Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

UJI ORGANOLEPTIK, FISIK DAN NILAI GIZI MIE BASAH BERBASIS TEPUNG UBI KAYU FERMENTASI (Manihot esculenta Crantz) DAN TEPUNG IKAN TERI (Stolephorus commersonii) Maharani, Maharani; Tamrin, Tamrin; Isamu, Kobajashi Togo
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.607 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i3.13109

Abstract

ABSTRACTThis research aimed to study the effect of fermented cassava flour and anchovy flour formulation on the organoleptic characteristics, physical characteristics, and nutritional value of wet noodles. This research used a completely randomized design with a formulation of fermented cassava flour and anchovy flour M1 (85:14,9:0,1), M2 (80:19,7:0,3), M3 (75:24,5:0,5), and M4 (70:29,3:0,7). The observed variables were organoleptic characteristics (color, aroma, taste, and texture), physical characteristics (water absorption, developing power, and breaking power) and nutritional value (water, ash, protein, fat, and fiber contents). Organoleptic assessment results were analyzed statistically using Analysis of Variance (ANOVA). The results show that the formulation of fermented cassava flour and anchovy flour was highly significant (P <0.05) on the organoleptic color, aroma, taste, and texture. The most preferred wet noodles on the organoleptic test were the M1 formulation (85% wheat flour, 14,9% fermented cassava flour, and 0,1% anchovy flour) with organoleptic scores of color, aroma, taste, and texture reached 3.38 (slightly like), 3.37 (slightly like), flavor 3.25 (slightly like), and 3.00 (slightly like), respectively. The preferred wet noodle contained 11.44% water, 3.43% ash, 2.96% protein, 3.09% fat, and 12.25% crude fiber. It can be concluded that the wet noodle product formulation of fermented cassava flour and anchovy flour can be accepted (like) by the panelists but the protein and water contents did not meet the national standard.Keywords: wet noodle, fermented wood cassava flour, anchovy flourABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri terhadap karakteristik organoleptik, fisik dan nilai gizi mie basah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan formulasi tepung terigu, tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri M1 (85:14,9:0,1), M2 (80:19,7:0,3), M3 (75:24,5:0,5), M4 (70:29,3:0,7). Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu karakteristik organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur), karakteristik fisik (daya serap air, daya kembang dan daya putus) dan nilai gizi (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar serat). Data hasil penilaian organoleptik dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur. Mie basah terpilih berdasarkan penilaian organoleptik terdapat pada formulasi M1 (formulasi tepung terigu 85%, tepung ubi kayu fermentasi 14,9%, dan tepung ikan teri 0,1%) dengan skor penilaian terhadap karakteristik organoleptik warna 3,38 (agak suka), aroma 3,37 (agak suka), rasa 3,25 (agak suka) dan tekstur 3,00 (agak suka). Nilai gizi dari produk mie basah terbaik meliputi: kadar air 11,44%, kadar abu 3,43%, kadar protein 2,96%, kadar lemak 3,09% dan kadar serat kasar 12,25%. Berdasarkan hasil penelitian, produk mie basah formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri dapat diterima (disukai) oleh panelis dan memiliki kadar protein dan kadar air yang belum memenuhi standar SNI.
UJI ORGANOLEPTIK, FISIK DAN NILAI GIZI MIE BASAH BERBASIS TEPUNG UBI KAYU FERMENTASI (Manihot esculenta Crantz) DAN TEPUNG IKAN TERI (Stolephorus commersonii) Maharani, Maharani; Tamrin, Tamrin; Isamu, Kobajashi Togo
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 5 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.704 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i5.15092

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the effect of fermented cassava flour and anchovy flour formulation on the organoleptic characteristics, physical characteristics, and nutritional values of wet noodles. This study used a completely randomized design (CRD) using the formulations of wheat flour, fermented cassava flour, and anchovy flour of M1 (85:14.9:0,1), M2 (80:19.7:0,3), M3 (75:24.5:0,5), M4 (70:29.3:0.7). The observation variables in this study were organoleptic characteristics (color, aroma, taste, and texture), physical characteristics (water absorption, swelling power, and breaking power), and nutritional values (moisture, ash, protein, fat, and fiber contents). Organoleptic assessment data were statistically analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The results show that the formulation of fermented cassava flour and anchovy flour had a very significant effect (P <0.05) on the organoleptic test of color, aroma, taste, and texture. The selected wet noodles based on the organoleptic assessment were the M1 formulation (formulation of 85% wheat flour, 14.9% fermented cassava flour, and 0.1% anchovy flour) with assessment scores of color, aroma, taste, and texture reached 3.38 (slightly like), 3.37 (slightly like), 3.25 (slightly like), and 3.00 (slightly like, respectively). The nutritional values of the best wet noodle products included 11.44% moisture content, 3.43% ash content, 2.96% protein content, 3.09% fat content, and 12.25% crude fiber content. The results show that the wet noodle products formulated from fermented cassava flour and anchovy flour were accepted (preferred) by the panelists and had protein and moisture contents that did not meet the national standards.Keywords: wet noodle, fermented cassava flour, anchovy flourABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri terhadap karakteristik organoleptik, karakteristik fisik dan nilai gizi mie basah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan formulasi tepung terigu, tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri M1 (85:14,9:0,1), M2 (80:19,7:0,3), M3 (75:24,5:0,5), M4 (70:29,3:0,7). Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu karakteristik organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur), karakteristik fisik (daya serap air, daya kembang dan daya putus) dan nilai gizi (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar serat). Data hasil penilaian organoleptik dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur. Mie basah terpilih berdasarkan penilaian organoleptik terdapat pada formulasi M1 (formulasi tepung terigu 85%, tepung ubi kayu fermentasi 14,9%, dan tepung ikan teri 0,1%) dengan skor penilaian terhadap karakteristik organoleptik warna 3,38 (agak suka), aroma 3,37 (agak suka), rasa 3,25 (agak suka) dan tekstur 3,00 (agak suka). Nilai gizi dari produk mie basah terbaik meliputi: kadar air 11,44%, kadar abu 3,43%, kadar protein 2,96%, kadar lemak 3,09% dan kadar serat kasar 12,25%. Berdasarkan hasil penelitian, produk mie basah formulasi tepung ubi kayu fermentasi dan tepung ikan teri dapat diterima (disukai) oleh panelis dan memiliki kadar protein dan kadar air yang belum memenuhi standar SNI.Kata kunci: mie basah, tepung ubi kayu fermentasi, tepung ikan teri
PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA JURUSAN MIPA DAN IPS KELAS XI SMA NEGERI 12 PEKANBARU DI MASA PANDEMI COVID-19 Maharani, Maharani; Umari, Tri; Khadijah, Khairiyah
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 8, No 2 (2021): EDISI 2 JULI-DESEMBER 2021
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrack: This study aims to describe the differences in achievement motivation of students majoring in Mathematics and Natural Sciences and Social Sciences class XI SMA Negeri 12 Pekanbaru during the Covid-19 Pandemic. The method used in this research is quantitative with the type of comparative research. The population consists of 356 students and the number of samples taken using random sampling technique is 36 students from the Mathematics and Natural Sciences department and 36 students from the Social Sciences department. The data collection instrument used an achievement motivation questionnaire which was adapted from Djaali & Mulyono’s book and distributed via google form. Data analysis used t-test analysis. The result of the research is that the achievement motivation of students majoring in Mathematics and Natural Sciences is very high and students majoring in Social Sciences is high. From the results of the t-test analysis that has been carried out, it can be concluded that there are differences in achievement motivation between MIPA and Social studies majors during the Covid-19 Pandemic.Key Words: Achievement Motivation, Online Learning
Analisis Vegetasi, Estimasi Biomassa dan Stok Karbon EkosistemMangrove Pesisir Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka Arif Prasetya; Hasidu, La Ode Abdul Fajar; Ibrahim, Akhmad Fadli; Prasetya, Arif; Maharani, Maharani; Asni, Asni; Agusriyadin, Agusriyadin; Mubarak, Azhar Aras; Kamur, Sudarwin; Kharisma, Gaby Nanda
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 5, No 2 (2021): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v5i2.9371

Abstract

Studi analisis vegetasi, estimasi biomasa dan stok karbon ekosistem mangrove sangat penting dilakukan untuk menentukan kondisi ekosistem dan kemampuan ekosistem mangrove dalam menyerap karbon dan menyimpannya ke dalam biomassanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove, persentase tutupan vegetasi, status biomassa permukaan (AGB), serta potensi stok karbon yang tersimpan di vegetasi mangrove di pesisir Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2019. Metode penelitian menggunakan transek kuadrat untuk menghitung kerapatan mangrove, selanjutnya dibandingkan dengan metode Hemispherichal Photography untuk mengukur persentase penutupan vegetasi mangrove berbasis pemisahan antara pixel langit dan pixel vegetasi. Data AGB dihitung berdasarkan data diameter batang mangrove (Diameter at Breast Heigh/DBH) dan persamaan allometrik dari setiap spesies. Data stok karbon dihitung dengan menggunakan konstanta karbon dari bahan organik dan data biomassa (AGB). Hasil penelitian menunjukkan, kerapatan mangrove tertinggi secara berturut-turut terdapat di stasiun 2 (5299,99 ind/ha2), stasiun 1 (3466,66 ind/ha2),  dan stasiun 3 (3066,66 ind/ha2). Persentase tutupan mangrove berbasis pixel kanopi  menunjukkan hasil yang sama dengan kerapatan mangrove, dimana persentase tutupan mangrove tertinggi terdapat di stasiun 2 (84,0716%), stasiun 1 (81,5368%), dan stasiun 3 (80,9978%). Ekosistem mangrove yang ada lokasi tersebut dalam kondisi baik dengan kerapatan  dan persentase tutupan yang cukup tinggi. Komposisi penyusun vegetasi mangrove yang ada di Kecamatan Latambaga didominasi oleh mangrove jenis Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata dengan kelas pertumbuhan sapihan (DBH < 10cm)  dan tiang (DBH < 20 cm). Meskipun dalam kondisi yang baik, ekosistem mangrove di pesisir Kecamatan Latambaga mengalami ancaman alih fungsi lahan menjadi tambak. Total AGB tertinggidi stasiun 1 (226,76 ton/ha), diikuti oleh stasiun 3 (181,47 ton/ha), dan stasiun 2 (76,06 ton/ha). Stok karbon berbanding lurus dengan data AGB. Total stok karbon tertinggi juga terdapat pada stasiun 1 (106,57 ton/ha), diikuti oleh stasiun  3 (85,29 ton/ha), dan stasiun 2 (35,75 ton/ha).
STUDI TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU SOSIOLOGI DI SMAN 1 GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR Maharani, Maharani
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan Volume 3, Edisi 1, Maret 2016
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/sosialisasi.v3i1.2364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi sosial guru Sosiologi di SMAN 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan penarikan informan menggunakan purposive sampling dengan kriteria seluruh guru Sosiologi, guru mata pelajaran lain yang bersertifikat pendidik, kepala sekolah, siswa yang menjabat sebagai ketua kelas (kelas X-XI), tenaga kependidikan berstatus pegawai, orangtua atau wali peserta didik, dan tokoh masyarakat di sekitar lingkungan sekolah SMAN 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Informan sebanyak 28 orang dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru Sosiologi di SMAN 1 Galesong Utara Kabupaten Takalar secara umum telah berjalan dengan baik, meski dalam beberapa aspek masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut umumnya dipengaruhi oleh pribadi para guru Sosiologi yang belum mampu menerapkan sepenuhnya syarat-syarat kompetensi sosial guru.Kata Kunci: Kompetensi Sosial Guru
Kandungan Nutrisi Selama Pengolahan Haliotis asinina Linnaeus, 1758 (Gastropoda:Haliotidae) Maharani, Maharani; Patadjai, Andi Besse; Hasidu, La Ode Abdul Fajar; Riska, Riska; Muis, Muis; Anindita, Faradisa; Disnawati, Disnawati
Journal of Marine Research Vol 10, No 4 (2021): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i4.32275

Abstract

Kerang Abalone termasuk dalam Famili Haliotidae juga dikenal dengan sebutan kerang mata tujuh, mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi selama pengolahan abalon (H.asinina) kering. Kerang Abalon yang digunakan yaitu abalon berukuran 7 cm yang diperoleh dari Pulau Saponda Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.  Rangkaian pengolahan abalon kering dimulai dari pembersihan abalon segar dengan memisahkan cangkang dari dagingnya, penggaraman selama  ±12 jam, pengukusan selama ± 30 menit hingga pengeringan oven selama  ±2-3 hari.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa  berat daging  abalon segar yang dapat dikonsumsi seberat 4.586,00 g atau sebesar 45,86% dan  yang tidak dapat dikonsumsi seberat 5414,12 g atau sekitar 54,14% berupa cangkang 7,88% dan organ visera 46,25%. Kandungan air yang terus mengalami penurunan mulai dari abalon segar, setelah penggaraman, setelah pengukusan hingga kering masing-masing 83,9%; 76,14%; 71,90% dan 28,47%, diikuti oleh kadar lemak masing-masing 7,86%; 2,87%; 2,12% dan 1,71%. Sementara, proporsi kandungan protein terus mengalami peningkatan masing-masing 11,22%; 16,90%; 20,65% dan 42,38%. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kandungan nutrisi Abalon semakin meningkat setelah melalui proses pengolahan.   Abalone shells are included in Haliotidae family, also known as seven eye shells, have a fairly high nutritional content. This study aims to determine the nutritional content during the processing of dried abalone (H. asinina). The abalone shells used were abalone measuring 7 cm which was obtained from Saponda Island, Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. The series of dried abalone processing starts from cleaning fresh abalone by separating the shell from the meat, salting for ± 12 hours, steaming for ± 30 minutes to oven drying for ± 2-3 days. The results showed that the weight of fresh abalone meat that could be consumed was 4.586,00 g or 45.86% and the uneaten weight was 5414.12 g or about 54.14% in the form of shell 7.88% and visceral organs 46.25. %. The water content which continued to decrease starting from fresh abalone, after salting, after steaming to drying was 83.9% respectively; 76.14%; 71.90% and 28.47%, followed by fat content of 7.86%, respectively; 2.87%; 2.12% and 1.71%. Meanwhile, the proportion of protein content continued to increase by 11.22% respectively; 16.90%; 20.65% and 42.38%. Based on the results of the study, the nutritional content of abalone increased after going through the processing process. 
PENGURUSAN UNDANGAN KEPESERTAAN KONVENSI FORUM REKTOR INDONESIA OLEH PT. WAHYU PROMO CITRA Sari, Denisa Ratna; Maharani, Maharani; Setiawati, Rahmi
Journal of Indonesian Tourism and Policy Studies
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This final project assignment deals with the Invitation of Convention of Rector Indonesia Forum 2017, as well as the obstacles encountered and problem solving. Based on data collection methods used by the author is by way of direct observation to the field and literature study through books and online. The process of this activity is important in the success of the Indonesia Rector Forum Convention 2017, because in it there are several stages which is the standard for distributing invitations.