Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Karakteristik Demografi, Letak Kelainan Anatomi, serta Gambaran Histopatologi Responden dengan Diagnosis Klinis Gastritis Grace Shalmont; Dean Ascha Wijaya; Joshua Kurniawan; Yohanes Firmansyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11399

Abstract

ABSTRACT Gastritis is often used to describe clinical symptoms related to upper abdominal complaints in patients. The diagnosis of gastritis is established by combining information resulting from endoscopy examination and histological findings. This cross-sectional study aims to examine the demographic and pathological profile of gastritis patients in one of the hospitals in Jakarta, selected based on total sampling criteria using medical record data from January 2020 to December 2022. The data is presented in descriptive form. Out of 43 respondents, the mean age is 47 years and the majority are male. The most common location of pathology is in the antral part of the stomach in 29 (67.4%) respondents, with the inflammation generally being mild in 30 (69.8%) respondents. No PMN cells, atrophy, or Helicobacter pylori bacterial infection were found in 42 (97.7%) respondents, and there was no evidence of intestinal metaplasia or dysplasia in any of the respondents. The conclusion of this study is that the most common location of pathology is in the antral section with generally mild infection with a predominance of Helicobacter pylori infection. Keywords: Endoscopy, Gastritis, Histopathology ABSTRAK Gastritis sering digunakan untuk menggambarkan gejala klinis yang berkaitan dengan keluhan pasien di perut bagian atas. Diagnosis gastritis ditegakkan setelah menggabungkan informasi yang dihasilkan dari pemeriksaan endoskopi dan temuan histologis. Penelitian potong lintang ini bertujuan melihat gambaran demografi dan patologi pasien gastritis di salah satu Rumah Sakit di Jakarta yang dipilih sesuai kriteria secara total sampling menggunakan data rekam medis periode Januari 2020 hingga Desember 2022. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari 43 responden, rerata usia adalah 47 tahun dan didominasi oleh laki-laki. Letak patologi paling sering terjadi pada bagian antral gaster pada 29 (67,4%) responden, dengan sebukan sel radang kronik umumnya sedang pada 30 (69,8%) responden, tidak ada sebukan sel PMN, atrofi kelenjar dan infeksi bakteri Helicobacter pylori pada 42 (97,7%) responden, serta tidak ditemukannya metaplasia intestinal dan displasia pada seluruh responden. Kesimpulan penelitian ini berupa lokasi patologi paling umum adalah pada bagian antral dengan infeksi umumnya ringan dengan dominasi infeksi Helicobacter pylori. Kata kunci: Endoskopi, Gastritis, Histopatologi
Korelasi Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Kadar Air dan Sebum Kulit di Rukun Warga (RW) 008 Kelurahan Cipondoh Novia Yudhitiara; Sukmawati Tansil Tan; Giovanno Sebastian Yogie; Dean Ascha Wijaya; William Gilbert Satyanegara; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Catharina Sagita Moniaga; Yohanes Firmansyah; Alexander Halim Santoso; Astin Mandalika; Linginda Soebrata
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11607

Abstract

ABSTRACT Skin hydration is influenced by various factors. Blood glucose levels are also known to affect the protective function of the skin. This cross-sectional study aims to investigate the profile of skin hydration status and its correlation with blood glucose levels among subjects at RW 08 Cipondoh. Skin hydration status measurements were done using an Over The Counter (OTC) skin analyzer. Blood glucose levels were measured using Point of Care Testing (POCT) Out of 101 respondents, the average age was 51.38 years with 75.2% of the respondents were female. The mean blood glucose was 122.71 mg/dL. The mean oil and water hydration were 22.99% and 42.96%, respectively. The data showed a negative correlation between blood glucose and water hydration, with a correlation coefficient power of 0.319 significantly, and between blood glucose and oil hydration, with 0.236 significantly. This study concludes that higher blood glucose levels was associated with worse skin hydration status.  Keywords : Blood glucose, Hydration Status ABSTRAK Kelembaban kulit dipengaruhi oleh banyak faktor. Kadar gula darah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kelembaban kulit. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status hidrasi kulit dan korelasinya dengan kadar gula darah pada komunitas yang tinggal di RW 08 Cipondoh. Pengukuran status hidrasi kulit menggunakan alat Over The Counter (OTC) skin analyzer. Kadar gula darah diukur menggunakan Point of Care Testing (POCT). Dari 101 responden, rata-rata usia subjek penelitian adalah 51,38 tahun dengan 75,2% responden adalah perempuan. Rerata gula darah sewaktu (GDS) sebesar 122,71 mg/dL. Rerata hidrasi sebum dan air, masing-masing sebesar 22,99% dan 42,96%. Hasil uji statistik menunjukan hasil korelasi negatif antara GDS dengan hidrasi air sebesar 0,319 secara signifikan dan hidrasi sebum sebesar 0,236 secara signifikan. Penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin menurun status hidrasi kulit seseorang. Kata Kunci: Kadar Gula Darah, Kadar Hidrasi
Gambaran Keluhan Telinga dan Letak Perforasi Membran Timpani pada Pasien dengan Otitis Media Supuratif Kronis Tenty Tenty; Fernando Nathaniel; Dean Ascha Wijaya; Yohanes Firmansyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 10 (2023): Volume 3 Nomor 10 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i10.11205

Abstract

ABSTRACT Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) is a persistent inflammation of the middle ear. It is one of the most common ear infections worldwide, leading to hearing impairment and affecting people's quality of life. This study, conducted at Ciawi General Hospital in July 2023, is a cross-sectional investigation aiming to outline the ear-related complaints and the location of tympanic membrane perforations in patients with CSOM. The participants were selected based on total sampling criteria. The variables examined in this research include age, gender, perceived symptoms, and physical examination of both ears to identify the type of perforation in the tympanic membrane. The data is presented descriptively. Out of the 53 respondents, 56.6% were between 18 and 64 years old, with a higher proportion being female (52.8%). The most commonly reported symptoms by respondents (>50% of cases) with CSOM were a sense of fullness in the ear, hearing loss, tinnitus, otorrhea, and itching in the ear. According to the results of the physical examination, the most prevalent type of perforation was central perforation, occurring in 98.1% of cases, and 88.7% of cases showed ear discharge. The conclusion in this study is that CSOM has general symptoms accompanied by central perforation and symptoms of ear discharge. Keywords: Chronic Suppurative Otitis Media, Hearing Loss, Otorrhea, Perforation  ABSTRAK Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan suatu peradangan pada telinga tengah yang berlangsung kronis. OMSK termasuk infeksi telinga paling umum yang menyebabkan gangguan pendengaran dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang di seluruh dunia. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan telinga dan letak perforasi membran timpani pada pasien dengan OMSK di RSUD Ciawi yang dipilih sesuai kriteria secara total sampling pada periode waktu Juli 2023. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, gejala yang dirasakan, serta pemeriksaan fisik pada kedua telinga untuk melihat jenis perforasi pada membran timpani. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari 53 responden, 56,6% responden berusia 18 – 64 tahun dan didominasi oleh perempuan (52,8%). Gejala yang paling sering dirasakan oleh responden (>50% kasus) dengan OMSK adalah telinga terasa penuh, penurunan pendengaran, tinnitus, otorea, serta telinga yang terasa gatal. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa jenis perforasi yang paling dominan adalah perforasi sentral pada 98,1% kasus dan terdapat sekret telinga pada 88,7% kasus. Kesimpulan pada penelitian ini adalah OMSK memiliki gejala yang umum disertai dengan perforasi sentral dan gejala sekret telinga Kata Kunci: Otitis Media Supurativa Kronis, Otorea, Penurunan Pendengaran, Perforasi
Gambaran Radiologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada Pasien Meningioma di Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Luh Putu Endyah Santi Maryani; Fernando Nathaniel; Dean Ascha Wijaya; Yohanes Firmansyah; Giovanno Sebastian Yogie
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11232

Abstract

ABSTRACT Meningioma, the most prevalent tumor in central nervous system, can be thoroughly evaluated using contrast MRI. This cross-sectional study aimed to analyze radiological characteristics of meningioma patients who underwent contrast-enhanced head MRI at K.R.M.T Wongsonegoro Regional Hospital. The patients were selected based on total sampling criteria, using medical records data from January to June 2023. The study examined various variables such as primary and secondary meningioma lesions, lesion size, location, increased intracranial pressure, midline shift, infarction, cranial nerve defects, and sinusitis. Data were presented descriptively. Among 30 respondents, average age was 49.33 years, and majority were females (96.7%). Most common location for primary meningiomas was right parafalcine region (16.7%). Average dimensions of primary meningioma lesions in the anterior-posterior, lateral-lateral, and cranial-caudal directions were 4.93 cm, 4.51 cm, and 4.43 cm, respectively. Meningomatosis was the predominant imaging finding in 33.3% of respondents, while 26.7% had secondary meningioma lesions. On average, the midline shift was 5.54 mm, with 93.3% of respondents experiencing midline shift, most frequently towards left side (53.3%). Clinical and radiological reviews demonstrated that all patients had increased intracranial pressure (ICP), among them, 9.9% experienced incidents of infarction, 13.3% had defects in cranial nerve II, and 43.3% had maxillary sinusitis. The conclusion of this study is that the location of meningioma generally varies with typical symptoms in the form of a midline shift and an increase in ICP Keywords : Central Nervous System, Head Tumor, Meningioma, MRI  ABSTRAK Meningioma merupakan tumor sistem saraf pusat yang paling sering. MRI kontras mampu memberikan evaluasi cukup lengkap terhadap meningioma. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran radiologi pasien meningioma yang menjalani pemeriksaan MRI kepala dengan kontras di Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro yang dipilih sesuai kriteria secara total sampling menggunakan data rekam medis pada periode waktu Januari 2023 sampai Juni 2023. Variabel dalam penelitian ini yaitu lesi meningioma primer dan sekunder, ukuran lesi meningioma, letak lesi meningioma, peningkatan tekanan intrakranial, midline shift, insiden infark, defek nervus kranial, dan sinusitis. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari 30 responden, rerata usia adalah 49,33 tahun dan didominasi oleh perempuan (96,7%). Lokasi meningioma primer umumnya di parafalcine kanan (16,7%), ukuran meningioma primer secara anterior-posterior, lateral-lateral, cranial-kaudal berturut-turut adalah 4,93 cm, 4,51 cm, dan 4,43 cm, dominasi gambaran meningioma adalah meningomatosis pada 33,3% responden, serta 26,7% responden memiliki lesi meningioma sekunder. Rerata midline shift sebesar 5,54 mm pada 93,3% responden dan umumnya bergeser ke sisi kiri (53,3%). Peninjauan dari segi klinis dan radiologi ditemukan bahwa seluruh pasien mengalami peningkatan tekanan intrakranial (TIK), terdapat 9,9% responden mengalami insiden infark, 13,3% responden mengalami defek pada nervus kranial II, dan 43,3% responden mengalami sinusitis maksilaris. Kesimpulan penelitian ini berupa letak meningioma umumnya bervariasi dengan gejala yang khas berupa midline shift dan peningkatan TIK Kata Kunci: Meningioma, MRI, Sistem Saraf Pusat, Tumor Otak
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA EDUKASI DAN SKRINING GULA DARAH DAN ANEMIA DALAM RANGKA MENJAGA KESEHATAN HIDRASI KULIT Sukmawati Tansil Tan; Alexander Halim Santoso; Fernando Nathaniel; Fladys Jashinta Mashadi; Linginda Soebrata; Astin Mandalika; Dean Ascha Wijaya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19802

Abstract

Kulit kering (xerosis senilis) umum terjadi pada lanjut usia, dengan prevalensi sekitar 30-58% populasi lanjut usia keseluruhan. Penyebabnya melibatkan faktor internal seperti penuaan dan faktor eksternal seperti paparan sinar matahari, kebiasaan membersihkan tubuh secara kasar, aktivitas luar ruangan dengan paparan sinar ultraviolet, penggunaan obat diuretik, riwayat rawat inap, dehidrasi dan frailty berperan dalam kulit kering. Pria cenderung mengalami kulit kering lebih tinggi. Menggunakan moisturizer dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit. Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko xerosis kutis dan pruritus kronik. Hiperglikemia yang berkelanjutan bisa merusak barrier epidermis dan mempercepat penuaan kulit. Anemia defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan kulit kering dan gatal. Kulit kering dapat meningkatkan risiko luka, infeksi, dan masalah kesehatan lainnya, yang memengaruhi kualitas hidup lanjut usia, terutama penderita diabetes. Kegiatan konseling dan pemantauan hidrasi kulit bertujuan untuk mencegah masalah kulit kering dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga hidrasi kulit. Pengabdian kesehatan masyarakat di kecamatan cipondoh yang diikuti sebanyak 103 peserta dengan rerata usia 51,7 tahun. Rata-rata kadar gula darah sewaktu dan hemoglobin responden yaitu masing-masing sebesar 122,01 mg/dL dan 12,37 g/dL. Melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami faktor risiko kulit kering, terutama dampak gula darah dan anemia terhadap kulit kering. Selain itu, dilakukan pemantauan untuk mendeteksi masalah hidrasi kulit secara dini dan memberikan rekomendasi perawatan. Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang hidrasi kulit, mereka akan mengadopsi praktik perawatan yang tepat dan mencegah kulit kering. Kegiatan ini berkontribusi secara signifikan pada peningkatan kesehatan kulit dan kualitas hidup peserta.
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA EDUKASI DAN SKRINING KADAR GULA DARAH PUASA DAN KAITANNYA DENGAN KADAR SEBUM DAN AIR PADA POPULASI LANJUT USIA Catharina Sagita Moniaga; Alexander Halim Santoso; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Dean Ascha Wijaya; Ayleen Nathalie Jap; Fladys Jashinta Mashadi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21440

Abstract

Kulit kering adalah masalah umum pada orang lanjut usia (lansia) dengan dampak signifikan pada kualitas hidup. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain penuaan alami, paparan sinar matahari, dan penyakit kronis penyerta. Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang terkait erat dengan kulit kering. Tingkat gula darah yang tinggi dan HbA1c yang tidak terkendali dapat menimbulkan pruritus kronis dan masalah neuropati yang mengurangi produksi sebum, dan selanjutnya mengganggu fungsi kulit. Tingkat hidrasi kulit adalah faktor penting dalam mengatasi kulit kering, terutama pada lansia. Pengabdian kesehatan di Panti Lanjut Usia Santa Anna diikuti sebanyak 30 peserta dengan rerata usia 73,7 tahun. Kadar sebum yang menunjukan kulit kering terdapat pada 23 responden (76,7%) sementara kadar air yang menunjukan kulit kering didapatkan pada 23 responden (76,7%). Kadar gula darah puasa menunjukan kondisi diabetes pada 2 responden dan prediabetes sebanyak 6 responden. Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelembaban kulit pada kondisi peningkatan kadar gula darah.
PENYULUHAN DAN DETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ORANG LANJUT USIA Donatila Mano S; Alexander Halim Santoso; William Gilbert Satyanegara; Dean Ascha Wijaya; Fernando Nathaniel; Tosya Putri Alifa; Eric Raditya Kaminto; Pasuarja Jeranding Ezra; Agnes Marcella
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20828

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu peradangan pada sistem saluran kemih, yang dapat dialami oleh semua orang, yang kejadian lebih tinggi pada dewasa usia lanjut. Salah satu faktor risiko pada ISK adalah pertambahan usia, dimana dewasa usia lanjut memiliki banyak komorbid, memiliki kebiasaan menahan pipis, dan memiliki jadwal buang air kecil yang tidak teratur. Pentingnya edukasi mengenai infeksi saluran kemih bertujuan untuk mengurangi infeksi berulang baik itu pada anak maupun pada dewasa khususnya lansia. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan informasi mengenai ISK, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan pencegahan ISK, serta deteksi melalui pemeriksaan urine di Panti St. Anna. Terdapat 50 peserta, dan 35 diantara mengikuti skrining pemeriksaan urine. Pentingnya bagi masyarakat untuk mengenai cara pencegahan ISK, serta mau memeriksakan dirinya dengan pemeriksaan urine lengkap. Dengan melakukan hal ini, diharapkan dapat terdeteksi dini, mendapat pengobatan yang adekuat sehingga terhindar dari komplikasi. Diharapkan masyarakat, khususnya dewasa usia lanjut dapat lebih sadar mengenai pentingnya mengenai infeksi saluran kemih dan ikut mendukung pemeriksaan urine lengkap sebagai upaya skrining infeksi saluran kemih.
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA ALBUMIN DALAM PENYEMBUHAN LUKA PADA LANSIA Olivia Charissa; Alexander Halim Santoso; Joshua Kurniawan; Dean Ascha Wijaya; Fiona Valencia Setiawan; Bryan Anna Wijaya; Linginda Soebrata; Angel Sharon Suros
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20843

Abstract

Secara global, populasi individu lanjut usia kian meningkat seiring waktu. Salah satu masalah yang sering dihadapi ketika beranjak lanjut usia adalah hipoalbuminemia. Prevalensi hipoalbuminemia lebih tinggi tidak hanya pada pasien rawat inap dan pasien sakit kritis, namun juga individu lanjut usia. Ulkus dekubitus merupakan tanda hipoalbuminemia dan merupakan masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia, dan umum terjadi pada lansia. Pengelolaannya memakan biaya miliaran dolar per tahun, sehingga membebani perekonomian kesehatan. Albumin dan asupan nutrisi memainkan peran penting dalam penyembuhan luka dan merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam penyembuhan luka pada lansia. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap albumin dalam PKM ini dilakukan melalui penyuluhan dan skrining atau deteksi dini penyakit pada kelompok lanjut usia. Pada kegiatan pengabdian ini digunakan tahapan kegiatan PDCA agar acara dapat berlangsung dengan baik dan efisien. Kegiatan ini mencakup 50 responden lanjut usia dengan rerata usia 75,92 (±11,14) tahun. Didapatkan 14% dari responden memiliki kadar albumin darah yang rendah (<3,5 g/dL). Dengan terlaksananya program ini diharapkan terdapat peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya albumin dalam penyembuhan luka pada lansia, sehingga kedepannya terdapat peningkatan kualitas hidup komunitas lansia dan mengurangi beban ekonomi akibat biaya perawatan akibat masalah perawatan luka.
Hubungan Tekanan Darah dan Indeks Massa Tubuh terhadap Kapasitas Vital Paru pada Remaja Sekolah Menengah Atas Eko Kristanto Kunta Adjie; Ernawati Ernawati; Grace Erdiana; Yohanes Firmansyah; Alexander Halim Santoso; Fernandho Nathaniel; Dean Ascha Wijaya
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.11997

Abstract

ABSTRACT Respiratory health can be determined based on the quality of lung function. Decreased lung capacity can affect lung function. The mechanism of this reduction depends on the underlying cause. This study aims to see the effect of body mass index (BMI) and blood pressure on lung vital capacity in adolescents. This research is a cross-sectional study conducted at the Kalam Kudus High School in June 2023, and involved teenage students in grades 10 and 11 aged 15-17 years. Analytical analysis uses the Linear Regression method, with the enter method, which aims to identify the factors that most influence the dependent variable. The results of the regression test stated that only BMI had a statistically significant effect on lung vital capacity (p-value: <0.001). From the analysis results, it was found that BMI significantly affects lung vital capacity. Further research is needed to assess other factors that affect lung vital capacity. Keywords: Lung Vital Capacity, Blood Pressure, BMI  ABSTRAK Kesehatan saluran pernafasan dapat ditentukan berdasarkan kualitas fungsi paru-paru. Penurunan kapasitas paru dapat memengaruhi fungsi paru-paru. Mekanisme dari penurunan tersebut bergantung pada penyebab yang mendasari. Penlitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari indeks masa tubuh (IMT) dan tekanan darah terhadap kapasitas vital paru pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kalam Kudus pada bulan Juni 2023, dan melibatkan siswa-siswi remaja yang berada di kelas X dan XI berusia 15-17 tahun. Analisis deskriptif berupa data untuk variabel kuantitatif dan proporsi (%) untuk variabel kualitatif. Analisis analitik menggunakan metode Regresi Linear, dengan enter method, yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap variabel tergantung. Hasil uji regresi menyatakan bahwa hanya IMT yang berpengaruh signifikan secara statistik dengan kapasitas vital paru (p-value: < 0,001). Dari hasil analisis didapatkan IMT memengaruhi kapasitas vital paru secara signifikan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai faktor lain yang memengaruhi kapasitas vital paru. Kata Kunci: Kapasitas Vital Paru, Tekanan Darah, IMT
Korelasi Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester Tiga dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Ciawi Ajeng Normala; Fernando Nathaniel; William Gilbert Satyanegara; Bruce Edbert; Dean Ascha Wijaya; Yohanes Firmansyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.11758

Abstract

ABSTRACT Anemia during pregnancy is generally considered a risk factor for preterm delivery, low birth weight (LBW) infants, and other poor pregnancy outcomes. This cross-sectional study aimed to determine the correlation between third-trimester maternal hemoglobin levels and the occurrence of LBW meeting the criteria, using non-random consecutive sampling based on medical records from Ciawi Regional General Hospital during the period of July 2023. The variables in this study were maternal third-trimester hemoglobin levels and the occurrence of LBW. Statistical analysis utilized the Spearman test. Out of 320 respondents, the mean age was 29.68 years. The mean hemoglobin level was 9.24 g/dL. The mean birth weight was 1,852.06 grams. The results of the analysis were not statistically significant, with a correlation between the two variables of rs=0.058, p=0.301. The cutoff value for hemoglobin levels at 9 g/dL was the highest risk for causing births with a weight <2500 grams in the anemia group. The results of this study indicated that hemoglobin levels below 9 g/dL posed the highest risk for LBW and very LBW occurrence. Keywords: Anemia, Haemoglobin Level, Low Birth Weight, Pregnancy  ABSTRAK Anemia selama kehamilan umumnya dianggap sebagai faktor risiko untuk persalinan prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan hasil kehamilan yang buruk lainnya. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester 3 dengan kejadian BBLR yang memenuhi kriteria dengan non-random consecutive sampling menggunakan data rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi pada periode Juli 2023. Variabel dalam penelitian ini yaitu kadar hemoglobin pada trimester ketiga ibu hamil dan kejadian BBLR. Analisis statistik menggunakan uji Spearman. Dari 320 responden, rata-rata usia adalah 29,68 tahun. Rerata kadar hemoglobin sebesar 9,24 g/dL. Rerata berat badan lahir sebesar 1.852,06 gram. Hasil analisis tidak signifikan secara statistik dengan korelasi antara kedua variabel, rs=0.058, p= 0,301. Nilai cut-off kadar hemoglobin sebesar 9 g/dL merupakan risiko tertinggi untuk menyebabkan kelahiran dengan berat <2500 gram pada kelompok anemia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kadar hemoglobin kurang dari 9 g/dL merupakan risiko tertinggi terhadap kejadian BBLSR dan BBLASR. Kata Kunci: Anemia, Berat Bayi Lahir Rendah, Kadar Hemoglobin, Kehamilan