Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di Kelurahan Padasuka Kosasih, Chaerunnisa; Sulastri, Afianti; Suparto, Tirta Adikusuma; Sumartini, Sri
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 1, No 2 (2015): Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v1i2.9746

Abstract

ABSTRAK     Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama didunia. Menurut data (WHO, 2009) terhitung 5-10 juta kematian/tahun, besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Bila dilihat per kelompok umur, diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Peran ibu sangatlah penting dalam mencegah terjadinya diare. Pengetahuan ibu tentang diare dapat mempengaruhi cara ibu dalam menangani diare di rumah. Semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula cara ibu dalam menangani diare, dengan begitu ibu dapat  menurunkan angka kejadian diare pada balita di masa yang akan datang. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan Padasuka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang dilakukan di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung pada bulan Juni 2015 dengan jumlah sampel 90 orang dengan menggunakan teknik stratifiled random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60% responden memiliki pengetahuan baik, 38% responden memiliki pengetahuan cukup dan 2% responden memiliki pengetahuan kurang. Penguasaan pengetahuan ibu tentang diare yang paling baik yaitu terletak pada materi tentang pencegahan diare sebanyak 80%, sementara untuk penguasaan pengetahuan ibu yang paling kurang yaitu terletak pada materi tentang makanan yang dihindari yaitu sebanyak 64%.Hal ini kemungkinan dikarenakan sudah sering adanya informasi mengenai pencegahan diare yang disampaikan melalui penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan, namun untuk penyampaian/penyuluhan mengenai makanan pada saat terkena diare sangat jarang disampaikan.   ABSTRACTDiarrhea disease is still the leading cause of death in the world. According to the data (WHO, 2009) since there are about 5-10 million death cases per year. This becomes a serious problem since there are many illness and death cases caused by diarrhea. Seen from the group age, the prevalence of diarrhea spread is detected to toddler (1-4 years old) which is 16.7%. Mother's role is very important in preventing diarrhea. Mother's knowledge on diarrhea can affect the way the mother in addressing diarrhea at home. The better knowledge of the mother, the better the way the mother in dealing with diarrhea, so the mother can reduce the incidence of diarrhea in children under five in the future. Therefore, this study is very important to do. This study is intended to investigate mothers’ knowledge about diarrhea in toddler in Kelurahan Padasuka, Cibeunying Kidul Sub-district, Bandung. The study was conducted in June 2014 and involved 90 people as samples. In specific, this study employs descriptive quantitative, which used stratified random sampling technique and used questionnaire as the instrument. The findings show that 54 respondents (60%) have good knowledge, 34 respondents (38%) have adequate knowledge, and 2 respondents (2%) have lack knowledge about diarrhea. Besides that, most respondents have most understanding on diarrhea prevention (80%), but they have least understanding on food to avoid diarrhea (64%). This likely is due to the frequent lack of information on the prevention of diarrhea are delivered through health counseling by health workers, but for delivery/counseling about food when diarrhea is rarely delivered.
Gambaran Perubahan Psikososial dan Sistem Pendukung Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Cemara Gegerkalong Bandung Amalia, Rizka; Sumartini, Sri; Sulastri, Afianti
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 1 (2018): Vol 4, No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i1.12346

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi penderita setelah terinfeksi HIV/AIDS mengalami perubahan fisik dan psikis karena harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dalam hidupnya. AIDS adalah menurunnya daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh virus HIV. Stigma yang negatif dan diskriminasi oleh masyarakat  membuat ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) mempunyai kondisi yang semakin melemah, bahkan depresi. Motivasi hidup adalah suatu keyakinan dan dorongan bagi diri sendiri yang akan mempengaruhi individu bersikap dalam menghadapi situasi yang beragam.  Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomologi deskriptif dan menggunakan sampel teknik purposive sampling. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran motivasi pada orang dengan HIV/AIDS di Rumah Cemara Geger Kalong Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, keabsahan data diuji dengan triangulasi. Sejumlah 10 informan (4 ODHA dan 4 anggota keluarga dan 2 pengurus ODHA) berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan adanya beberapa perubahan terutama pada aspek fisik, psikologis, sosial dan sistem pendukung. Penderita ODHA mempunyai semangat untuk bekerja, semangat untuk bersosialisasi, semangat untuk berkarya dan pikiran yang positif.  ODHA membutuhkan dukungan dari keluarga dan dukungan dari teman sebaya (peer support), dengan adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat seringkali ODHA tidak mau membuka status mereka karena takut dan khawatir. Faktor utama yang mempengaruhi Perubahan psikologi ODHA adalah optimisme hidup yang kuat dalam diri penderita. Dengan Keyakinan positif dalam kehidupan dan sistem pendukung yang dapat baik mampu membawa ODHA untuk memiliki tujuan hidup yang bermakna setelah terinfeksi HIV/AIDS. ABSTRACT Background of the present study is the physical and psychological changes of the individual after infected by HIV/AIDS that s/he has to adjust to the different condition in his/her life. AIDS is the decrease of body immune caused by HIV virus. Negative stigma and society discrimination weaken the condition of PLWHA (People Living with HIV/AIDS), even depression. Life motivation is a self-belief and self-push, which will influence an individual in facing varied situation.The study employs qualitative method with descriptive phenomenological research design and utilizes purposive sampling technique.The aim of the present study is to identify a motivation description of PLWHA at Rumah Cemara, Geger Kalong, Bandung. Data collection is derived from interview technique, while the data validity is tested by triangulation. There are ten respondents (4 PLWHA, 4 family members and 2 PLWHA nurses/social workers) taking part in the study. The result of this research indicated some changes especially in physical aspects, psychological, social and support system.The spirit odha have to work, vigor to socialize, vigor to work and mind positive. PLWHA needs support from family and support from their peers (peer support ), with the stigma and discrimination of people often PLWHA do not want to open their status for worry.The main factors that effecting amendment psychology odha is strong optimism living in patients.With confidence positive in life and the support system that can both be able to take odha to have meaningful goal after infected with HIV / AIDS.
Effectiveness of the brain vitality exercise on physical fitness in elderly with dementia Fitri, Mustika; Rahmi, Upik; Pitriani, Pipit; Sulastri, Afianti
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 6 No 2 (2020): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.804 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v6i2.14360

Abstract

Aktivitas fisik akan meningkatkan kebugaran jasmani sehingga dapat memperlambat perkembangan kognitif dan penurunan fisik lansia dengan demensia. Demensia merupakan sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan bersifat kronis dan progesif disertai dengan gangguan fungsi luhur multipel seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebugaran jasmani lansia dengan demensia pasca aktivitas fisik dengan senam vitalisasi otak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Experimental. 10 subjek yang berusia 60 – 85 tahun dengan demensia ringan diberi perlakuan senam vitalisasi otak selama 12 kali dengan durasi waktu 25 menit. Setelah melakukan aktivitas fisik dilakukan pemeriksaan tes kebugaran jasmani (testing the elderly) yang terdiri dari: 6 minutes walk test (6 MWT), flexibility: Chair seat and reach test (CSRT), Muscle strength and endurance: Chair stand test (CST), dan Arm curl test (ACT), koordinasi dan kelincahan, 8 Foot up and go test (8 FUGT). Hasil penelitian dengan menggunakan uji T menunjukkan bahwa tes kebugaran memberikan hasil yang signifikan pada tes CST, CSRT (p value 0,0296) dan 8 FUGT 6MWT (pvalue 0,0229) pada tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulannya, aktivitas fisik vitalisasi otak berpengaruh terhadap kebugaran jasmani dengan perbaikan tonus otot dan kognitif pada lansia dengan demensia.
Pemanfaatan Nanopartikel Logam Mulia untuk Mengukur Kadar Logam Berat dalam Berbagai Sampel Cair Lena Rahmidar; Hudzaifah Al Fatih; Afianti Sulastri
PendIPA Journal of Science Education Vol 4, No 3 (2020): JULY - OCTOBER
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.4.3.70-74

Abstract

Nanopartikel logam mulia, seperti emas dan perak, saat ini menjadi trend topik penelitian karena kemampuannya yang istimewa dalam mendeteksi berbagai analit seperti logam berat. Hal ini disebabkan oleh sifat unik nanopartikel logam mulia yang disebut dengan surface plasmon resonance, yang salah satunya disebabkan oleh kecilnya ukuran serta besarnya luas permukaan nanopartikel logam mulia. Selain itu, nanopartikel logam mulia juga memiliki kelebihan lain, seperti mudahnya prosedur kerja, biaya pembuatan yang ekonomis, cukup selektif dan sensitif. Dalam artikel ini, kami menuliskan hasil penelitian dari beberapa nanopartikel logam mulia, khususnya logam perak dan emas. Logam berat yang diteliti diantaranya adalah Pb, Cr, dan Hg. Mekanisme yang terjadi dalam mendeteksi kadar logam berat menggunakan nanopartikel logam mulia secara kolorimetri adalah karena adanya perubahan warna dari nanopartikel ketika bergabung dengan logam berat. Metode yang digunakan adalah reduksi secara kimia serta deteksi menggunaka spektrofotometer UV-Visible. Perubahan warna dari sensor nanopartikel disebabkan oleh reaksi reduksi – oksidasi atau pun rekasi kimia lainnya seperti terbentuknya ikatan hidrogen dan gaya tarik menarik Van der Walls antara analit dengan nanopartikel. Selain untuk menentukan kadar logam berat di dalam sampel lingkungan, metode ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk analit lainnya dan dari sampel makanan atau pun untuk bidang biomedis.
Geografi Emosi Tentang COVID-19 pada Pelajar Septian Andriyani; Upik Rahmi; Afianti Sulastri1; Dadang Darmawan
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 7, No 1 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v7i1.117

Abstract

Latar Belakang : Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan salah satu jenis virus yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), telah muncul sebagai ancaman kesehatan global Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak dari pandemi COVID-19. Selama masa pandemi banyak orang menunjukkan respon yang terkait dengan stres atau kecemasan. Anak –anak dan remaja mengalami kecemasan, takut, merasa tertekan, merasa tidak tenang, dan khawatir sehingga dapat menyebabkan gangguan emosi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi geografi emosi tentang COVID-19 pada siswa SMPN VIII di Kota Cimahi. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan google form yang disebar secara online kepada siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah mengacu kepada instrumen standar COVID Stress Scales (CSS) 2020 dengan 36 item pernyataan. Hasil : geografi emosi siswa paling tinggi berada pada domain Xenophobia dengan nilai rata-rata sebesar 3,394, selanjutnya adalah domain danger dengan nilai rata-rata 3,327. Untuk nilai rata rata yang paling rendah yaitu berada pada domain Compulsive Checking dengan nilai rata-rata 2,107. Selama pandemi nilai rata-rata geografi emosi tertinggi berada pada domain ketakutan (xenophobia). Kesimpulan : Xenophobia dalam ancaman penyebaran COVID-19 dapat meningkatkan ketakutan membawa penyakit sehingga mengarah pada penurunan kesejahteraan secara emosi. Pentingnya dapat meningkatkan kesejahteraan di masa pandemic COVID-19.
Indonesian adaptation of the Student-Life Stress Inventory: Psychometric properties and factor structure Andria Pragholapati; Tirta Adikusuma Suparto; Asih Purwandari Wahyoe Puspita; Afianti Sulastri
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 12 No 3 (2021): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v12i3.380

Abstract

The Student-Life Stress Inventory is a standard measurement instrument used to measure sources of stress (frustration, conflict, pressure, change, and self-imposition) and reactions to stress (physiological, emotional, behavioral, and cognitive) developed by Bernadette M. Gadzella. (1991). The purpose of this study was to test the construct validity and construct reliability on the academic stress scale and examine the components and indicators that can construct the academic stress variable. The sample in this study was 127 Nursing Students, Universitas Pendidikan Indonesia. The research data were analyzed through the SPSS program. Based on the results of data analysis, the components and indicators that build the academic stress variable are declared valid and reliable. These results indicate that all components and indicators are able to reflect and construct academic stress variables.
Kecerdasan Emosional dan Tingkat Stres Akademik Mahasiswa Keperawatan pada Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid-19 Tirta Adikusuma Suparto; Asih Purwandari Wahyoe Puspita; Afianti Sulastri; Andria Pragholapati
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 12 No 4 (2021): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v12i4.581

Abstract

Background: One of the impacts of the COVID-19 pandemic on the academic atmosphere is by changing the learning system from offline to online. Technological sophistication does not always have a positive impact on students, but has a negative impact as well. Problems that can arise during the adaptation process to these changes include academic stress which in turn can affect the physical, psychological, and student achievement. To be able to maintain their achievements, students are required to have the ability to manage academic stress, one of which is good emotional intelligence. Objective: This study aims to identify the relationship between emotional intelligence and students' academic stress levels when carrying out online learning during the covid-19 pandemic. Methods: This research was conducted between June-October 2021 using a Cross-Sectional Survey of all students of the DIII Nursing Study Program, Faculty of Sport and Health Education, Universitas Pendidikan Indonesia (127 nursing students) and analyzed using the Pearson Product Moment correlation technique analysis. Results: The findings of this study are that there is an inverse and significant relationship (p = 0.006 and r = -0.243, ) between emotional intelligence and academic stress in students. The higher the individual's emotional intelligence, the lower the level of academic stress. Conclusion: This study can prove that one of the variables that can affect academic stress is emotional intelligence, so it is important to improve students' emotional intelligence, one of which is emotional intelligence training.
Knowledge of The Health Volunteer Team About Basic Life Support (BLS) At Indonesia University of Education Upik Rahmi; Afianti Sulastri
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.409 KB) | DOI: 10.30994/sjik.v9i2.286

Abstract

The purpose of this research is to find out the knowledge of the Health Corps Volunteer Team of the Indonesian Education University about basic life support. Research design with the quantitative descriptive approach, sampling with a total sampling of 60 respondents. Results showed the respondents' knowledge into 2 categories: 46 participants (76.67%), enough 14 participants (23.33%) while there were no respondents. Knowledge is influenced by several factors; some are based on gender, age and the faculty of study. Knowledge of important basic living rocks is given to students in addition to health. Suggestions for increasing knowledge and training on basic life support with the aim of numbers helps to reduce mortality
Persepsi Perawat Indonesia Tentang Ujian Sertifikasi Profesi (Kangoshi dan Kaigofukushishi) di Jepang Upik Rahmi; Afianti Sulastri
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.996 KB)

Abstract

Perubahan demografi di Jepang sejak tahun 2006 mengalami penurunan jumlah populasi dikarenakan menurunnya angka kelahiran sehingga meningkatnya jumlah orang lanjut usia (lansia). Guna mengurangi efek negatif dari perubahan demografi ini, pemerintah Jepang mengalami permasalahan kurangnya tenaga kerja produktif kesehatan di Jepang yang berhubungan langsung dengan lansia sehingga membutuhkan Perawat Rumah Sakit (Kangoshi) dan Perawat Lansia (Kaigofukushishi). Perawat Indonesia yang dikirim kejepang adalah perawat profesional yang telah melalui beberapa proses seleksi sebelum di berangkatkan. Selama di jepang perawat Indonesia masih harus berjuang lagi agar bisa mendapatkan sertifikat profesi supaya dapat melanjutkan kontrak dan mendapatkan gaji yang setara dengan perawat Jepang. Masalah penelitian ini adalah Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perawat Indonesia lulus Ujian Sertifikasi Nasional (Kangoshi dan Kaigofukushishi) Tujuan Penelitian untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi tingkat kelulusan ujian sertifikat profesi oleh tenaga perawat Indonesia di jepang”. Metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jumlah partisipan 6 orang yaitu untuk menggali pengalaman perawat Indonesia mengikuti ujian sertifikasi nasional (kangoshi dan kaigofukushishi). Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat Indonesia Lulus Ujian Sertifikasi Profesional (Kangoshi dan Kaigofukushishi) tergambar dalam 3 tema yaitu, motivasi perawat Indonesia bekerja di Jepang sebagai Kangoshi dan Kaigofukushishi, belum adanya pengakuan sebagai perawat profesional dan Kemampuan menguasai bahasa, budaya dan sistem Kesehatan di Jepang masih rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah teridentifikasi masalah utama Motivasi perawat Indonesia bekerja di jepang, kedua adalah pengakuan sebagai perawat profesional, ketiga yaitu Kemampuan menguasai bahasa jepang baik itu kemampuan menulis, berbicara dan memahami bahasa jepang dengan baik, Budaya Jepang dan Pengetahuan Asuransi kesehatan Jepang. Kata Kunci: Perawat, Ujian sertifikasi profesi, Indonesia, Jepang ABSTRACT Demographic changes in Japan since 2006 have decreased in population due to declining birth rates resulting in an increase in the number of elderly people. In order to reduce the negative effects of this demographic change, the Japanese government has experienced a problem with the lack of productive health workers in Japan who are directly related to the elderly so they need a Nurse Hospital (Kangoshi) and Elderly Nurse (Kaigofukushishi). Indonesian nurses sent by Japanese are professional nurses who have gone through several selection processes before departing. As long as in Japan Indonesian nurses still have to fight again in order to get a professional certificate so they can continue the contract and get a salary equivalent to Japanese nurses. The problem of this research is what factors influence Indonesian nurses to pass the National Certification Examination (Kangoshi and Kaigofukushishi) Research Objectives to find out the factors that influence the level of professional certificate examinations passed by Indonesian nurses in Japan ". The research methodology is a qualitative approach with the number of participants of 6 people, namely to explore the experience of Indonesian nurses taking the national certification examination (Kangoshi and Kaigofukushishi). Factors affecting Indonesian nurses Graduating Professional Certification Exams (Kangoshi and Kaigofukushishi) are illustrated in 3 themes, namely, motivation of Indonesian nurses working in Japan as Kangoshi and Kaigofukushishi, lack of recognition as professional nurses and Ability to master language, culture and health systems in Japan still low. The conclusion of this study was identified as the main problem Motivation of Indonesian nurses working in Japan, second is recognition as professional nurses, third is the ability to master Japanese both the ability to write, speak and understand Japanese well, Japanese Culture and Knowledge of Japanese health insurance. Keywords: Nurses, Japanese National Certificate, Indonesian nurses
Pengaruh Pemberian Jus Averrhoa Carambola Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Hani Ruliyani; Afianti Sulastri
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 2 (2023): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i2.1189

Abstract

Hipertensi tergolong penyakit yang sering disebut dengan Silent Killer. Hipertensi dapat menyerang berbagai usia, termasuk lansia. Hipertensi dalam jangka panjang akan menimbulkan berbagai komplikasi. Dalam Pengobatan Hipertensi, banyak tumbuhan alami yang bisa dikonsumsi, salah satunya adalah buah belimbing. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Studi ini dirancang dengan menggunakan scoping riview, dengan menggunakan data base google scholar antara tahun 2012-2023. Dengan kata kunci pengaruh pemberian averrhoa carambola terhadap hipertensi, manfaat averrhoa carambola, efektivitas pemberian jus belimbing terhadap pasien hipertensi. Penelitian dari 10 jurnal menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian jus belimbing pada penderita hipertensi, hal ini membuktikan bahwa mengkonsumsi jus bemlimbing berpengaruh terhadap penurunan hipertensi.