Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Penyuluhan Asal Mula Teknologi Polymerase Chain Reaction Bagi Komunitas Minggu Raya (Bagian 2) Tanto Budi Susilo; Oni soesanto; Dewi sri susanti; Arfan Eko Fahrudin; Eko Suhartono; Yuyun Hidayat; Sri Cahyo Wahjono; Muchamad Arief Soendjoto; Krisdianto Krisdianto
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 3, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v3i3.11887

Abstract

Program kegiatan masyarakat (PKM) ini merupakan bagian edukasi publik terhadap masa endemi or post-covid-19. Ulasan PKM sebagai berikut ini; Setelah penentuan struktur DNA oleh Watson-Crick, setelah amplifikasi dan pengurutan DNA oleh Mullis dan Sanger, selanjutnya Human Genome Project mambaca 3,055 milyar urutan pasang basa manusia abad 21 ini. Bank-bank data DNA/protein atau informasi biologi telah berdiri seperti; NCBI, DDBJ dan EMBI telah memuat lebih 500 juta urutan DNA berbagai jenis species. Bank ini sumber genomics, proteomics, metabolomics dan economics sekaligus, pada masa depan. Bagi Carpentier dan Daudna bukan hanya sekedar jumlah urutan DNA yang luar biasa tetapi harta karun yang tidak ternilai harganya, mengapa? Karena dia tidak buta huruf membaca urutan DNA, karena dia mampu memilih dan memilah mana fragmen yang palindromics mana yang bukan. Mana yang genes musics mana yang bukan. Mana genes memory penyandi antibody mana yang bukan. Ringkasnya seluruh persoalan genetic tubuh manusia dapat dibaca, di Human Genom Project ini. Jadi, apakah kita tetap ingin menutup mata. Metode structural equation modelling (SEM) dengan uji pretest dan post test terhadap tulisan asal usul PCR ini. Hasil uji ditunjukan kepada 32 responden berumur kisaran 18 tahunan dan 12 responden berumur kisaran 19 tahunan, berturut-turut sebagai berikut; sangat mengerti (0), mengerti (80,55), kurang mengerti (19,45) dan tidak mengerti (0); dan sangat mengerti (4,16), mengerti (82,83), kurang mengerti (13,03) dan tidak mengerti (0). Respon terhadap urgensi epistemologi PCR, untuk yang merumur 19 tahunan lebih mengerti daripada responden yang berumur 18 tahun, walaupun perbedaannya tidak nyata.
Perakitan Mandiri PCR Sederhana Untuk Pembelajaran Amplifikasi DNA In Vitro Tanto Budi Susilo; Oni soesanto; Dewi Sri Susanti; Arfan Eko Fahrudin; Tiara Elma; Yuyun Hidayat; Sutomo Sutomo; Badruzsaufari Badruzsaufari; Lalu Rudyat Telly Savalas
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 3, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v3i3.12011

Abstract

Pada dua dekade terakhir, Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode yang digunakan dalam kurikulum pendidikan sains terutama terkait erat dengan matakuliah bioinformatika pada sains biologi, kimia, farmasi, fisika, statistika, dan matematika. Metode ini berupa alat yang mampu mengamplifikasi DNA secara luar sel (in vitro). Prinsip metode PCR adalah mengukur aktivitas enzim DNA polymerase dengan indikator amplifikasi DNA secara in vitro. Sedangkan, perakitan mengunakan elemen pemanas, regulator arus listrik dan chamber. Alat ini dirangkai di Laboratorium Organik dan Biokimia, Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Untuk validasi metode PCR rakitan mengunakan fragmen cox mtDNA ikan kihung (Channa lucius) dan telah dipraktekkan oleh mahasiswa semester 5 Program Studi kimia dan matematika. Elaborasi dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap alat PCR sederhana ini. Selanjutnya, sebanyak 48 mahasiswa memberikan respon terhadap perakitan alat PCR sederhana. Hasilnya adalah responden sangat mengerti (9,70%), mengerti (75,72%), kurang mengerti (14,58%) dan tidak mengerti (0%). Sehingga perakitan alat PCR sederhana ini diharapkan menjadi alternatif untuk penguatan kurikulum pendidikan sains.Kata kunci: PCR, DNA polymerase
Product Development and Marketing Quality Improvement Training for Craftswomen of Purun Woven: Pelatihan Pengembangan Produk dan Peningkatan Kualitas Pemasaran bagi Pengrajin Anyaman Purun Dewi Sri Susanti; Selvi Annisa; Yeni Rahkmawati; Muhammad Fauzan Adzim; Angelina Ivanna Genardi; Viona Oktaviani
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i3.17063

Abstract

One of the villages in Banjarbaru has a unique handicraft product because it is made from Purun plants, a type of shrub that grows wild in swamp areas. The products made by the community around Palam Village are bags and accessories woven from Purun rat plant materials. So far, the handicraft is enough to provide additional income for housewives but has not provided optimal results because it has yet to implement a digital marketing strategy. The bag products produced are also relatively simple and have yet to be modified to gain more value in sales. This community service project aimed to train housewives in product development so they could produce Purun bag items more skillfully. Furthermore, instruction was provided on creating poster designs using the Canva software as a digital marketing tool. During the training, the artisans had the chance to try creating Purun bags by hand and creating advertising posters using their phones. The end training outcomes demonstrated that the artisans could incorporate the instruction into their creations. The assessment form revealed that the artisans were highly motivated to participate in the training and expressed hopes that conducting more of this kind of instruction in the future would be possible.