Lusy Asa Akhrani, Lusy Asa
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Front Pembela Islam: Menggali akar konflik beragama ditinjau dari fanatisme agama, prasangka agama dan intensi konflik Akhrani, Lusy Asa
FENOMENA Vol 27 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.253 KB) | DOI: 10.30996/fn.v27i1.1482

Abstract

Beberapa tahun terakhir konflik agama menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa. Konflik agama seolah tidak dapat dipisahkan oleh kepentingan politik setelah beberapa gelombang aksi damai dipelopori oleh Front Pembela Islam (FPI). FPI menjadi organisasi masyarakat yang sangat popular dengan berbagai kontroversi yang dihasilkan dan dicitrakan oleh media. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran fanatisme agama, prasangka agama dan intensi konflik terhadap konflik agama dengan partisipan penelitian anggota Front Pembela Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di Surabaya, JawaTimur dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengujian dan analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM) dimana pengujian model teoritis dinyatakan sesuai (fit), dan menunjukan pengaruh langsung dan tidak langsung pada variabel fanatisme agama terhadap variabel konflik agama. Hasil analisis jalur penelitian menunjukan terdapat peran secara signifikan antara fanatisme agama, prasangka agama, dan intense konflik agama. Hasil analisis menunjukan terdapat peran baik secara simultan maupun parsial antara variabel fanatisme agama, prasangka agama, dan intensi konflik terhadap konflik agama.Kata Kunci: Fanatisme Agama, Front Pembela Islam,  Intensi Konflik, Konflik Agama, Prasangka Agama
Measuring Patient Satisfaction from Attitude toward Complementary and Alternative Medicine (CAM) Moderated by Patient Religiosity Akhrani, Lusy Asa; Ardyaningrum, Yeni
Humaniora Vol 10, No 2 (2019): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v10i2.5069

Abstract

This research aimed to determine whether religiosity was able to be a moderator and strengthen the role of attitudes on CAM (Complementary and Alternative Medicine) as the originator of patient satisfaction in ‘sangkal putung’ treatment. The research applied a quantitative method with accidental sampling technique. The number of research respondents was 90 people aged 18 to 67 years old who visited the ‘sangkal putung’ at least twice and conducted treatment in the last 10 years. The research instrument used was SACAM (Scale for Attitude towards CAM) with the reliability of 0,843, PSQ-18 (Patient Satisfaction Questionnaire-Short Form) with the reliability of 0,859, and the Religiosity Scale was modified and rearranged based on the dimensions of religiosity by Stark & Glock with the reliability of 0,929. The research indicates that religiosity has a significant effect to strengthen the role of attitudes toward CAM as the originator of the treatment satisfaction of ‘sangkal putung’ patients. It means that the higher patient’s religiosity, the higher role of attitude towards CAM as the originator of the treatment satisfaction of ‘sangkal putung’ patients. Around 32,1% of the attitudes role towards cam works as a source of patient satisfaction of ‘sangkal putung’ treatment.
KEKACAUAN PEMILU 2019: FENOMENA FIREHOSE OF FALSEHOOD DALAM RELASI SIKAP TERHADAP HOAX DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP KOMISI PEMILIHAN UMUM Akhrani, Lusy Asa; Herani, Ika; Pohan, Ibnu Asqori; Alhad, Muhammad Afif
Jurnal Transformative Vol 6, No 1 (2020): Maret
Publisher : Faculty of Social and Political Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.953 KB) | DOI: 10.21776/ub.transformative.2020.006.01.1

Abstract

Firehose of falsehood is a propaganda technique that has used in the political world. This propaganda is used by presenting hoax news/hoaxes in public awareness continuously until the public believes the news. The community more easily and quickly accepts media news anywhere and anytime because the public has direct media access to grasp. In contrast, the literacy and rechecking of news content are often not done due to time constraints and the emotional content of newsreaders. Information media believed to be one of the sources of increasing distrust in the election organizers, namely the KPU. This study aims to explore people's attitudes towards HOAX news on trust in the KPU. The research method uses quantitative with a survey approach to 558 2019 voter respondents through the distribution of Trust research scale to KPU and attitude scale towards hoaxes. The results study indicate there is a role for attitudes towards hoaxes towards trust in the KPU as an EMB in Indonesia.
Kepercayaan Politik dan Partispasi Politik Pemilih Pemula Akhrani, Lusy Asa; Imansari, Fitsabilla; Faizah, Faizah
Mediapsi Vol 4, No 1 (2018): JUNE
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.245 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2018.004.01.1

Abstract

This research aimed to examine the relationship between political trust and political participations among young voters. One hundred and five young voters participated in this quantitative study, sampled by using non-probability sampling (purposive sampling). Data were collected by using Political Trust Scale and Political Participation Scale, both developed by Akhrani (2016). Data obtained from this study were then analysed by using Pearson’s Product Moment technique. The result showed that significant correlation between political trust and political participation do exist (r=0.296, n=105, p=0.002). This result implies that the higher the political trust is, the higher the political participation will be. This study have practical implication that votes from young voters matter significantly for political party as they constitute 20% of overall voters. Therefore, in order to win young voters’ vote, government and political parties should improve their political performance.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik pada pemilih pemula. Responden dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini adalah 105 orang pemilih pemula, yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling (purposive sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kepercayaan Politik dan Skala Partisipasi Politik dari Akhrani (2016). Analisis data penelitian ini menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik (r=0.296, n=105, p=0.002). Hal ini bermakna semakin tinggi kepercayaan politik maka akan semakin tinggi pula partisipasi politiknya. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bahwa suara para pemilih pemula sangat penting bagi partai politik karena jumlahnya yang mencapai 20% dari keseluruhan suara pemilih. Dengan demikian, untuk mendapatkan suara para pemilih pemula, pemerintah dan partai politik harus memperbaiki kinerja politiknya.
Perbedaan Political Awareness Dilihat dari Peran Gender Pemilih Pemula Rojihah, Rojihah; Akhrani, Lusy Asa; Hasanah, Nur
Mediapsi Vol 1, No 1 (2015): DECEMBER
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.065 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2015.001.01.7

Abstract

Tuntutan adanya kesetaraan gender dalam bidang politik yang disuarakan oleh gerakan feminis di Indonesia pada akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan affirmatif action, yaitu memberi kuota 30% bagi perempuan dalam persaingan politik di Indonesia. Pemuda sebagai pemilih pemula adalah agent of change, moral force, iron  stock dan social control  yang  memiliki kontribusi besar untuk mewujudkan kebangkitan bangsa.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kesadaran politik dilihat dari peran gender pemilih pemula. Desain enelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan skala political awareness serta skala peran gender. Reliabilitas menggunakan formula Cronbach Alpha. Uji asumsi penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan formula Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan Levene’s test. Uji Hipotesis menggunakan anova satu jalur (one way anova) menggunakan bantuan SPSS 20.0 for widows. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena p > 0,05 yang menunjukkan bahwa political awareness tidak bisa dibedakan berdasarkan peran gender.
Analisa Profil Jabatan dan Collective Self Esteem pada Pencapaian Peak Performance Pegawai Negeri Sipil Ilhamuddin, Ilhamuddin; Megawati, Yunda; Akhrani, Lusy Asa
Mediapsi Vol 2, No 1 (2016): JUNE
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.726 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2016.002.01.7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pencapaian peak performance, mengetahui tingkat pemahaman pegawai tentang profil jabatan mereka, mengetahui gambaran collective self esteem, serta mengetahui pengaruh profil jabatan dan collective self esteem terhadap pencapaian peak performance Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 91 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan ketentuan level jabatan staff, status PNS, sudah memiliki SK Pengangkatan, masa kerja minimal dua tahun, pendidikan minimal Sarjana Strata-1, dan usia produktif antara 21-55 tahun. Penentuan jumlah sampel  menggunakan rumus Slovin dari 1000 orang jumlah populasi. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Profil Jabatan yang disusun berdasarkan teori Landy dan Conte (2004), Skala Collective Self Esteem yang disusun berdasarkan teori Luthanen dan Crocker (1992), dan Skala Peak Performance yang disusun berdasarkan teori Landy dan Conte (2004). Analisis data hasil penelitian menggunakan uji hipotesis analisis regresi linier berganda, didapatkan hasil bahwa pegawai memiliki informasi profil jabatan yang rendah, collective self esteem yang rendah pula, sehingga tidak dapat mencapai peak performance dalam pekerjaan mereka.