Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Inovasi Kurikulum

The need analysis of BIPA speaking materials and modules for foreign athletes Ray Ardi Putra; Nuny Sulistyani Idris; Suci Sundusiah
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.66856

Abstract

BIPA (Indonesian Language for Foreign Speakers) is very popular among the international community. This situation can be seen in many foreign students studying Indonesian. BIPA students come from various backgrounds, including business, health, military, academics, and sports. The BIPA sports learning module has also become necessary for BIPA sports students. This is driven by the interest of foreign athletes in studying BIPA, such as Danish badminton players who want to learn Indonesian. This research is an analysis of research and development (RnD) needs with the ADDIE concept, which will produce a product that is developed and validated for the world of education, intending to renew or innovate the development of existing educational products. There are five RnD research procedures with the ADDIE analysis concept: needs, planning and design, development, implementation, and evaluation. Analysis steps were carried out on BIPA students to get responses regarding Indonesian language needs. The type of product being developed is an open BIPA speaking skills module for BIPA athletes learners. However, this research analyzes the need to develop BIPA modules for athletes. Analysis of needs for developing BIPA modules is necessary for BIPA teachers to provide an overview of what modules should be developed. AbstrakBahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) saat ini sangat populer di kalangan masyarakat internasional. Situasi ini terlihat dari banyaknya pelajar luar negeri yang belajar bahasa Indonesia. Pemelajar BIPA berasal dari berbagai latar belakang, antara lain bisnis, kesehatan, militer, akademik, dan olahraga. Modul pembelajaran BIPA olahraga juga sudah menjadi kebutuhan bagi Pemelajar BIPA olahraga. Hal ini didorong oleh minat olahragawan mancanegara untuk mempelajari BIPA, seperti pebulu tangkis Denmark yang ingin belajar bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis kebutuhan penelitian dan pengembangan (RnD) dengan konsep ADDIE yang akan menghasilkan suatu produk yang dikembangkan dan divalidasi bagi dunia pendidikan, dengan tujuan memperbaharui atau menginovasi pengembangan produk pendidikan yang sudah ada. Terdapat lima prosedur penelitian RnD dengan konsep ADDIE, yaitu analisis kebutuhan, perancangan dan desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Langkah analisis dilakukan terhadap mahasiswa BIPA untuk mendapatkan tanggapan mengenai kebutuhan bahasa Indonesia. Adapun jenis produk yang dikembangkan yaitu modul ajar BIPA keterampilan berbicara bagi pembelajar BIPA olahragawan. Namun, dalam penelitian ini berfokus pada analisis kebutuhan pengembangan modul BIPA untuk para olahragawan.Analisis kebutuhan untuk pengembangan modul ajar BIPA menjadi suatu kebutuhan bagi para pengajar BIPA agar dapat memberikan gambaran seperti apa modul sebaiknya dikembangkan.Kata Kunci: Bahasa Indonesia; BIPA; modul; olahragawan
Analysis of the need for a survival thematic BIPA dictionary for Handai Indonesia Agus Setiadi; Suci Sundusiah; H. Halimah
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.65951

Abstract

The use of dictionaries in beginner-level BIPA learning is important, considering the limited vocabulary students master. Things like this apply to formal students in class and Handai Indonesia who are in Indonesia. Handai Indonesia refers to foreign citizens who can speak Indonesian. Apart from being required to adapt to learning in the classroom, Handai Indonesia, who immediately learned Indonesian in Indonesia, was also necessary to survive in his new living environment. Therefore, there needs to be supported vocabulary materials packaged based on their needs. Supported by this vocabulary material, it can be made into a special thematic survival dictionary that is easy to use. This research analyzes Handai Indonesia's need for a survival thematic dictionary. The method used in this research is descriptive. The needs analysis results show that public transportation is the place or situation that Handai Indonesia most needs in terms of survivability in Indonesia. Many Handai Indonesians experience vocabulary problems when using public transportation services, so they need a transportation-themed survival dictionary, and the type of dictionary they need is a digital dictionary. Images contain explanations and examples of sentences, conversations, and audio. AbstrakPenggunaan kamus dalam pembelajaran BIPA level pemula merupakan hal yang penting mengingat terbatasnya kosakata yang dikuasai oleh pemelajar. Hal ini tidak hanya berlaku bagi pemelajar formal di kelas tetapi juga para Handai Indonesia yang berada di Indonesia. Handai Indonesia merujuk pada warga negara asing yang mampu berbahasa Indonesia. Selain dituntut untuk dapat beradaptasi dengan pembelajaran di kelas, Handai Indonesia yang langsung belajar bahasa Indonesia di Indonesia juga dituntut untuk dapat bertahan hidup di lingkungan tempat tinggalnya yang baru. Oleh karena itu, perlu adanya sokongan materi kosakata yang dikemas berdasarkan kebutuhan mereka. Sokongan materi kosakata tersebut dapat dibuat menjadi sebuah kamus khusus kesintasan yang bersifat tematik sehingga mudah digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Handai Indonesia terhadap kamus tematik kesintasan. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa transportasi umum menjadi tempat atau situasi yang paling banyak dibutuhkan handai Indonesia dalam hal kesintasan di Indonesia. Para handai Indonesia banyak mengalami kendala kosakata pada saat menggunakan layanan transportasi umum sehingga membutuhkan kamus kesintasan bertema transportasi dan jenis kamus yang mereka butuhkan adalah jenis kamus digital, rancangan awal kamus dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dengan pengembangan lema kesintasan tema transportasi berbantuan aplikasi digital Android dengan fitur gambar dilengkapi dengan penjelasan dan contoh kalimat, percakapan, dan suara.Kata Kunci: Analisis kebutuhan; Handai Indonesia; kesintasan; kamus tematik kesintasan
Identification of curriculum and empirical needs for the writing BIPA 4 GBL model Dewi Suharyanti; Suci Sundusiah; H. Halimah
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 1 (2024): Inovasi Kurikulum, February 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i1.65868

Abstract

As a skill that experts place at the highest level in language acquisition, writing skills become considered the most difficult. BIPA level 4 is the initial level of complex writing according to the SKL BIPA Permendikbud No. 27 of 2017. Writing skills considered difficult should be packaged with a fun and meaningful learning model, one of which is developing a Game-based Learning model. Identifying curriculum and empirical needs is the initial stage carried out in developing Game-based Learning. This research aims to identify the curriculum and syllabus of BIPA 4 writing, which aligns with identifying empirical learning needs through field studies of BIPA teachers at home and abroad. The results showed that argumentation text is the most challenging text to learn, while the most accessible text to learn is persuasion text. In terms of grammar, the affixes me-kan, ke-an, and ter- are the most difficult languages to learn, while the most accessible grammar to learn is sentence expansion, conjunctions, rephrases, and technical terms. The results also found that BIPA 4 learners need to read texts related to Indonesian insights, including culinary, biodiversity, culture, local wisdom, and tourism. AbstrakKeterampilan menulis sebagai keterampilan yang ditempatkan para ahli pada tataran paling tinggi dalam pemerolehan bahasa menjadi sebuah keterampilan yang dianggap paling sulit. Jenjang BIPA 4 merupakan jenjang awal pembelajaran menulis yang kompleks menurut Standar Kompetensi Lulusan BIPA Permendikbud No. 27 Tahun 2017. Keterampilan menulis yang dianggap sulit sebaiknya dikemas dengan model pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, salah satunya dengan mengembangkan model pembelajaran berbasis game edukasi atau Game-based Learning. Identifikasi kurikulum dan kebutuhan empiris di lapangan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam pengembangan Game-based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kurikulum dan silabus menulis BIPA 4 yang kemudian diselaraskan dengan identifikasi kebutuhan pembelajaran secara empiris melalui studi lapangan terhadap pengajar BIPA di dalam dan luar negeri. Hasil penelitian didapatkan bahwa teks argumentasi merupakan teks yang paling sulit dipelajari sedangkan teks yang paling mudah dipelajari adalah teks persuasi. Dari segi kebahasaan, imbuhan me-kan, ke-an, dan ter- merupakan kebahasaan yang paling sulit dipelajari sedangkan kebahasaan yang paling mudah dipelajari adalah perluasan kalimat, kata hubung, kata ulang dan istilah teknis. Hasil penelitian juga menemukan bahwa pemelajar BIPA 4 memerlukan teks-teks bacaan yang berkaitan dengan wawasan nusantara atau wawasan ke-Indonesiaan, di antaranya yaitu kuliner, keanekaragaman hayati, budaya, kearifan lokal dan wisata.Kata Kunci: BIPA 4; GBL; identifikasi kurikulum; kebutuhan pembelajaran empiris; keterampilan menulis