Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA BERDASARKAN REASONED ACTION THEORY (RAT) Eniyati; Rahmawati, Dechoni; Yulaikhah, Lily
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 8 No 3 (2019): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.935 KB) | DOI: 10.30989/mik.v8i3.342

Abstract

ABSTRACT Background:New family planning participants in Indonesia in 2015, 1,032,054 included 546,215 injections (52.93%), birth control pills totaling 252,091 (24.43%), condoms as many as 55,737 (5.40%), implants as many as 90,576 (8.87%), Intra-uterine Device (IUD) as many as 71,936 (6.97%), Female Operating Methods (MOW) as many as 14,590 (1.41%), Male Operating Methods (MOP) as many as 909 (0.09%). In Indonesia birth control by injection is the main choice for family planning acceptors (BKKBN, 2015). The highest percentage of new family planning participants in Central Java in 2016 was injection contraception of 5.4% (Health Profile of Central Java Province, 2016). Active KB participants in Magelang Regency in 2015 used the most non-long-term contraception method (MKJP) type injections, by 50.5%. The most new KB acceptors also use 56.9% injection contraception (Magelang District Health Profile, 2015). KB contraception is a way to prevent pregnancy through hormonal injections. Hormonal contraception by injection is more frequently used because of its effectiveness, practical use, cheaper price and safety. Objective:Analyzing the factors that influence the accuracy of DMPA injection KB acceptors based on reasoned action theory in PMB Dhiaulhaq Magelang Regency. Research ini variable attitudes, subjective norm, intentions and behavior. Methods:Analytic survey research using a cross sectional approach. The population in this study were all DMPA injection KB acceptors in PMB Dhiaulhaq Magelang. The sampling technique uses a case group and a control group that is fixied diseases sampling of 100 respondents. Data collection tool uses a questionnaire. Results:Perception directly affects the norm with a p value of 0.007. Norm directly affects attitude with a p value of 0.007. Attitude directly influences intention with a p value of <0.001. Intention directly affects the accuracy / usage with a p value of 0.012. Conclusion:The intention directly influences the behavior of the accuracy of visits in the use of DMPA injection KB. Attitude influence indirectly through intention. Subjective norma affect indirectly through attitude and intentions. Perception of control has an indirect effect through subjectifve norms, attitudes, and intentions. Keywords:Contraception, DMPA injection, Appropriate Usage
Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja Budi Rahayu; Marta Kusuma, Reni; Yulaikah, Lily
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 3 No 1 (2021): JICE
Publisher : Journal of Innovation in Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.534 KB) | DOI: 10.30989/jice.v3i1.585

Abstract

Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akib Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akibat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi at pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi
Senam Sehat Bugar dan Pemeriksaan Lansia di Posyandu Lansia Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal A. Yani Yogyakarta Eniyati; Deby Zulkarnain Rahadian Syah; Lily Yulaikhah; Imroatul Azizah
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 1 No 1 (2019): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v1i1.198

Abstract

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia mencerminkan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional di bidang kesehatan. Tahun 2004-2015 memperlihatkan adanya peningkatan UHH, dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk semakin baik. Lansia akan mengalami penurunan semua fungsi akibat proses penuaan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah dilaksanakannya pendidikan kesehatan paguyuban senam lansia Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemeriksaan tekanan darah, senam lansia, pre test, pendidikan kesehatan tentang sehat dan bugar di usia lanjut, post test, dan pemeriksaan darah sederhana. Setelah pelaksanaan penkes dilanjutkan pemeriksaan gula darah, asam urat, serta kolesterol. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan sebagian besar 21 orang (84%) angka gula dalam darah dengan hasil tidak normal, pemeriksaan asam urat didapatkan hasil 19 orang (76%) dengan hasil normal, sedangkan pemeriksaan kolesterol sebagian besar 17 orang (68%) dengan hasil normal. Kesimpulan pengabdian hasil pengukuran pengetahuan terkait sehat bugar lansia dengan senam menggunakan kuesioner didapatkan hasil bahwa sebagian besar, 22 orang (55 %) dengan pengetahuan baik.
Upaya Pencegahan Stunting Melalui Deteksi Dini Dan Edukasi Orangtua Dan Kader Posyandu Di Dukuh Gupak Warak Desa Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta Lily Yulaikhah; Ratih Kumorojati; Dian Puspitasari; Eniyati
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 2 (2020): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v2i2.520

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat mengganggu pertumbuhan anak karena menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau lebih pendek. Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari kondisi stunting adalah kemampuan kognitif yang lemah dan terhambatnya pertumbuhan psikomotorik, kesulitan dalam menguasai ilmu dan berprestasi dalam olahraga, rentan terkena penyakit degeneratif, dan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Oleh karenanya untuk mencegah permasalahan yang mungkin dapat terjadi akibat kondisi stunting, perlu dilakukan penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi terhadap semua aspek yang berhubungan dengan penyebab terjadinya stunting. Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Bantul merupakan salah satu lokus stunting nasional tahun 2019. Salah satu Dukuh di Desa Sendangsari yang cukup banyak masalah stunting adalah di Dukuh Gupak Warak. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah melalui deteksi dini dan edukasi terhadap orang tua dan kader posyandu, sehingga diharapkan angka stunting dapat diturunkan. Pengabdian ini menggunakan metode pendidikan kesehatan dan deteksi dini kelainan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak. Hasil kegiatan pengukuran tinggi badan anak ditemukan bahwa dari sejumlah 40 balita yang diukur terdapat 6 anak dengan gizi kurang, 5 anak pendek, 2 anak sangat pendek, 8 anak kurus, dan 3 anak sangat kurus. Cukup banyak orangtua yang belum mengetahui tentang stunting, dan pengukuran tinggi badan tidak rutin dilakukan pada saat kegiatan posyandu. Oleh karenanya disarankan kepada kader untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara rutin dalam kegiatan posyandu setiap bulannya dan mencatat hasil pengukuran di dalam KMS. Untuk pihak Puskesmas maupun bidan desa juga diharapkan dapat memantau dan membina kader dan posyandu secara rutin serta menindaklanjuti temuan balita yang bermasalah.
Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja Budi Rahayu; Reni Marta Kusuma; Lily Yulaikah
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 3 No 1 (2021): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v3i1.585

Abstract

Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akib Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akibat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi at pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi
Edukasi Pencegahan Anemia Remaja dengan Komplementer Ramuan Kurma dan Jeruk Nipis Reni Merta Kusuma; Lily Yulaikhah; Budi Rahayu
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 3 No 2 (2021): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v3i2.594

Abstract

ABSTRAK Masalah anemia merupakan salah satu masalah kesehatan perempuan. Seorang perempuan yang sudah matur organ reproduksinya akan mengalami menstruasi. Anemia adalah kondisi ditemukannya penurunan kadar hemoglobin dan hitungan eritrosit serta hematokrit di bawah normal. Penurunan kadar hemoglobin ini menunjukkan perempuan yang masih mengalami menstruasi membutuhan asupan zat besi. Remaja perempuan membutuhkan zat besi untuk menghindari anemia. Zat besi tidak hanya berupa tablet kimia, namun terdapat pula dalam ramuan komplementer campuran kurma dan jeruk nipis. Kurma dapat meningkatkan haemoglobin dan jeruk nipis dapat membantu mengoptimalkan penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Kedua kombinasi diharapkan dapat dijadikan komplementer untuk mencegah anemia. Masalah tersebut dijadikan dasar melakukan pengabdian kepada masyarakat. Masyarakat yang berpotensi mengalami anemia adalah remaja putri. Tim pengabdi memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada remaja putri dengan topik tentang anemia, menstruasi, dan komplementer kurma jeruk nipis. Sasaran adalah remaja putri. Tim pengabdi memberikan Pendidikan Kesehatan secara online/ tidak melakukan tatap muka pada masa pandemi ini. Tim pengabdi menggunakan aplikasi WhatsApp karena banyak masyarakat yang memakai aplikasi tersebut. Penggunaan aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah remaja mengakses pengetahuan ini. Kegiatan ini menggunakan rancangan deskritif yang menggambarkan kegiatan dan pengetahuan peserta. Peserta berjumlah 24 orang. Sebanyak 29,2% peserta memiliki pengetahuan tidak baik terkait dengan topik dan 70,8% berpengetahuan baik. Skor rata-rata peserta menjawab benar sebesar 80,4% dari pertanyaan tentang menstruasi dan 75% dari pertanyaan anemia dan komplementer kurma jeruk nipis. Selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, peserta aktif bertanya dalam diskusi dan menyatakan 87,5% menyatakan puas dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
PENGARUH OLAH NAFAS BELLY BREATHING UNTUK MENGURANGI NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI KLINIK DHIAULHAQ MAGELANG Eniyati .; Ika Fitria Ayuningtyas; Lily Yulaikah
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.02, DESEMBER 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i02.476

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Banyak ibu sangat takut mengalami rasa sakit saat persalinan melalui vagina sehingga lebih memilih persalinan Caesar. Rasa takut akan semakin mencekam ketika tanggal persalinan semakin dekat. Penelitian menunjukkan, faktor mengurangi rasa takut adalah mendapat dukungan positif dari keluarga dan memilih beberapa metode penghilang rasa sakit (Danuatmadja, 2008). Untuk mengurangi efek stres fisiologis maupun psikologis akibat nyeri persalinan dapat dilakukan melalui penanganan non farmakologi.Salah satu terapi tersebut adalah olah nafas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Olah Nafas Belly Breathing Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di Klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan pendekatan one group Pre-Post test Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah dengan jumlah sampel 38 dan menggunakan teknik accidental sampling. Analisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat perbedaan antara nyeri sebelum diberikan terapi olah nafas dengan nyeri pasca pemberian olah nafas pada kala 1 fase aktif dengan nilai P= 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan rasa nyeri yang bermakan antara sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan. Kesimpulan: Terdapat 29 responden (76,32%)  setelah diterapkan olah nafas belly breathing, nyeri berkurang, 1 responden (2,63%) nyeri bertambah, dan terdapat 8 responden (21,1 %) dengan nyeri tetap. Kata Kunci : Belly Breating, Nyeri PersalinanTHE EFFECT OF BELLY BREATHING TO REDUCE LABOR PAIN DURING 1 ACTIVE PHASE AT DHIAULHAQ MAGELANG CLINICABSTRACTBackground: Many women are frightened of the pain during vaginal delivery so they prefer a caesarian delivery. The fear will be more gripping as the due date draws near. Research shows the factors that reduce fear are getting positive support from family and choosing several methods of pain relief (Danuatmadja, 2008). To reduce the effects of physiological and psychological stress due to labor pain can be done through non-pharmacological treatmen. One the therapies is breathing exercise. Objective: This study is aimed to determine the Influence of Belly Breathing to Pain of Labor Kala 1 Phase Active In Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java. Methods: The design of this research is Quasy Experimental with a one group Pre- Posttest Design approach. The population of the study was maternal birth in Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java with 38 samples and using accidental sampling technique. The analysis was using Wilcoxon test. Results: There is a difference between pain before brathing therapy and after having breathing therapy in kala I active phase p=0.000<0.05. There is significant difference of pain level between before and after the tharapy was applied. Conclusion: After applying the Belly Breathing exercise there were 29 respondents (76.32 %) experienced reducing pain, one respondent (2.63 %) experienced increasing pain, and 8 respondents (21.1%) increasing pain constantly.Keyword: Belly Breathing, Labor Pain
Pengurangan Nyeri Haid Melalui Yoga Pada Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan Yogyakarta Lily Yulaikhah; Dian Puspitasari; Ratih Kumorojati; Eniyati -; Anastasia Agnes Wulandari; Aisyah Anamardiyah Ramadani; Anisa Putri Arthadewi; Ayu Widyastuti; Desmanita
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 4 No 1 (2022): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v4i1.717

Abstract

ABSTRAK. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Perubahan biologis yang mendasar pada remaja disebut pubertas, gangguan menstruasi yang sering dialami perempuan seperti nyeri perut bagian bawah, menstruasi yang tidak teratur, nyeri pinggang, dan salah satunya yaitu dismenore. Upaya penanganan untuk mengurangi dismenore adalah dengan pemberian terapi farmakologi dan terapi non farmakologis diantaranya adalah menggunakan teknik relaksasi, olahraga dan yoga. Yoga merupakan tehnik yang mengajarkan seperti tehnik relaksasi, pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri. Oleh karenanya dalam rangka memberikan pemahaman bagi para remaja tentang nyeri haid dan yoga telah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk edukasi dan melatih remaja untuk menggunakan beberapa gerakan yoga yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri haid. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari secara daring menggunakan zoom meeting dan luring bertempat di Balai Desa Tirtomartani Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan. Sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja perempuan dari Parikesit dengan tujuan meningkatkan pemahaman remaja mengenai yoga serta melatih gerakan yoga untuk mengurangi nyeri haid. Hasil dari kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan remaja tentang yoga untuk mengurangi nyeri haid berdasarkan hasil pretes dengan rata-rata 68,33 dan postes dengan rata-rata 83,06. Dengan adanya peningkatan pengetahuan remaja dapat dievaluasi bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang nyeri haid dan yoga untuk mengatasi nyeri haid. Dalam praktik yoga sebagian besar peserta juga dapat mengikuti gerakan yoga dengan tepat. Luaran dari kegiatan ini berupa publikasi di jurnal nasional serta media koran elektronik tribunnews. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini pengetahuan remaja senantiasa dijaga dan ditingkatkan serta dapat diterapkan dalam mengatasi dismenorhea saat menstruasi. Pihak Puskesmas diharapkan dapat melakukan pemantauan terhadap remaja dalam implementasi yoga untuk mengurangi nyeri saat haid serta memberikan pendidikan kesehatan lain terkait dengan remaja.
PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR DENGAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) DI RSUD WATES KULON PROGO Lily Yulaikhah; Eniyati Eniyati; Alfie Ardiana Sari
JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU Vol 10 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.643 KB)

Abstract

Latar Belakang: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab terbesar tingginya Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan hasil SDKI 2012, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk dalam lima besar AKB tertinggi yaitu 25 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab umum kematian bayi di DIY adalah BBLR dan sepsis. Prevalensi tertinggi BBLR di DIY adalah di Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 7,11 %. Kejadian BBLR di Kabupaten Kulon Progo juga mengalami peningkatan sejak tahun 2012-2014 yaitu sebesar 5,57 % tahun 2012, 6,05 % tahun 2013, dan 7,11 % tahun 2014. Untuk mencegah terjadinya kematian pada BBLR, perlu perawatan ekstra, tetapi dapat secara normal bersama ibunya untuk diberi minum dan kehangatan dengan cara kontak kulit ibu ke kulit bayi atau dikenal dengan perawatan metode kanguru atau PMK (WHO, 2008). TujuanPenelitian: Untuk mengetahui peningkatan berat badan pada bayi BBLR dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK) di RSUD Wates Kulon Progo. MetodePenelitian: Jenis penelitian ini adalah pre experimental design dengan rancangan One-Group Pretest-Postest (Satu kelompok Pretest-Postest). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi BBLR yang di rawat di RSUD Wates pada bulan Maret s.d. Agustus 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan besar sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 9 responden. Analisis data menggunakan uji statistik Pair t test. Hasil: Karakteristik responden berdasarkan umur ibu sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 56 % (5 responden), berdasarkan usia kehamilan sebagian besar < 37 minggu sebanyak 78 % ( 7 responden), berdasarkan paritas sebagian besar adalah multipara sebanyak 56 % ( 5 responden). Hasil Paired Sampel Test menunjukkan bahwa mean sebelum dilakukan PMK adalah 2098.33 dan sesudah PMK adalah 2176.67 dengan perbedaan mean 78.33 dan nilai uji t adalah -1.953. Kesimpulan: Ada penambahan atau peningkatan berat badan setelah dilakukan PMK, tetapi secara statistik tidak bermakna atau tidak signifikan.
Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan K4 di Puskesmas Sedayu II Kabupaten Bantul Tahun 2017 Eniyati Eniyati; Lily Yulaikhah; Dian Puspitasari
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 5 (2019): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.223 KB) | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol5.iss1.41

Abstract

Kematian maternal dalam suatu negara merupakan ukuran yang dipergunakan untuk menilai baik buruknya pelayanan kebidanan. Indikator yang digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilannya, Pelayanan antenatal lengkap jika frekuensi pelayanan minimal 4 kali. Data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantu, cakupan K1 sudah 100 %, sedangkan cakupan K4 masih di bawah target. Cakupan K 4 terendah di Puskesmas Sedayu II sebesar 72 %. Jika DO K1-K4 lebih dari 10 % maka perlu penelusuran dan intervensi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan cakupan K4 di Puskesmas Sedayu II Bantul. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sedayu II Kabupaten Bantul dengan rancangan deskriptif korelasi pendekatan cross sectional bersifat retrospektif menggunakan studi dokumen. Populasi seluruh ibu hamil yang melahirkan pada tahun 2017 di wilayah Puskesmas Sedayu II Kabupaten Bantul. Hasil Penelitian ini yaitu Tidak ada hubungan antara umur dengan K4, nilai ρ value 0.476. Ada hubungan paritas dengan K4, nilai ρ value 0.001. Tidak ada hubungan antara K1 dengan K4, nilai ρ value 0.628. Tidak ada hubungan antara kasus abortus dengan K4, nilai ρ value 0.496. Tidak ada hubungan antara umur, K1, dan kasus abortus dengan K4. Ada hubungan antara Paritas dengan K4.