Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Distribution and Characteristics of Internal Waves Observed During the Expedition of Jalacitra 2-2022 Banda Putra, I Wayan Sumardana Eka; Atmadipoera, Agus Saleh; Manik, Henry Munandar; Harsono, Gentio; Purwandana, Adi; Hascaryo, Anom Puji
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 29, No 3 (2024): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.29.3.359-371

Abstract

Indonesian seas have been known as the hotspot for internal waves (IWs) generation sites. The sinking tragedy of the Indonesian Naval Submarine, KRI Nanggala 402 on 21 April 2021 in the northern Bali Sea was highlights the need of detecting, mapping, and characterizing internal waves in Indonesian waters are compulsory mainly in the Indonesian Archipelago Sea Lanes (IASLs). IASLs is a gateway for sea crossings which can be used by civil navigations, intercontinental trade, and foreign military. This study focused on mapping the distribution and characteristics of internal waves qualitatively using EA 600 Single beam Echosounder (SBES) of the Indonesian Naval Vessel, KRI Rigel 933 during The Jala Citra Expedition 2-2022 Banda. The measurements were conducted around the IASLs route in the Bali Waters, Banda Waters and Buru Waters. The results show that the typical high-frequency non-linear internal waves (HFNWs) with an amplitude of less than 10 m were observed intermittently during the expedition, detected mostly in the narrow passages, rough topography and shallowing waters. Typical characteristics of internal solitary waves (ISWs) were also observed with typical amplitudes of ~20 – 65 m. An ISWs extreme events found in this study verified the "turbulent water" that was reported in in the IASLs around the Underwater Seamount (US) Nieuwerkerk waters, in 1925 during the Snellius Expedition. The detection of internal wave events using acoustic equipment, the single beam echosounder is considered effective which can later be used as the guidance for marine activities in the water column.
Rancang Bangun Alat Penentu Jarak di Bawah Air Menggunakan Metode USBL (Ultra Short Base Line) dengan Microkontroler Raspberry Pico dan Sensor Piezoelectric: Design and Construction of A Tool for Determining Underwater Distance Using USBL (Ultra Short Base Line) Method with Raspberry Pico Microcontroller and Piezoelectric Sensor Santosa, Yoyok Nurkarya; Santoso, Susilo Budi; Negara, Adhi Kusuma; Putra, I Wayan Sumardana Eka
Jurnal Hidropilar Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v10i1.340

Abstract

Ketergantungan pada peralatan impor dalam survei hidrografi dan eksplorasi bawah air mengindikasikan kebutuhan mendesak untuk mengembangkan teknologi penentu jarak bawah air yang mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem penentu jarak bawah air menggunakan metode USBL (Ultra Short Base Line) dengan Microkontroller Raspberry Pico dan sensor Piezoelectric, yang dapat memberikan solusi praktis dan ekonomis dalam survei bawah air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan perancangan, pembuatan, dan pengujian prototipe yang terdiri dari dua komponen utama: transmitter (Tx) yang mengirimkan sinyal akustik, dan receiver (Rx) yang menerima dan mengukur waktu tempuh sinyal tersebut untuk menentukan jarak. Pengujian dilakukan di kolam renang pada jarak 2 meter, 5 meter, dan 15 meter, dengan pengukuran dilakukan menggunakan osciloskop dan software Matlab untuk analisis data. Hasil pengujian menunjukkan bahwa prototipe dapat bekerja sesuai prinsip USBL, namun terdapat perbedaan akurasi pada jarak yang berbeda, dengan kesalahan rata-rata sebesar 0,2 m pada jarak 2 meter, 0,4 m pada 5 meter, dan 1,9 m pada 15 meter. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sistem penentu jarak yang dikembangkan memiliki potensi besar untuk aplikasi praktis, namun masih memerlukan peningkatan lebih lanjut dalam hal akurasi, terutama dalam pengembangan algoritma perhitungan dan stabilisasi frekuensi sinyal. Optimalisasi pada komponen elektronik, seperti penguatan sinyal dan penggunaan filter band-pass, juga disarankan untuk memperbaiki performa sistem.
Kajian Perawatan Kolam Pelabuhan dalam Aspek Hidro-Oseanografi (Studi Kasus Dermaga Sunda Pondok Dayung): Study on Port Pool Maintenance in Hydro Oeanography Aspects (Case Study on Sunda Piers Pondok Dayung) Wibowo, Nazil Syamtri Wibowo; Setiyadi, Johar; Putra, I Wayan Sumardana Eka; Astika, I Made Jiwa
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i1.263

Abstract

Salah satu pangkalan yang sangat strategis di jajaran TNI AL yaitu Pangkalan TNI AL Pondok Dayung yang terletak di Ibukota Jakarta yang merupakan pangkalan paling strategis yang tidak hanya digunakan sebagai tempat berlabuhnya bagi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Wilayah I (Koarmada I) dan Kapal TNI Angkatan Laut (KAL) di bawah Pangkalan Utama TNI AL III (Lantamal III) Jakarta. Dalam melaksanakan perawatan suatu pangkalan TNI AL diperlukan pengetahuan yang salah satunya adalah kedalaman suatu perairan, merujuk hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan analisis data multibeam echosounder, karakteristik hidrodinamika dan laju pendangkalan di area tersebut yang sangat penting sebagai acuan navigasi untuk manuver kapal juga dalam perencanaan kegiatan pengerukan di perairan Kolam Dermaga Sunda TNI AL Pondok Dayung. Untuk mengetahui karakteristik hidrodinamika yaitu dengan metode pemodelan numerik menggunakan software MIKE-21 yang dapat memvisualisasikan kondisi di lapangan. Dalam simulasi pemodelan ini, arus dibangkitkan oleh interaksi pasang surut. Berdasarkan hasil simulasi model dengan inputan data parameter batimetri, garis pantai dan pasang surut menunjukkan karakteristik pola arus di area penelitian lebih didominasi oleh pengaruh pasang surut dan morfologi bentuk garis pantai/pelabuhan. Data penelitian ini berupa data primer yang dilaksanakan pada musim timur periode tanggal 22 Juli s.d. 5 Agustus 2022. Hasil validasi dengan data elevasi pasang surut dari stasiun pasut Pondok Dayung milik Badan Informasi Geospasial (BIG), didapat hasil simulasi model pada tanggal 15 Januari s.d. 15 Februari 2022 sebagai bulan perwakilan musim barat memiliki nilai RMSE yang baik yaitu 0,100456 dengan nilai korelasi 0,9047. Selanjutnya pada periode tanggal 21 Juli s.d. 5 Agustus 2022 sebagai bulan perwakilan musim timur memiliki nilai RMSE yang baik yaitu 0,120279 dengan nilai korelasi 0,8327. Kemudian hasil validasi data arus model dengan data arus lapangan pada periode tanggal 21 Juli s.d. 5 Agustus 2022 memiliki nilai RMSE yang baik yaitu 0,014834 dengan nilai korelasi 0,6746. Tingkat laju pendangkalan pada musim barat sebesar 10,6 cm dan laju pendangkalan pada musim timur sebesar 9,2 cm menghasilkan total laju pendangkalan sebesar 19,8 cm akumulasi per tahun dan akan terjadi pendangkalan 1 m dalam waktu ± 5 tahun. Adapun kedalaman rata-rata di area kolam Dermaga Sunda yaitu 8 meter. Apabila terjadi pendangkalan sebesar 3 meter mengakibatkan kedalaman menjadi 5 meter. Sehingga estimasi pelaksanaan perawatan pengerukan sekitar 15 tahun ke depan dengan asumsi draft kapal paling dalam yaitu KRI jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan draft 4,5 meter.
Karakteristik Sebaran Klorofil-A di Perairan Teluk Jakarta: Characteristics of Chlorophyll-A Distribution in Jakarta Coastal Bay Kurniawan, Edityo Dwi; Pranowo, Widodo Setiyo; Putra, I Wayan Sumardana Eka
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.292

Abstract

Laut Jawa merupakan wilayah yang penting bagi Indonesia karena sumber daya lautnya yang signifikan. Namun, wilayah ini juga menghadapi berbagai masalah lingkungan, termasuk polusi air. Konsentrasi klorofil-a biasanya digunakan sebagai parameter untuk menilai kualitas air. Klorofil-a merupakan pigmen utama pada fitoplankton, yang berperan penting dalam proses produksi primer di ekosistem perairan. Klorofil-a berfungsi sebagai indikator penting untuk mengukur produktivitas biologis di dalam air, yang secara langsung berdampak pada berbagai aspek kehidupan akuatik. Salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi klorofil-a di Laut Jawa adalah masukan nutrien dari sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Terdapat 13 sungai dari kota Jakarta yang bermuara di Teluk Jakarta dengan membawa nutrien, sedimen, dan mikroorganisme yang dapat memengaruhi ketersediaan dan distribusi klorofil-a di ekosistem perairan. Konsentrasi klorofil-a di Perairan Teluk jakarta termasuk dalam kategori tingkat kesuburan perairan rendah atau Meso-oligotropik dengan kandungan klorofil-a berkisar antara 2-5 mg/l pada Musim Peralihan 1, yaitu pada saat curah hujan paling tinggi selama rentang waktu penelitian. Hal ini diperkuat dengan korelasi antara sebaran klorofil-a dan curah hujan BMKG dengan nilai sebesar 0,7. Klasifikasi konsentrasi klorofil-a ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menentukan tingkat pencemaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sebaran klorofil-a di Teluk Jakarta. Selain itu untuk mengevaluasi pengaruh cuaca terhadap distribusi klorofil-a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Teluk Jakarta, khususnya dalam upaya menjaga kualitas air di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi linier Pearson untuk mengkaji kejadian atau hubungan tertentu antara dua variabel, yaitu curah hujan dan klorofil-a.
Studi Karakteristik Pasut, Arus Pasut, dan Gelombang pada Perencanaan Pembangunan Pangkalan TNI AL Saumlaki Menggunakan Pemodelan Numerik: Study of The Characteristics of Tidals, Tidal Currents, And Waves in Development Planning of The Saumlaki Naval Base using Numerical Modeling Malik, Kurnia; Putra, I Wayan Sumardana Eka; Darwan, Darwan; Wiratama, Arif Prasetya; Setiawan, Ferry; Saputro, Bayu Sapto
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.293

Abstract

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merupakan negara kepulauan memerlukan pertahanan laut yang kuat, dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), sebagai garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan wilayah laut Indonesia. Kehadiran pangkalan yang kuat sangat dibutuhkan dalam mendukung kecepatan reaksi dan kesiapsiagaan TNI AL dalam melaksanakan operasi. Pangkalan Saumlaki berada di sisi selatan Indonesia merupakan pintu terluar yang berbatasan langsung dengan negara Australia (Samudera Indian) perlu dikembangkan agar pengawasan terhadap segala ancaman dan pelanggaran yang datang segera dapat di atasi. Pengembangan suatu pangkalan laut tidak lepas dari faktor oseanografi fisik yang meliputi pola pasang surut, arus laut dan gelombang. Penelitian ini mencoba menganalisa karakteristik pasut, arus pasut, dan gelombang melalui pendekatan pemodelan numerik. Hasil simulasi pemodelan numerik selama satu tahun di area perairan Saumlaki didapatkan bahwa tunggang air akibat pasang surut di perairan Saumlaki sebesar 2,5 m dengan tipe pasang surut harian campuran condong ganda, kecepatan arus pasut maksimum 0.082 m/s dan ketinggian maksimum gelombang signifikan sebesar 2,65 m The Republic of Indonesia, as an archipelagic nation, need robust marine defense to safeguard its territorial integrity. In this regard, the Indonesian Navy (TNI AL) serves as the foremost protector in upholding the sovereignty of Indonesia's maritime domain. The inclusion of a robust foundation is vital in facilitating the velocity of reaction and readiness of the Indonesian Navy in executing operational activities. The Saumlaki base, situated in the southern region of Indonesia, serves as the primary point of entry that immediately adjoins Australia via the Indian Ocean. It is imperative to enhance the existing system in order to promptly address and rectify any instances of threats and breaches through comprehensive monitoring. The establishment of a maritime facility is inherently intertwined with physical oceanographic elements, encompassing tide patterns, ocean currents, and waves. This study aims to examine the attributes of tides, tidal currents, and waves using a numerical modeling methodology. The findings from numerical modeling simulations conducted over a one-year period in the Saumlaki waters revealed that the tidal-induced water level increase in this region reached a magnitude of 2.5 meters. The tidal pattern seen was characterized as a mixed double skew daily tidal type. Additionally, the simulations indicated that the greatest speed of the tidal currents reached 0.082 meters per second, while the most significant wave height recorded was 2.65 meters.
Karakteristik Kecepatan Hanyut Gelombang di Teluk Jakarta Tahun 2012 - 2021: Sea Surface Stokes Drift Velocity Characteristics in Jakarta Bay 2012 - 2021 Azies, Ibnu A.; Pranowo, Widodo S.; Putra, I Wayan Sumardana Eka
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.295

Abstract

Teluk Jakarta adalah perairan di wilayah Jakarta yang memiliki nilai penting dalam hal aktivitas berbagai kegiatan di laut di bidang transportasi, proyek instalasi dan pembangunan struktur bangunan lepas pantai, atau bidang pariwisata. Memahami perilaku gelombang di wilayah ini menjadi salah satu referensi sekaligus kunci dalam pengambilan keputusan yang efisien dan berkelanjutan pada berbagai aspek pemanfaatan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik kecepatan hanyut gelombang (surface Stokes drift velocity) di perairan Teluk Jakarta, dilaksanakan dengan melakukan analisis data pemodelan gelombang global Marine Copernicus berdasarkan empat stasiun observasi virtual 10 tahun (2012 – 2021). Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan hanyut gelombang di perairan Teluk Jakarta bervariasi secara spasial dan temporal. Kecepatan hanyut gelombang memiliki korelasi positif kuat terhadap gelombang angin jika dibandingkan dengan gelombang signifikan (total gelombang signifikan) dan gelombang alun. Rata-rata kecepatan hanyut gelombang selama periode 10 tahun (2012 – 2021) diperoleh bahwa rata-rata kecepatan hanyut gelombang adalah 0,004 – 0,04 m/s, dengan nilai rata-rata simpangan arah dari arah gelombang signifikan 8,1° – 9,9°. Karakteristik kecepatan hanyut gelombang di Teluk Jakarta adalah bahwa semakin tinggi gelombang angin, maka kecepatan hanyutnya akan bertambah.
Pemanfaatan Data Side Scan Sonar untuk Identifikasi Sedimen Dasar Laut (Studi Kasus Perairan Pesisir Lingga): The Utilization of Side Scan Sonar Data for Identification of Seabed Sediments (A Case Study of Lingga Coastal Waters ) SANTOSA, YOYOK NURKARYA; Amirudin, Mohammad; Handoko, Dadang; Putra, I Wayan Sumardana Eka
Jurnal Chart Datum Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v10i1.348

Abstract

  Email: yoyoknurkaya@gmail.com   ABSTRAK   Teknologi Side Scan Sonar (SSS) telah menjadi alat penting dalam eksplorasi bawah laut, terutama untuk pemetaan dasar laut, identifikasi objek bawah air, dan survei arkeologi maritim. Teknologi ini bekerja dengan memancarkan gelombang suara ke samping dari kapal atau platform bawah laut, kemudian menangkap pantulan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dua dimensi dari permukaan dasar laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan penggunaan SSS dalam pemetaan dasar laut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi jenis sedimen yang ada di dasar laut. Pemrosesan data SSS dilakukan menggunakan koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Lokasi penelitian berada di sekitar Perairan Lingga menggunakan instrumen Side Scan Sonar C-MAX CM2 dengan frekuensi 325 kHz. Pengolahan data menggunakan software SonarWiz 7, XtfTosegy, Seisee dan Matlab sehingga menampilkan grafik yang dapat menunjukan nilai amplitudo dari target yang terdeteksi pada 10 titik sampling sedimen dasar laut. Hasil pengolahan dan klasifikasi sedimen dari 10 titik tersebut terbagi menjadi 4 jenis sedimen antara lain: karang, kerikil pasiran, pasir, dan pasir kerikilan. Masing – masing jenis sedimen memiliki rentang nilai amplitudo sebesar 24920 - 32384 mV (karang); 27776 mV (kerikil pasiran); 20224 - 27520 mV (pasir); dan 23168 - 31744 mV (pasir kerikilan) dengan konversi amplitudo menjadi nilai hambur balik sebesar -1 s.d. -0.03 dB; -1.37 dB; -4.12 s.d. -1.45 dB; dan -2.94 sd -0.21dB.Pemanfaatan data SSS dapat menjadi alterntif untuk mengidentifikasi jenis sedimen pada kegiatan survei dan pemetaan hidro-osenaografi.      
Oceanographic Characteristics in the Three International Indonesian Archipelago Sea Lanes (IASLs) Region: Implications for Underwater Acoustics System Putra, I Wayan Sumardana Eka; Atmadipoera, Agus Saleh; Manik, Henry Munandar; Harsono, Gentio; Purwandana , Adi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 2024: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2024)
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Graphical Abstract Highlight Research The IASL-1 entry portal in the southern and northern regions shows the emergent SOFAR channels. The shadow zone and the existence of a SOFAR deep sound channel in the IASL-2 and IASL-3 routes can be triggered by the emergent “saddle” SVP pattern.  The variability seasonally and interannually due to variations in seawater properties stratification plays an important role in SOFAR channel appearances in IASLs. The diverse oceanographic characteristics of IASLs necessitate the implementation of sustainable marine geospatial data. Abstract The Indonesian Maritime Continent (IMC) provides three international sea lanes, known as the Indonesian Archipelago Sea Lanes (IASLs), allowing ships to navigate across territorial waters between the Pacific and Indian Oceans and vice versa. Gaining knowledge about the distinct oceanographic characteristics of the three IASLs can offer valuable insight into maritime safety and sustainable marine resource management. This study aims to review oceanographic characteristics in IASL regions from available past studies to provide a comprehensive insight into the processes and dynamical oceanography in the IASL region and its implications for underwater acoustic patterns. The results of research found that the IASL-1 route is characterized by a shallow shelf passage with homogeneous sound velocity profile (SVP) but a deep and narrow entry portal in the southern and northern SOFAR channels. Seasonal reversal monsoonal wind-driven current dominates the circulation. The IASL-2 and IASL-3 routes convey a deep and narrow passage with complexity of sea-air interactions; they vary on seasonal and interannual time scales. These IASLs emerge with the “saddle” SVP, which can trigger the shadow zone and the existence of a SOFAR deep sound channel that varies seasonally and interannually due to variations in seawater properties stratification. The diverse oceanographic characteristics discussed above significantly influence the underwater object detection equipment, the planning time, and the strategies for underwater defense systems. Due to these implications, it is necessary to utilize marine geospatial database. Subsequently, these data may be utilized to facilitate policy-making and provide approximations for marine activities and management along the IASLs.
Karakteristik Proses Pendangkalan Gelombang Soliter Internal di Sisi Utara Perairan Laut Flores Putra, I Wayan Sumardana Eka; Atmadipoera, Agus Saleh; Manik, Henry Munandar; Harsono, Gentio; Purwandana, Adi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i2.14049

Abstract

Kemunculan Gelombang Soliter Internal (GSI) di Laut Flores sering kali tertangkap oleh citra satelit dengan pusat pembangkitan yang berasal dari Selat Ombai. Namun, belum ada penelitian yang mengungkap secara detail nasib fenomena tersebut sesaat setelah dibangkitan. Karakteristik GSI tersebut diselidiki berdasarkan kemunculannya pada Synthetic Aperture Radar (SAR) dan citra kolom air (Water Coloum Imaging-WCI) peralatan akustik hidrografi (multibeams echosounders-MBES) saat kegiatan Ekspedisi Jala Citra (EJC) 3-2023 di Perairan Flores pada tanggal 25 April 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa dan mengungkapkan nasib perambatan GSI dari Selat Ombai hingga mengalami pendangkalan dan pemecahan di perairan Teluk Bone, Sulawesi. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan data hasil perekaman citra satelit dan peralatan akustik hidrografi (MBES). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Perairan Teluk Bone dikarekteristikan sebagai lokasi propagasi, pendangkalan dan pemecahan yang berasal dari pembangkitan GSI di Selat Ombai. Nilai amplitudo GSI yang mengalamai pendangkalan di Teluk Bone dikarakterisasi berubah menjadi 4-10 kali lebih kecil dari pusat pembangkitan GSI (Selat Ombai) akibat perubahan kedalaman dan memecah akibat menabrak dinding tebing/lereng topografi dasar laut dan diduga berubah menjadi boluses. Karakteritik massa air saat kenampakan GSI di Laut Flores tanggal 25 April 2023 di dominasi oleh massa air Samudera Pasifik yang terbawa oleh Arlindo dari Selat Makassar. Kemunculan GSI juga merubah struktur kolom air yaitu suhu, salinitas dan densitas yang merupakan faktor penting dalam propagasi akustik serta berimplikasi terhadap proses kegiatan maritim di Perairan Indonesia.