Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENINGKATAN PERTUMBUHAN MISELIUM JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) YANG DIPENGARUHI OLEH PROMOL 12 Saat Egra; Muhammad Soesilo Dermawan; Etty Wahyuni; Eko Hary Pudjiwati; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso; Deny Murdianto; Sudirman Sirait; Hendris Hendris
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.486 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v3i2.2889

Abstract

White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is a mushroom that has a variety of basidiomycetes that grow in tropical forests with high humidity. This mushroom is classified as edible, has even been cultivated for a long time by the community. Therefore, nowadays oyster mushrooms have a high value, it caused many people have cultivated these mushrooms. In this study we want to show a difference in the growth of the white oyster mushroom mycelium before given promol 12 (as control) and after being given 12 types of local microbial probiotics (PROMOL12). The method used is RAK (Design random groups). In this study, it was shown that the influence of the growth of white oyster mushroom mycelium was given PROMOL12. The growth of oyster mushrooms showed a difference for baglog 12 promol medium having an average growth of 0.6 cm and a growth period of 14 days, on the other hand baglog media control had an average growth of 0.7 cm with a growth period of 17 days. With the same environmental conditions, the average temperature is 27-29.5OC and the humidity is also not less than 60%, which has an average of 70% -81% which is in accordance with the growth of oyster mushroom mycelium.
Kajian Tingkat Bahaya Erosi dan Kekritisan Pada DAS Krueng Raya, Provinsi Aceh Menggunakan Sistem Informasi Geografis Fachruddin Fachruddin; Sudirman Sirait; Alimuddin Alimuddin; Ichwana Ramli
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2021.009.02.06

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat bahaya erosi dan kekritisan DAS Krueng Raya menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Pengukuran tingkat bahaya erosi menggunakan metode universal soil loss equation (USLE), sedangkan pengukuran lahan kritis menggunakan Panduan Peraturan Menteri Kehutanan No. 32. Selanjutnya, integrasi beberapa parameter dapat dilakukan dengan tool overlay dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di DAS Krueng Raya yang paling luas adalah kelas agak kritis dengan luas mencapai 9 319.4 ha atau 73.25%. Selanjutnya, kelas kritis dengan luas 1 361.80 ha atau 10.70%, berikutnya kelas sangat kritis 340.4 ha atau 2.68% dan kelas tidak kritis 879.7 ha atau 6.91%. Sedangkan klasifikasi tingkat kekritisan DAS yang paling luas termasuk tingkat agak kritis dengan luas mencapai 9 319.4 Ha atau 73.25%, selanjutnya kelas kritis dengan luas 1 361.80 ha atau 10.70%. Selanjutnya, kelas sangat kritis 340.4 ha atau 2.68% dan kelas tidak kritis dengan luas 879.7 ha atau 6.91%. Bila tingkat bahaya erosi berat/tinggi maka pengaruhnya terhadap kelas lahan kritis akan tinggi (kritis, agak kritis dan sangat kritis) dengan persentase luas secara keseluruhan mencapai 98.7%. Sebaliknya, jika tingkat bahaya erosi berada pada kelas ringan maka kelas lahan kritis secara umum akan berada kelas rendah atau pada kelas tidak kritis (79.4%) atau agak kritis (19.3%). Arahan pengelolaan DAS Krueng Raya harus menerapkan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan/terpadu pada setiap kawasan.
DESAIN DAN UJI KINERJA MATA PISAU MODIFIKASI PADA MESIN PENCACAH LIMBAH PERTANIAN Dwi Santoso; Abdul Waris; Apriliansyah Apriliansyah; Sudirman Sirait; Aditya Murtilaksono
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.2.205-214.2021

Abstract

Mesin pencacah memiliki berbagai macam komponen, salah satu komponen utama yang mempengaruhi kinerja mesin pencacah adalah mata pisau. Adapun yang mendasari dilakukannya modifikasi mata pisau mesin pencacah limbah pertanianyaitu, mata pisau yang digunakan pada sebelumnya memiliki kinerja yang kurang optimal sehingga dapat menyebabkan kualitas pemotongan bahan belum optimal dan seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mesin pencacah limbah pertanian setelah digunakan mata pisau yang dimodifikasi. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November hingga Maret 2021. Bertempat di Laboratorium Mekanisasi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini terdiri beberapa tahapan yaitu identifikasi masalah, modifikasi mata pisau, uji kinerja dan analisis data. Parameter penelitian yang digunakan adalah menghitung kapasitas efektif alat (kg/jam), kecepatan linear (m/s), rendemen (%), suhu mesin penggerak (t), dan kecepatan electromotor (RPM). Dari hasil analisis data berdasarkan parameter yang digunakan diperoleh nilai kapasitas efektif alat 9,14 kg/jam, kecepatan linear 5,28 m/s, rendemen 91,4%, rata – rata suhu 68,3 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 234,9 rpm pada mata pisau standar. Kinerja tebaik mesin pencacah limbah pertanian yaitu pada saat menggunakan mata pisau hasil modifikasi dengan  sudut kemiringan mata pisau 10° dengan nilai kapasitas efektif alat 16,35 kg/jam, kecepatan linear 6,20 m/s, rendemen 96,5%, rata – rata suhu 55,5 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 275,4 rpm.
Aktivitas Antimikroba Tanaman Paku (Stenochlaena palustris dan Pteridium caudatum) Terhadap Bakteri (Ralstonia solanacearum dan Streptococcus sobrinus) Saat Egra; Mardhiana -; Randy Patriawan; Kartina -; Sudirman Sirait; Harlinda Kuspradini
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.612 KB) | DOI: 10.29244/jji.v4i1.93

Abstract

Tanaman paku merupakan tanaman yang tumbuh subur dan liar di wilayah tropis, kehadirannya dalam dunia pertanian sebagai gulma, namun di sisi lain juga bermanfaat sebagai tanaman obat (hortikultur). Kehadiran tanaman paku sebagai obat diharapkan menjadi alternative bahan baru dalam pengobatan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Sampel yang digunakan yaitu ekstrak daun S. Palustris dan P. Caudatum dengan konsentrasi 2%, 1% dan 0,5%. kontrol positif pada penelitian ini yaitu chloramphenicol dan kontrol negatif etanol 40%. Variabel yang diamati adalah perhitungan faktor kelembaban, persentase rendemen dan persentase diameter daerah hambatan (DDH). Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak P. Caudatum 2,5% sedangkan S. Palustris 1.6%. Selain itu hasil DDH menampilkan bahwa ekstrak etanol daun S. palustris dan P. caudatum pada konsentrasi 0.5%, 1% dan 2% tidak mampu menghambat pertumbuhan R. Solanacearum, tetapi mampu menghambat S. sobrinus dengan diameter tertinggi yaitu 13.7 mm pada konsentrasi 2%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut bertingkat pada proses ekstraksi untuk mengetahui golongan polaritas senyawa yang berpengaruh terhadapa aktifitas penghambatan bakteri.
AKTIVITAS SENYAWA ANTIBAKTERI EKSTRAK PAREPAT (Sonneratia alba) TERHADAP PERTUMBUHAN Ralstonia solanacearum DAN Streptococcus sobrinus Saat Egra; Mardhiana Mardhiana; Ningrum Indah Rahayu; Nurjannah Nurjannah; Sudirman Sirait; Dwi Santoso; Ankardiansyah Pandu Pradana; Harlinda Kuspradini; Tohru Mitsunaga
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v3i2.1624

Abstract

AbstractParepat/pidada putih (Sonneratia alba) is a type of mangrove plant that is used by the traditional tribe for natural medicine. This study uses leaves and stem bark extracted with ethanol. Antibacterial assay uses Ralstonia Solanaceaerum and Streptococcus sobrinus by diffusion agar method. The concentrations used were 5000ppm, 10000ppm, 20000ppm with positive control (Chloramphenicol), and negative control (Ethanol 40%). The results of this study obtain the moisture factor of S. alba leaves has a humidity of 0.31 and stem bark of 0.49. The yield showed that the amount of S. alba leaf extract was 23.86% and the bark was 7.31%. S. alba leaf extract was able to inhibit the bacteria R. solanacearum at concentrations of 5000ppm, 10000ppm and 20000ppm with inhibitory values of 27.46%, 34.34% and 37.78%, respectively. While bark extract can inhibit R. solanacearum at concentrations of 5000 ppm, 10000 ppm and 20000 ppm with inhibitory values of 35.38%, 38.47% and 41.92%, respectively. S. alba leaf extract is able to inhibit S. sobrinus bacteria only at concentrations of 10000 ppm and 20000 ppm with inhibitory values of 28.07% and 48.51%. Whereas S. alba bark extract was able to inhibit S. sobrinus at a concentration of 5000 ppm, 10000 ppm and 20000 ppm with inhibitory values of 16.18%, 49.02% and 61.27%. Keywords: Antibacterial, Leave, Stem bark, Mangrove, S. alba AbstrakParepat/pidada putih (Sonneratia alba) merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Penelitian ini menggunakan daun dan kulit batang yang diekstraksi dengan etanol. Pengujian antibakteri menggunakan Ralstonia Solanaceaerum dan Streptococcus sobrinus dengan metode difusi agar sumuran. Kosentrasi yang digunakan yaitu 5000 ppm, 10000 ppm, 20000 ppm dengan kontrol positif (Chloramphenicol), dan kontrol negatif (Etanol 40%). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor kelembaban daun S. alba memiliki kelembaban yaitu 0,31 dan kulit batang yaitu 0,49. Rendemen menunjukkan bahwa jumlah ekstrak daun S. alba yaitu 23,86% dan kulit batang 7,31%. Ekstrak daun S. alba mampu menghambat bakteri R. solanacearum pada konsentrasi 5000ppm, 10000ppm dan 20000ppm dengan nilai persentase hambat yaitu masing-masing 27,46%, 34,34% dan 37,78%. Sedangkan ekstrak kulit batang mampu menghambat R. solanacearum pada konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm dan 20000 ppm dengan nilai persentase hambat secara berturut 35,38%, 38,47% dan 41,92%. Ekstrak daun S. alba mampu menghambat bakteri S. sobrinus hanya pada konsentrasi 10000 ppm dan 20000 ppm dengan nilai persentase hambat yaitu 28,07% dan 48,51%. Sedangkan ekstrak kulit batang S. alba mampu menghambat S. sobrinus pada konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm dan 20000 ppm dengan nilai persentase hambat yaitu 16,18%, 49,02% dan 61,27%. Kata kunci: Antibakteri, Daun, Kulit bantang, Mangrove, S. alba.
TEKNOLOGI IRIGASI OTOMATIS BERTENAGA SURYA DI KELOMPOK TANI CAHAYA TANI KECAMATAN TARAKAN UTARA KOTA TARAKAN Sudirman Sirait; Dwi Santoso; Saat Egra
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1530

Abstract

ABSTRACT One effort to increase irrigation efficiency is the use of solar power-based automatic control systems. This technological innovation was designed by utilizing digital technology, microcontroller and sensor network. This automatic control system operates based on the value of soil moisture as the lower set point value and the upper set point value to set the pump on/off. The aims of this research are to develop a solar-powered automatic control system with reference to the control of soil moisture for set on/off the pump and can keep the soil moisture from the water capacity. The stages of the research are hardware design of solar-powered control systems, design of automatic control system software, design of sprinkler irrigation networks, testing and data analysis. The results showed that the total power to operate an automatic sprinkler irrigation system of 67.0 Watt and can reduce battery consumption of 234.7 Watt. The use of a 30 Wp solar panel unit is able to meet the power needed for the automatic control system during the experiment. Keywords: automatic control system, microcontroller, solar power, sprinkler irrigation ABSTRAK Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi irigasi adalah penggunaan sistem kontrol otomatis berbasis tenaga surya. Inovasi teknologi ini dirancang dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroller dan jaringan sensor. Sistem kontrol otomatis ini beroperasi berdasarkan nilai kelengasan tanah sebagai nilai set point bawah dan set point atas untuk mengatur on/off pompa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem kontrol otomatis bertenaga surya dengan acuan kendali kelengasan tanah untuk pengaturan on/off pompa dan menjaga kondisi tanah dari kapasitas lapang. Tahapan penelitian yaitu perancangan hardware sistem kontrol otomatis bertenaga surya, perancangan software sistem kendali, perancangan jaringan irigasi sprinkler, pengujian dan analisis data. Hasil percobaan menunjukkan total daya untuk mengoperasikan sistem irigasi sprinkler otomatis 67,0 Watt dan menghemat penggunaan daya baterai sebesar 234,7 Watt. Penggunaan 1 unit panel surya 30 Wp mampu mencukupi daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem kontrol otomatis selama percobaan. Kata kunci: irigasi sprinkler, mikrokontroller, sistem kontrol otomatis, tenaga surya
ANALISIS NERACA AIR DI KOTA TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Sudirman Sirait; Hendris Hendris
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1531

Abstract

Abstract Water needs for agricultural activities in Tarakan City which are located at the geographical coordinates of 117°34¢-117°38¢ East Longitude and 3°19¢-3°20¢ Nort Latitude are still dependent on rainfall, so that there is potential for uncertainty in water availability for plant. Water is one of the absolute factors needed by the agricultural sector for growth and development of plant that affects crop production. Production of agricultural products will decrease if the plants be through water stress. The water balance analysis method is a method that can know the level of carrying capacity of water resources, especially in water storage capacity for groundwater recharge. This study aims to analyze the water balance in Tarakan City to occupy plant water needs. This research was divided into several stages, which are the literature study, the data collection, and the data analysis. The results showed that during the period of 2008-2017 the Tarakan City area had a reliable rainfall value of 3497.68 mm/year, an average ETp value of 41.65 mm/month, a total CH value of more than 2997.88 mm, runoff value of 1630.34 mm, and groundwater recharge value of 1367.54 mm. Based on the results of the water balance analysis, that the Tarakan City area does not encounter a water deficit so that it can support crop cultivation activities and fulfill crop water needs to increase productivity. Key words: Groundwater Recharge, Rainfall, Run-Off, Water Balance, Water Resources AbstrakKebutuhan air untuk kegiatan pertanian di Kota Tarakan yang terletak pada koordinat geografis 117°34¢-117°38¢ Bujur Timur dan 3°19¢-3°20¢ Lintang Utara masih tergantung pada air hujan, sehingga berpotensi terjadinya ketidakpastian ketersediaan air untuk tanaman. Air merupakan salah satu faktor mutlak yang diperlukan sektor pertanian untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mempengaruhi produksi tanaman. Produksi hasil pertanian akan menurun jika tanaman mengalami cekaman air. Metode analisis neraca air merupakan suatu metode yang dapat mengetahui tingkat daya dukung suatu wilayah terutama daya dukung sumberdaya air untuk kegiatan pertanian sehingga dapat memberikan rekomendasi upaya pengelolaan limpasan dan pengisian air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis neraca air di Kota Tarakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan yaitu studi pustaka, pengumpulan data, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2008-2017 wilayah Kota Tarakan memiliki nilai curah hujan andalan 3497,68 mm/tahun, nilai ETp rata-rata 41,65 mm/bulan, total nilai CHlebih 2997,88 mm, nilai limpasan 1630,34 mm, dan nilai pengisian air tanah 1367,54 mm. Berdasarkan hasil analisis neraca air, bahwa wilayah Kota Tarakan tidak mengalami defisit air sehingga dapat mendukung kegiatan budidaya tanaman dan memenuhi kebutuhan air tanaman untuk meningkatkan produktivitas. Kata kunci: Curah Hujan, Limpasan, Neraca Air, Pengisian Air Tanah, Sumberdaya Air
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGUATAN KEARIFAN LOKAL USAHATANI PADI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA LONG MIDANG Hendris Hendris; Sudirman Sirait
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i1.1921

Abstract

AbstractFor their food needs, the people in Long Midang Village still apply traditional values or local wisdom in the utilization and processing of rice cultivation, especially rainfed lowland rice. This research aims to identify local wisdom that has existed and still being maintained, knowing the factors that cause local wisdom to be maintained or abandoned, and formulating strategies to maintain local wisdom. This study uses a qualitative descriptive analysis method and SWOT analysis tool, data obtained through in-depth interviews. The results showed there are 38 local wisdoms in Long Midang Village, 22 local wisdoms are retained while 16 local wisdoms are removed, the factors that cause local wisdom have been maintained are the availability of organic fertilizers, the use of cheaper traditional tools, land preservation and respect for ancestral heritage. The factors that cause local wisdom have been abandoned are changes in insight/knowledge and more efficient modern technology. Strategies to strengthen local wisdom using aggressive strategies (S-O) namely increasing the use of buffalo in cultivating land as a cost-effective and environmentally friendly local wisdom as well as maintaining mutual cooperation wisdom. Key words: Local Wisdom, Rainfed Rice, SWOTAbstrakDalam memenuhi kebutuhan pangannya, masyarakat di Desa Long Midang masih memegang kuat nilai-nilai tradisi adat atau kearifan lokal yaitu dalam pemanfaatan dan pengolahan budidaya padi khususnya padi sawah tadah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal yang pernah ada dan yang masih dipertahankan, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kearifan lokal terus dipertahankan atau ditinggalkan, dan merumuskan strategi dalam mempertahankan kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan alat analisis SWOT, data diperoleh melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan kearifan lokal di Desa Long Midang berjumlah 38, kearifan lokal yang dipertahankan sebanyak 22 sedangkan kearifan lokal yang ditinggalkan sebanyak 16, faktor-faktor penyebab kearifan lokal di pertahankan adalah tersedianya pupuk organik, penggunaan alat-alat tradisional yang lebih murah, kelestarian lahan dan penghargaan terhadap warisan leluhur. Faktor-faktor penyebab kearifan lokal ditinggalkan adalah perubahan wawasan/pengetahuan dan perkembangan teknologi modern yang lebih efisien. Strategi penguatan kearifan lokal menggunakan strategi agresif (S-O) yaitu meningkatkan penggunaan kerbau dalam pengolahan lahan sebagai salah satu kearifan lokal yang hemat biaya dan ramah lingkungan serta mempertahankan kearifan gotong royong.Kata kunci: Kearifan Lokal, Sawah Tadah Hujan, SWOT
Sistem Kontrol Irigasi Sprinkler Otomatis Bertenaga Surya di Kelompok Tani Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Sudirman Sirait; Sri Maryati
Jurnal Irigasi Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Irigasi
Publisher : Balai Teknik Irigasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.175 KB) | DOI: 10.31028/ji.v13.i1.55-66

Abstract

The application of automatic sprinkler irrigation technology powered by solar panel can be designed by utilizing digital technology, microcontroller and sensor network. The aims of this research are to analyze the performance of solar powered automatic sprinkler irrigation control systems on the experimental field. This research was divided into several stages, which are the analysis of experimental land, the design of automatic control systems and the sprinkler irrigation system, the field testing and application, and the performance analysis of automatic sprinkler irrigation. The Arduino Uno ATMega328P microcontroller was used as an automatic control system for the on-off arrangement of irrigation pumps based on soil moisture detected by the YL-69 soil moisture sensor. Based on the results of analysis of soil water content, soil moisture arrangement level of 13.58% as the lower set point value and 28.29% as the upper set point value for reference on irrigation pump on-off control can keep the soil moisture from the water capacity. This technology was powered using solar power consisting of a 30 Wp solar panel, solar charge controller, inverter and battery series therefore it can be operated 24 hours continuously for 7 days. The results showed that the maximum soil water content value was 29.10%, minimum soil water content value was 12.87% and the average soil water content value was 23.55%. The average of time for irrigation pump operation was 13.07 minutes with the total irrigation application was 21.40 m3. The total power to operate an automatic sprinkler irrigation system of 67.0 Watt and can reduce battery consumption of 234.7 Watt.
ANALISIS KOMPARATIF USAHA TANI JAGUNG DENGAN IRIGASI SPRINKLER DAN IRIGASI TRADISIONAL DI KELOMPOK TANI KELURAHAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN Sudirman Sirait
Jurnal Bisnis Tani Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Bisnis Tani Vol 7, No 2 Desember 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jbt.v7i2.4289

Abstract

Irigasi sprinkler merupakan suatu metode irigasi yang fleksibel dimana selain dapat digunakan untuk menyiram tanaman, dapat juga digunakan untuk pemupukkan dan pemberantasan hama. Teknologi irigasi sprinkler dapat memberikan efisiensi dan efektivitas yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penerimaan dan pendapatan usaha tani jagung pada Kelompok Tani di Kelurahan Juata Laut Kota Tarakan yang menggunakan irigasi sprinkler dan tradisional, serta mengetahui tingkat efisiensinya. Teknik analisis data menggunakan analisis usaha tani dan R/C Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari petani jagung yang menggunakan irigasi sprinkler sebesar Rp. 2.331.194 per 0,04 ha lebih besar dibandingkan dengan pendapatan petani jagung dengan cara tradisional sebesar Rp. 1.352.916 per 0,04 ha. Penerimaan pada usaha tani jagung dengan irigasi sprinkler sebesar Rp. 2.800.00 per 0,04 ha sedangan penerimaan usaha tani jagung dengan tradisonal sebesar Rp. 1.600.000 per 0,04 ha. Efesiensi usaha tani jagung dengan irigasi sprinkler sebesar 7,16 lebih tinggi dibandingkan dengan efisiensi usaha tani dengan irigasi tradisonal sebesar 6,10. Hal ini dikarenakan pada usaha tani jagung dengan irigasi sprinkler pemanfaatan air bagi tanaman lebih optimal dibandingkan usaha tani jagung dengan cara tradisional.