Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Studi Kritis Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Pada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,Dan Perti Ahmad Faiz; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/94we9691

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) serta Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Canduang Bukittinggi dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).
Dinamika Pendidikan Islam Masa Daulah Abbasiyah dan Peranannya dalam Perkembangan Pendidikan Jasmanidar, Ike Wahyuni; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/zcjs3776

Abstract

This abstract discusses Islamic education during the Abbasid Daulah era. Education is a place where someone interacts or the teaching and learning process takes place with the learning environment. Islamic educational institutions are places where someone strives to increase students' faith, understanding, appreciation and practice of the Islamic religion so that they become individuals who believe and are devout in personal life, religion, society, nation and state. Islamic education began to develop from the time of the Prophet, the time of Khulafaur Rasyidin, the time of the Umayyah Daulah, the time of the Abbasid Daulah, until the present. Islamic education during the time of the Abbasid Daula experienced a golden age, at which time Islamic education was marked by amazing progress in the fields of science, culture and civilization, so that its existence can be proven through various sources of information recorded in history books and observers of history from various parts of the world that were once ruled by Islam. The aim of writing this article is to discuss the dynamics of Islamic education during the Abbasid period and its role in the development of Islamic education. The research method used in this research is library research. Sources of information for this research were obtained through various sources, print media, online media regarding the topics discussed. The results of the research in this article can be seen from the development of Islamic educational institutions that developed during the Abbasid period, including: mosques, Al-Hawanit al-Wariqien (bookstores), al-manazil al-ulama (houses of ulama), literary studios , madrasas, libraries and observatories, kuttabs, lower education in palaces, hospitals and badiahs.
Studi Kritis Terhadap Dinamika Pendidikan Islam Di Andalusia Serta Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Islam Zulka Ependi; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/kjjf6h34

Abstract

Tujuan dilakukan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan islam di andalusia dan mengetahui peranannya terhadap perkembangan pendidikan islam Pembicaraan tentang sistem pendidikan Islam di Andalusia merupakan kajian yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena pengelolaan sistem pendidikan pada masa kepemimpinan Islam berkuasa, terutama Khalifah Abdurrahman III dan Hakam II merupakan pemerintahan yang sangat serius dalam membina dan memajukan dunia pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan mencari bahan kajian yang relevan dari sumber terpercaya. Hasil dari penelitian ini adalah sama seperti masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyiddin pada masa ini masjid dan kuttab masih digunakan sebagai    lembaga  Pendidikan,  selain  itu  Lembaga  Pendidikan  juga  telah  berkembang.  Peranan  terhadap perkembangan pendidikan Islam adalah Pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan akal dan wahyu untuk menjadi suatu kesatuan yang harmonis, Adanya pertukaran pelajar, Penerjemahan buku-buku atau ilmu-ilmu dari bahasa asing ke bahasa nasional, Sarana pendidikan yang ada di pusat-pusat kota dari pemerintah.
Konseb Islamisasi ilmu pengetahuan Pada Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Raji al Faruqi dan Syad Naquid al Attas  Islamisasi ilmu pengetahuan : Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Raji al Faruqi dan Syad Naquid al Attas Dedek Saputra; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/fb713c76

Abstract

Penelitian ini berjudul Konseb Islamisasi ilmu pengetahuan : Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Rajial Faruqi dan Syad Naquid al Attas Implikasi Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan Ismail RajiAl-Faruqi. Ilmu pengetahuan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Allah menempatkan ilmu sebagai suatu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Selama ini agama Islam diyakini memiliki peranan yang sangat penting dalam mewarnai bangunan ilmu pengetahuan. Namun kenyataannya, masyarakat muslim seolah dipaksa untuk melaksanakan ajaran sekuler dalam kehidupan lantaran derasnya arus sekularisasi. Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan para pemikir Islam, sebab bisa membahayakan keimanan Islam. Berkaitan dengan keprihatinan itulah muncul ide atau gagasan mengenai islamisasi ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menetralisir pengaruh sains barat modern. Al-Faruqi adalah salah seorang pemikir tentang islamisasi. Bagaimana konsep islamisasinya? serta apa implikasinya dalam kehidupan di Indonesia? Islamisasi pengetahuan tidak hanya sebagai wacana, tetapi membutuhkan implikasi nyata agar berguna bagi masyarakat luas. Al-Faruqi telah berupaya merealisasikan islamisasi pengetahuan dengan mendirikan kelompok-kelompok studi Islam. Gerakan tersebut dilakukan dengan tetap berprinsip pada ajaran tauhid agar tidak menyimpang dari ajaran agama. Beberapa perkembangan juga terjadi di Indonesia sebagai tanggapan dari Islamisasi ilmu, diantaranya: berdirinya sekolah- sekolah berbasis Islam dan maraknya koperasi-koperasi serta bank-bank syariah.Salah satu problem utama yang dihadapi umat Islam saat ini ialah westernisasi ilmu pengetahuan. Dimana ilmu mengalami demoralisasi dan deIslamisasi, sehingga ilmu yang seharusnya membawa kedamaian justru menimbulkan kekacauan dalam kehidupan.
Kajian Terhadap Dinamika Universitas Al-Azhar Dan Pembaharuan Pendidikan Di Mesir, Serta Pengaruhnya Pada Dunia Islam Nahdatul Khairunisa; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/kev61447

Abstract

Perkembangan pendidikan islam al-Azhar tak luput dari pengaruh sejarah sosial yang terkait pada masa itu. Adapun sejarah sosial pendidikan Islam era reformasi dan modern di al-Azhar dapat disimpulkan dalam beberapa hal. Pertama, latar belakang sosial al-Azhar. Dinasti Fatimiyah menjadikan Mesir sebagai pusat pemerintahan. Kemudian berdiri pula Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang berpaham Sunni berdampak bagi perkembangan Al-Azhar. Di samping itu muncul pula Napoleon Bonaparte yang kemudian menguasai Mesir yang turut berdampak bagi perkembangan Al-Azhar. Kedua, latar belakang terjadinya pembaruan di Al-Azhar karena; bergesernya paham rasional Syi’ah pada ortodoksi ideologi Sunni; invasi Napoleon Bonaparte dari Prancis yang mengalahkan Kerajaan Turki Usmani di Mesir dalam waktu yang cepat; dan persentuhan peradaban Prancis yang dibawa Napoleon pada pendidikan di AlAzhar. Ketiga, tokoh dan ide pembaruan di Al-Azhar di Mesir dipelopori oleh Muhammad Ali Pasya, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha yang berusaha melukakan reformasi dan modernisasi di Al-Azhar dengan mamasukkan kurikulum-kurikulum dari Barat. Umat Islam dalam pandangan mereka harus keluar dari ketertinggalan melalui pembukaan kembali pemikiran rasional dan membuka diri terhadap peradaban modern yang ada di Barat seperti yang dibawa oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis
Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin Mohamad Tabri; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/db8pmy74

Abstract

Penulisan ini mendeskripsikan tentang peradaban Islam pada masa khulafaur Rasyidin. Fokus penulisan materi ini membahas tentang Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali, serta kontribusi masa Khulafaur Rasyidin dalam peradaban Muslim. Hasil dari materi ini antara lain: Pertama, Khulafa Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang cendekiawan. Penggagas nama Khulafa Rasyidin adalah orang-orang muslim yang paling dekat dengan Rasul setelah meninggalnya beliau. Empat tokoh sepeninggal Rasul itu merupakan orang yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas. Kedua, dalam kepemimpinan Abu Bakar, ia melaksanakan kekuasaannya bersifat sentral; kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan Khalifah. Ia juga melaksanakan hukum, dan selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah. Kepemimpinan Umar bin Khattab menerapkan prinsip demokratis dalam kekuasaan yaitu dengan menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara. Kepemimpinan Ustman membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Ia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan memperluas masjid di Madinah. Prestasi yang terpenting masa Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar. Kata Kunci: Sejarah, ma khulafaur rasyidin
Studi Kritis Pembaruan Pendidikan di Minangkabau Ramadhanul Ikhsan; Nurhapipah; Zulmuqim; Fauza Masyhudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/veh7qp40

Abstract

This research aims to describe the thoughts on educational reform by several prominent figures in Minangkabau. These figures are Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulaiman Ar-rasuli. The research method used is the library research research method, library research is research carried out using library literature. The data collection process focuses on collecting various sources and relevant data, scientific literature, and other writings related to thoughts on educational reform in Minangkabau. The results of the research show that there are thoughts about educational reform carried out by several prominent figures in Minangkabau such as Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulaiman Ar-rasuli. The results of the thinking of these figures were to change the education system from halaqah to madrasa, organizing the place of study with a classroom system, using classical books as the main learning source, adding general subjects such as arithmetic, natural sciences and so on. Among the legacies of figures who contributed greatly to Islamic education in Minangkabau are Sumatra Tawalib Padang Panjang, Adabiah School, Diniyah Putri Padang Panjang, and MTI Canduang. It is hoped that the results of this research will be able to guide progress in the field of education, especially Islamic education in Minangkabau, then this research is also expected to be able to become a reference and benchmark for further research on different topics.
Studi Kritis Terhadap Dinamika Pendidikan Islam Pada Masa Khulaffah Rasyidin Serta Perananya Dalam Pengembngan Pendidikan Islam Muhamad Azmy; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/qr3pgx17

Abstract

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw pada tahun 632 M di Madinah, munculah pengganti Nabi yang diberi gelar Khalifah artinya secara harfiah adalah orang yang mengikuti, pengganti. Khalifah tersebut terdiri dari Abu Bakar (632-634M), Umar bin Khattab (634-644M), Utsman bin Affan (644-656M), dan Ali ibn Abi Thalib (656-661M). Mereka merupakan para sahabat Nabi, yang semuanya dekat hubungannya dengan beliau, baik melalui darah ataupun melalui perkawinan. Abu Bakar adalah ayah istri Nabi Muhammad yang bernama Aisyah, dan juga salah seorang pendukungya yang paling tua dan terpercaya. Abu Bakar lah yang menancapkan otoritas Madinah ke seluruh pelosok Jazirah Arabia setelah suku-suku Badui membatalkan Bai’at (sumpah setia) pribadi mereka kepada Muhammad (Peperangan Ridda). Begitulah pula dengan Umar mempunyai putri yang juga menikah dengan Nabi. Di bawah umar yang perkasa, energi pemberani orang-orang Arab gurun diarahkan untuk menaklukan wilayah-wilayah Byzantium. Utsman adalah menantu Nabi, Ia dipilih menjadi Khalifah setelah terbunuhnya Umar oleh dewan kecil yang beranggotakan sejumlah tokoh kaum muslim. Pemerintahan Utsman berakhir karena adanya pemberontakan oleh kelompok-kelompok yang merasa tidak puas yang mengakibatkan kematiannya sendiri pada tahun 656M. Kemudian digantilah Ali. Ali merupakan saudara sepupu, saudara angkat, dan menantunya. Periode empat Khalifah pertama dipandang sebagai zaman emas, suatu zaman ketika kebajikan-kebajikan Islam yang murni berkembang pesat, dan karena itulah zaman Khalifah diberi gelar bimbingan di jalan lurus. Untuk lebih mengetahui bagaimana Pembentukan Kekhalifahan dan Sistemnya, Tipe Kepemimpinan Khalifah serta Kontribusi Khalifah dalam Peradaban Islam maka akan dibahas dimakalah ini lebih lanjut.
Eksistensi Lembaga Pendidikan Islam Non Formal Sa'diah, Halimatus; Zulmuqim; Kosim, Muhammad
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 8 No. 2 (2021): (Oktober 2021)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v8i2.321

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk dapat membimbing seseorang menjadi orang yang baik terutama pendidikan islam. Dengan pendidikan islam akan membentuk karakter akhlakul karimah bagi peserta didik sehingga mereka mampu memfilter mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik, lembaga pendidikan islam non formal merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan pendidikan islam. Tujuan penelitian ini ingin mengambarkan bagaimana bentuk – bentuk lembaga pendidikan islam non formal dan bagaimana eksistensi lembaga pendidikan islam non formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan teks buku-buku pendidikan islam, dan naskah yang bersumber dari khazanah kepustakaan yang relevan. Hasil penelitian ini adalah bahwa lembaga pendidikan Islam nonformal memiliki kedudukan yang kokoh dalam Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian, tidak ada pihak yang, karena alasan rasionalitas, efisiensi apalagi tidak senang, dapat menghalangi pelaksanaan pendidikan Islam. Eksistensi lembaga pendidikan Islam nonformal sebagai lembaga pendidikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan telah tumbuh dan berkembang bersama warga masyarakatnya sejak berabad-abad. Oleh karena itu secara kultural lembaga ini bisa diterima, tetapi juga ikut serta membentuk dan memberikan corak serta nilai kehidupan kepada masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
KAJIAN KRITIS TERHADAP DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH Yafi, Salman; Azmiyah; Olivia; Zulmuqim; Masyhudi, Fauza
MSJ : Majority Science Journal Vol. 1 No. 2 (2023): MSJ-August
Publisher : PT. Hafasy Dwi Nawasena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61942/msj.v1i2.35

Abstract

Islam and Islamic education are a unity that has a close relationship with each other in Islamic history. Since the beginning of Islamic history, the history of Islamic education has also begun. Education itself is something that is continuous in history and often produces dynamics that go up and down. The Bani Umayyah period is one of the constituent components of the history of Islamic education, which at that time had its own educational dynamics so that it was known as the incubation period. The purpose of this research is to find out the dynamics of education during the Umayyad period. This research is a literature research and uses historical research methods. The results of the research are in the form of factors that hinder the dynamics of education, government policies regarding education, and natural factors that cause the dynamics of education during the Umayyah period to continue.