Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PASIEN THYPOID PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSIA XYZ KABUPATEN TANGERANG Iyan Hardiana; Ivans Panduwiguna; Eny Dwi Astutik; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.284 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.15

Abstract

Penyakit thypoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri Salmonella typhii, menyerang manusia dengan masuk ke saluran pencernaan dan melalui aliran peredaran darah masuk ke hati dan limpa. Menurut WHO, penyakit thypoid terjadi sekitar 15 juta kasus/tahun di dunia dan Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian penyakit thypoid yang tinggi yaitu sekitar 900.000 kasus/tahun disertai 20.000 kematian/tahun. Penggunaan Antibiotika untuk populasi anak perlu memperoleh perhatian khusus karena kecenderungan berlebihan. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui evaluasi penggunaan obat antibiotic pada pasien pediatrik yang menderita penyakit thypoid di rawat inap di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang periode Juli–Desember 2017. Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif analitis dengan melihat data rekam medis pasien thypoid secara retrospektif dengan periode Juli–Desember 2017 . Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat inap RSIA Xyz Kabupaten Tangerang periode Juli–Desember 2017. Hasil dari penelitian ini prosentase kejadian pasien rawat inap demam tifoid anak di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang didominasi oleh anak perempuan yaitu sebanyak 58 pasien (54.20%). Pasien demam tifoid anak paling banyak terdapat pada kelompok usia 0–5 tahun yaitu sebanyak 72 pasien (67.28%). Pasien demam tifoid anak paling banyak dirawat selama 1–4 hari yaitu sebanyak 79 pasien (73.83%). Antibiotika yang diresepkan dokter adalah golongan obat sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson hampir keseluruh pasien yang menderita penyakit demamtifoid di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang. Jika dilihat dari ketepatan dosis obat yang diberikan, ketepatan dosis pemberian yaitu sebanyak 93%. Pemberian obat antibiotika disesuaikan dengan umur dan BB dari anak itu sendiri.
PROFIL PENGGUNAAN OBAT TRAMADOL DI INSTALASI HEMODIALISA RSU XYZ TANGERANG Lestari Nugrahini; Reza Ismail Abdul Rahman; Eric Kurnia Abdillah; Khilda Hanama; Sri Sufiyantini; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.354 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v2i1.22

Abstract

Evaluasi penggunaan obat (EPO) adalah suatu proses jaminan mutu yang sah dan terstruktural di rumah sakit dan dilakukan oleh suatu tim medik untuk memastikan bahwa obat digunakan secara tepat aman dan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi resep tramadol terhadap kesesuaian indikasi, dosis dan frekuensi pemberian tramadol pada pasien gagal ginjalpada pasien gagal ginjal di Rumah Sakit Umum XYZ Tangerang periode Januari–April 2017. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penggunaan tramadol di instalasihemodialisaRumah Sakit Umum XYZ Tangerang pada periode Januari–April 2017 Dari 50 pasien, penggunaan terbanyak adalah pasien dengan rentang usia masa manula yaitu 65 tahun keatas 18 pasien (36%), sedangkan pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 pasien (52%).Penggunaan dosis satu kali pakai 50 mg sebanyak 30 dan frekuensi pemakaian dua kali sehari sebanyak 27 pasien (54%).Penggunaan tramadol pada pasien gagal ginjal di Rumah Sakit Umum XYZ Tangerang periode Januari–April 2017 sudah sesuai berdasarkan standar terapi pengobatan nyeri pada pasien gagal ginjal.
INTERAKSI OBAT ANTIPLATELET PADA PERESEPAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI JANTUNG RSU XYZ TANGERANG Rizka Aisyah; Ari Permana Putra; Wahyu Aji Maratus Sholikhah; Dede Komarudin; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.69 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v2i1.23

Abstract

Antiplatelet merupakan salah satu obat untuk pengobatan penyakit jantung dan pembuluh darah. Penggunaan antiplatelet di rumah sakit biasanya dikombinasikan dengan obat lain sehingga beresiko menimbulkan interaksi obat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat antiplatelet pada peresepan pasien rawat jalan di Poli Jantung Rumah Sakit XYZ Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental deskriptif. Data diambil dari seluruh lembar resep yang mengandung antiplatelet di Poli Jantung Rumah Sakit Umum XYZ periode Januari–Maret 2017. Data discreening menggunakan Software Lexicomp. Dari penelitian ini diperoleh hasil ada 224 lembar resep yang mengandung antiplatelet dan antiplatelet yang paling banyak diresepkan adalah ascardia, yaitu sebanyak 74 lembar resep (33,03%). Dari 224 lembar resep terdapat 148 lembar resep (66,07%) yang mengalami interaksi obat antiplatelet dan 76 lembar resep (33,93%) yang tidak berinteraksi. Mekanisme interaksi yang terjadi adalah farmakodinamik (65,00%), farmakokinetik (30,00%), dan tidak diketahui mekanismenya (5,00%). Antiplatelet yang paling banyak berinteraksi berdasarkan zat aktif adalah aspirin, yaitu sebanyak 19 insiden.
REKONSILIASI OBAT SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT “X” JAKARTA PERIODE JULI-DESEMBER 2017 Nha Raisya Maharani Dewi; Jerry Jerry; Taufani Tasmin; Iyan Hardiana; Boy Yunaidy; Silvia Anggraeni
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59969/jfk.v2i2.40

Abstract

Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang secara integral tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang berfokus pada patient safetyyang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak jumlah kejadian kesalahan pemberian obat di rumah sakit, serta mengetahui golongan obat apa saja yang sering menyebabkan kesalahan pemberian obat dan seberapa efektif rekonsiliasi yang dilakukan oleh apoteker dalam mencegah terjadinya medication error. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif yang dianalisa secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari rekam medis pasien.Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai dari bulan Juni- Agustus 2018 di salah satu rumah sakit di Jakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit x daerah Jakarta periode Juli-Desember 2017, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : Jumlah kejadian medication error yang paling tinggi sebanyak 68 kasus dengan persentase (37,78%). Golongan obat yang sering menyebabkan kesalahan pemberian obat yang paling tinggi yaitu golongan antibiotika sebanyak 90 (42,45%). Efektivitas rekonsiliasi dalam mencegah terjadinya medication error dilihat dari kategori status rekomendasi yang paling tinggi yaitu status sudah mengalami DRP’s sebelumnya sebanyak 98 kasus (54,44%).