Harlinda Kuspradini
1. Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 2. Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi Obat Dan Kosmetik Dari Hutan Tropika Lembap Dan Lingkungannya (PUI-PT OKTAL) LP2M Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Jamu Indonesia

Aktivitas Antimikroba Tanaman Paku (Stenochlaena palustris dan Pteridium caudatum) Terhadap Bakteri (Ralstonia solanacearum dan Streptococcus sobrinus) Saat Egra; Mardhiana -; Randy Patriawan; Kartina -; Sudirman Sirait; Harlinda Kuspradini
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.612 KB) | DOI: 10.29244/jji.v4i1.93

Abstract

Tanaman paku merupakan tanaman yang tumbuh subur dan liar di wilayah tropis, kehadirannya dalam dunia pertanian sebagai gulma, namun di sisi lain juga bermanfaat sebagai tanaman obat (hortikultur). Kehadiran tanaman paku sebagai obat diharapkan menjadi alternative bahan baru dalam pengobatan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Sampel yang digunakan yaitu ekstrak daun S. Palustris dan P. Caudatum dengan konsentrasi 2%, 1% dan 0,5%. kontrol positif pada penelitian ini yaitu chloramphenicol dan kontrol negatif etanol 40%. Variabel yang diamati adalah perhitungan faktor kelembaban, persentase rendemen dan persentase diameter daerah hambatan (DDH). Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak P. Caudatum 2,5% sedangkan S. Palustris 1.6%. Selain itu hasil DDH menampilkan bahwa ekstrak etanol daun S. palustris dan P. caudatum pada konsentrasi 0.5%, 1% dan 2% tidak mampu menghambat pertumbuhan R. Solanacearum, tetapi mampu menghambat S. sobrinus dengan diameter tertinggi yaitu 13.7 mm pada konsentrasi 2%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut bertingkat pada proses ekstraksi untuk mengetahui golongan polaritas senyawa yang berpengaruh terhadapa aktifitas penghambatan bakteri.