Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INFEKTIFITAS MIKORIZA ARBUSKULA ASAL RHIZOSFER TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA KULTUR TRAPPING MENGGUNAKAN INANG KACANG HIJAU Kafrawi kafrawi; Sri Muliani; Basri Baba; Syatrawati Syatrawati; Asmawati Asmawati; Rahmat Rahmat; Jumrawati Tahang; Imzakiyyah Ramadani; Nurul Magfirah Rusdi; Nurasia Nurasia; Zahraeni Kumalawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 11 No 1 (2022): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v11i1.338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi mikoriza arbiskula yang berasal dari rizosfer tanaman kakao pada kultur trapping menggunakan inang kacang hijau. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi deskriptif dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap jenis mikoriza arbuskula yang ditemukan dan menghitung tingkat infeksinya pada bagian akar tanaman inang. Sampel tanah yang diamatai berasal dari rizosfer tanaman kakao di dua lokasi lahan yang berbeda, yaitu pada lahan datar dan lahan miring. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara diagonal dengan menentukan lima buah titik sampel, lalu tanah di setiap titik sampel pada bagian rizosfer kakao diambil sebanyak 1 kg untuk digunakan dalam kultur trapping. Tanaman kacang hijau digunakan sebagai tanaman inang dalam kultur trapping yang dipelihara selama 3 bulan kemudian diambil akarnya untuk pengamatan tingkat infeksi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis mikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman kakao pada lahan datar yaitu Glomus cf. multicauli, Glomus sp., Sclerocystis sinuosa dan Scutellospora sp. tipe 1, sedangkan pada lahan miring terdapat 2 jenis mikoriza yaitu Acaulospora sp. dan Scutellospora sp. tipe 2. Rata-rata tingkat infeksi mikoriza arbuskula dalam kultur trapping bervariasi dari rendah (27%) hingga tinggi (67%). Tingkat persentase infeksi mikoriza arbuskula yang berasal dari rhizosfer tanaman kakao dalam kultur trapping dengan menggunakan tanaman inang kacang hijau tergolong tinggi pada lahan datar (52%) dan tergolong sedang pada lahan miring (40%). Komponen Fungi Mikoriza arbuskula yang ditemukan berupa hifa, spora, vesikel dan arbuskel.
Analisis Penyembuhan Luka Akut Dengan Krim Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Teraktivasi Plasma Medis Nursaima Siregar; Mudyawati Kamaruddin; Sri Darmawati; Rinda Utami Aulia; Nurasia Nurasia; Juni Nauli; Rizka Yolanda Febiaocti; Sri Suhartati; Defi Nurul Hayati
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Analisis penyembuhan luka akut dilakukan untuk mengetahui efektivitas krim buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang diaktivasi dengan plasma medis. Buah naga merah (BNM) secara fitokimia memiliki kandungan flavanoid, folifenol dan antioksidan yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka. Plasma medis menggunakan gas argon sebagai gas pembawa berefek medis yang dikembangkan dan digunakan  pada penyembuhan luka. Tujuan. Mengetahui respon luka akut pada mencit setelah pemberian krim BNM yang teraktivasi plasma medis.  Metode. Penelitian ini adalah  true eksperimental dengan rancangan post test only control group design menggunakan mencit (Mus musculus) jantan galur Balb/c. Percobaan diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yaitu: 1) kontrol (K); 2) luka dibersihkan dioleskan krim BNM 15% (P1); 3)luka dibersihkan dioleskan krim BNM 20% (P2); 4) luka dibersihkan dioleskan krim BNM 15% kemudian diaktivasi plasma medis dengan jarak 20mm selama 3 menit (P3); 5) luka dibersihkan dioleskan krim BNM 20% kemudian diaktivasi plasma medis dengan jarak 20mm selama 3 menit,setelah perlakuan luka ditutup dengan hydrocolloid dressing lalu diperban. Perlakuan diberikan selama 14 hari, kemudian dilakukan pengamatan makroskopis luka, diameter luka dihitung berdasarkan pengukuran area luka. Hasil. Penelitian menunjukkan penyembuhan luka lebih cepatpada kelompok (P3): luka dibersihkan dioleskan krim BNM 15%, kemudian diaktivasi dengan plasma medis dengan jarak 20mm selama 3 menit. Dapat disimpulkan bahwa krim BNM 15% teraktivasi plasma medis dapat mempercepat penyembuhan luka. Kata Kunci: Krim Buah Naga Merah, Penyembuhan Luka, Plasma Medis.