Abstract This research aimed to investigate the intercultural communication between Acehethnic group and Bugis-Makassar through marriage assimilation in Makassar city, to investigate the factors supporting and not supporting the assimilation process between the two ethnic groups (Aceh-Bugis-Makassar), and to investigate which channels they mostly used to meet and formed households as multi-culture families. The reasearch subjects consisted of 11 couples of the ethnic groups of Aceh and Bugis-Makassar in Makassar city. The data were collected through interviews with both ethnic groups of Aceh and Bugis-Makassar. Next, the data were analyzed using Miles and Huberman interactive model. The research results revealed that the intercultural communication between Aceh ethnic group and Bugis-Makassar ethnic group in Makassar city had run well. They were more easily melt each other because the had similar cultures and the same religion. Also, they did not emphasize their cultures in introducing their respective cultures to their children. The factors supporting the intercultural assimilation between Aceh and Bugis- Makassar ethnic groups were the high level of tolerance, trust and honesty, openness toward each other, and the choice to surrender in order to win. On the other hand, the factors of constraints were the ethnocentric characteristics. The communication channels they used in making them meet generally occurred in informal meeting situations, without any mediators or match makers.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarbudaya etnis Aceh dan Bugis-Makassar melalui asimilasi perkawinan di Kota Makassar, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan yang tidak mendukung proses asimilasi kedua etnis (Aceh- Bugis-Makassar), dan untuk mengetahui saluran-saluran mana saja yang banyak mereka gunakan sehingga mereka dipertemukan kemudian membina rumah tangga sebagai keluarga multikultur. Subjek penelitian ini terdiri dari 11 pasang pasangan suami-istri etnis Aceh dengan etnis Bugis Makassar di Kota Makassar. Data dikumpulkan melalui wawancara dan etnis Aceh dengan etnis Bugis-Makassar, selanjutnya dianalisis dengan mengunakan teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya etnis Aceh dengan etnis Bugis-Makassar di Kota Makassar berjalan dengan baik. Mereka lebih mudah melebur satu sama lain dikarenakan mempunyai kesamaan budaya dan juga agama. Mereka tidak terlalu menitik beratkan kedua budaya mereka dalam pengenalan budaya kepada anak-anak mereka. Faktor pendukung asimilasi etnis Aceh dengan etnis Bugis-Makassar adalah toleransi yang tinggi, kepercayaan dan kejujuran, keterbukaan satu sama lain, dan memilih mengalah untuk menang. Sedangkan faktor penghambat asimilasi mereka adalah sifat etnosentrisme. Saluran-saluran komunikasi yang digunakan dalam mempertemukan mereka pada umumnya berlangsung dalam situasi pertemuan informal, tanpa pelantara atau perjodohan.