Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS PERAN GERAKAN SHOLAT LIMA WAKTU DALAM MENINGKATKAN IBADAH SHOLAT SISWA DI SMKN 1 LEMBAH MELINTANG TINJAUAN ALIRAN EMPERISME Mita Fitria; Zulmuqim; Muhammad Zalnur
Islamic Education Studies : an Indonesia Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Islamic Education Studies: An Indonesian Journal
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/ies.v6i1.44

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan GEMATU dalam meningkatkan solat lima waktu, kemudian kendala peranan GEMATU dalam meningkatkan solat lima waktu. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data primer dalam penelitan ini adalah peserta didik dan guru-guru di SMKN 1 Lembah Melintang. Kemudian sumber data sekunder adalah buku-buku dan jurnal yang relevan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara dan studi dukumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Permasalahan yang ditemukan di GEMATU adalah pada saat ini kurangnya disiplin peserta didik dalam melaksanakan sholat lima waktu, Adanya terdapat orang tua yang tidak menjadi tauladan dalam beribadah dalam hal ini sholat orang tua kadang sholat kadang tidak solat sama sekali, Orang tua yang sibuk bekerja dan jarang dirumah sehingga sholat anak tidak di kontrol. Tidak adanya hukuman dari orang tua apabila anaknya tidak sholat. Ada juga orang tua yang menyuruh atau mengingatkan sholat tetapi tidak konsisten sehingga ketika orang tua tidak mengingatkan maka anak nya pun tidak sholat. Peserta didik yang suka lalai dan menunda-nunda waktu sholat sehingga dia tidak sholat sama sekali. . Kalau disekolah peserta didik sholat zuhur dan dikontrol dengan memakai buku kontrol sholat, tapi hanya sholat d sekolah saja. Peserta didik yang bergabung di GEMATU merasa termotivasi untuk melakukan sholat 5 waktu, juga merasa lebih bersemangat karna saling mengingatkan di Watshap Group. Meningkatnya jumlah waktu sholat Peserta didik ketika bergabung di GEMATU. Peserta didik sering tidak memiliki paket walaupun tidak semua siswa dengan begitu laporan dan motivasi yang ada di Whatsap Group sering tidak terbaca dan terkendala membuat laporan.
Role of Islamic Education in Southern Thailand Suharjo; Zulmuqim; Zalnur, Muhammad; Tiyas, Diah Putranti Rahmaning; Rahman, Adi
Arus Jurnal Pendidikan Vol 3 No 3: Desember (2023)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajup.v3i3.288

Abstract

Sistem pendidikan Islam di Thailand mencerminkan keberagaman budaya dan keharmonisan keberagaman agama di negara tersebut. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha, Thailand telah berhasil menciptakan lingkungan pendidikan inklusif bagi minoritas Muslimnya. Artikel ini menjelaskan evolusi sistem pendidikan Islam di Thailand, menyoroti aspek-aspek utama seperti kurikulum, lembaga pendidikan, dan peran masyarakat. Pendidikan Islam di Thailand umumnya diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional, dengan pembelajaran bahasa Arab dan studi agama Islam diintegrasikan ke dalam kurikulum. Seiring berjalannya waktu, pemerintah Thailand berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Islam dengan mengembangkan program pendidikan yang relevan dan mendukung profesionalisme guru agama. Institusi pendidikan Islam, seperti madrasah dan sekolah Islam, berperan penting dalam melestarikan identitas agama dan budaya masyarakat Muslim Thailand. Meskipun sebagian besar lembaga-lembaga ini didanai oleh pemerintah, komunitas Muslim juga terlibat aktif dalam pendanaan dan pengelolaan lembaga-lembaga tersebut. Peran masyarakat dalam mendukung pendidikan Islam di Thailand juga mencakup upaya memperkuat toleransi antar umat beragama dan kerja sama antar umat beragama. Program dialog lintas agama dan kebijakan inklusif di bidang pendidikan berperan penting dalam menciptakan iklim kerukunan antar kelompok agama yang berbeda di tanah air. Meskipun terdapat perkembangan positif dalam sistem pendidikan Islam di Thailand, tantangan masih tetap ada, termasuk upaya untuk mengatasi ketidakseimbangan sumber daya antara wilayah mayoritas Muslim dan mayoritas non-Muslim. Artikel ini juga mencerminkan aspirasi dan harapan komunitas Muslim Thailand terhadap masa depan sistem pendidikan Islam di negara tersebut.
Politik Pendidikan Dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Pendidikan Islam Di Indonesia S, Rahmad; Zulmuqim; Muhammad, Zalnur
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2023): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/kaisa.v3i1.563

Abstract

Education is an effort to develop the human potentials of students, both their physical potential, their creative potential, taste and intention, so that this potential becomes real and can function in their life journey. The politics of education in question is manifested in the government's strategic policies in the field of education. The expected education politics is, of course, educational politics that side with the small or poor people. This study uses library research methods (Library Research). Which data previously collected was based on library data and did not use empirical tests. The politics and power of a country holds the key to the success of education. In the context of democratization and decentralization development in Indonesia, the role of executive and legislative politics to advance education is enormous. The realm of politics and power must be able to realize an education system that educates and enlightens the civilization of this nation. A nation with bad educational politics will have poor educational performance. On the other hand, a country with good educational politics will also have good educational performance. Since independence until the reform era, the political journey of national education has undergone three changes, namely in the Old Order era, in 1954, in the New Order era, and currently in the reform era. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Politik pendidikan yang dimaksud termanifestasikan dalam kebijakan- kebijakan strategis pemerintah dalam bidang pendidikan. Politik pendidikan yang diharapkan tentunya politik pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil atau miskin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research). Yang mana data-data yang dikumpulkan sebelumnya berdasarkan data kepustakaan dan tidak menggunakan uji empirik. Politik dan kekuasaan suatu negara memegang kunci keberhasilan pendidikan.Dalam konteks pembangunan demokratisasi dan desentralisasi di Indonesia, peran politik eksekutif dan legislatif untuk memajukan pendidikan begitu besar. Ranah politik dan kekuasaan harus mampu mewujudkan sistem pendidikan yang mencerdaskan dan mencerahkan peradaban bangsa ini.Bangsa yang politik pendidikannya buruk, maka kinerja pendidikannya pun pasti buruk. Sebaliknya, negara yang politik pendidikannya bagus, kinerja pendidikannya pun juga akan bagus. Semenjak kemerdekaan sampai dengan era reformasi perjalanan politik pendidikan nasional telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu di era orde lama, pada tahun 1954, di era orde baru, dan saat ini di era reformasi.  
Pendidikan Islam Klasik Rasulullah Sebagai Pendidik Ideal Amertya Azahra; Fauza Masyhudi; Zulmuqim
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/5s817634

Abstract

Pendidikan Islam klasik merupakan pendidikan Islam dari rentang tahun 650-1250 M. Pendidikan Islam zaman klasik ini dimulai dari Rasululah SAW, yang mana dimulai dari zaman jahiliyyah dan saat ini pendidikan itu masih dapat dirasakan. Dalam menyebarkan pendidikan Islam saat itu Rasulullah rela mendapatkan kecaman dari masyarakat jahiliyyah demi menyebarkan Islam dan pendidikan pada saat itu, bahkan ayat yang pertama turun yaitu QS. Al-Alaq’ ayat 1-5 yang memerintahkan untuk iqra’ (bacalah) dan dengan diturunkan nya ayat ini Rasulullah SAW diberi tugas oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-risalah Ilahi yang akan membawa manusia kejalan yang benar. Artikel ini bukan hanya membahas tentang pendidikan saat zaman klasik namun juga membahas kondisi masyarakat arab sebelum masuknya Islam, Rasulullah sebagai pendidik ideal dan lembaga pendidikan masjid dan kuttab. Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan pendidikan Islam klasik dan proses penyebaran Islam pada masyarakat jahiliyyah. Metode yang digunakan pada artikel ini adalah metode studi pustaka (library research) yang mana pengumpulan data dengan cara mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan artikel ini.
Studi Kritis Dinamika Pendidikan Islam Bani Umaiyah Dan Peranannya Dalam Pendidikan Islam Nurkhasanah, Ani Fitria; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/hxm4mk73

Abstract

The purpose of writing this research is to find out how Islamic education was during the Umayyad era and find out its role in the development of Islamic education. During the Umayyad dynasty, the education pattern was decentralized. Students who seek knowledge do not only study with one cleric, but go to other cities to continue and deepen their knowledge. The study of science in this period was centered in Damascus, Kufa, Mecca, Medina, Egypt, Cordova and several other cities, such as: Basrah and Kuffah (Iraq), Damascus and Palestine (Syam), Fustat (Egypt). The research method used is literature study by searching for relevant study material from trusted sources. The results of this research are the same as during the time of Rasulullah SAW and Khulafaur Rasyiddin. At this time, mosques and kuttabs are still used as educational institutions, apart from that, educational institutions have also developed. The role in the development of Islamic education is that Islamic education must be able to integrate reason and revelation to become a harmonious unity, the existence of student exchanges, translation of books or knowledge from foreign languages ​​to national languages, educational facilities in urban centers of government
Kebijakan Pemerintah Orde Lama, Orde Baru,dan Era Reformasi Terhadap Pendidikan Islam debi yandrizal; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/zh5n3438

Abstract

One part of public policy is education policy. A policy arises because there is a problem that requires appropriate handling, so that the policy can be used as a guide. Formulating education policy is a process of formulating reforms for actions that are relevant and acceptable to common sense to resolve various problems related to education. This research uses qualitative methods and is included in the library research category. The data sources were obtained from primary books and journals related to the theme, the data analysis technique used descriptive analytical methods. The results of this research include: that the first time Islamic education was in the motherland was in line with the arrival of Islam to Indonesia. Through long dynamics there are three phases. First, during the Old Order the government slowly paid attention to Islamic education. Second, in the new order, during this period madrasas achieved equality with public schools. In the third period of reform, Islamic education in this period has developed advanced, the curriculum, then Islamic education is also paid attention to by disbursing a budget of 20% of the APBN.
Pendidikan Islam Di Nusantara Sebelum Kemerdekaan :Studi Kasus Kebijakan   Politik Kolonial Belanda Dan JepangTerhadap Pendidikan Islam Di Indonesia Rifdha Hayati, Rifdha; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/0b68az09

Abstract

Artikel ini membahas tentang pendidikan islam di nusantara sebelum kolonial Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan pastilah pendidikan pastilah sangat sulit untuk didapatkan, dikarenakan para penjajah yang tidak menginginkan pendidikan itu sampai pada rakyat pribumi. Belanda menjajah Indonesia telah ber abad-abad, selama masa penjajahan Belanda akses untuk mendapatkan pendidikan islam sangatlah sulit karena penajajah jepang lebih dominan pada pendidikan non Islam. Berbeda dengan Belanda, Jepang justru memberikan keringanan pada pendidikan islam di Indonesia, tetapi justru keringanan dari Jepanglah yang membuat Jepang lengser dari Indonesia.  Tujuan dari artikel ini adalah untuk memaparkan pendidikan islam di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library reasearch) yang pengumpulan datanya dilakukan dengan cara mempelajari teori literature yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.
STUDI KRITIS TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM  IBN MASKAWAIH, AL-GHAZALI DAN IBN KHALDUN Marbun, Junaidi; Zulmuqim; Fauzah Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/be2gze36

Abstract

Ibn Maskawaih, Al-Ghazali and Ibnu Khaldun are three figures of Islamic thought, in fact these three figures are also known to have quite well-known concepts in Islamic education. This research uses research library research, by collecting previous articles and sources. The results of this research revealed that Ibnu Miskawaih emphasized the moral issues of society, human nature,. Imam Al-Ghazali is a leading Islamic thinker, both in education, Sufism, fiqh, morals and so on. Meanwhile, in Ibn Khaldun's view, the ultimate function of reason is the depiction (conceptualization) of reality objectively, in detail and in depth with a series of causalities in it. With this function, the mind is able to achieve perfect and enlightened development. Even though in the Muqaddimah Ibnu Khaldun praises the position of humans because of their reason, reason has clear boundaries.
Studi Kritis Terhadap Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Islam Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunisiyah, Dan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli) Muhammad Al fathoni; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/8c653r54

Abstract

This article discusses the renewal  of Islamic education thinking from several figures in promoting Islamic education in Minangkabau. Among these figures are Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulayman Ar-Rasuli. Therefore, the author wants to study a critical study of Islamic education thoughts Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulaiman Ar-Rasuli. Islamic education activities in Minangkabau were born and grew and developed along with the entry and development of Islam in Minangkabau. Indeed, Islamic education activities are important experience and knowledge for the continuity of the development of Islam and Muslims both in quantity and quality. The purpose of this article is to explain how the renewal of Islamic Education thought developed by the leaders of Education in Mingkabau. The method used in this research is a library study (library reasearch) whose data collection is carried out by studying literature theory that has been collected from various sources
Analisis Kritis Terhadap  Madrasah Nizamiyah, serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam, dan Ortodoksi Sunni Ummu Fitrah Widia Rahman; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/5ffnbj36

Abstract

Madrasah Nizamiyah merupakan cikal dari terbentuknya sebuah lembaga pendidikan Islam, pengaruhnya sangat besar pada tumbuh dan kembangnya sebuah lembaga pendidikan Islam saat ini. Lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan. Sedangkan pendidikan Islam merupakan wujud pengaruh berbagai budaya atau peradaban yang pernah ada dalam sejarah. Pada mulanya pendidikan Islam dilaksanakan dikutab, mesjid, rumah-rumah, pendidikan istana dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman pendidikan mendapat perhatian baik yang dikelola oleh perorangan maupun pemerintah. Pelopor bedirinya madrasah nizamiyah adalah seorang perdana menteri bernama Nizham al-Mulk. Tujuan didirikanya Madrasah Nizhamiah untuk memperkuat pemerintahan Bani Saljuk dan menyiarkan madzhab keagamaan pemerintah yaitu sunni karena langkah paling efektif  ialah dengan menyiarkan ajaran Ahl al-Sunnah dan merealisasikannya ke dalam pendidikan sehingga dapat mengikis paham-paham madzhab Syiah yang sudah merambat pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan (library reseach). Hasil penelitian menunjukan bahwa madrasah nizamyiah merupakan lembaga pendidikan Islam pertama kali dengan menggunakan kurikulum, metode pemebelajaran, materi pembelajaran yang telah sudah dikelompokan, mempunyai  sarana prasarana yang lengkap dan melahirkan tokoh terkenal yang mampunyai pengaruh terhadap perkembangan pendidikan Islam.