Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

IDENTIFIKASI TATA KELOLA PERSAMPAHAN BERDASARKAN TIPOLOGI KAWASAN PERUMAHAN TERENCANA DI KOTA MANADO Anggreny Purukan; Linda Tondobala; O. H. A Rogi
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i1.5257

Abstract

PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR GIRIAN DI KOTA BITUNG Mariani R.G.O Sakul; Linda Tondobala; Windy Mononimbar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i2.5323

Abstract

PARTISIPASI MASYARAKAT KECAMATAN MADIDIR TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BITUNG Stefanus T Tanod; M. M Rengkung; Linda Tondobala
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6051

Abstract

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Partisipasi Masyarakat dianggap sebagai suatu cara efektif dalam menangani permasalahan sampah karena masyarakat yang merupakan sumber sampah itu sendiri. Kota Bitung yang memiliki penduduk ±214.913 jiwa (Agustus 2012) menghasilkan sampah dengan total ±520 m3/hari, dengan hanya ±376 m3/hari yang dapat terangkut oleh Dinas Kebersihan dan ada ±144 m3/hari yang tidak terangkut. Selisih yang cukup besar membuat penelitian dirasakan perlu dilakukan mengenai tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Madidir Kota Bitung. Kecamatan Madidir dipilih karena berada di pusat Kota Bitung, dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kecamatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dengan menggunakan 8 (delapan) tangga partisipasi Arnstein; dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode skoring dan analisis distribusi frekuensi. Kesimpulan yang diperoleh adalah, tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Madidir terhadap program pengelolaan sampah Kota Bitung berdasarkan tipologi Arnstein berada pada tingkat ketiga yaitu pemberitahuan yang masuk dalam kategori derajat tokenisme/penghargaan. Dari hasil analisis, faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, dan sosial-budaya.  
Analisis Perkembangan Fisik Perkotaan Berbasis GIS di Kabupaten Minahasa Utara Gabriela Fabiola Manumpil; Linda Tondobala; Esly Takumansang
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 1 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i1.31722

Abstract

Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kependudukan dan interaksi antara kota dengan kota lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan dan pertumbuhan faktor tersebut menjadi pemicu berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya penggunaan lahan dan perubahan fisik. Salah satu fenomena yang menandai perkembangan fisik kota adalah ekspansi daerah terbangun pada daerah non terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada Kabupaten Minahasa Utara. Kabupaten Minahasa Utara memiliki 4 Wilayah perkotaan yaitu di daerah Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat kota dan Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi perkembangan fisik yang terjadi pada wilayah perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2011 & 2019; 2) menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilakukan dengan 2 metode analisis yaitu pada tujuan pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisa spasial dan menggunakan software Arcgis 10.3 dan tujuan kedua dengan metode deskripstif. Berdasarkan hasil penelitan, perkembangan terjadi pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema cenderung mengalami perkembangan secara horizontal. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, berbeda di tiap kecamatan seperti adanya faktor kebijakan strategis terkait perekembangan, keadaan geografis, fungsi kota yang menjadi daya tarik masyarakat. Kata kunci: Perkembangan Fisik Perkotaan, Faktor-faktor perkembangan
Konsep Aerotropolis Pulau Lembeh Kota Bitung Laurensius M Wowor; Linda Tondobala; Rieneke L.E Sela
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i2.37539

Abstract

Pulau Lembeh adalah pulau-pulau kecil yang memiliki luas kurang lebih 50 km2 , terletak di kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 – 2034, terdapat rencana pembangunan bandara pengumpan di pulau Lembeh, tetapi jika dilihat dari kestrategisan wilayah baik Sulawesi Utara maupun pulau Lembeh, rencana pembangunan bandara dapat ditingkatkan menjadi bandara pengumpul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wilayah, mengetahui arahan kesesuaian lahan yang potensial terhadap pengembangan kawasan budidaya serta untuk pengembangan wilayah pulau Lembeh menjadi kawasan aerotropolis. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deksriptif kualitatif - kuantitatif dengan menganalisis kondisi eksisting, selanjutnya melakukan analisis kesesuaian lahan dan pada tahapan terakhir akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah, indikator dan prinsip perencanaan aerotropolis. Hasil penelitian menunjukan bahwa di pulau Lembeh memiliki sejumlah potensi wilayah yang dapat mendukung pengembangan aerotropolis dilihat dari stuktur ruang, ketersediaan prasarana - sarana lingkungan, jaringan jalan dan moda transportasi eksisting, penggunaan lahan, dan dari aspek kesesuaian lahan didapati lahan dengan arahan kawasan budidaya perkebunan dan permukiman terbatas mendominasi di pulau Lembeh, dan untuk pengembangan konsep aerotropolis pulau Lembeh terbagi menjadi pengembangan wilayah, perencanaan bandara, perencanaan kota, perencanaan kawasan bisnis dan perencanaan transportasi multimoda. Kata kunci: Aerotropolis; Pengembangan Wilayah; Potensi Wilayah; Kesesuaian Lahan.
Perencanaan Prasarana dan Sarana di Kawasan Sekitar Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Likupang Kabupaten Minahasa Utara: Infrastructure and Facilities Planning Around Area of Tourism National Strategic Area Likupang North Minahasa Regency Friska Rumengan; Linda Tondobala; Sangkertadi
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pembangunan prasarana dan sarana dasar maupun pariwisata merupakan aspek penting dalam pengembangan wilayah. Pada 15 Juli tahun 2019 di tetapkan 5 destinasi wisata prioritas termasuk Likupang. Sesuai peraturan dan deliniasi kawasan, KSPN berada di Kecamatan Likupang Timur dan untuk kawasan sekitar KSPN yaitu Kecamatan Likupang Selatan dan Likupang Barat. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan sebagai penunjang KSPN Likupang dan diperlukan sinergitas antar kawasan agar saling menguatkan daerah masing-masing. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Statistik Deskriptif dan mengacu aturan terkait SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Peraturan menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Kebutuhan prasarana-sarana dasar & pariwisata di kawasan sekitar KSPN Likupang yaitu: jalan, drainase, listrik, telekomunikasi, air bersih, pengelolaan limbah, persampahan, pendidikan, kesehatan dan peribadatan. Sedangkan prasarana pariwisata yaitu: Penunjuk arah, toilet & kamar ganti, toko souvenier, rumah makan, gapura dan dive center. Kata kunci : Prasarana dan Sarana Dasar & Pariwisata; Sinegritas Wilayah; KSPN Likupang. Abstract The development of basic infrastructure and facilities as well as tourism is an important aspects of regional development. On July 15, 2019, 5 priority tourist destinations, including Likupang. According to regulations and regional delineation, KSPN is located in East Likupang District and for the area around KSPN, namely South Likupang and West Likupang Districts. The sub-district is a sub-district as a supporter of the Likupang KSPN. This study uses descriptive statistical analysis and refers to related rules: SNI 03-1733-2004 concerning Procedures for Planning for Housing Environments in Urban and Minister of Public Works Regulation of the Republic of Indonesia No. 01/PRT/M/2014 concerning Minimum Service Standards for Public Works and Spatial planning. The need for basic infrastructure & tourism in the area around the Likupang KSPN: the road network, drainage, electricity, telecommunications, clean water network, waste management, educational facilities, health facilities, and worship facilities. As for the tourism infrastructure, it consists of: directions, toilets & changing rooms, souvenir shops, restaurants, gates, and dive centers. Keywords: Basic Infrastructure and Facilities & Tourism; Regional Synergy: KSPN Likupang.
Evaluasi Ketersediaan Infastruktur di Pulau Kecil (Studi Kasus : Pulau Siau) Kristi H. Sondokan; Linda Tondobala; Jefrey I. Kindangen
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi infrastruktur yang ada di Pulau Siau diperhatikan ketersediaannya agar pertumbuhan maupun pengembangan wilayah dapat terfasilitasi dengan adanya infrastruktur dasar. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur yang ada di Pulau Siau, serta menganalisis kebutuhan infrastruktur yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan analisa pendekatan kuantitatif, karena.dalam pelaksanaannya.meliputi.data, analisis.dan.interpretasi serta metode spasial, teknik ini menggunakan data infrastruktur yang ada di Pulau Siau untuk dapat mengetahui sebaran infrastruktur yang terkait, kemudian data ini digunakan untuk mengetahui radius pelayanan dengan teknik buffering pemetaan menggunakan aplikasi ArcMap 10.3 untuk sebaran pelayanan infrastruktur. Berdasarkan hasil dari mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur sudah memadai, tetapi terdapat beberapa wilayah yang infrastrukturnya belum memadai. kebutuhan infrastruktur yang diperlukan di Pulau Siau di prioritaskan pada Kecamatan Siau Barat Utara dan Kecamatan Siau Tengah, hal ini dikarenakan berdasarkan hasil observasi ditemukan infrastruktur belum memadai pada kedua kecamatan tersebut, seperti ketersediaan telekomunikasi yang belum terlayani, kebutuhan sarana air bersih untuk pemenuhan masyarakat. Kata kunci: Evaluasi, Infrastruktur, Pulau Siau Abstract Availability of existing infrastructure on Siau Island is taken into account so that regional growth and development can be facilitated by basic infrastructure. The purpose of this study is to identify the availability of existing infrastructure on Siau Island, as well as analyze the required infrastructure needs. The method used in this study uses a quantitative descriptive method which is the method used in this research and uses a quantitative approach to analysis, because in its implementation it includes data analysis and interpretation as well as spatial methods, this technique uses existing infrastructure data. Siau Island to be able to find out the distribution of related infrastructure, then this data is used to determine the service radius with the buffering mapping technique using the ArcMap 10.3 application for the distribution of infrastructure services. Based on the results of identifying the availability of adequate infrastructure, there are several areas where the infrastructure is inadequate. the infrastructure needs needed on Siau Island are prioritized in Siau Barat Utara sub-district and Siau Tengah sub-district, this is because based on observation results found inadequate infrastructure in the two sub-districts, such as the availability of unserved telecommunications, the need for clean water facilities to meet the needs of the community. Keyword: Evaluation, Infrastructure, Siau Island
SARANA KEBUGARAN DAN RELAKSASI DI MANADO. “ARSITEKTUR LANSEKAP – SENSASI NATURAL” Alfa A. Joseph; Linda Tondobala; Windy Mononimbar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17090

Abstract

Kesehatan merupakan harapan semua orang saat ini, ditengah hiruk pikuk, polusi dan kesibukan kerja di perkotaan. Pentingnya menjaga kesehatan menjadi salah satu tujuan hidup yang utama, yang kadang dilupakan oleh manusia. Kesibukan dan aktivitas yang cukup tinggi pada masyarakat yang bekerja dan tinggal di daerah perkotaan menuntut gaya hidup yang serba cepat. Gaya hidup ini tentunya membutuhkan suatu fasilitas kebugaran dan relaksasi yang dapat menunjang kesehatan tubuh. Dalam  realita masyarakat perkotaan saat ini tingkat persaingan dalam berbagai aspek menuntut pemenuhan kebutuhan harus terpenuhi dengan cepat, efisien dan mudah. Kehadiran sarana kebugaran dan relaksasi dihadirkan dalam satu tempat bersamaan di mana keduanya memiliki sinkronisasi dengan tujuan untuk memperoleh kebugaran dan kesehatan jasmani yang dibutuhkan masyarakat perkotaan yang hidup dengan kompleksitas kerja dan rutinitas. Perancangan sarana kebugaran dan relaksasi ini mempertimbangkan aspek penting yang mendukung kesehatan manusia yaitu lingkungan alam sekitar, sehingga dalam perancangannya alam atau lingkungan memegang peranan penting. Sensasi natural akan menjadi suatu kajian dalam tema arsitektur lansekap yang akan dihadirkan dalam konsep dan ide desain ke objek rancangan. Sensasi natural yang dimaksudkan memiliki beberapa substansi yang akan dijadikan sebagai acuan pada konsep dan perancangan dengan tetap memperhatikan elemen-elemen arsitektur lansekap sebagai kajian tematik. Sensasi natural yang akan dihadirkan bertujuan untuk memberikan suatu perasaan dan kesan yang berbeda yang dapat dirasakan pengguna, dimana pengguna disini dapat merasakan suatu kondisi lingkungan yang menunjang untuk melakukan aktivitas berolahraga dan relaksasi. Pemenuhan objek dengan tema arsitektur lansekap-sensasi natural ini diharapkan akan menjadi nilai tambah yang berbeda dari tempat kebugaran dan relaksasi lainnya di Manado. Kata kunci: Kebugaran dan Relaksasi – Lansekap – Sensasi Natural
PUSAT KEGIATAN REMAJA DI KOTA BITUNG. Arsitektur Origami Christian V. Vially; Linda Tondobala; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19312

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil atlet olahraga dan kesenian di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan sistem pelatihan dan bimbingan yang baik di kota-kota besarnya. Ini bertolak belakang dengan kota-kota berkembang seperti kota Bitung. Padahal, kota Bitung merupakan kota dengan beragam suku dan ras yang menyimpan berbagai talenta mulai dari usia dini yakni remaja. Remaja di kota Bitung kebanyakan menyalurkan bakat-bakat mereka ke hal-hal negatif dikarenakan belum ada wadah di Kota Bitung yang dapat menampung talenta-talenta terpendam mereka. Oleh karena itu maka dibutuhkan wadah yang selain dapat menampung bakat-bakat tersebut, namun diiringi dengan bimbingan dan didikan yang tepat agar tetap bersifat positif.                Pusat Kegiatan Remaja merupakan salah satu fasilitas yang tepat dalam mengatasi permasalahan di atas. Selain mereduksi angka kriminalitas, fasilitas ini secara tidak langsung dapat menjadi sekolah kedua para remaja yang berfokus pada Olahraga dan Kesenian. Pusat Kegiatan Remaja ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan yang dapat menghasilkan atlet dan seniman yang dapat bersaing di kancah Nasional maupun Internasional.                Untuk menciptakan Pusat Kegiatan Remaja yang dapat menarik perhatian dan apresiasi masyarakat serta tidak kalah dari kota-kota besar, maka tema atau gaya Arsitektur yang akan digunakan sebagai pendekatan adalah Arsitektur Origami yang memberikan kelebihan pada nilai estetikanya dan sesuai denga perkembangan zaman.Kata Kunci : Pusat, Kegiatan, Remaja, Origami
PUSAT PELATIHAN PENYANDANG DISABILITAS FISIK. Arsitektur Perilaku Darlene Damopolii; Linda Tondobala; Julianus A. R. Sondakh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23687

Abstract

Penyandang Disabilitas Fisik merupakan kelainan tubuh yang dimiliki oleh seseorang dalam rentan waktu yang cukup lama dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Para Penyandang Disabilitas Fisik membutuhkan bantuan untuk mengembangkan diri mereka, karena sampai saat ini masalah menyangkut disabilitas masih sangat terabaikan. Penyandang Disabilitas Fisik perlu untuk mengembangkan kemampuan, ketrampilan, serta bakat mereka agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi baik  dengan masyarakat luar maupun dengan sesama penyandang disabilitas. Karakteristik dari berbagai macam penderita disabilitas fisik berbeda-beda. Maka dari itu perlu adanya pengamatan terhadap masing-masing klasifikasi disabilitas fisik. Pendekatan Arsitektur Perilaku menjadi langkah yang dipakai untuk mempelajari lebih dalam hubungan antara penyandang disabilitas fisik dan lingkungan. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik dengan menggunakan tema Arsitektur Perilaku.Arsitektur Perilaku yang memiliki karakteristik untuk mempertimbangkan perilaku perancangan membantu dalam memahami penyandang disabilitas fisik dalam segala aspek yang dibutuhkan. Dengan tema Arsitektur Perilaku inilah arsitektur akan menyesuaikan diri dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas dan menghadirkan objek rancangan Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik yang memperhatikan keamanan, kemudahan, kenyamanan dan kemandirian dari sang pengguna. Keempat strategi ini yang akan menjadi dasar dalam perancangan pusat pelatihan bagi penyandang disabilitas ini. Aplikasi tema Arsitektur Perilaku diterapkan pada objek perancangan lewat : pola hubungan ruang, sirkulasi dan entrance, tata ruang dalam, tata ruang luar, selubung bangunan serta utilitas bangunan. Dengan menghadirkan Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik di Manado dengan tema Arsitektur Perilaku inilah dapat menjadi suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan ketrampilan serta menjadi sarana pembelajaran serta pengembangan diri yang lebih baik bagi penyandang disabilitas fisikagar untuk kedepannya mereka dapat secara mantap kembali terjun ke realita kehidupan dengan kualitas yang lebih baik. Kata kunci : Penyandang Disabilitas, Fisik, Arsitektur Perilaku, Pelatihan