Antonius P. Rumengan
Universitas Sam Ratulangi

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS

ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA VEGETASI MANGROVE DI SEKITAR MARINE FIELD STATION UNIVERSITAS SAM RATULANGI KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA (Estimation of Stored Carbon in Mangrove Vegetation Around Marine Field Station Sam Ratulangi University Olivio E. De Jesus Soares; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Farnis B. Boneka; Calvyn F. A. Sondak
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53076

Abstract

Mangroves are plants that are able to survive in coastal areas under environmental conditionsthat are influenced by tides and muddy seawater. Mangrove forests have an ecological function, whichis to play a role in efforts to mitigate global warming because mangrove forests absorb and store carbondioxide (CO2) which is carried out through the process of photosynthesis and storing it in biomass stock.There are 2 objectives of this study, namely: (1) to estimate the carbon stored in mangrove vegetationin Likupang District, North Minahasa Regency (2) to find out how much potential carbon stock is storedin mangrove vegetation and absorption of carbon dioxide (CO2) on mangrove stands. The method usedin this study was a sample plot transect line (Dharmawan and Pramudji, 2001). Based on the resultsobtained from the calculation of the biomass and carbon stock stored in mangrove vegetation inLikupang District, North Minahasa Regency, it can be seen that the average value is 452.42 tons/hawith a carbon content or the amount of carbon stored is 212.64 tons C/ ha or equivalent to 780.38 tonsof CO2/ha.Keywords: Mangrove Vegetation, Carbon, North Minahasa ABSTRAKMangrove merupakan tumbuhan yang mampu bertahan hidup di daerah pesisir pantai dengandi bawah kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan berlumpur. Hutanmangrove memiliki salah satu fungsi ekologis yaitu berperan dalam upaya mitigasi pemanasan globalkarena hutan mangrove sebagai penyerap dan penyimpan karbon dioksida (CO2) yang dilakukanmelalui proses fotosintesis dan menyimpannya dalam stok biomassa. Tujuan dari penelitian ini ada 2yaitu: (1) mengestimasi karbon tersimpan pada vegetasi mangrove di Kecamatan Likupang, KabupatenMinahasa Utara, dan (2) mengetahui berapa besar potensi stok karbon tersimpan pada vegetasimangrove dan serapan karbondioksida (CO2) atas tegakan mangrove. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah garis transek petak contoh (Dharmawan dan Pramudji, 2001). Berdasarkan hasilyang diperoleh dari perhitungan biomassa dan stok karbon yang tersimpan pada vegetasi mangrove diKecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, dapat nilai rata-rata sebesar 452,42 ton/ha dengankandungan karbon atau jumlah karbon tersimpan sebesar 212,64 ton C/ha atau setara 780,38 tonCO2/ha.Kata Kunci: Vegetasi Mangrove, Karbon, Minahasa Utara
ANALISIS BIOMASSA MANGROVE DAN INDEKS NILAI PENTING DI DESA RATATOTOK TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA Cosme B. De C. Da Costa; Antonius P. Rumengan; Ping A. Angmalisang; Indri S. Manembu; Frans Lumuindong; Fitje Losung
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53333

Abstract

Mangrove forest is an ecosystem that lives in coastal areas and has muddy substrates and river mouths influenced by seawater and it is able to live in areas with high salinity ranges. Mangroves absorb CO2 during photosynthesis, then convert it into carbohydrates by storing it in biomass in, roots, and leaves. This study aimed to identify mangrove species, examine the structure of the mangrove community, analyze the importance value index, and determine the value of mangrove biomass in East Ratatotok Village, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The method used in this study is the quadrant line transect method which examines the importance value index and the amount of biomass in mangroves using a mangrove biomass determination algorithm. Based on the results of this study, four types of mangroves were found, namely Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculate, Ceriops tagal, and Sonneratia alba. The type of R. mucronata dominates the mangrove species in East Ratatotok, Southeast Minahasa Regency. The analysis results of East Ratatotok mangrove biomass values are quite high, ranging from 113.15 to 239.03 tons/ha.Keywords: Mangrove, IVI, Biomass, East RatatotokABSTRAKHutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang hidup di daerah pesisir pantai dan memiliki substrat berlumpur, muara sungai yang dipengaruhi oleh air laut serta dapat hidup di daerah dengan rentang salinitas yang tinggi. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar, batang, ranting, dan daun Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengidentifikasi jenis mangrove, mengkaji struktur komunitas mangrove dan menganalisis indeks nilai penting serta mengetahui nilai biomassa mangrove di Desa Ratatotok Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode garis transek kuadrat yang meneliti indeks nilai penting dan jumlah biomassa pada mangrove menggunakan algoritma penentuan biomassa mangrove. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal, dan Sonneratia alba. Jenis R. mucronata mendominasi jenis-jenis mangrove yang di Ratatotok Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil analisis nilai biomassa mangrove Ratatotok Timur cukup tinggi berkisar antara 113.15 hingga 239.03 ton/ha.Kata kunci: Mangrove, INP, Biomassa, Ratatotok Timur
KEANEKARAGAMAN SPONS DI KAWASAN PANTAI KINAMANG KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Putra Musak; Deiske A. Sumilat; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Esther D. Angkouw; Suzanne L. Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53334

Abstract

Spons are primitive living settled animals that are filter feeder. These animals are commonly found in tropical and sub-tropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific articles of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transec belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of the clionaidae family and the lowest sponge species composition is 7 m depth is 0%, the lower species in 14m depths is 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas at depths of 14 meters with the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado.Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive ContentABSTRAKSpons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi yaitu dari famili clionaidae dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0%, jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado.Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioaktif
PENGARUH TIMBAL ASETAT (Pb (CH3COO)2) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT Nannochloropsis oculata Joshua W.T. Mailoor; Kurniati Kemer; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Erly Y. Kaligis; Veibe Warouw
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53340

Abstract

Microalgae are simple unicellular or multicellular microorganisms that are able to bind CO2 andcan absorb solar energy for the process of photosynthesis so that microalgae can convert inorganiccompounds into organic compounds. The organic compounds contained in microalgae arecarbohydrates, proteins, nucleic acids, and fats. The purpose of this study was to determine the growthand density of the microalgae Nannochloropsis oculata from the start of the culture to the exponentialphase and then proceed with the administration of lead acetate with 3 different concentrations. Thedensity of microalgae cells from the beginning of the culture to the exponential phase was on the 11day of observation. In the exponential phase, microalgae gave lead acetate treatment to 3 containerswith concentrations of 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm and 1 control container without treatment. The growthof Nannochloropsis oculata cell density with lead acetate administration experienced a decrease ingrowth when compared to the control container (without lead acetate treatment).Keywords: Microalgae, Nannochloropsis oculata, Lead Acetate ABSTRAKMikroalga merupakan mikroorganisme uniseluler atau multiseluler sederhana yang mampumengikat CO2 dan dapat menyerap energi matahari untuk proses fotosintesis sehingga mikroalga dapatmengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Senyawa organik yang terkandung dalammikroalga yaitu karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pertumbuhan dan kepadatan mikroalga Nannochloropsis oculata dari awal kultur sampaipada fase eksponensial kemudian dilanjutkan dengan perlakuan pemberian timbal asetat dengan 3konsentrasi yang berbeda. Kepadatan sel mikroalga dari awal kultur sampai pada fase eksponensialyaitu pada hari ke-11 pengamatan. Pada fase eksponensial, mikroalga diberikan perlakuan timbalasetat ke dalam 3 wadah dengan konsentrasi 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm serta 1 wadah kontrol tanpaperlakuan. Pertumbuhan kepadatan sel Nannochloropsis oculata dengan pemberian timbal asetatmengalami penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan wadah kontrol (tanpa perlakuan timbalasetat). Kata kunci : Mikroalga, Nannochloropsis oculata, Timbal Asetat
INDEKS NILAI PENTING KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH PESISIR DESA MINANGA DUA, KECAMATAN PUSOMAEN, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA Bella R. Lelewa; Antonius P. Rumengan; Calvyn F. A. Sondak; James J. H. Paulus; Carolus P. Paruntu; Deiske. A. Sumilat
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.54295

Abstract

Mangrove forests can be used indirectly as a resource in coastal areas. Besides, mangrove forests have dual functions that other ecosystems cannot replace. This research aims to identify types of mangrove communities on the Minanga Dua coast in Pusomaen District, Southeast Minahasa Regency. Field data was collected via line transects. The research found two types of mangroves: Sonneratia alba and Avicennia marina. The Avicennia marina mangrove dominates ecologically in the mangrove community habitat in Minanga Dua Village. The highest Importance Value Index (INP) is owned by the type/species of Avicennia marina in each transect, respectively: transect 1 (300.00%), transect 2 (257.42%), and transect 3 (248.51 %). Meanwhile, for the INP Sonneratia alba type in transect 1 (none), transect 2 (42.58%), and transect 3 (51.49%). The diversity index on transect 2, which has the highest diversity of all transects, shows that the Avicennia marina species is more abundant than the Sonneratia alba species in the mangrove forest community habitat of Minanga Dua Village. Keywords: Important Value Index, Community, Mangrove, Minanga Dua ABSTRAKHutan mangrove secara tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya di wilayah pesisir. Selain itu, hutan mangrove mempunyai fungsi ganda yang tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis komunitas mangrove di pesisir Minanga Dua di Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Data lapangan dikumpulkan melalui transek garis. Penelitian menemukan dua jenis mangrove: Sonneratia alba dan Avicennia marina. Mangrove Avicennia marina mendominasi secara ekologis pada habitat komunitas mangrove di Desa Minanga Dua. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi dimiliki oleh jenis/spesies Avicennia marina pada masing-masing transek, masing-masing: transek 1 (300,00%), transek 2 (257,42%), dan transek 3 (248,51%). Sedangkan untuk jenis INP Sonneratia alba pada transek 1 (tidak ada), transek 2 (42,58%), dan transek 3 (51,49%). Indeks keanekaragaman pada transek 2 yang mempunyai keanekaragaman tertinggi dari seluruh transek menunjukkan bahwa spesies Avicennia marina lebih melimpah dibandingkan spesies Sonneratia alba pada habitat komunitas hutan mangrove Desa Minanga Dua. Kata Kunci: Indeks Nilai Penting, Komunitas, Mangrove, Minanga Dua
STRUKTUR KOMUNITAS KAWASAN MANGROVE DI DESA TALENGEN KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Vinsensius V. Makawaehe; Calvyn F. A. Sondak; Antonius P. Rumengan; Erly Y. Kaligis; Kakaskasen A. Roeroe; Khristin I.F. Kondoy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54990

Abstract

Mangroves are vegetation that grows on the tidal area and can grow on muddy, sandy and mix substrates. The purpose of this study was to determine the type, community structure, measure the diameter of mangrove trees, and mangrove community structures data. The data was taken using the line transect quadrat method. The results of the study found that there were three types of mangroves, namely Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza and Sonneratia alba. The highest species density and the highest relative belong to R. mucronata 0.11 Ind/m2 and 75.71% respectively. The highest value of frequency and relative frequency was found on mucronata with a value of 1.00 and a relative 62.50%. The highest species cover value wasfound on B.gymnorrhizawith a value of 20.04 cm2/ha and relative cover 63.24%. The highest important Value Index belongs to R. mucronata with a value of 234.70%. The diversity index value with a value of 0.68 is included in the low category because H'<1. The tree diameter range were mucronata 3.82 to 29.62 cm, B. gymnorrhiza is 3.82 to 45.22. cm, and S. alba 10.82 to 22.61cm. Key Words: Talengen Village, Mangrove, Community Structure ABSTRAK Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh pada daerah pasang surut dan dapat tumbuh pada substrat berlumpur, berpasir dan bercampur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, struktur komunitas, mengukur diameter pohon mangrove, dan mengumpulkan data struktur komunitas mangrove menggunakan metode transek garis. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat tiga jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata, Bruguiera.gymnorrhiza dan Sonneratia alba. Kepadatan spesies tertinggi dan relatif tertinggi dimiliki oleh R. mucronata masing-masing 0,11 Ind/m2 dan 75,71%. Nilai frekuensi dan relatif tertinggi terdapat pada R. mucronata dengan nilai 1,00 dan relatif 62,50%. Nilai tutupan spesies tertinggi terdapat pada B.gymnorrhiza dengan nilai 20,04 cm2/ha dan relatifnya 63,24%. Nilai Indeks Nilai Penting tertinggi terdapat pada R. mucronata dengan nilai sebesar 234,70%. Nilai indeks keanekaragaman dengan nilai 0,68 termasuk dalam kategori rendah karena H'<1. Diameter pohon di Desa Talengen adalah R. mucronata 3,82-29,62 cm, B. gymnorrhiza 3,82- 45,22. cm, spesies S. alba berkisar antara 10,82 hingga 22,61 cm. Kata Kunci: Desa Talengen, Mangrove, Struktur komunitas
AKUISISI DATA SURVEI PARAMETER TINGGI POHON DAN LUASAN VEGETASI MANGROVE MENGGUNAKAN WAHANA UDARA NIR-AWAK (DRONE) Noviantika Rumengan; Ping Astony Angmalisang; Antonius P. Rumengan; Royke M. Rampengan; Hermanto W.K. Manengkey; Nurdin Jusuf
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54993

Abstract

The image of an unmanned vehicle (Drone) is an image/photo obtained from an aerial survey using an unmanned aerial vehicle above the earth's surface at a low altitude and the resolution of the photo obtained is very detailed. The use of drones is a mapping solution for a high level of detail because drone images include high resolution images that can provide more detailed information about the mangrove ecosystem, including the height of mangrove trees and their area. The purpose of this study was to compare the area and height of mangrove trees using a drone with in- situ measurements. The method used is measuring tree height using in- situ data and drone data. Remote sensing survey research using drones can be concluded as a solution to acquire mangrove biophysical parameters. Especially the height and area of mangrove trees, measuring the height of mangroves using drones also needs to be studied more deeply in further research. Based on the results of the analysis carried out at this stage by comparing tree height data in DSM from aerial photographs and tree height data in the field, the difference is in the range of 0.21m to 1.95m, with an average of 0.78 meters. And the area is a fairly significant area with the data obtained. Keywords: Survey, drone, mapping, mangrove. ABSTRAK Citra wahana nir-awak (Drone) merupakan citra/foto yang diperoleh dari survei udara menggunakan pesawat nir-awak yang mengudara di atas permukaan bumi pada ketinggian yang rendah dan resolusi foto yang diperoleh sangat detail. Penggunaan drone menjadi solusi pemetaan untuk tingkat detail tinggi karena citra drone termasuk citra resolusi tinggi yang dapat memberikan informasi lebih detail mengenai ekosistem mangrove termasuk tinggi pohon mangrove dan luasannya. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan luasan dan tinggi pohon mangrove menggunakan wahana nir-awak (drone) dengan pengukuran in-situ. Metode yang digunakan pengukuran tinggi pohon menggunakan data in-situ dan data drone. Penelitian survei penginderaan jauh dengan menggunakan nir-awak (drone) dapat disimpulkan sebagai solusi untuk mengakuisisi parameter biofisik mangrove. Terutama tinggi dan luasan pohon mangrove, mengukur ketinggian mangrove menggunakan drone juga perlu dilakukan kajian lebih mendalam pada penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tahap ini dengan membandingkan data tinggi pohon pada DSM dari foto udara dan data tinggi pohon di lapangan memiliki selisih dengan kisaran 0.21m sampai dengan 1.95m, dengan rata- rata sebesar 0.78 meter. Dan luasannya merupakan luasan cukup siknifikan dengan data yang diperoleh. Kata kunci : Survey, drone, pemetaan, hutan bakau.
ANALISIS STRUKTUR KOMUNITAS DAN BIOMASSA MANGROVE DI KELURAHAN LIRANG KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG Reynaldo Mangore; Antonius P. Rumengan; Ping A. Angmalisang; Natalie D. C. Rumampuk; Rignolda Djamaluddin; Ari Berty Rondonuwu
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54994

Abstract

This research was conducted in Lirang Village, North Lembeh District, Bitung City by using quadrant and sampling methods. The study was conducted in 5 quadrants, namely the bottom (quadrant 1), the middle (quadrant 2), the top (quadrant 3), the left (quadrant 4) and the right (quadrant 5). Based on the calculation results, the highest species density and relative density were found in quadrant 3 with values of 0.09 and 87.10, respectively, with the species R. Mucronata. Likewise, in the same quadrant, the highest species frequency value was 1.00 with R. Mucronata and S. Alba species, while the relative frequency value was 75.00 with R. Mucronata. The highest species closure value was 15.09, which was owned by R. mucronata in quadrant 1, while the relative species closure value of 89.44 was owned by the same species in quadrant 3. The highest important value index of 251.53 was owned by R. mucronata is in quadrant 3. Keywords: Mangrove community structure, mangrove biomass, Lirang village ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lirang Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung dengan menggunakan metode kuadran dan sampling. Penelitian dilakukan sebanyak 5 kuadran yaitu di bagian bawah (kuadran 1), bagian tengah (kuadran 2), bagian atas (kuadran 3), bagian kiri (kuadran 4) dan bagian kanan (kuadran 5). Berdasarkan hasil perhitungan nilai kerapatan jenis dan kerapatan relatif jenis tertinggi terdapat pada kuadran 3 dengan nilai 0,09 dan 87,10 secara berturut-turut dengan jenis R. mucronata. Demikian pula pada kuadran yang sama nilai frekuensi jenis tertinggi adalah 1.00didapatijenis R. Mucronata dan S. Alba, sedangkan nilai frekuensi relatif adalah 75,00 dengan jenis R. Mucronata. Nilai penutupan jenis tertinggi adalah sebesar 15,09 dimiliki oleh R. mucronata terdapat pada kuadran 1, sedangkan nilai penutupan relatif jenis sebesar 89,44 dimiliki oleh jenis yang sama terdapat pada kuadran 3. Indeks nilai penting tertinggi sebesar 251,53 dimiliki oleh jenis R. mucronata terdapat pada kuadran 3. Kata kunci: Struktur Komunitas Mangrove, Biomassa Mangrove, Kelurahan Lirang
KAJIAN SIMPANAN KARBON PADA BIOMASSA MANGROVE DI PESISIR DESA TATENGESAN KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA Tirsa Lumbu; Antonius P. Rumengan; Carolus P. Paruntu; Suria Darwisito; Medy Ompi; Stephanus Mandagi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55001

Abstract

Mangroves are referred to as coastal forests or brackish forests, coastal forests which mean forests that live in coastal areas (coastal) which are influenced by tidal areas and coastal land. Mangroves have an important role in the absorption and storage of carbon, the amount of carbon contained in a tree is influenced by the ability of the tree to absorb carbon from the environment by the process of photosynthesis or known as the sequestration process. The purpose of this study was to identify the types of mangroves on the coast of Tatengesan and determine the carbon storage in the biomass of mangrove trees on the coast of Tatengesan. Data collection on mangrove tree vegetation was carried out in 3 transects, on the left, right and middle of the mangrove ecosystem on the Tatengesan coast. The transects were drawn perpendicular from the sea to the coast according to the thickness of the mangroves at the site. One transect has three quadrants, with a size of 10 m x 10 m. For how it works, the transect is pulled 100 m from the sea to the beach, then the quadrants are measured 10 m x 10 m using a plastic rope as a marker, and the quadrant positions are placed randomly and for 25 m intervals. The results of this study provide information that there are 3 types of mangroves, namely Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Bruguiera gymnorhiza, the value of mangrove biomass content ranges from 69.2 - 118.61 tons/ha, and the value of carbon storage in mangrove biomass. ranged from 32.52 to 55.75 tons/ha. Future research is expected to obtain time series data on the amount of carbon stored in a certain time period. Keywords: Biomass, carbon, mangrove, Tatengesan ABSTRAK Mangrove disebut sebagai hutan pantai atau hutan payau, hutan pantai yang berarti hutan yang hidup di daerah pantai (pesisir) yang dipengaruhi oleh daerah pasang surut air laut dan daratan pesisir. Mangrove memiliki peranan penting dalam hal penyerapan dan penyimpanan karbon, besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam satu pohon dipengaruhi oleh kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan dengan proses fotosintesis atau yang dikenal dengan proses sequestration. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove di pesisir Tatengesan dan mengetahui simpanan karbon pada biomassa pohon mangrove di pesisir Tatengesan. Pengambilan data pada vegetasi pohon mangrove dilakukan sebanyak 3 transek, pada bagian kiri, kanan dan tengah ekosistem man grove di pesisir Tatengesan. Transek ditarik tegak lurus dari arah laut ke pantai sesuai ketebalan mangrove di lokasi. Satu transek terdapat tiga kuadran, dengan ukuran 10 m x 10 m. Untuk cara kerjanya, transek ditarik sejauh 100 m dari laut ke pantai, kemudian kuadran diukur 10 m x 10 m dengan menggunakan tali plastik sebagai penanda, dan untuk posisi kuadran diletakkan acak dan untuk intervalnya 25 m. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jenis-jenis mangrove ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Bruguiera gymnorhiza, nilai kandungan biomassa mangrove berkisar antara 69,2 – 118,61 ton/ha, dan nilai simpanan karbon pada biomassa mangrove berkisar antara 32,52 – 55,75 ton/ha. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperoleh data time series jumlah simpanan karbon dalam suatu periode waktu tertentu. Kata kunci: Biomassa, karbon, mangrove, Tatengesan
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA PONTO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Khusnul Hotimah; Calvyn F.A. Sondak; Sandra O. Tilaar; Billy T. Wagey; Antonius P. Rumengan; Desy M.H. Mantiri
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.57803

Abstract

Hutan mangrove sangat penting untuk kehidupan biota dan lingkungan sekitarnya. Ekosistem mangrove terletak di seluruh kepulauan Indonesia. Desa Ponto merupakan daerah yang juga memiliki keanekaragaman mangrove yang cukup tinggi. Penelitian dilaksanakan di Desa Ponto Jaga Tiga Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dengan titik koordinat transek 1(1o39’45.54”U, 124o55’18.79”T), 2(1o39’26.96”U, 124o55’9.74”T),3(1o38’53.’93”U, 124o55’3.39”T), tujuan penelitian untuk mengetahui Struktur Komunitas Mangrove di Desa Ponto Jaga Tiga Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Setiap lokasi ditarik (line transect) sepanjang 100m dan diletakan 5 kuadran dari darat ke laut. Kuadran berukuran 10m x 10m, jarak antar kuadran 10m. Studi menemukan 6 spesies mangrove yaitu Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorrhiza, Xylocarpus granatum, Rhizophora mucronata, dan Avicennia alba. Nilai kerapatan tertinggi ditemukan jenis R.apiculata dan nilai kerapatan terendah yaitu X.granatum. Nilai frekuensi jenis tertinggi R.mucronata dan R.apiculata, frekuensi jenis terendah yaitu X.granatum. Nilai penutupan jenis tertinggi yaitu R.mucronata dan terendah jenis X.granatum. Indeks nilai penting tertinggi jenis R.mucronata. Indeks keanekaragaman rata-rata dengan nilai 1,02 termasuk kategori sedang. Nilai keseragaman sebesar 0,62 dengan indeks dominasi yaitu 0,81. Kata Kunci: Mangrove, Struktur Komunitas, Desa Ponto