Sahabuddin Hay, Sahabuddin
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari Kampus Hijau Bumi Tridarma Andounohu Kendari 93232

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Musaruddin, Mustarum; Munawir, Ahmad; Hay, Sahabuddin
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 2 (2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan pembangkit terdistribusi (Distributed Generation) terhadap magnitude arus gangguan hubung singkat pada lokasi gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik. Dalam penelitian ini, sistem tenaga listrik dan pembangkit terdistribusi dimodelkan kedalam aplikasi Alternative Transient Program (ATP). Simulasi hubung singkat dilakukan dengan berbagai kondisi yaitu variasi jenis gangguan hubung singkat (dua fasa, dua fasa ke tanah dan tiga fasa), variasi lokasi gangguan serta jumlah dan lokasi pemasangan distributed generation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan distributed generation dalam sistem distribusi tenaga listrik, maka arus gangguan akan meningkat dibandingkan dengan arus gangguan sebelum adanya distributed generation pada sistem tenaga listrik, khususnya ketika gangguannya terjadi didekat pembangkit terdistribusi. Jenis gangguan, Jumlah dan Lokasi pemasangan pembangkit terdistribusi mempunyai pengaruh terhadap magnitude arus gangguan hubung singkat.
UNJUK KERJA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENINGKATAN PENYALURAN ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENERAPAN SISTEM SCADA (STUDI KASUS PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSELRABAR AREA KENDARI) Setiawan, Budi; Tambi, Tambi; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 4 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i4.6580

Abstract

Terintegrasinya sistem SCADA pada peralatan Jaringan distribusi tenaga listrik dapat mengefisiensikan waktu pengendalian sistem jaringan distribusi ketika operasi dan pasca gangguan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh penerapan sistem SCADA terhadap unjuk kerja sistem distribusi tenaga listrik selama proses padam/penormalan sistem. Dapat dianalisa dengan menghitung Indeks Keandalan sistem distribusi tenaga listrik meliputi indeks SAIDI, SAIFI dan Kwh tak tersalur.Dalam kurun 5 tahun sejak terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Indeks SAIDI dari tahun 2012 yakni 86,24 (jam) kemudian terjadi penurunan nilai durasi padam menjadi 71,84 (jam) ditahun 2013, kemudian kembali menurun menjadi 66,15 (jam) ditahun 2014, kemudian menurun lagi menjadi 51,62 (jam) ditahun 2015 dan akhirnya ditahun 2016 menurun menjadi 29,16 (jam). Nilai Indeks SAIFI dari tahun 2012 yakni sebanyak 748,64 (kali) terjadi peningkatan menjadi 990,6 (kali) ditahun 2013, kemudian kembali meningkat menjadi 1271,82 (kali) ditahun 2014, namun terjadi penurunan sebesar 1048,50 (kali) ditahun 2015 dan ditahun 2016 kembali menurun menjadi 715,44 (kali).Terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Kwh Tak Tersalur (Dalam Harga Rupiah Terendah & Harga Rupiah Tertinggi) mulai tahun 2012 yakni Nilai Kwh Tak Tersalur dari 1806577,66 Kwh menurun menjadi 1793181,03 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah dari Rp.749.729.728,- menjadi Rp.744.170.126,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi dari Rp.2.442.492.993,- menjadi Rp.2.424.380.747,- ditahun 2013. Kemudian kembali menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1787804,8 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.741.938.991,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.2.417.112.086,- Rp. ditahun 2014. Lalu ditahun 2015 menurun lagi, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1461040,76 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.606.331.917,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.975.327.114,- dan akhirnya ditahun 2016 menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 912753,367 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.378.792.647,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.234.042.553,-.Kata Kunci : Scada, Saidi, Saifi, Kwh Tak Tersalur
STUDI PERENCANAAN SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (STUDI KASUS PT. PLN (PERSERO) UNIT RAHA) Saifu, Amirun Bonti; Mansur, Mansur; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i3.7903

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas penampang kabel tanah yang akan digunakan dan ntuk menentukan teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan Metode Survey yang bertujuan untuk meninjau lokasi penelitian guna menentukan rute yang akan dilalui saluran kabel tegangan menengah. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan menentukan luas penampang penghantar yang akan digunakan, maka pada perencanaan ini kabel yang akan digunakan adalah untuk Feeder Kota menggunakan kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Waara menggunakan kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Tampo menggunakan kabel NYFGbY 3 x 300 mm2, untuk Feeder Konawe menggunakan kabel NYFGbY 3 x 240 mm2 dan untuk Feeder Lawa menggunakan kabel NYFGbY 3 x 500 mm2. Teknik pemasangan kabel yang akan digunakan pada perencanaan ini yaitu tanam langsung dibawah permukaan tanah dengan kedalaman minimal 80 cm, lebar bagian atas minimal 40 cm dan bagian bawah minimal 30 cm dimana setelah kabel terpasang kemudian ditutup pasir kemudian dipadatkan dengan tanah dan setelah itu ditutup dengan batu. Untuk penyeberangan jalan, kabel dimasukan kedalam pipa PVC berdiameter 10 cm. Kata Kunci :Feeder, Jaringan Distribusi Primer, Kabel Tanah, Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dan Kabel NYFGbY
ANALISIS PENGARUH SAMBARAN PETIR TERHADAP PERALATAN LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI DI TVRI SULTRA Dicaprio, Jovi Jus; Hay, Sahabuddin; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Elektroda Vol 4 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v4i2.6531

Abstract

Pada penelitian kali ini adalah di angkat dari sebuah kondisi di mana, sambaran petir sebesar 54,29 kA yang mengenai menara Telekomunikasi TVRI Sultra dan merusak system proteksi pada peralatan di gedung. Dalam penelitian ini menggunakan software ATP Draw untuk mensimulasi sambaran petir sampai dapat menimbulkan kebocoran pada system proteksi alat telekomunikasi. Dari hasil simulasi tegangan yang sampai di gedung sebesar 25 kV jika tidak menggunakan arrester,  di mana arrester adalah perangkat  proteksi alat telekominikasi. Pada tegangan 25 kV masih sangat membahayakan peralatan yang ada, kemudian dalam simulasi di pasangkan arrester pada panel utama dan panel peralatan dan hasilnya yaitu membuat tegangan turun menjadi 12 V. jadi system proteksi sangat perlu di butuhkan dalam melindungi peralatan dan jaringan listrik.Kata Kunci: Sistem proteksi, Arrester, Atp Draw.
COMPARISON ANALYSIS OF EARTHING RESISTANCE VALUE BETWEEN PLANTED ELECTRODES IN GROUND AND AROUND SEPTIC TANK (Case Study Of Dahlia Housing In Kendari City) Hardiman, Hardiman; Jie, Samuel; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Elektroda Vol 4 No 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v4i1.6573

Abstract

The earthing system aims to secure electrical tool equipment as well as human in the vicinity of the disturbance by streaming the disturbance to the earth. Based on PUIL, the feasibility of the land must have a maximum value of 5 ohms (PUIL 2000 ; 68). One element that needs to be considered in the measurement of an earth system to obtain a small resistance value is the condition of the ground in the area where the earthing system will be installed.In this study we compared the value of earth resistance with elecrode planted in ordinary ground and with electrode planted on the ground around the septic tank varying in the depth and number of the electrode.From the results of the analysis it was concluded that the value of earth resistance was strongly influenced by the depth of the electrode planted the distance between the electrode and the ground conditions where the electrode planted.Keywords : earthing resistance, electrode, septic tanks, ordinary soil.
DESAIN PENGGUNAAN ARESTER PADA INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (Studi Kasus Sistem kelistrikan Universitas Halu Oleo) Imran, Rahmad; Hay, Sahabuddin; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i3.6588

Abstract

Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dari sektor rumah tangga, pemerintahan, fasilitas umum, industri, fasilitas sosial, hingga fasilitas pendidikan seperti perguruan tinggi semua membutuhkan listrik. Mengingat semakin besar jumlah kerusakan yang ditimbulkan oleh surja petir dan surja hubung maka di Universitas Halu Oleo Kendari untuk mengantisipasi kejadian gangguan tegangan lebih yang dapat menyebabkan kerusakan pada instalasi pemanfaatan tenaga listrik dan peralatan elektronik maka diperlukan peralatan arester. Untuk mendesain penggunaan arrester diinstalasi pemanfaatan tenaga listrik dilakukan simulasi tegangan lebih akibat sambaran petir menggunakan software alternative transien program (ATP/EMTP). Penelitian ini di lakukan pada gardu distribusi teknik, gardu distribusi rektorat dan gardu distribusi kedokteran. pada Simulasi ini digunakan arus impuls petir 8/20 μs pada 20 kA dengan memvariasikan lokasi sambaran, analisis dilakukan dengan membandingan antara sebelum menggunakan arester dengan setelah menggunakan arester. Dari hasil simulasi dan analisis didapatkan sambaran petir tidak langsung tersambar di fasa A, B dan fasa C sebelum menggunakan arester tegangan transient 1,819 kV dengan lama waktu transien 0,02 ms setelah menggunakan arester tegangan transient 0,947 kV dengan lama waktu transien 0,017 ms, sambaran petir petir tidak langsung tersambar di fasa A, B dan fasa C setelah trafo distribusi sebelum menggunakan arrester di dapatkan tegangan transient 152,34 kV dengan lama waktu transient 0,032 ms, sambaran langsung mengenai gedung tersambar di fasa A, B dan C sebelum menggunakan arrester didapatkan tegangan transient 1938,95 kV dengan lama waktu transient 0,03 ms setelah menggunakan arrester didapatkan tegangan transient 491,46 kV dengan lama waktu transient 0,027 kV. penggunaan arrester diinstalasi pemanfaatan tenaga listrik efektif memotong tegangan lebih transient sehinnga dapat mengamankan peralatan dalam gedung. Kata Kunci: Arester, alternative transient program (ATP), Instalasi pemanfaatan tenaga listrik, petir 
SISTEM PENGENDALI DENGAN BLUETOOTH Hay, Sahabuddin
Elektronika Telekomunikasi & Computer Vol 4, No 1 (2009): Desember
Publisher : Elektronika Telekomunikasi & Computer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.056 KB)

Abstract

Aplikasi bluetooth sebagai pengendali ini menggunakan mikrokontroler AT89S52 sebagai basis pengendalinya. Modul untuk mengontrol kondisi robot sederhana terdiri dari 2 mode yaitu mode remote kontrol manual yang terdiri dari modul mikrokontroler AT89S52, modul LCD 16x2 dilengkapi dengan input keypad. Dan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan program antarmuka menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Robot sederhana ini dapat dijalankan jika modul bluetooth dalam keadaan terhubung walaupun modul pengontrol berada pada ruang yang berbeda.Dari pengujian yang dilakukan didapatkan alat yang digunakan dapat terkoneksi dengan jarak maksimum 10,2 m dengan kondisi tanpa halangan sedangkan dengan kondisi halangan jarak maksimum yang dapat dicakup 10 m..Kata Kunci : Sistem Pengendali, Bluetooth
PEMODELAN DAN SIMULASI SKEMA PELEPASAN BEBAN DENGAN RELE FREKUENSI RENDAH SISTEM KELISTRIKAN DI PT. PLN (PERSERO) KOTA KENDARI Sartisya, Risya; Hay, Sahabuddin; Siti Nur Alam, Wa Ode
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Elektroda Vol 5 No 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v5i1.12334

Abstract

The deviation of the frequency of a power system from its nominal value is a reflection of the mismatch between generation and load. Such deviation are serious and must be monitored and controlled very closely. One major impact of operation outside a narrow range around the nominal frequency is that generators can demaged. To avoid this, manufacturers set time interval limits for under-frequency operation and when such limits are exceeded, the generator trips. Howeever, unless generator tripping is coordinated with some accompanying load shedding, the system inablitiy to supply its load can be exacerbated resulting in an even worse frequency deviation.Under-frequency load shedding (UFLS) is designed to protect the power system from event leading to a sudden drop in system frequency, when the primary frequency regulation built into the generation system is not enough to bring the frequency back to nominal. Under-frequency load shedding disconnect blocks of load when the frequency drop below given threshold. This study aims to model and simulate each stage of the shed of the load that is in the electrical system of the city of Kendari using low frequency relays and assess the effectiveness of each stage to return the system frequency and voltage to the value that is still permitted.The results showed that the simulation of each stage of load release with the help of DigSilent Power Factory 10.1.7 software was able to minimize the amount of outages, and was able to restore the System frequency when the frequency was minimal due to the sudden loss of power suppliers(generator). The frequency recovery rate of the study shows the release of loads starting from 2.57 MW - 3.33 MW frequency recovery from 49.4 Hz - 50.00 Hz.Keywords: Frequency and Voltage, Loss generator, Under-Frequency Load Shedding.
UNJUK KERJA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENINGKATAN PENYALURAN ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENERAPAN SISTEM SCADA (STUDI KASUS PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSELRABAR AREA KENDARI) Setiawan, Budi; Tambi, Tambi; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 4 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i4.6580

Abstract

Terintegrasinya sistem SCADA pada peralatan Jaringan distribusi tenaga listrik dapat mengefisiensikan waktu pengendalian sistem jaringan distribusi ketika operasi dan pasca gangguan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh penerapan sistem SCADA terhadap unjuk kerja sistem distribusi tenaga listrik selama proses padam/penormalan sistem. Dapat dianalisa dengan menghitung Indeks Keandalan sistem distribusi tenaga listrik meliputi indeks SAIDI, SAIFI dan Kwh tak tersalur.Dalam kurun 5 tahun sejak terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Indeks SAIDI dari tahun 2012 yakni 86,24 (jam) kemudian terjadi penurunan nilai durasi padam menjadi 71,84 (jam) ditahun 2013, kemudian kembali menurun menjadi 66,15 (jam) ditahun 2014, kemudian menurun lagi menjadi 51,62 (jam) ditahun 2015 dan akhirnya ditahun 2016 menurun menjadi 29,16 (jam). Nilai Indeks SAIFI dari tahun 2012 yakni sebanyak 748,64 (kali) terjadi peningkatan menjadi 990,6 (kali) ditahun 2013, kemudian kembali meningkat menjadi 1271,82 (kali) ditahun 2014, namun terjadi penurunan sebesar 1048,50 (kali) ditahun 2015 dan ditahun 2016 kembali menurun menjadi 715,44 (kali).Terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Kwh Tak Tersalur (Dalam Harga Rupiah Terendah & Harga Rupiah Tertinggi) mulai tahun 2012 yakni Nilai Kwh Tak Tersalur dari 1806577,66 Kwh menurun menjadi 1793181,03 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah dari Rp.749.729.728,- menjadi Rp.744.170.126,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi dari Rp.2.442.492.993,- menjadi Rp.2.424.380.747,- ditahun 2013. Kemudian kembali menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1787804,8 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.741.938.991,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.2.417.112.086,- Rp. ditahun 2014. Lalu ditahun 2015 menurun lagi, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1461040,76 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.606.331.917,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.975.327.114,- dan akhirnya ditahun 2016 menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 912753,367 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.378.792.647,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.234.042.553,-.Kata Kunci : Scada, Saidi, Saifi, Kwh Tak Tersalur
STUDI PERENCANAAN SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (STUDI KASUS PT. PLN (PERSERO) UNIT RAHA) Saifu, Amirun Bonti; Mansur, Mansur; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i3.7903

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas penampang kabel tanah yang akan digunakan dan ntuk menentukan teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan Metode Survey yang bertujuan untuk meninjau lokasi penelitian guna menentukan rute yang akan dilalui saluran kabel tegangan menengah. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan menentukan luas penampang penghantar yang akan digunakan, maka pada perencanaan ini kabel yang akan digunakan adalah untuk Feeder Kota menggunakan kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Waara menggunakan kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Tampo menggunakan kabel NYFGbY 3 x 300 mm2, untuk Feeder Konawe menggunakan kabel NYFGbY 3 x 240 mm2 dan untuk Feeder Lawa menggunakan kabel NYFGbY 3 x 500 mm2. Teknik pemasangan kabel yang akan digunakan pada perencanaan ini yaitu tanam langsung dibawah permukaan tanah dengan kedalaman minimal 80 cm, lebar bagian atas minimal 40 cm dan bagian bawah minimal 30 cm dimana setelah kabel terpasang kemudian ditutup pasir kemudian dipadatkan dengan tanah dan setelah itu ditutup dengan batu. Untuk penyeberangan jalan, kabel dimasukan kedalam pipa PVC berdiameter 10 cm. Kata Kunci :Feeder, Jaringan Distribusi Primer, Kabel Tanah, Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dan Kabel NYFGbY