Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM REHABILITASI HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN MEMPAWAH HILIR, KABUPATEN MEMPAWAH Siti Puji Lestariningsih; Tri Widiyastuti; Jagad Aditya Dewantara
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.1.16244

Abstract

Kecamatan Mempawah Hilir memiliki potensi hutan mangrove seluas 371,33 Ha. Sebagian hutan mangrove menjadi obyek wisata di Desa Pasir dan sebagian lagi menjadi sasaran rehabilitasi di Kelurahan Tanjung. Penebangan dan pembukaan hutan yang berlebihan serta alih fungsi mangrove menjadi areal penggunaan lain memicu hilangnya hutan mangrove. Kerusakan hutan mangrove perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat. Kelestarian hutan mangrove yang tidak terjaga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan wilayah pesisir yang menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi mangrove dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Sebelumnya penelitian belum pernah dilakukan di Kecamatan Mempawah Hilir dan memiliki kontribusi memberikan contoh bagi wilayah lain dalam memulihkan lahan hutan mangrove yang rusak melalui bentuk partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, wawancara terstruktur dengan kuesioner dan wawancara mendalam menjadi sumber data. Selain itu, analisis yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat diolah secara kuantitatif dengan regresi linear berganda. Tingkat partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi hutan mangrove cukup baik dengan kelas tinggi yaitu 23,1 % pada tingkat tinggi, 55,8 % tingkat sedang, dan 21,1 % rendah. Tingginya partisipasi masyarakat terlihat dalam proses perencanaan kegiatan rehabilitasi dengan memberikan sumbangan ide pemikiran dan keaktifan dalam kegiatan penanaman mangrove. Faktor yang berbanding lurus dengan tingkat partisipasi masyarakat yaitu lama tinggal, pendidikan, keaktifan organisasi, dan persepsi masyarakat terhadap hutan mangrove. Faktor umur, jarak rumah dengan hutan mangrove, dan pendapatan berbanding terbalik dengan tingkat pastisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove.
UTILIZATION OF NIPAH (Nypah fruticants Wurmb) AS FOOD INGREDIENT FOR IMPROVING THE LOCAL ECONOMY OF VILLAGES’s COMMUNITY Destiana Destiana; Siti Puji Lestariningsih; Jagad Aditya Dewantara
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i2.4354

Abstract

Abstrak: Desa Sungai Kupah merupakan desa dengan potensi kawasan hutan mangrove seluas 133 hektar. Vegetasi yang paling banyak ditemukan dalam hutan mangrove di desa tersebut yaitu buah nipah. Namun, buah nipah belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sedangkan kandungan buah nipah potensial dikembangkan sebagai olahan pangan. Oleh karena itu, pelatihan pengolahan buah nipah menjadi permen jelly ditujukan untuk ibu rumah tangga dan anggota karang taruna Desa Sungai Kupah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keterampilan dalam pengolahan buah nipah sebagai permen jelly sehingga membuka peluang usaha baru untuk masyarakat. Tahapan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, pembuatan permen jelly, serta diskusi dan evaluasi. Permen jelly dari buah nipah memiliki tekstur yang lebih kenyal dibandingkan permen jelly dari lidah buaya yang merupakan produk khas Kalimantan Barat. Kelebihan dari pemanfaatan buah nipah sebagai permen jelly yaitu bahan baku yang murah dan mudah didapatkan, alat dan cara pengolahan yang sederhana, menguntungkan, dan memiliki peluang pasar. Pembentukan dan pendampingan kelompok usaha olahan pangan dari buah nipah perlu dilaksanakan sebagai tindak lanjut kegiatan pelatihan sehingga terwujud usaha yang terarah, terstuktur, dan berkesinambungan. Peningkatan hardskill peserta berupa kemampuan pengolahan [ermen jelly mencapai 80 % sedangkan peningkatan softskill berupa menajemen waktu dan peluang mencapai 40%. Abstract: Sungai Kupah village is a village with potential mangrove forest area as 133 hectares. The most abundant vegetation in the mangrove forest of this village is nipa fruit. However, nipa fruit has not been utilized optimally by the villagers while nipa fruit content is potential to be developed for processed food.  Therefore, training of nipa fruit processing into jelly candy for housewives and youth organization members of Sungai Kupah village had been done as community service.  The aim of this activity was to increase community knowledge and skill in nipa fruit processing into jelly candy so that opens up new business opportunities for the community.  The stages in this activity included: counseling, jelly candy processing, discussing and evaluating.  Jelly candy of nipa fruit was chewier than aloe vera jelly candy which is West Kalimantan specialty product. The advantages of nipa fruit utilization for jelly candy were: raw materials were cheap and easy to obtain, simple processing tools and methods, profitable and had market opportunities.  Establishment and assistance of nipa fruit processed food business group are necessary as follow-up to training activities so that a directed, structured and sustainable business can be created. The increase of the participants hardskill in the form of jelly candy processing ability reached 80 %, while the increase of softskill in the form of time and opportunity management reached 40%.
Pendampingan Masyarakat dalam Pemanfaatan Nipah sebagai Olahan Pangan di Desa Sungai Kupah, Kuburaya Siti Puji Lestariningsih; Togar Fernando Manurung; Destiana Destiana
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.4043

Abstract

Hutan mangrove Sungai Kupah didominasi oleh tanaman nipah yang buahnya melimpah sepanjang tahun, tetapi belum diolah secara optimal. Selain nipah, kelapa dan gula merah merupakan komoditi yang dihasilkan di desa tersebut. Ketiga bahan tersebut merupakan bahan utama pengolahan dodol nipah yang dapat menjadi produk lokal bernilai ekonomi. Pelatihan dodol nipah diikuti oleh 30 peserta melalui tahapan sosialisasi, praktek pembuatan dodol nipah, dan evaluasi hasil kegiatan. Sosialisasi untuk mengenalkan khasiat dan pengolahan buah nipah, sedangkan evaluasi menggunakan instrumen kuesioner. Pengolahan dodol dilakukan secara berkelompok, anggota 6 orang tiap kelompok. Pemahaman peserta meningkat dengan adanya kegiatan pelatihan, terutama tentang olahan dodol. Pengolahan dodol memerlukan waktu 2,5 jam dengan api kecil, hasilnya tekstur dodol lebih kenyal. Hasil produk diberi label Dodol Nipah Kupah yang dikemas dengan variasi kecil dan besar.
Biodiversitas Makrobentos Sebagai Indikator Kualitas Habitat Pada Ekosistem Mangrove Destiana Destiana; Siti Puji Lestariningsih; Herlina Darwati; Dian Iswandaru
Journal of Tropical Marine Science Vol 5 No 1 (2022): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.948 KB) | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v5i1.2940

Abstract

Macrobenthos is one of the organisms that play an essential role in the decomposition process of mangrove plant litter. Other organisms then use the result of the decomposition process in mangrove forests. Still, the existence of these organisms is susceptible to environmental changes, so it is often interpreted as one of the indicators of habitat quality. This research aims to determine the sustainability and diversity of macrobenthos as an indicator of habitat quality in mangrove forests. Data collection is carried out by the plot cluster method. Sample deflating points using purposive sampling. Cluster plots are placed on three observation stations with different conditions, namely natural mangrove forests (station 1), former pond areas (station 2), and areas adjacent to agricultural land (station 3). Each station has three plots measuring 10 x 10 meters to record tree level mangrove vegetation. Each plot has five subplots measuring 1 x 1 meter to take macrobenthos samples. The total number of plots is nine plots for mangrove vegetation and 45 subplots for macrobenthos. The results showed that macrobenthos ability ranged from 10 individuals / m2 to 15 individuals / m2, with the diversity index ranging from 1.49 to 1.73. This condition illustrates that mangrove habitat is included in the medium classification in other words, based on the state of the structure of the biota Bentos community in the mangrove forest in Siantan District, Mempawah regency is fairly a stable category.
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS BEKAS DAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN BAKU RECYCLE PAPER Siva Devi Azahra; Destiana Destiana; Siti Puji Lestariningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i6.11482

Abstract

Abstrak: Meningkatnya limbah kertas menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan sehingga membutuhkan solusi untuk menanggulangi hal tersebut. Desa Sungai Kupah merupakan desa tujuan wisata yang juga menghadapi permasalahan limbah kertas yang berasal dari berbagai kegiatan masyarakat. Pendampingan pembuatan kertas daur ulang bertujuan untuk memberikan keterampilan baru untuk masayarakat sehingga dapat memanfaatkan limbah kertas serta menghasilkan produk ramah lingkungan yang memiliki ciri khas, bernilai ekonomi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi souvenir desa wisata yang ramah lingkungan. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan memberikan pemaparan mengenai urgensi penanganan dan potensi pemanfataan limbah kertas, praktek pembuatan kertas daur ulang, serta evaluasi pengetahuan kepada 31 orang peserta. Orientasi awal menunjukkan bahwa 80,25% peserta belum mengetahui mengenai keterampilan pembuatan kertas daur ulang. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta yang dilihat dari nilai rata-rata pre-test sebesar 63,23 sedangkan nilai rata-rata post-test sebesar 89,68. Survey kepuasan mitra juga menunjukkan nilai lebih dari 90% yang menunjukkan tingat penerimaan materi Sangat Baik. Peningkatan keterampilan peserta ditunjukkan dengan berhasilnya masing-masing peserta membuat kertas daur ulang. Seluruh peserta juga berpendapat bahwa keterampilan ini berpotensi untuk dikembangkan menkadi souvenir khas Desa Wisata Sungai Kupah dan tertarik untuk diberikan pendampingan lebih lanjut untuk pembuatan souvenir dari kertas daur ulang.Abstract: The increase in paper waste causes various environmental problems that require a solution. Sungai Kupah Village is a tourist destination that also faces the problem of paper waste from various community activities. Assistance in the manufacture of recycled paper aims to provide new skills for the community so that they can utilize waste paper and produce environmentally friendly products that have characteristics that have economic value so that they have the potential to be developed and processed into eco-friendly tourist village souvenirs. The activities were carried out by explaining the urgency of handling and potential utilization of paper waste, the practice of making recycled paper, and evaluating knowledge to 31 participants. The orientation showed that 80.25% of the participants needed to learn about making recycled paper. The evaluation results showed increased participants' knowledge, as seen from the average pre-test score of 63.23 and the post-test average score of 89.68. The satisfaction survey also shows a value of more than 90%, which indicates the level of acceptance is excellent. The improvement of participants' skills was shown by the success of each participant in making recycled paper. All participants also thought that this skill had the potential to be developed into souvenirs of Sungai Kupah Tourism Village and were interested in being given further assistance in making souvenirs from recycled paper.
ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN SANDAI KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013, 2017 DAN 2021 Syahmidun Syahmidun; Joko Nugroho Riyono; Siti Latifah; Siti Puji Lestariningsih
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.55329

Abstract

Sandai District is one of the subdistricts in Ketapang Regency which is mostly steep marbled. Forests in the subdistrict act as conservation and water catchment. Population increases and increased land needs result in reduced forest area. The purpose of this study is to get information about changes in land closures in Sandai District in 2013, 2017, and 2021. The study used remote sensing techniques with unsupervised classification methods, visual interpretation of Landsat 8 OLI and TIRS imagery and airy surveys. An accuracy test worth 93.4% showing a map of the results of the land closure classification can be used. There are 10 land closures in Sandai Subdistrict, namely primary dry land forest, secondary dry land forest, water body, open land, plantations, mining in the form of the highest addition occurred in the closure of plantation land with a percentage of 49.09% or 6287.30 hectare. In contrast to the period 2017-2021, the highest land closure changes in percentage and area, namely occurred in the mining land closure class, with a percentage of 606.79% or an area of 1275.47 hectare and reductions occurred in secondary dry land forests which decreased by 24.34% or an area of 15,324,97 Keywords: land cover change, landsat imagery, Sandai DistrictAbstrakKecamatan Sandai merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Ketapang yang sebagian besar wilayahnya berlereng curam. Hutan di kecamatan tersebut berperan sebagai daerah konservasi dan resapan air. Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan mengakibatkan luas hutan semakin berkurang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang perubahan luasan penutupan lahan di Kecamatan Sandai tahun 2013, 2017 dan 2021. Penelitian ini menggunakan teknik penginderaan jauh dengan metode klasifikasi interpretasi visual Citra Landsat 8 OLI dan TIRS. Uji akurasi bernilai 93,4% menunjukan peta hasil klasifikasi penutupan lahan dapat digunakan. Terdapat 10 penutupan lahan di Kecamatan Sandai yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, tubuh air, tanah terbuka, perkebunan, pertambangan, permukiman transmigrasi, permukiman, semak belukar dan pertanian lahan kering campur. Perubahan penutupan lahan periode tahun 2013-2017 paling tinggi terjadi pada hutan lahan kering primer dengan pengurangan seluas 81,33% (8520,01 ha). Penambahan tertinggi terjadi pada penutupan lahan perkebunan dengan persentase sebesar 49,09% (6287,30 ha). Periode tahun 2017-2021, perubahan penutupan lahan tertinggi terjadi pada penutupan lahan pertambangan, dengan persentase sebesar 606,79% atau seluas 1275,17 ha dan pengurangan terjadi pada hutan lahan kering sekunder yang berkurang sebesar 24,34% atau seluas 15.324,97 ha.Kata kunci: perubahan penutupan lahan, citra landsat, Kecamatan Sandai
PEMANFAATAN DAUN JERUJU (ACANTHUS ILICIFOLIUS) SEBAGAI KERUPUK RENYAH KAYA MANFAAT UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL Destiana Destiana; Siva Devi Azahra; Siti Puji Lestariningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12815

Abstract

Abstrak: Hutan mengove yang luas dan jarak dekat dengan pusat kota menjadikan Desa Sui Kupah Kabupaten Kubu Raya menajdi salah satu desa tujuan wisata alami di Provinsi Kalimantan Barat, akan tetapi pada saaat ini pemanfaatan hutan mangrove dirasa belum optimal sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan pemanfaatannya. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan tumbuhan mengrove jeruju (Acanthus ilicifolius) sebagai produk olahan (kerupuk) agar nantinya dapat di perdagangkan kepada wisatawan sehingga menjadi menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat sekitar. Pengabdian ini dilakukan dengan cara sosialisasi, demonstrasi dan praktek pembuatan kerupuk oleh para peserta kemudian dilanjutkan dengan proses evaluasi dengan cara menyebarkan kuisoner sebelum dan setelah pelaksanaan terhadap 31 orang peserta yang berasal dari Tim Penggerak PKK Desa Sui Kupah. Hasil pelaksanaan kegiatan dan evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan pengetahauan tentang manfaat tanaman jaruju dari yang awalnya 27 % menjadi 100 %, peningkatan ketrampilan dari 29 % menjadi 100 % dan ketertarikan pengembangan produk dari 48% menjadi 84%. Abstract: The vast forest and close proximity to the city center make Sui Kupah Village, Kubu Raya Regency, one of the natural tourist destination villages in West Kalimantan Province, but at this time the use of mangrove forest is not optimal so efforts are needed to increase its. This service aims to increase the use of mangroves Acanthus iliciofilus plants as processed products (crackers) so that later they can be traded to tourists and become an alternative source of income for the surrounding community. This service was carried out using the participants' socialization, demonstration, and cracker-making practices then continued with the evaluation process by distributing questionnaires before and after the implementation of 31 participants from the Sui Kupah Village PKK Driving Team. The activities and evaluations showed an increase in awareness of the benefits of Acanthus iliciofilus plants from the initial 27 % to 100%, an increase in skills 29% to 100%, and product development interest 48% to 84%.  
Pelatihan Pembuatan Ecoprint Teknik Pounding Sebagai Alternatif Penguat Daya Dukung Pengembangan Desa Wisata Sungai Kupah Siti Puji Lestariningsih; Erisa Ayu Waspadi Putri
DEDIKASI PKM Vol. 4 No. 2 (2023): DEDIKASI PKM UNPAM
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/dedikasipkm.v4i2.30106

Abstract

Penetapan Desa Sungai Kupah sebagai desa wisata merupakan sebuah prestasi sekaligus tantangan untuk meningkatkan berbagai aspek terkait pembangunan guna mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Ecoprint adalah salah satu kegiatan yang dapat ditawarkan untuk mengangkat aspek kenangan sebagai bagian dari konsep Sapta Pesona di Desa Wisata Sungai Kupah yang juga meningkatkan peluang penjualan souvenir wisata. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memperkenalkan ecoprint dengan teknik pounding dan melatih cara memproduksi ecoprint bagi masyarakat Sungai Kupah. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini diawali dengan survei orientasi lapangan, pengenalan ecoprint melalui presentasi dan pameran produk, strategi produksi dan pengemasan ecoprint, serta evaluasi hasil. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan diketahui bahwa Avicennia, Sonneratia, dan Excoecaria agallocha memberikan hasil terbaik untuk teknik ecoprint karena struktur daunnya. Disamping itu, ketepatan teknik pounding dan susunan pola daun juga mempengaruhi hasil ecoprint. Berdasarkan perhitungan biaya ekonomi, produk ecoprint menguntungkan untuk dijual serta ramah lingkungan. Sehingga sebaiknya dilakukan upaya pendampingan usaha kerajinan ecoprint yang lebih intensif.
PEMETAAN TUTUPAN LAHAN SEBAGIAN WILAYAH KABUPATEN KULONPROGO MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI SPASIAL TINGGI DENGAN PENDEKATAN OBIA (OBJECT BASED IMAGE ANALYSIS) Erisa ayu waspadi putri; Siti Puji Lestariningsih; Ana Ariasari; Endi Ramadhani
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i2.61331

Abstract

The importance of land cover information in various planning circumstances results in high demand for such up-to-date information continuously. Remote sensing is a time and cost-effective technology that could provide such information. Remote sensing can be employed to derive numerous information from a distance without requiring direct contact with the object. The remote sensing data analysis simply demands field verification to produce scientifically admissible land cover maps. In the process, the analysis can be done with visual as well as digital analysis. In terms of digital analysis, the OBIA (Object-Based Image Analysis) technique could be deployed to synthesize land cover information in the form of maps. OBIA is a digital interpretation technique consisting of two processes named segmentation and classification which require a dominant role of interpreter. The study aims is apply OBIA in Pleiades imagery to produce land cover maps in parts of the Kulonprogo region. The accuracy of the produced map then be evaluated using the confusion matrix method and Kappa Index. The analysis reveals that OBIA is adequate in terms of providing accurate land cover maps using high spatial remote sensing imagery. The Overall accuracy and Kappa Index values of the resulting map reached 91.07% and 0.92. The results exhibit that the technique applied has a high level of confidence and could be scientifically accepted.Keywords: Accuracy Assessments, Land cover, OBIA, Pleiades.AbstrakPentingnya informasi tutupan lahan dalam berbagai bidang perencanaan mengakibatkan tingginya kebutuhan dan keterbaharuan informasi tersebut secara berkelanjutan. Penginderaan jauh merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menyediakan informasi tutupan lahan secara time and cost effective. Penginderaan jauh dapat digunakan untuk menderivasi berbagai informasi tanpa harus ada kontak langsung dengan objek tersebut. Analisa data penginderaan jauh hanya memerlukan verifikasi lapangan untuk menghasilkan peta tutupan lahan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada prosesnya, analisa tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik; baik secara digital maupun visual. Secara digital, derivasi informasi tutupan lahan dapat dilakukan dengan teknik OBIA (Object Based Image Analysis). OBIA merupakan teknik interpretasi digital yang terdiri atas segmentasi dan klasifikasi dimana dalam prosesnya, memerlukan peran interpreter yang cukup dominan.  Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tutupan lahan pada sebagian wilayah Kulonprogo menggunakan citra Pleiades dengan teknik OBIA. Terhadap peta hasil analisis OBIA, dilakukan perhitungan akurasi dengan metode confusion matrix dan perhitungan Kappa Index untuk mengetahui akurasi dari penerapan OBIA pada citra Pleiades. Berdasarkan analisa dan perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa OBIA mampu memberikan hasil yang akurat untuk interpretasi informasi tutupan lahan menggunakan citra penginderaan jauh resolusi spasial tinggi. Nilai overall accuracy dan Kappa Index yang mencapai 91.07% dan 0.92 menunjukkan bahwa hasil analisis tersebut memiliki tingkat konfidensi yang tinggi dan dapat diterima juga dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kata kunci: Uji Akurasi, Tutupan Lahan, OBIA, Pleiades
OPTIMASI SUMBER DAYA TUMBUHAN LOKAL MENJADI PRODUK DAUR ULANG YANG BERNILAI EKONOMI DAN RAMAH LINGKUNGAN Siva Devi Azahra; Destiana Destiana; Siti Masitoh Kartikawati; Siti Puji Lestariningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember [Dalam Proses]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19803

Abstract

Abstrak: Desa Peniti Besar memiliki beragam sumberdaya tumbuhan lokal, antara lain kelapa (Cocos nucifera) dan pisang (Musa paradisiaca) yang merupakan komoditas andalan desa tersebut . Desa ini juga menghadapi permasalahan meningkatnya sampah kertas dari berbagai kegiatan masyarakat serta limbah berupa sabut kelapa dan batang pisang kering yang belum didayagunakan secara optimal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada masyarakat untuk memanfaatkan limbah-limbah tersebut agar menghasilkan produk ramah lingkungan yang memiliki ciri khas, bernilai ekonomi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi produk unggulan desa yang ramah lingkungan yaitu berupa kertas daur ulang. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan kepada 27 anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), diawali dengan pemaparan mengenai permasalahan limbah dan potensi pendayagunaannya, demonstrasi pembuatan kertas daur ulang oleh narasumber yang dilanjutkan dengan praktek oleh peserta, serta evaluasi pengetahuan dan keterampilan peserta sebagai output pelatihan. Topik yang tepat sesuai dengan permasalahan masyarakat danserta kemampuanmampunya peserta membuat kertas daur ulang secara mandiri mengindikasikan bahwa kegiatan ini berjalan dengan baik, dibuktikan dengan masing-masing peserta dapat dapat mencetak kertas daur ulangnya serta adanya peningkatan pengetahuan peserta terhadap topik pelatihan sebesar 43,7%k.Abstract: Peniti Besar Village has various local plant resources, including coconut (Cocos nucifera) and banana (Musa paradisiaca), the village's mainstay commodities. The village also faces the problem of increasing paper waste from various community activities and waste in the form of coconut fiber and dried banana stems that need to be optimally utilized. This service activity aims to provide new skills to the community to utilize these wastes to produce environmentally friendly products that have characteristics of economic value so that they have the potential to be developed and processed into environmentally friendly village superior products in the form of recycled paper. Training and mentoring activities were carried out for 27 members of the Family Welfare Empowerment (PKK), starting with an explanation of the problems of waste and its potential utilization, demonstration of making recycled paper by resource persons followed by practice by participants, and evaluation of participants' knowledge and skills as training output. The right topic according to community problems and the ability of participants to make recycled paper independently indicate that this activity is going well, evidenced by each participant being able to print their recycled paper and an increase in participant knowledge of the training topic by 43.7%.