass coverage and seagrass density in Teluk Bakau Village. The research was conducted at two stations, Beralas Pasir Island and Teluk Bakau Village Beach. Seagrass data collections are computed using transect quadrat method. The results of this study show that there is total 8 species of seagrasses found in the conservation area of seagrass ecosystem in Teluk Bakau, namelu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium and Halodule uninervis. The highest seagrass cover value was found at Beralas Pasir Island station about 47%, while in Teluk Bakau Village Beach station the seagrass coverage value was arround 29%. Based on these coverage value, the seagrass ecosystem in Teluk Bakau area fall in the category of medium conditon. The excistence of seagrass ecosystem in Teluk Bakau village is utilized by the community in small scale fisheries activity, therefore it is utmost important that its biodiversity and level of coverage are maintaned or even improved.Keywords: Bintan, conservation, coverage, seagrass, teluk bakau Abstrak. Desa Teluk Bakau merupakan salah satu kawasan konservasi ekosistem padang lamun yang terletak di Pulau Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran spesies, tutupan dan kerapatan lamun di Desa Teluk Bakau. Metode pengamatan ekosistem padang lamun dengan menggunakan metode transek kuadrat. Penelitian dilakukan di dua stasiun yaitu Pantai Timur Teluk Bakau dan Pulau Beralas Pasir. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa total terdapat 8 spesies lamun yang ditemukan di kawasan konservasi ekosistem padang lamun di Teluk Bakau, meliputi spesies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium dan Halodule uninervis. Nilai tutupan lamun tertinggi ditemukan di stasiun Pulau Beralas Pasir sebesar 47% dan stasiun Pantai Desa Teluk Bakau memiliki nilai tutupan lamun sebesar 29%. Berdasarkan nilai tutupannya ekosistem padang lamun di kawasan Teluk Bakau berada dalam kondisi sedang. Keberadaan ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam aktivitas perikanan skala kecil, sehingga sangat penting untuk menjaga keberagaman dan nilai tutupan ekosistem lamun.Kata Kunci: Bintan, konservasi, lamun, Teluk Bakau, tutupan
Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir bintan timur-Indonesia Aditya Hikmat Nugraha; Endang S Srimariana; Indra Jaya; Mujizat Kawaroe
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.2.13326

Abstract

Abstract. Teluk Bakau Village is one of the largest conservation areas of seagrass ecosystem located in Bintan Island. This research aim to study the distribution of species, seagrass coverage and seagrass density in Teluk Bakau Village. The research was conducted at two stations, Beralas Pasir Island and Teluk Bakau Village Beach. Seagrass data collections are computed using transect quadrat method. The results of this study show that there is total 8 species of seagrasses found in the conservation area of seagrass ecosystem in Teluk Bakau, namelu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium and Halodule uninervis. The highest seagrass cover value was found at Beralas Pasir Island station about 47%, while in Teluk Bakau Village Beach station the seagrass coverage value was arround 29%. Based on these coverage value, the seagrass ecosystem in Teluk Bakau area fall in the category of medium conditon. The excistence of seagrass ecosystem in Teluk Bakau village is utilized by the community in small scale fisheries activity, therefore it is utmost important that its biodiversity and level of coverage are maintaned or even improved.Keywords: Bintan, conservation, coverage, seagrass, teluk bakau Abstrak. Desa Teluk Bakau merupakan salah satu kawasan konservasi ekosistem padang lamun yang terletak di Pulau Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran spesies, tutupan dan kerapatan lamun di Desa Teluk Bakau. Metode pengamatan ekosistem padang lamun dengan menggunakan metode transek kuadrat. Penelitian dilakukan di dua stasiun yaitu Pantai Timur Teluk Bakau dan Pulau Beralas Pasir. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa total terdapat 8 spesies lamun yang ditemukan di kawasan konservasi ekosistem padang lamun di Teluk Bakau, meliputi spesies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium dan Halodule uninervis. Nilai tutupan lamun tertinggi ditemukan di stasiun Pulau Beralas Pasir sebesar 47% dan stasiun Pantai Desa Teluk Bakau memiliki nilai tutupan lamun sebesar 29%. Berdasarkan nilai tutupannya ekosistem padang lamun di kawasan Teluk Bakau berada dalam kondisi sedang. Keberadaan ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam aktivitas perikanan skala kecil, sehingga sangat penting untuk menjaga keberagaman dan nilai tutupan ekosistem lamun.Kata Kunci: Bintan, konservasi, lamun, Teluk Bakau, tutupan
Karakteristik morfologi dan pertumbuhan lamun Halophila ovalis pada beberapa kawasan pesisir Pulau Bintan Aditya Hikmat Nugraha; Hazrul Hazrul; Susiana Susiana; Try Febrianto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.3.17781

Abstract

Halophila ovalis is one of the pioneer seagrass species. The physico-chemical factors of the waters greatly influence the life processes of the seagrass. This study aims to compare the morphometric characteristics and growth of H. ovalis seagrass on water quality in several coastal areas in Bintan Island. Observation of morphometric characteristics includes measurement of rhizome diameter, leaf length, leaf of width, root length, internode length and number of leaves. Observation of growth rate was done by using the cutting method for leaves and marking method for rhizome. Observations of the growth rate were carried out twice, namely on the 14th and 28th days. The results showed that the H. ovalis type of seagrass found at Dompak Station had greater morphological characters than other stations. The condition of the bottom substrate is related to the morphological characters of the seagrass. The growth pattern of the seagrass leaves for one month of observation has a decline in growth trend. The rhizome growth pattern at all observation stations has an increasing trend. The results of the principal component analysis and correspondence analysis show that environmental parameters such as substrate type and nutrient concentration have a role in the morphological structure and growth of H. ovalis.Keywords:BintanGrowthHalophila ovalisMorphologySeagrassABSTRAKHalophila ovalis merupakan salah satu jenis lamun pionir. Faktor fisika-kimia perairan sangat mempengaruhi proses kehidupan lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik morfometrik dan pertumbuhan lamun H. ovalis pada beberapa kawasan pesisir di Pulau Bintan yang memiliki kondisi lingkungan berbeda. Pengamatan karakteristik morfologi meliputi pengukuran diameter rhizome, panjang daun, lebar daun, panjang akar, panjang internode dan jumlah daun. Pengamatan laju pertumbuhan dilakukan dengan metode pemangkasan untuk daun dan metode penandaan untuk rhizome. Pengamatan terhadap laju pertumbuhan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-14 dan ke-28. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamun jenis H. ovalis yang terdapat di Stasiun Dompak memiliki karakter morfologi lebih besar dibandingkan dengan stasiun lainnya. Adapun kondisi substrat dasar perairan memiliki keterkaitan dengan karakter morfologi lamun. Pola pertumbuhan daun lamun selama satu bulan pengamatan memiliki trend penurunan pertumbuhan. Pola pertumbuhan rhizome pada seluruh stasiun pengamatan memiliki trend peningkatan. Hasil analisis komponen utama dan analisis koresponden menunjukkan bahwa parameter lingkungan seperti tipe substrat dan konsentrasi nutrien memiliki peran terhadap struktur morfologi dan pertumbuhan lamun H. ovalis.Kata kunci:BintanHalophila ovalisLamunMorfologiPertumbuhan
Komposisi Makanan Ikan Baronang (Siganus guttatus) pada Ekosistem Lamun di Perairan Kota Tanjungpinang Uli Rohana Malau; Aditya Hikmat Nugraha; Ahmad Zahid
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 3 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i3.19795

Abstract

The survival of fish in the waters is strongly influenced by the availability of food. The purpose of this study was to analyze the types of food for baronang fish and determine the selectivity of food for baronang fish in seagrass ecosystems in Tanjungpinang waters. This research was conducted in May 2023 at three stations, namely Sekatap Waters (ST I), Madong Waters (ST II), and Sebauk Waters (ST III). The research data collection method was carried out by purposive sampling. Fish samples were obtained from catches using 2-inch gill nets. Epiphyte sampling on seagrass leaves was carried out randomly. The total number of fish obtained at station I was 8 fish, 10 fish for station II, and 7 fish for station III. The catches at each station were dissected and collected from their digestive tract and then preserved for analysis in the laboratory. Analysis of the data used is the index of propenderance and electivity index. The results obtained in this study were the type of food for baronang fish (S. gutttatus) found in Tanjungpinang waters consisting of groups of microalgae from the class Bacillariophyceae (Flagilaria, Coscinodiscus, Diatoma, Nitzschia, Gyrosigma, Melosira, Rhizosolenia, and Rhabdonema), Euglenophyceae (Trachelomonas), Dinophyceae (Alexandrium), Chlorophyceae (Closteriopsis), Cyanophyceae (Oscilatoria and Audouinella), Crysophyceae (Vaucheria), Rhodophyceae (Polisiphonia and Bostrychia), group of nematodes from class Secernentea (Hirschmanniella) and Adenophorea (Anaplectus), group of crustaceans from class Branchiopoda (Diaphanosoma), shrimp leg pieces (unidentified), and detritus group. Baronang fish choosing food in their surroundings. Kelangsungan hidup ikan di perairan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis makanan ikan baronang dan menentukan pemilihan makanan ikan baronang pada ekosistem lamun di perairan Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 pada tiga stasiun yaitu di Perairan Sekatap (ST I), Perairan Madong (ST II), dan Perairan Sebauk (ST III). Metode pengambilan data penelitian dilakukan secara purpossive sampling. Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan menggunakan jaring insang berukuran 2 inchi. Pengambilan epifit pada daun lamun dilakukan secara acak. Total jumlah ikan yang diperoleh pada stasiun I yaitu 8 ekor, stasiun II 10 ekor, dan stasiun III 7 ekor. Hasil tangkapan pada masing-masing stasiun dibedah dan mengambil saluran pencernaannya lalu diawetkan untuk dianalisis di laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu Index of propenderance dan electivity index. Adapun hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu jenis makanan ikan baronang (S. gutttatus) yang ditemukan di perairan Tanjungpinang terdiri kelompok mikroalga dari kelas Bacillariophyceae (Flagilaria, Coscinodiscus, Diatoma, Nitzschia, Gyrosigma, Melosira, Rhizosolenia, dan Rhabdonema), Euglenophyceae (Trachelomonas), Dinophyceae (Alexandrium), Chlorophyceae (Closteriopsis), Cyanophyceae (Oscilatoria dan Audouinella), Crysophyceae (Vaucheria), Rhodophyceae (Polisiphonia dan Bostrychia), Kelompok nematoda dari kelas Secernentea (Hirschmanniella) dan Adenophorea (Anaplectus), Kelompok crustacea dari kelas Branchiopoda (Diaphanosoma), potongan kaki udang (tidak teridentifikasi), dan Kelompok detritus. Ikan baronang memilih makanan yang ada di lingkungannya. 
Potensi Penyimpanan Karbon pada Lamun Thalassia Hempricii di Perairan Tanggetada, Kabupaten Kolaka Ilham Antariksa Tasabaramo; Riska; Laode Abdul Fajar Hasidu; Aditya Hikmat Nugraha; Hasan Eldin Adimu; Maharani; Putri Cahyani
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 1 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v7i1.76

Abstract

Thalassia hempricii merupakan lamun yang memiliki sebaran dan kerapatan yang tinggi di perairan Kecamatan Tanggetada. Beberapa studi mengatakan, lamun ini memiliki kontribusi yang besar terhadap penyerapan karbon di atmosfer. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi penyimpanan karbon pada lamun Thalassia Hempricii. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar lamun Thalassia Hempricii menyimpan karbon, baik pada bagian atas lamun maupun bagian bawah lamun. Metode yang digunakan untuk menghitung karbon adalah dengan metode faktor konversi biomassa ke karbon. Lokasi penelitian dilakukan di 3 stasiun yaitu Kelurahan Tanggetada, Desa Palewai dan Kelurahan Anaiwoi. Hasil penelitian menunukkan bahwa kandungan karbon yang tersimpan pada lamun Thalassia hempricii adalah sebesar 362,54 gC/m2. Karbon yang tersimpan pada lamun bagian bawah lebih besar dibandingkan lamun bagian atas. Karbon yang tersimpan pada lamun bagian bawah berkisar antara 79, 60-497 gC/m2 dan pada lamun bagian atas berkisar antara 17,50-131,43 gC/m2.
Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir bintan timur-Indonesia Aditya Hikmat Nugraha; Endang S Srimariana; Indra Jaya; Mujizat Kawaroe
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.2.13326

Abstract

Abstract. Teluk Bakau Village is one of the largest conservation areas of seagrass ecosystem located in Bintan Island. This research aim to study the distribution of species, seagrass coverage and seagrass density in Teluk Bakau Village. The research was conducted at two stations, Beralas Pasir Island and Teluk Bakau Village Beach. Seagrass data collections are computed using transect quadrat method. The results of this study show that there is total 8 species of seagrasses found in the conservation area of seagrass ecosystem in Teluk Bakau, namelu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium and Halodule uninervis. The highest seagrass cover value was found at Beralas Pasir Island station about 47%, while in Teluk Bakau Village Beach station the seagrass coverage value was arround 29%. Based on these coverage value, the seagrass ecosystem in Teluk Bakau area fall in the category of medium conditon. The excistence of seagrass ecosystem in Teluk Bakau village is utilized by the community in small scale fisheries activity, therefore it is utmost important that its biodiversity and level of coverage are maintaned or even improved.Keywords: Bintan, conservation, coverage, seagrass, teluk bakau Abstrak. Desa Teluk Bakau merupakan salah satu kawasan konservasi ekosistem padang lamun yang terletak di Pulau Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran spesies, tutupan dan kerapatan lamun di Desa Teluk Bakau. Metode pengamatan ekosistem padang lamun dengan menggunakan metode transek kuadrat. Penelitian dilakukan di dua stasiun yaitu Pantai Timur Teluk Bakau dan Pulau Beralas Pasir. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa total terdapat 8 spesies lamun yang ditemukan di kawasan konservasi ekosistem padang lamun di Teluk Bakau, meliputi spesies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetifolium dan Halodule uninervis. Nilai tutupan lamun tertinggi ditemukan di stasiun Pulau Beralas Pasir sebesar 47% dan stasiun Pantai Desa Teluk Bakau memiliki nilai tutupan lamun sebesar 29%. Berdasarkan nilai tutupannya ekosistem padang lamun di kawasan Teluk Bakau berada dalam kondisi sedang. Keberadaan ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam aktivitas perikanan skala kecil, sehingga sangat penting untuk menjaga keberagaman dan nilai tutupan ekosistem lamun.Kata Kunci: Bintan, konservasi, lamun, Teluk Bakau, tutupan
Karakteristik morfologi dan pertumbuhan lamun Halophila ovalis pada beberapa kawasan pesisir Pulau Bintan Aditya Hikmat Nugraha; Hazrul Hazrul; Susiana Susiana; Try Febrianto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.3.17781

Abstract

Halophila ovalis is one of the pioneer seagrass species. The physico-chemical factors of the waters greatly influence the life processes of the seagrass. This study aims to compare the morphometric characteristics and growth of H. ovalis seagrass on water quality in several coastal areas in Bintan Island. Observation of morphometric characteristics includes measurement of rhizome diameter, leaf length, leaf of width, root length, internode length and number of leaves. Observation of growth rate was done by using the cutting method for leaves and marking method for rhizome. Observations of the growth rate were carried out twice, namely on the 14th and 28th days. The results showed that the H. ovalis type of seagrass found at Dompak Station had greater morphological characters than other stations. The condition of the bottom substrate is related to the morphological characters of the seagrass. The growth pattern of the seagrass leaves for one month of observation has a decline in growth trend. The rhizome growth pattern at all observation stations has an increasing trend. The results of the principal component analysis and correspondence analysis show that environmental parameters such as substrate type and nutrient concentration have a role in the morphological structure and growth of H. ovalis.Keywords:BintanGrowthHalophila ovalisMorphologySeagrassABSTRAKHalophila ovalis merupakan salah satu jenis lamun pionir. Faktor fisika-kimia perairan sangat mempengaruhi proses kehidupan lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik morfometrik dan pertumbuhan lamun H. ovalis pada beberapa kawasan pesisir di Pulau Bintan yang memiliki kondisi lingkungan berbeda. Pengamatan karakteristik morfologi meliputi pengukuran diameter rhizome, panjang daun, lebar daun, panjang akar, panjang internode dan jumlah daun. Pengamatan laju pertumbuhan dilakukan dengan metode pemangkasan untuk daun dan metode penandaan untuk rhizome. Pengamatan terhadap laju pertumbuhan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-14 dan ke-28. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamun jenis H. ovalis yang terdapat di Stasiun Dompak memiliki karakter morfologi lebih besar dibandingkan dengan stasiun lainnya. Adapun kondisi substrat dasar perairan memiliki keterkaitan dengan karakter morfologi lamun. Pola pertumbuhan daun lamun selama satu bulan pengamatan memiliki trend penurunan pertumbuhan. Pola pertumbuhan rhizome pada seluruh stasiun pengamatan memiliki trend peningkatan. Hasil analisis komponen utama dan analisis koresponden menunjukkan bahwa parameter lingkungan seperti tipe substrat dan konsentrasi nutrien memiliki peran terhadap struktur morfologi dan pertumbuhan lamun H. ovalis.Kata kunci:BintanHalophila ovalisLamunMorfologiPertumbuhan
Co-Authors . Jihad Abdul Rahman Putra Abdul Rahman Ritonga Adriani Sunuddin Afis Irawan Agung Dhamar Syakti Agus Ramli Ahmad Zahid Andi Alamsyah Andi Bakia Askara Andri Irawan Anna Kristine Sigarlaki Bimo Panji Prayogo Calvyn Fredrik Aldus Sondak Dea Fauzia Lestari Dedy Kurniawan Deni Saputra Devia Hartono Puteri Devia Hartono Puteri Dietriech Geoffrey Bengen Dony Apdillah Endang Sunarwati Srimariana Esty Kurniawati Fadhliyah Idris Febrianto, Try Hasan Eldin Adimu Hasidu, La Ode Abdul Fajar Hazrul Hazrul Herlanto Sihar Napitupulu Hidayati, Jelita Rahma I Wayan Eka Dharmawan ika Anggraeni Ilham Antariksa Tasabaramo Indra Jaya Insaniah Rahimah Iqoh Faiqoh Ita Karlina Ita Karlina Ita Karlina Ita Karlina Ita Karlina Jemi Jemi Jumsurizal Jumsurizal Juraij Juraij Khairul Hafsar Khairunnisa Khairunnisa Kristina, Kariska Lestari, Febrianti Lia Badriyah Maharani Mario Putra Suhana Mario Putra Suhana Mario Putra Suhana MUJIZAT KAWAROE Mujizat Kawaroe Mujizat Kawaroe Muslimin Muslimin Muslimin Muslimin Muta Ali Khalifa Nimmi Zulbainarni Nurhasima Nurul Dhewani Mirah Sjafrie Nurul Hati Pratiwi Sarinawaty Putra, Risandi D Putri Cahyani Putri Ramadhani Putri Restu Hertyastuti Rika Angraeni Riska Rosdyani Rachmi Said Almahdi Saputra, Ruli Sarinawaty, Pratiwi Susi Rahmawati Susi Rahmawati Susiana Susiana Susiana Susiana Susiana Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri T. Ersti Yulikasari Tarlan Subarno Tengku Ersti Yulika Sari Tri Apriadi Udhi E Hernawan Udhi E Hernawan Uli Rohana Malau Wahyu Adi Wahyudin Wahyudin Yehiel Hendry Dasmasela Yeti Darmayati Yuni Sinta Pratiwi Zahra, Aminatul