Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

UPAYA MERAWAT KETERATURAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DI KAMPUNG SKOUW SAE KOTA JAYA PURA PAPUA Akhmad Kadir; Aisyah Ali
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12846

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertajuk “Pendidikan Multikultural : Upaya Merawat Keteraturan Kehidupan Sosial-Budaya Di Kampung Skouw Sae, Kota Jayapura, Papua”. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran pentingnya hidup dalam konsep multikultural bagi masyarakat dalam menghadapi era keterbukaan dan interspace, dan menemukan gambaran bentuk kerjasama dalam kehidupan multikultural.Selain itu, kegiatan ini akan memperoleh gambaran pentingnya hidup bingkai multikultural bagi masyarakat, dan memberikan gambaran bentuk implementasi dalam multikultural. Adapun pelaksanaannya dilakukan melalui sosialisasi dengan metode ceramah, dan diskusi interaktif. Hasil kegiatan yang melibatkan masyarakat dan guru Sekolah Dasar (SD) telah memberikan pengetahuan tentang pentingnya merawat keteraturan kehidupan sosial-budaya melalui pendidikan multikultural. Sebagai catatan penutup, dalam rangka mendorong terwujudnya pendidikan multikultural dapat dilakukan melalui; penyadaran akan pentingnya pemahaman multikultural bagi kehidupan masyarakat, adanya kebijakan kampung yang berbasis multikultural, dan memupuk semangat resiliensi berbasis multikultural. Dalam implementasinya tim pelaksana merekomendasikan penerapan konsep “Tri Pusat Pendidikan” Pembelajaran Multikultural ala Ki Hadjar Dewantara. Dimana pendidikan multikultural dapat dilakukan mulai dari rumah (keluarga), lingkungan sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, pemahaman akan keragaman sebagai suatu keniscayaan yang tak dapat dihindarkan akan tercipta.
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bib Ma’af Pada Masyarakat Desa Dullah Laut Di Kepulauan Kei Maluku Tenggara Fatima Nuhuyanan; Muhamad Yusuf; Suparto Iribaram; Sigit Purwaka; Akhmad Kadir
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 1 (2023): January-March
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i1.4434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara komprehensif tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi  Bib Ma’af pada masyarakat Desa Dullah Laut di Kepulauan Kei Maluku Tenggara. Menggunakan metode kualitatif, penggunaan paradigma fenomenologi sosial. Tehnik pengumpulan data dengan melakukan observasi, interview serta dokumentasi. Tehnik analisis data mempergunakan model bagan alir dari Miles. B. Huberman. Hasil penelitian: Dalam tradisi Bib Ma’af terdapat rangkaian kegiatan seperti: Yellim, Nit Ni Wang, Dok Mol, Salawat, Dzikir, dan Barzanji, dan permohonan Ma’af, yang kesemuanya mengandung nilai-nilai pendidikan Islam yaitu: nilai al-Munfiqun, yaitu kebesaran hati dari warga untuk menyumbang, terdapat keikhlasan dalam menyumbang, juga terdapat nilai Al-Ukhuwah dalam melaksanakan kegiatan secara bersama. Nilai Ilahiyah, yang mencakup: Iman, meyakini kebesaran AllahSubhanahu wa Ta’ala. Nilai iman, Islam, Taqwa, Tawakal, dengan iman dan ketaqwaannya serta berserah diri memanjatkan do’a pada AllahSubhanahu wa Ta’ala. Tawakal (Berserah dan Bersabar), yaitu menyerahkan keselamatan serta kesehatan orang yang menunaikan ibadah Haji pada AllahSubhanahu wa Ta’ala, selalu Husnu al-dzan (Berprasangka Baik) pada perjalanan yang dilaksanakan. Sifat ar-rahmi (Kasih Sayang) yang muncul antar warga, Al-Musawah (Kesejajaran atau Kesetaraan) yaitu tidak ada perbedaan dalam undangan, Al-Tawadlu (Rendah Hati) memaafkan antara satu dengan lainnya.
Tas Tradisional “Noken” Solusi Mengatasi Limbah Kantong Plastik Natasya Aulia Husain; Muhamad Yusuf; Akhmad Kadir; Rachmad Surya Muhandy
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v6i1.2249

Abstract

This research tries to completely describe the Mayor of Jayapura's call about the draft regional ordinance on the usage of Noken as an alternative to plastic bags at Jayapura City shopping facilities. It is a qualitative study using the social phenomenology paradigm, involving passive participatory observation, interviews, and documentation. It employs Miles and Huberman's flowchart analysis tools. The Mayor's request for the use of Noken bags in shopping decreases the impact of using plastic bags, which are difficult to degrade with soil in a short period of time. The use of the Noken bag also introduces Papuan culture, which has a straightforward and straightforward philosophy. Rational action in the form of an appeal from the Mayor of Jayapura is looked for, in anticipating the problem of plastic trash that is difficult to degrade by soil and minimizing the accumulation of plastic garbage in rivers in the city of Jayapura, which results in annual flooding. The application of Noken, which sets aims and behaviors through norms, has a philosophical connotation that lies beneath Papuans' common understanding, namely simplicity and transparency. Noken establishes a positive relationship between symbolic arrangements in Papuan society, displaying the forms and patterns of life of the Papuan people, particularly in the city of Jayapura, which reflects the meaning of the simple Papuan people and their openness to others in preserving Papuan culture.
Realizing Order in Socio-Cultural Life Through Multicultural Education in Skow Sae Village, Jayapura City, Papua Akhmad Kadir
Formosa Journal of Science and Technology Vol. 2 No. 4 (2023): April 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjst.v24i4.3798

Abstract

This study discusses the importance of multicultural education in creating an orderly socio-cultural life in Skow Sae Village. The research method used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that the people of Skouw Sae Village have high social values ​​and a sense of solidarity and are still entrenched amidst the behaviors of everyday life. So far, there have never been any reports of problems escalating to the point of becoming conflicts between indigenous peoples and migrants. Nevertheless, it is important to continue to maintain and care for diversity through multicultural education. As a recommendation, efforts to maintain socio-cultural order can be carried out by applying the concept of "the three centers of education" introduced by Ki Hadjar Dewantara, including; the educational process at home, school, and society.