Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan

Melodi dan Harmoni Musik Gendong-Gendong di Desa Barambang Ebby Gunawan; Khaeruddin Khaeruddin; Andi Ihsan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.784 KB) | DOI: 10.26858/bl.v1i1.32388

Abstract

Musik adalah suatu karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang; 1) bagaimana melodi gendrang kecapi musik gendong-gendong di Desa Barambang 2) Bagaimana harmoni gendrang kecapi musik gendong-gendong di Desa Barambang. Adapun proses yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan 1) Melodi gendrang kecapi musik gendong-gendong menggunakan ritme monoton dan tangga nada mayor 2) Harmoni gendrang kecapi musik gendong-gendong adalah harmoni 2 nada dengan interval prim,sekon kecil, sekon, terst kecil, kwart berlebih, dan sekst besar.
BENTUK PENYAJIAN GENDANG REBANA SERE DI DESA ULUSADDANG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG Ika Adriana Halid; Andi Ihsan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.897 KB) | DOI: 10.26858/bl.v1i2.35000

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran Gendang Rebana Sere pada pesta pernikahan di Desa Ulusaddang Kecamatan lembang Kabupaten Pinrang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini yakni: (1) Latar belakang munculnya gendang rebana sere di Desa Ulusaddang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, (2) Bentuk penyajian gendang rebana sere pada pesta pernikahan di Desa Ulusaddang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) awal munculnya gendang rebana sere ketika masa sallang simula (Islam pertama) sudah ada di daerah tersebut sekitar tahun 1935-1940 sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia yang diciptakan oleh Ambe’ Ngarra. (2) Bentuk penyajian gendang rebana sere yaitu: Pelaku berjumlah 10 orang terdiri dari 6 orang penari dan 4 orang pemusik. Ragam gerak terdiri atas 4 yaitu Mappatabe’ I, Mappatabe’ II, Mammesa, Mappatabe’ III. Pola lantai membentuk garis lurus dan lengkung. Iringan atau musik menggunakan gendang sebanyak 4 buah dengan ukuran yang berbeda. Busana yang digunakan yaitu passapu, jas tutu’, barocci dan lipa’ sabbe. Rias yang digunakan penari adalah rias natural. Tempat pertunjukan gendang rebana sere dilakukan sebanyak 3 kali sesuai dengan permintaan kedua belah pihak keluarga. Adapun properti yang digunakan yaitu rebana kecil yang digunakan penari dari awal sampai akhir pertunjukan. Kata Kunci: Gendang Rebana Sere, Bentuk Penyajian, Desa Ulusaddang AbstractThis study aims to provide an overview of the Sere Rebana Drum at a wedding in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency. The method used is a descriptive qualitative research method with data collection techniques carried out by observation, interviews and documentation. The main problems in this study are: (1) The background of the emergence of the sere tambourine drum in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency, (2) The presentation of the sere tambourine drum at a wedding in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency. From the results of the study, it is known that: (1) the beginning of the emergence of the rebana sere drum when the sallang simula (first Islam) period existed in the area around 1935-1940 before the Independence of the Republic of Indonesia which was created by Ambe' Ngarra. (2) The form of presentation of the drum tambourine sere, namely: The actors are 10 people consisting of 6 dancers and 4 musicians. The range of motion consists of 4, namely Mappatabe 'I, Mappatabe' II, Mammesa, Mappatabe' III. The floor pattern forms straight and curved lines. Accompaniment or music using 4 drums of different sizes. The clothes used are passapu, tutu', barocci and lipa' sabbe. The makeup used by dancers is natural makeup. The venue for the Sere drum tambourine performance is performed 3 times according to the request of the two families. The property used is a small tambourine used by dancers from the beginning to the end of the performance. Keywords: Gendang Rebana Sere, Form of Presentation, Ulusaddang Village
PENEKANAN (DOMINANCE) DALAM WUJUD TARI PA’JAGA LILI PADA PESTA PERNIKAHAN DI DESA ULUSALU KECAMATAN LANTIMOJONG KABUPATEN LUWU Pratiwi Sukri; Andi Jamilah; Andi Ihsan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i1.43066

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitan ini untuk mengetahui nilai estetika dalam gerak tari Pa’jaga Lili pada pesta pernikahan sebagaimana yaitu penekanan (Dominance) pada gerak tari Pa’jaga Lili pada pesta pernikahan di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penekanan (dominance) pada wujud tari Pa’jaga Lili menampilkan sebuah klimaks dan sesuatu yang terlihat lebih menonjol pada penampilannya. Penekanan yang tercapai digambarkan pada klimaks geraknya yang terdapat pada ragam terakhir, properti badik sebagai simbol kemenangan ketukan alat musik yang iramanya cepat, menjadikan sebuah penonjolan didalamnya.ABSTRACTThe purpose of this research is to find out the aesthetic value in the Pa'jaga Lili dance at a wedding as the emphasis (Dominance) on the movement of the Pa'jaga Lili dance at a wedding in Ulusalu Village, Latimojong District, Luwu Regency. The type of research used is qualitative research with data collection techniques carried out by observation, interviews, documentation and literature study. Data analysis techniques in this study: 1) Data reduction, 2) Data presentation, 3) Conclusions. The results of this study indicate that Emphasis (dominance) on Pa'jaga Lili's dance form displays a climax and something that looks more prominent in her performance. The emphasis that is achieved is described in the climax of the movement found in the last variety, the property of the badik as a symbol of victory for the beat of a musical instrument with a fast rhythm, making a protrusion in it.
EKSISTENSI SANGGAR SENI PARRAWANA TOWAINE “SOHIBU BAITI” DI KECAMATAN LIMBORO KABUPATEN POLEWALI MANDAR Fikriyah Fikriyah; Andi Ihsan; Heriyati Yatim
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i1.43911

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitan ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan eksistensi sanggar seni parrawana towaine sohibu baiti di kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang hadirnya Sohibu Baiti berawal dari Cammana yang ingin mewariskan kesenian parrawana towaine ke generasi berikutnya kemudian beliau membentuk sanggar seni sohibu baiti sebagai wadah untuk meneruskan kesenian ini untuk ditampilkan secara berkelompok. Eksistensi sanggar seni parrawana towaine Sohibu Baiti dipengaruhi oleh regenerasi, pertunjukan, dukungan pemerintah, dukungan masyarakat.  Kata Kunci : Eksistensi, parrawana towaine, regenerasi ABSTRACTThe purpose of this research is to find out and describe the existence of the art studio parrawana towaine sohibu baiti in the Limboro sub-district, Polewali Mandar Regency. The type of research used is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews, documentation and literature study. Data analysis techniques in this study: 1) Data reduction, 2) Data presentation, 3) Conclusions. The results of this study indicate that the background to the presence of Sohibu Baiti originated from Cammana who wanted to pass on the art of parrawana towaine to the next generation and then he formed the sohibu baiti art gallery as a place to continue this art to be displayed in groups. The existence of the parrawana towaine Sohibu Baiti art gallery is influenced by regeneration, performances, government support, community support. Keywords: Existence, parrawana towaine, regeneration.
ANALISIS MUSIK IRINGAN TARI SALO ASSENGERENGNGE PADA SANGGAR RIZKY ART PRODUCTION DI KABUPATEN SINJAI Ihsan, Andi
Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 2, No 3 (2023): Juli-September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i3.56247

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses kreatif dalam penggarapan musik iringan tari Salo Assengerengnge pada sanggar Rizky Art Production di kabupaten Sinjai. Pendekatan  penelitian adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dimana dalam pengumpulan data, dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, termasuk perekaman kegiatan penelitian. Penelitian ini berfokus proses kreatif penggarapan musik iringan tari mulai dari ide gagasan penggarapan, pemilihan alat musik iringan tari, dan bentuk musik iringan. Analisis data dilakukan dengan reduksi, display, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan  ide gagasan penggarapan musik iringan tari Salo Assengerengnge terinspirasi pada ritual adat atau kegiatan tahunan masyarakat Sinjai yaitu ritual Marrimpa Salo’ yang diwujudkan dalam sebuah karya tari. Dari karya tai inilah selanjutnya dilakukan penggarapan musik iringan tari. Alat musik yang digunakan berupa gendang, rebana, kecapi, suling, gong, beduk, keyboard, marakas, pacing-pacing, kannong-kannong, dan tam-tam. Bentuk musik adalah ensambel campuran dengan struktur  dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian awal musik atau pembuka yang dimainkan saat penari akan memulai tariannya, bagian tengah atau musik inti dimainkan saat penari akan memasuki pergantian  komposisi, gerak, dan pola lantai  , dan bagian penutup atau coda yang dimainkan pada saat penari akan memasuki pergantian komposisi, gerak, dan [ola lantai untuk meninggalkan atau menutup tarian sekaligus meninggalkan arena pertunjukan
PENGELOLAAN SANGGAR SENI WAISAPALELEAN DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL Algarian S, Marsel; Ihsan, Andi; Kurniawan, Muh
Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 2, No 4 (2023): Oktober-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i4.61551

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi pada sanggar dari aspek manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bentuk pengelolaan sanggar seni Wai Sapalelean berfokus pada aspek pelatihan, pertunjukan, dan sosialisasi. Bentuk pengelolaan pada sanggar ini belum menggunakan standar dari manajemen yang ada yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini disebabkan karena Sanggar Seni Wai Sapalelean adalah sanggar seni yang pengelolaannya dikelola dalam bentuk kekeluargaan sehingga belum memenuhi atau belum menggunakan standar manajemen yang seharusnya. Namun sanggar seni ini mampu menujukkan eksistensi beserta prestasi dalam keberadaannya dimasyarakat. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian yang telah didapatkan oleh sanggar seni Wai Sapalelean terbagi menjadi dua faktor. Yang pertama faktor pendukung yaitu sehubungan dengan sarana dan prasarana yang telah memadai dan sumber daya manusia yang ada dalam sanggar seni ini, mulai dari pengurus, pelatih, dan anggotanya. Faktor yang kedua faktor penghambat, yaitu kurangnya perhatian atau dorongan yang diberikan oleh pemerintah sehingga sanggar seni ini mengalami keterlamatan dalam perkembangannya secara luas.
Application of Qasidah Rebana to Improve Students' Basic Rhythm Ability in Extracurricular Activities at SMA Negeri 15 Bone Anjelita, Anjelita; Ihsan, Andi; Manggau, Arifin
Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 2, No 3 (2023): Juli-September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i3.43013

Abstract

This research is entitled Application of "Qasidah Tambourine" to improve students' basic rhythm skills in extracurricular activities at SMA Negeri 15 Bone. Aims to know the basic ability of musical rhythm through Qasidah. This research focuses on improving students' basic rhythm skills, introduction to the tambourine musical instrument, introduction to musical elements, individual practice, and group practice. The Qasidah in SMA Negeri 15 Bone has 2 main problems, namely, How is the application of the qasidah tambourine to improve students' basic rhythm abilities in extracurricular activities at SMA Negeri 15 Bone, the second problem is, how is the result of applying the qasidah tambourine to improve students' basic rhythm skills in extracurricular activities at SMA Negeri 15 Bone. The research method used in qualitative research is descriptive. The qualitative data technique used was Observation, Interview, and Documentation which involved a trainer as well as a researcher, namely myself. The data analysis technique used is a qualitative analysis technique with a descriptive method through stages, interviews, documentation, data presentation, and conclusion. From the results of the study, it was known: (1) improving students' basic rhythm skills, (2) introducing elements of music, (3) individual training, (4) and group training.