Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Dimensi Metrik Hasil Operasi Korona Antara Graf Lintasan Dengan Graf Lengkap (P_N ⨀ K_M) Dan Graf Sikel Dengan Graf Lintasan (C_N ⨀ Mp_2) Petrus Fendiyanto
Primatika : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.713 KB) | DOI: 10.30872/primatika.v8i1.138

Abstract

Graf merupakan suatu (V, E) dengan V adalah himpunan simpul dan E adalah himpunan edge, yaitu pasangan simpul dari V. Jika G adalah graf terhubung, jarak antara dua simpul u dan v di G dinotasikan dengan adalah panjang lintasan terpendek di antara keduanya. Untuk himpunan terurut dari simpul-simpul dalam graf terhubung G dan simpul v pada V(G), representasi dari v terhadap W dinotasikan untuk setiap simpul v pada V(G) berbeda, maka W disebut himpunan resolving dari V(G). Jika r(v|W) untuk setiap simpul v V(G) berbeda, maka W disebut himpunan pembeda dari V(G). Himpunan pembeda dengan kardinalitas minimum disebut himpunan pembeda minimum (basis metrik), dan kardinalitas dari basis metrik tersebut dinamakan dimensi metrik dari G dinotasikan dim(G). Operasi korona pada dua buah graf G dan H, dinotasikan dengan G H, didefinisikan sebagai graf yang diperoleh dari salinan p-simpul graf G untuk setiap simpul di Hi. Jika G adalah graf hasil maka dim(G) = dan jika G adalah grah hasil (Cn mP2), maka dim(G) = nm.
Menghitung Kapasitas Runway Menggunakan Petri Net Dan Aljabar Max-Plus Petrus Fendiyanto
Primatika : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.71 KB) | DOI: 10.30872/primatika.v8i2.145

Abstract

Bandara Internasional Juanda merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang tiap tahun jumlah penumpangnya mengalami peningkatan. Begitu juga dari sisi pergerakan pesawat juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Yang dimaksud pergerakan pesawat adalah total pesawat yang mendarat dan yang lepas landas di runway. Menurut Operation Junior Manager Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia), kapasitas maksimal runway Bandara Juanda adalah 28 pergerakan peasawat take off/landing per jam. Namun yang terjadi belakangan dapat mencapai 34 pergerakan pesawat per jam. Penelitian ini dimaksudkan bagaimana menentukan kapasitas runway sebagai batas maksimum banyaknya pergerakan pesawat di runway dalam tiap jamnya dengan menggunakan petri net dan aljabar max-plus sebagai alat pemodelannya. Dalam mengerjakan penelitian ini, dibuat model petri net dari alur pergerakan pesawat yang dimulai dari saat pesawat bergerak menuju exit taxiway kemudian menuju ke runway dan selanjutnya meninggalkan bandara (take off) dan proses landing dimulai dari posisi pesawat di approach (siap landing), dan selanjutnya bergerak menuju ke runway. Kemudian membuat model aljabar max-plus dari model petri net dan terakhir menganalisis sifat keperiodikan sistem tersebut. Dari hasil simulasi model aljabar max-plus diperoleh bahwa dalam 60 menit pertama, sebanyak 15 pesawat yang take off dan 15 pesawat yang landing, artinya kapasitas runway Bandara Internasional Juanda adalah 30 pesawat (take off/landing) dalam tiap jamnya.
Perbandingan Klasifikasi Penjurusan Peserta Didik pada Model Diskriminan dan Regresi Logistik Multinomial Nanda Arista Rizki; Petrus Fendiyanto; Ainun Jariah
METIK JURNAL Vol 4 No 2 (2020): METIK Jurnal
Publisher : LP3M Universitas Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47002/metik.v4i2.177

Abstract

Pandemi covid-19 yang mengancam hingga seluruh penjuru dunia, membuat kebijakan mengenai Ujian Nasional dihapuskan. Hal ini berakibat terhadap sistem penjurusan di SMAN 2 Samarinda hanya berdasarkan nilai ujian sekolah dan peminatan saja. Hasil penjurusan yang dilakukan oleh sekolah dapat dimodelkan melalui metode klasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ketepatan hasil prediksi penjurusan dari diskriminan dan regresi logistik multinomial. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ujian sekolah dan hasil penjurusan peserta didik kelas X di SMAN 2 Samarinda. Tahapan analisis yang dilakukan adalah statistika deskriptif, pembentukan model analisis diskriminan, pembentukan model regresi logistik multinomial, penentuan model terbaik, dan interpretasi model terbaik. Proporsi pembagian data training dan data testing yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 60:40, 70:30, 80:20, dan 90:10 dengan resampling bootstrap B=1000. Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka model regresi logistik multinomial dipilih sebagai model terbaik yang menggambarkan kondisi penjurusan peserta didik di SMAN 2 Samarinda. Hal ini dikarenakan tingkat akurasinya lebih tinggi dibandingkan pada model diskriminan untuk setiap kemungkinan dalam pembagian proporsi data training dan testing. Dengan demikian, semakin tinggi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPS, maka hasil penjurusannya cenderung tidak pada jurusan Bahasa dan budaya. Namun semakin tinggi nilai Bahasa Inggris, maka hasil penjurusannya cenderung terletak pada jurusan Bahasa dan budaya. Perbedaan antara jurusan IPS dan jurusan MIPA dibanding jurusan Bahasa dan budaya, nampak pada nilai mata pelajaran IPA.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa berkepribadian ekstrovert dan introvert Petrus Fendiyanto; Elmerillia Faridhatijannah; Zainuddin Untu
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2022): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v13i2.12071

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa berkepribadian ekstrovert dan introvert pada materi program linier. Subjek penelitian adalah siswa ekstrovert dan siswa introvert dari kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 10 Samarinda yang memiliki kemampuan tinggi. Adapun instrumen penelitian berupa angket, tes tertulis, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data yaitu angket, tes tertulis dan wawancara. Teknik analisis data yaitu pengumpulan  data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa ekstrovert dan introvert pada penelitian ini melakukan kesalahan yang sama, yaitu salah dalam menentukan symbol yang digunakan dalam model matematika terutama pada symbol pertidaksamaan yang digunakan, dan pada penelitian ini siswa ekstrovert cenderung lebih runtut dan detail dalam menyelesaikan soal daripada siswa introvert
Development of Mathematical Literacy Problems using East Kalimantan Context Rusdiana Rusdiana; Auliaul Fitrah Samsuddin; Achmad Muhtadin; Petrus Fendiyanto
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 1: Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v7i1.1885

Abstract

A deep understanding of advanced mathematics is essential. This is without doubt. However, mathematics that is applicable on daily life is deemed more important. At least for the ones that does not belong to pure mathemacs field. One des not need to be a mathematics professor to be able to predict commute time to their work or to decide which clothes to buy with given amount of discount. This is also known as mathematical literacy. One of the key features of mathematical literacy is the integration of context. Developing or designing mathematical literacy task with local context is one of efforts to promote students’ mathematical literacy. This is because students are already familiar with the context hence they cam understand the problem statement better. The current study is design research aiming to develop mathematical literacy problems with East Kalimantan context. There are two phases in this research. The first phase is the preliminary phase. Here, PISA 2012 mathematics problems are reviewed and then researchers developed prototype problems with equal level but based on East Kalimantan context. There were nine mathematical literacy problems were developed in this phase. The second phase is the formative evaluation which consists of self evaluation, expert review and field test. From the process, nine valid items of problems with local context for measuring students’ mathematical literacy are obtained.
Pendampingan Orang Tua dalam Pembuatan Media Belajar Matematika di Kelurahan Sungai Pinang Luar Kota Samarinda Ikmawati Ikmawati; Auliaul Fitrah Samsuddin; Siti Najmiah; Dwi Rizki Ramadhan; Rusdiana Rusdiana; Zainuddin Untu; Achmad Muhtadin; Petrus Fendiyanto; Nanda Arista Rizki; Kurniawan Kurniawan
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6384

Abstract

Pembelajaran matematika untuk anak usia dini harus merupakan proses yang menyenangkan. Untuk itu dibutuhkan media pembelajaran yang membuat pembelajaran anak bermakna namun tetap menyenangkan. Tujuan pengabdian ini adalah mendampingi orang tua khususnya ibu membuat media pembelajaran matematika sederhana. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2022. Peserta pengabdian ini terdiri dari 20 ibu rumah tangga sekaligus anggota PKK di kelurahan Sungai Pinang Luar. Metode yang digunakan adalah presentasi serta pendampingan praktik pembuatan media belajar. Hasil yang diperoleh adalah para peserta pelatihan mampu membuat media belajar matematika sederhana yang bahan-bahannya mudah ditemukan. Setelah penelitian ini diharapkan para orang tua lebih termotivasi dalam mendampingi pembelajaran matematika anak di rumah.Mathematics learning, especially for preschool children, should be a fun process. Therefore, what is needed is a learning media which promotes fun and, at the same time, meaningful learning. The current community service aims to guide parents, especially mothers, to make simple learning media. The participants comprised 20 women and members of the Family Welfare Movement (PKK) in Sungai Pinang Luar Sub-district. Presentation and practice are methods employed in this community service. The Renault showed that participants could use attainable material to make simple mathematics learning media. It is expected that after this activity, parents become more engaged in supporting their children's mathematics learning.
PENDAMPINGAN MENDESAIN SOAL LITERASI MATEMATIKA MODEL PISA DENGAN PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA (KONTEKS SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KUTAI) Achmad Muhtadin; Nanda Arista Rizki; Petrus Fendiyanto
Al-Khidmat Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v6i1.17697

Abstract

AbstrakProgramme for International Student Assessment (PISA) diprakarsai oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menginisisasi melakukan evaluasi sistem pendidikan suatu negara di seluruh dunia. PISA melakukan tes literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains siswa berusia 15 tahun secara acak di suatu negara setiap tiga tahun sekali. Hasil studi PISA untuk literasi matematika, siswa Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Agar siswa memiliki kemampuan literasi matematika yang bisa bersaing secara global, maka standar kompetensi literasi guru matematika masih perlu ditingkatkan kualitasnya, khususnya terkait dengan penyusunan soal literasi matematika yang sesuai model PISA dengan konteks setempat. Kegiatan ini memberikan pelatihan keterampilan dalam mendesain soal literasi matematika model PISA untuk guru matematika di kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan pendekatan etnomatematika (konteks sosial budaya masyarakat Kutai). Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah agar mitra nantinya mampu mendesain soal-soal literasi matematika model PISA dalam pembelajaran di kelas dengan pendekatan etnomatematika masyarakat Kutai yang mudah dipahami dan familiar bagi siswa. Metode kegiatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah: (1) Metode ceramah digunakan untuk memberikan pemahaman mengenai soal matematika model PISA, literasi matematika, dan soal-soal matematika menggunakan konteks sosial budaya Kutai (etnomatematika); (2) Metode demonstrasi diberikan untuk melatih dan mendampingi guru mendesain soal literasi matematika model PISA menggunakan konteks sosial budaya Kutai (etnomatematika) dan (3) Metode praktik, peserta mempraktikkan semua materi yang sudah didapatkan sebelumnya.  Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan guru matematika mampu mendesain soal-soal literasi matematika model PISA menggunakan konteks sosial budaya masyarakat Kutai (etnomatematika). AbstractThe Program for International Student Assessment (PISA) initiated by the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) has initiated an evaluation of the education systems of a country around the world. PISA tests reading literacy, mathematical literacy and scientific literacy of 15-year-old students at random in some country every three years. The PISA results for mathematical literacy, students in Indonesia are still far from what is expected. In order for students to have mathematical literacy skills that can compete globally, the literacy competency standards of mathematics teachers in Indonesia still need to be improved in quality, especially related to making mathematical literacy problems according to the PISA model with the local context. The purpose of this activity is so that partners will be able to design PISA model mathematical literacy problems in classroom learning with an ethnomathematical approach of Kutai community that is easy to understand and familiar for students. The activity methods used in this training are: (1) Lecture method is used to provide an understanding of PISA model math problems, mathematical literacy, and math problems using the socio-cultural context of Kutai (ethnomathematics); (2) The demonstration Method is given to train and assist teachers in designing PISA model math literacy problems using the Kutai socio-cultural context (ethnomathematics) and (3) Practice Method, the participants to practice all the material that has been previously obtained. The results of the activities that have been carried out by mathematics teachers are able to design mathematical literacy problems PISA model using the socio-cultural context of the Kutai community (ethnomathematics). 
Workshop Pendampingan Literasi Guru Matematika SMP Dengan Pendekatan Konteks Sosial Budaya Kutai di Kabupaten Kutai Kartanegara Petrus Fendiyanto; Nanda Arista Rizki; Achmad Muhtadin; Ikmawati Ikmawati; Auliaul Fitrah Samsudin; Kurniawan Kurniawan
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i3.7692

Abstract

Literasi matematika menggunakan konteks sosial budaya masyarakat sekitar siswa akan membantu siswa dalam memaksimalkan kemampuan literasi matematikanya. Kegiatan workshop etnomatematika ini ditujukan kepada guru matematika SMP di Kabupaten Kartanegara agar dapat membuat dan mengembangkan soal literasi matematika dengan pendekatakan konteks sosial budaya masyarakat Kutai. Model pembelajaran yang dilakukan selama kegiatan menggunakan model Project Based Learning (PjBL), yang dimulai tahap persiapan, pelaksanaan, hingga penutup. Sejumlah 28 guru matematika SMP berpartisipasi dalam kegiatan ini. Seluruh peserta mengumpulkan tugas proyek individu dan kelompok. Di akhir kegiatan, peserta diberi angket respon selama mengikuti workshop dan diperoleh nilai rata-rata di atas 80%. Konteks sosial budaya masyarakat kutai yang digunakan dalam soal literasi meliputi ulap doyo, tas anjat, baju manik-manik, amplang, tradisi Erau, dan objek wisata Desa Pela. Desain soal-soal literasi matematika dikumpulkan untuk menyempurnakan modul workshop dan telah mendapatkan HKI.Mathematical literacy using the socio-cultural context of the community around students will help students maximize their mathematical literacy skills. This ethnomathematics workshop activity is aimed at junior high school mathematics teachers in Kartanegara Regency, so they can create and develop mathematical literacy questions by approaching the social–cultural context of the Kutai community. The workshop participants were given a Project-based learning (PjBL) model during the activity. This activity started from the preparation, implementation, and closing stages. The participants in this workshop are 28 junior high school mathematics teachers. All participants were given an activity response questionnaire at the end of the workshop and obtained an average value above 80%. Workshop participants can design mathematical literacy questions using the socio-cultural context of the Kutai people. The context used includes doyo ulap, anjat bag, manik-manik dress, amplang, Erau tradition, and Pela village tourist attraction. Mathematical literacy problem designs were collected to complete the workshop module and have been copyrighted. 
Implementasi Pohon Keputusan untuk Klasifikasi Cara Belajar Mahasiswa Mandiri dan Berkelompok Berdasarkan Sumber Belajarnya Nanda Arista Rizki; Mutiara Mumtaza; Carolina Fadia Dewi; Dhira Syahlafandi; Petrus Fendiyanto
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, Universitas Mulawarman Vol 3 (2023): Pembelajaran Berdeferensiasi dalam Mewujudkan Generasi Pancasila Unggul melalui Pembel
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahasiswa dapat belajar secara mandiri atau berkelompok. Cara belajar ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber belajarnya dengan menggunakan pohon keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pohon keputusan yang dapat mengklasifikasi cara belajar mahasiswa mandiri dan berkelompok berdasarkan sumber belajarnya. Atribut pembentuk pohon keputusan ini adalah sumber belajar YouTube, buku cetak, buku elektronik, jurnal, Podcast, dan les/kursus. Data diambil dari 111 Mahasiswa yang masih mengambil mata kuliah. Berdasarkan hasil penelitian, terbentuklah 10 aturan implikasi dengan sumber belajar YouTube sebagai faktor penentunya.
Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah matematika Pada Materi Bilangan Bulat Dan Pecahan Jefri Febrianto; Petrus Fendiyanto; Suriaty Suriaty; Kukuh Kukuh
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, Universitas Mulawarman Vol 3 (2023): Pembelajaran Berdeferensiasi dalam Mewujudkan Generasi Pancasila Unggul melalui Pembel
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi bilangan bulat dan pecahan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 35 Samarinda tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Samarinda tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 58 siswa dan objek penelitian adalah kemampuan siswa menyelesaikan masalah matematika pada materi bilangan bulat dan pecahan berdasarkan langkah-langkah menyelesaikan masalah menurut Polya. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi bilangan bulat dan pecahan secara keseluruhan tidak terdapat siswa dengan kategori kemampuan sangat baik, 1 siswa dengan kategori kemampuan baik, 11 siswa dengan kategori cukup, 26 siswa dengan kategori kurang, dan 20 siswa dengan kategori sangat kurang. Berdasarkan tahap menyelesaikan masalah yaitu tahap memahami masalah sebesar 46,98% termasuk ke dalam kategori kemampuan cukup, tahap merencanakan penyelesaian masalah sebesar 11,64% termasuk ke dalam kategori kemampuan sangat kurang, tahap melaksanakan penyelesaian sebesar 28,45% termasuk ke dalam kategori kemampuan kurang, dan tahap memeriksa kembali sebesar 27,48% termasuk ke dalam kategori kemampuan kurang. Persentase rata-rata tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi bilangan bulat adalah 27,48%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika pada materi bilangan bulatr dan pecahan tahun ajaran 2022/2023 tergolong kategori kurang.