Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Imajinasi

FENOMENA KEBUDAYAAN POP DI INDONESIA (Sebuah catatan) Yabu M, Yabu; Husain, Saleh
JURNAL IMAJINASI Vol 1, No 4 (2004)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v1i4.216

Abstract

Abstrak Masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang hetrogen, yang juga seleranya bermacam-macam, berpeluang tumbuhkembangnya kebudayaan pop secara luas. Bahkan budaya pop sebagai simbol-simbol modernitas, dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk menyebarluaskan cita-cita dan gaya hidup kota ke tempat-tempat lainnya, mempromosikan gaya hidup industrial, serta mengubah pola-pola komsumsi masyarakat. Kata kunci: fenomena kebudayaan, kebudayaan pop, kebudayaan pop di Indonesia.
IKLAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Husain, Saleh
JURNAL IMAJINASI Vol 3, No 6 (2005)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v3i6.337

Abstract

ABSTRAK   Iklan yang bermoral dan jujur merupakan prasyarat akan mengubah hubungan ekonomi produsen dan konsumen menjadi hubungan kepercayaan.  Kode Etik Periklanan yang mengikat secara  moral praktis hanya membahas soal tarif, ketepatan waktu penyiaran, lamanya penyiaran, dan pengaturan teknis lain yang semuanya menyangkut kepentingan pemasang iklan dan biro iklannya. Sedangkan kepentingan masyarakat konsumen tidak digubris. Jika kita memang sungguh memperhatikan kepentingan masyarakat di tengah-tengah membanjirnya produk industri, UU periklanan merupakan tuntutan yang perlu segera dirumuskan. Tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa sejumlah iklan TV cukup menyesatkan kita. Bukankah ini semacam penipuan yang tak sehat terhadap pengusaha sejenisnya. Jika demikian, jelas melanggar prinsip-prinsip moral dan menyesatkan masyarakat konsumen. Masyarakat memang berhak memperoleh informasi tentang produk yang dijual, tetapi hendaknya yang jujur dan benar agar kritis dan selektif menentukan pilihannya. Kata Kunci: Iklan, Media Komunikasi, Iklan TV.
PERANCANGAN MEDIA PENGENALAN WARNA UNTUK ANAK USIA DINI Hardiyanti, Yariska; Husain, Muhammad Saleh; Nurabdiansyah, Nurabdiansyah
JURNAL IMAJINASI Vol 2, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.06 KB) | DOI: 10.26858/i.v2i2.9553

Abstract

Perancangan ini bertujuan membuat media pembelajaran untuk anak usia dini dengan memperkenalkan beberapa warna untuk anak dengan menggunakan permainan rubik sebagai media utama. Data didapat dari wawancara pada salah satu guru PAUD dan observasi langsung di sekolah PAUD SPAS desa Parigi. Perancangan yakni, memilih ide, konsep, tema, pemetaan gagasan, membuat sketsa, merancang digitalisasi dengan vector, coloring, tipografi, hingga final desain. Hasil perancangan secara keseluruhan menghasilkan sebuah permainan yang bisa digunakan untuk media pembelajaran. Media ini terdiri dari media utama yaitu rubik balok pocket (mini), dengan media pendukung berupa buku Quiz, stiker, kemasan, notebook, x-banner, dan gantungan kunci.
Perempuan Pengukir Kayu Tradisional Toraja di Kete’kesu Sofyan Salam; Tangsi Tangsi; Muh. Saleh Husain
JURNAL IMAJINASI Vol 6, No 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v6i1.32293

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai aspek tentang perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu.  Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan, yakni di Kete’Kesu, Toraja Utara. Sumber data penelitian ini adalah: (1) perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu yang berjumlah 33 orang; (2) tokoh dan warga masyarakat Kete’ Kesu yang berjumlah 12 orang; dan (3) artefak berupa ukiran kayu yang dihasilkan oleh para perempuan pengukir tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan model analisis interaktif dari  Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perempuan pengukir kayu tradisional yang bermukim di Kete’Kesu memiliki latar belakang yang beragam dari segi usia, pendidikan formal, serta status sosial; (2) Karya ukiran kayu yang dihasilkan oleh perempuan pengukir tersebut bersifat ukiran non sakral berupa benda fungsional untuk cinderamata; (3) Hal yang melatarbelakangi eksistensi perempuan pengukir kayu tradisional Toraja adalah kebutuhan finansial dan adanya dukungan masyarakat; (4) Perempuan pengukir mengawali pengalamannya dalam mengukir atas dasar ajakan dari orang tua atau teman yang sekaligus mengajarkan pembuatan ukiran kayu secara informal.  Dalam menjalani karier mengukir perempuan pengukir umunya memandang bahwa kegiatan mengukir merupakan pengalaman yang menyenangkan karena mereka mendapatkan dukungan dan apresiasi dari masyarakat.Kata kunci:  Perempuan pengukir, ukiran kayu tradisional Toraja, dan Kete’Kesu. WOMEN WORKING AS TORAJA TRADITIONAL WOODCARVERS IN KETE’KESUABSTRACTThis research is aimed at describing several aspects of women working as Toraja traditional woodcarvers in Kete’Kesu.  This research is classified as qualitative research carried out in the field, namely Kete’Kesu of North Toraja Regency. The data sources of this research are (1) women carvers who live in Kete Kesu totaling 33 persons; (2) community members of Kete’Kesu totaling 12 persons; and (3) artifacts in the form of Toraja traditional wood carvings produced by the women carvers.  Data collection techniques used area: observation, in-depth interviews, and documentation. The collected data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The results showed that; (1) women carvers who live in Kete Kesu have a very diverse background in terms of age, formal education, and social status; (2) woodcarvings produced by women carvers in Kete Kesu are nonsacred carvings in the form of functional objects for souvenirs; (3) The reasons for the existence of women carvers in Kete’ Kesu are financial needs and community support; (4)  Women carvers started their experience in wood carving because they were invited by their parents or friend who also taught them carving informally. In their careers, women carvers generally view carving as a pleasant experience because they get support and appreciation from society. Keywords: Women carver, Toraja traditional wood carving, Kete’Kesu.