Poli Hanny, Poli
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH KAWASAN KOMERSIAL TERHADAP LALULINTAS JALAN PIERE TENDEAN Abidjulu, Indira Nurdiani; Timboeleng, James; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepadatan dan kemacetan lalu lintas di Kota Manado meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang mencapai 12,7 % Tahun 2016 (Sumber :Samsat Kota Manado), sedangkan pembangunan jalan baru di perkotaan sangat terbatas. Jalan Piere Tendean merupakan jalan kolektor sekunder yang dilalui oleh kendaraan apapun maupun pejalan kaki. Kawasan jalan Piere Tendean merupakan akses ke pusat kota dan sekaligus pusat perdagangan dan jasa. Di ruas jalan ini terdapat kawasan komersial sehingga mobilitas orang, kendaraan, dan barang begitu tinggi yang menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif dan kuantitatif berupa data perhitungan yang terdiri dari volume kendaraan, kecepatan kendaraan, kapasitas jalan dan hambatan samping. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi eksisting kinerja jalan di ruas jalan Piere Tendean dan menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas komersial di ruas jalan tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kinerja jalan di ruas jalan Piere Tendean yaitu berdampak pada kemacetan karena faktor – faktor seperti hambatan samping, tata guna lahan, dan kapasitas jalan. Kata Kunci : Kemacetan, Lalulintas, Kinerja Jalan
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO Allokendek, Mutiara Lisa; Hanny, Poli; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Sario merupakan salah satu kecamatan di Kota Manado yang memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan daya tarik dari RTH di Kecamatan Sario adalah keberadaannya sudah sejak jaman penjajahan Belanda . Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ketersediaan RTH pada program pengembangan kota hijau di Kecamatan Sario. penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kuantitatif untuk melihat kondisi RTH. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam  program RTH dengan alat kuisioner berdasarkan skala likert yang kemudiaan di hitung menggunakan rumus distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian ini adalah luas identifikasi RTH khususnya RTH publik masih belum sesuai degan ketetapan undang-undang penataan ruang dan untuk RTH privat sudah mencukupi namun bentuk RTH yang ada hampir keseluruhan ditutupi perkerasan dengan sedikit vegetasi. Sedangkan untuk tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Sario sudah baik dalam hal kegiatan Perencanaan, Pembangunan, Pemeliharaan dan Forum komunitas hijau. Masyarakat ingin berpartisipasi namun perlu ada stimulus dari pihak pemerintah di Kecamatan Sario.                                                                                                                    Kata Kunci : Kota Hijau, Partisipasi Masyarakat, Program Pengembangan Kota Hijau
KAJIAN KOTA KOTAMOBAGU MENUJU KOTA LAYAK HUNI (LIVABLE CITY) Makalalag, Andi; Gosal, Pierre H; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah kota yang baik haruslah memberikan kenyamanan bagi penduduk yang tinggal didalamnya. Konsep kota yang nyaman untuk ditinggali ini dikenal dengan konsep Livable City. Peningkatan penduduk yang bermukim di kota Kotamobagu tentu akan semakin menambah kebutuhan akan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan beragam. Berbagai macam aktivitas penduduk juga akan memberikan pengaruh pada perubahan kondisi lingkungan hidup. Hal ini berlaku pada lingkungan fisik, biotik, sosial, ekonomi, dan infrastruktur, sehingga tidak efisiennya tata kelola perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kota Kotamobagu sebagai kota layak huni (Livable City) berdasrkan kriteria Ikatan Ahli Perencana (IAP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan analisis kuantitatif. Metode pengambilan data adalah observasi, wawancara, kuesioner dan jumlah populasi 2.673 sebagai sampel penelitian. Analisis dilakukan dengan berdasarkan pada 25 kriteria pokok. 15  kriteria memiliki kesesuaian yang kurang mendukung kondisi kota layak huni, 10 kriteria memiliki kesesuain dengan konsep Livable City, sesuai dengan kondisi di lapangan. Hal ini mendukung kota layak huni yaitu : informasi pelayanan publik, interaksi antar hubungan penduduk, tingkat kriminalitas, kualitas jaringan telekomunikasi, kualitas fasilitas air bersih, kualitas fasilitas pendidikan, kondisi jalan, ketersediaan angkutan umum, kualitas kebersihan lingkungan dan jumlah ruang terbuka.Kata Kunci : Livable City, IAP, Kriteria, Kotamobagu
PUSAT PENELITIAN GEOTHERMAL DI TOMOHON (ARCHITECTURE COMFORT AND ENERGY) Delila, Lintong; Kindangen, Jefrey I.; Hanny, Poli
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Area Lahendong yang terletak di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya panas bumi yang mencapai 2.939 MWe yang telah dikembangkan oleh masyarakat sekitar untuk pemanfatan langsung maupun secara tidak langsung oleh PT. Pertamina Geothermal Energy sebagai pemasok kebutuhan listrik bagi masyarakat Sulawesi Utara.Pengembangan sumber daya panas bumi (geothermal) untuk pembangkit  listrik diproyeksikan akan menjadi sumber energi andalan seiring dengan semakin menipisnya cadangan migas di dunia. Penggunaan energi panas bumi diyakini lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lain yang menggunakan batubara, minyak maupun gas alam.Dalam mengembangkan sumber daya panas bumi yang tersimpan di dalam sistem panas bumi ini dapat ditemukan dengan menerapkan ilmu-ilmu kebumian, dan dapat dimanfaatkan dengan menerapkan teknologi yang sesuai. Untuk menerapkan ilmu-ilmu kebumian dalam mengembangkan sumber daya panas bumi (geothermal) maka perlunya disediakan suatu sarana atau fasilitas yang diperlukan untuk penelitian ilmu kebumian yang rinci dan mendalam mengenai panas bumi yaitu dengan perancangan Pusat Penelitian Geothermal yang berlokasi di daerah Tomohon.Untuk merancang objek tersebut, proses perancangan Pusat Penelitian Geothermal ini dilaksanakan dengan suatu proses tematik Architecture Comfort and Energy yang mengaplikasikan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi yang lebih sedikit namun tidak mengurangi kenyamanan thermal pada bangunan. Kata Kunci : Pusat Penelitian Geothermal, Architecture Comfort, Energy
KAJIAN KOTA KOTAMOBAGU MENUJU KOTA LAYAK HUNI (LIVABLE CITY) Makalalag, Andi; Gosal, Pierre H.; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah kota yang baik haruslah memberikan kenyamanan bagi penduduk yang tinggal didalamnya. Konsep kota yang nyaman untuk ditinggali ini dikenal dengan konsep Livable City. Peningkatan penduduk yang bermukim di kota Kotamobagu tentu akan semakin menambah kebutuhan akan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan beragam. Berbagai macam aktivitas penduduk juga akan memberikan pengaruh pada perubahan kondisi lingkungan hidup. Hal ini berlaku pada lingkungan fisik, biotik, sosial, ekonomi, dan infrastruktur, sehingga tidak efisiennya tata kelola perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kota Kotamobagu sebagai kota layak huni (Livable City) berdasrkan kriteria Ikatan Ahli Perencana (IAP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan analisis kuantitatif. Metode pengambilan data adalah observasi, wawancara, kuesioner dan jumlah populasi 2.673 sebagai sampel penelitian. Analisis dilakukan dengan berdasarkan pada 25 kriteria pokok. 15 kriteria memiliki kesesuaian yang kurang mendukung kondisi kota layak huni, 10 kriteria memiliki kesesuain dengan konsep Livable City, sesuai dengan kondisi di lapangan. Hal ini mendukung kota layak huni yaitu : informasi pelayanan publik, interaksi antar hubungan penduduk, tingkat kriminalitas, kualitas jaringan telekomunikasi, kualitas fasilitas air bersih, kualitas fasilitas pendidikan, kondisi jalan, ketersediaan angkutan umum, kualitas kebersihan lingkungan dan jumlah ruang terbuka.Kata Kunci: Livable City, IAP, Kriteria, Kotamobagu
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KORIDOR JALAN BOULEVARD AMURANG Langoy, Rilly Algi O.; Mononimbar, Windy; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan lahan di suatu wilayah selalu terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Salah satu contoh yang terjadi yaitu perubahan di sepanjang koridor jalan Boulevard Amurang. Amurang merupakan salah satu kota yang berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap harinya meningkat serta memiliki berbagai macam kegiatan perkotaan yang bervariasi yang menyebabkan kebutuhan akan ruang juga meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dan mengkaji faktor ? faktor apa yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di koridor Jalan Boulevard Amurang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan metode deskriptif dan menggunakan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi). Perubahan penggunaan lahan di koridor Jalan Boulevard Amurang meliputi perubahan luas lahan dan fungsi lahan serta fungsi bangunan. Perubahan tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya perubahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun sebesar 7.39 ha atau sebesar 18.27%. Jenis perubahan fungsi lahan yang terjadi yaitu perubahan fungsi dari tanah kosong menjadi perdagangan jasa, hunian menjadi perdagangan jasa, hunian menjadi perdagangan jasa sekaligus hunian, dan perdagangan jasa menjadi perdagangan jasa lainnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Koridor boulevard adalah penduduk, aksesibiltas, prasarana dan sarana, daya dukung lahan, ekonomi.Kata Kunci: Amurang, Koridor Jalan, Perubahan Penggunaan Lahan
ANALISIS KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI KOTA PALU Sarapang, Herni Tandi; Rogi, Octavianus H.A.; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Palu merupakan salah satu kawasan seismik aktif di Indonesia karena dilalui segmentasi sesar yang sangat berpotensi membangkitkan gempa bumi kuat, yaitu Sesar Palu-Koro yang memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Tenggara. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempabumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut diperlukan analisis mengenai tingkat kerentanan yang sangat berkaitan dengan penilaian resiko sebagai upaya penanggulangan bencana untuk perencanaan dan pengembangan daerah Kota Palu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan tsunami dan memberikan rekomendasi kebijakan mitigasi resiko ancaman tsunami menurut peta kerentanan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif. Analisis data pembobotan menggunakan pedoman Perka Badan Penanggulangan Bencana No.2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Setelah mendapatkan bobot tiap-tiap parameter yang telah ditentukan kemudian hasil tersebut dipetakan dengan bantuan GIS (Geographic Information System). Dari hasil studi, didapat 2 hal yaitu persebaran tingkat kerentanan bencana tsunami yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu rendah (9 kelurahan), sedang (11 kelurahan) dan tinggi (15 kelurahan), sehingga dari kelas kerentanan tinggi memunculkan rekomendasi kebijakan mitigasi seperti mengaktifkan program keluarga berencana, mengadakan sosialisasi mitigasi, penanaman pohon mangrove, tidak menggunduli peruntukan lahan untuk hutan lindung dan hutan alam, dan tidak membangun bangunan di daerah padat bangunan.Kata Kunci: Tsunami, Tingkat Kerentanan Bencana, Mitigasi
ANALISIS RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Sulistio, Septiawan; Rondonuwu, Dwight M; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana alam menjadi permasalahan yang sering terjadi di Negara Indonesia, letak geografis dan bentang alam menjadi salah satu faktor sering terjadi bencana alam tersebut, jumlah kejadian bencana tanah longsor di Indonesia umumnya terjadi pada wilayah yang memiliki topografi yang curam dan memiliki curah hujan 2000mm/tahun, Kecamatan Ratahan Timur memiliki 10 Desa, Desa Pangu dan Wioi adalah desa yang memiliki bentang alam yang berbukit dan, memiliki kemiringan lereng hampir mendekati 40%  menjadi salah satu faktor rawan akan terjadinya longsor. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik fisik wilayah di Kecamatan Ratahan Timur, mengetahui penggunaan lahan pada daerah rawan bencana tanah longsor Kecamatan Ratahan Timur, menganalisis tingkat rawan bencana tanah longsor. Penelitian ini Menggunakan Deskriptif analisis tumpang susun. data-data yang mendukung penelitian ini ialah curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan dan penggunaan lahan. Mengidentifikasi karakterstik fisik di wilayah di Kecamatan Ratahan Timur yaitu topografi, curah hujan, kemiringan lereng, geologi, jenis tanah. Penggunaan lahan tertinggi di ratahan timur ialah pertanian lahan kering bercampur semak 5028,15%, sedangkan terendah ialah pertanian lahan kering 97,94%, sedangkan penggunaan lahan untuk pemukiman aialah 85,90%. menganalisis tingkat rawan bencana longsong di Kecamatan Ratahan Timur adalah yang kategori curam dan pada desa pangu satu total luasan perumahan permukiman yaitu 13.22431 Ha, dan dalam kategori rawan bencana tanah longsor tinggi yaitu seluas 5.170786 Ha, dan serta total luas total dari desa Pangu Satu yaitu 950.2512 Ha, adapun pada Desa ini termasuk dalam kategori rawan bencana tanah longsor tinggi, adapun perumahan permukiman pada rawan bencana tanah longsor sedang dengan luasan 8.053528 Ha.  Kata Kunci : Rawan Longsor, Bencana Longsor, Ratahan Timur
HOTEL RESORT DI PULAU LEMBEH (NEW ORGANIC) Azis, Nella F.; Hanny, Poli; Deddy, Erdiono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesona keindahan alam di bumi nyiur melambai tak bisa dipungkiri lagi, tersohor sampai ke mancanegara. Tidak heran daerah ini ditetapkan sebagai satu dari tempat tujuan utama wisata di Nusantara. Satu keindahan yang makin menyempurnakan Sulawesi Utara sebagai daerah yang memesona bagi wisatawan asing maupun lokal yang datang berkunjung adalah keindahan Pulau Lembeh di Kota Bitung Sulawesi Utara (Sulut). Pulau ini terkenal karena menjadi lokasi penyelaman wisatawan asing di Sulawesi Utara selain Bunaken.Pulau ini dipisahkan dari daratan utama Pulau Sulawesi oleh Selat Lembeh. Hotel  Resort di Pantai Pulau Lembeh Kota Bitung yang dapat mewadahi kunjungan wisatawan, memanfaatkan potensi pulau serta memberi edukasi tentang potensi pulau pada pengujung serta pemakai. Dengan pendekatan konsep alam sebagai dasar perancangan Arsitektur New Organic, sebagai lambang pemersatu manusia dengan lingkungan. Kata kunci:, Hotel Resort,Lembeh,New Organic