Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

ANALISIS PEMASARAN BUAH NAGA PADA (STUDI KASUS) PT KELOLA ALAM SUBUR (KAS) KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Aditya, Rizka Sukma; Aid, Artahnan; Rahmawati, Emy
Frontier Agribisnis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i1.690

Abstract

Jenis buah tropis maupun subtropis dapat tumbuh dan dihasilkan di Indonesia, karna memiliki agroekologi yang sesuai. Buah - buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan permintaanya terus meningkat. Salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah buah naga. Bisnis buah naga di Indonesia memiliki prospek cerah. Selain cara menanamnya mudah, permintaan pasar yang juga bagus. Wajar bila masyarakat di Kalimantan Selatan, Cempaka Banjarbaru mulai membangun usaha budidaya tanaman buah naga dari skala kecil hingga besar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode Snowball Sampling. Penelitian dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya, marjin, tingkat efesiensi dan kendala dalam pemasaran buah naga di PT KAS Cempaka Kota Banjarbaru. PT KAS merupakan anak perusahaan dari PT Amanah Anugerah Adi Mulia yang bergerak di bidang usaha pertanian, perkebunan serta agrowisata. Perusahaan sampai saat ini rutin memproduksi buah naga dengan berbagai macam jenis seperti jenis buah naga sabilla, super red dan mawar. Menurut hasil dari penelitian terdapat 5 saluran pemasaran di PT KAS Cempaka Kota Banjarbaru, terdiri dari produsen, pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Efisisensi pemasaran digunakan untuk mengetahui produktivitas pemasaran, tingkat efisiensi oleh PT KAS tinggi dibandingkan biaya pemasaran yang kecil sehingga menghasilkan keuntungan yang besar. Kendala yang sering dihadapi oleh produsen, pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dilapangan adalah masalah cuaca yang berubah-ubah, untuk produsen hal ini mengakibatkan hasil produksi buah naga yang tidak menentu. Untuk pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer hal ini mengakibatkan buah naga yang dipasarkan cepat membusuk.Kata kunci: pemasaran, saluran pemasaran, efisiensi, kendala
SISTEM TATANIAGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jaqk) DI KECAMATAN WANARAYA, KABUPATEN BARITO KUALA Mirasantika, Gean; Aid, Artahnan; Wilda, Kamiliah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i2.2911

Abstract

Peran subsektor pertanian penting dalam membangun ekonomi nasional yang diperkuat yaitu dengan meningkatan luas areal dan produksi. Salah satu komoditas yang mengalami pertumbuhan yang sanagat signifikan yaitu komoditas kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem tataniaga dan menganalisis magin, farmer’s share, analisis rasio keuntungan dan biaya dan efesiensi tataniaga petani pada sistem tataniaga kelapa sawit. Daerah yang digunakan sebagai tempat penelitian yaitu di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Penelitian dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner kepada pelaku tataniaga. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019. Berdasarkan hasil penelitian sistem tataniaga kelapa sawit di Kecamatan Wanaraya memiliki tiga saluran pemasaran dengan 3,33% petani menjual langsung ke pabrik,kelapa sawit (PKS), 20% petani menjual ke pedagang pengumpul dan 76,67% menjual pada pedagang besar. Sistem pembayaran diberikan secara tunai (cash) dengan petani melaporkan timbangan yang diperoleh pada pedagang. Struktur pasar yang dihadapi pada sisitem tataniaga tersebut yaitu struktur pasar monopsoni. Dari perhitungan diperoleh margin tataniaga tertinggi terjadi pada saluran III sebesar Rp368,333/kg,  farmer’s share paling besar terdapat pada saluran I sebesar 100% dan untuk nilai rasio keuntungan dan biaya terbesar. terdapat pada saluran I sebesar Rp594/kg.
ANALISIS USAHATANI NANAS (Ananas comosus (L). Merr.) DI KECAMATAN MEKARSARI KABUPATEN BARITO KUALA Wahyudi, Muhammad; Aid, Artahnan; Abdussamad, Abdussamad
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.665

Abstract

Kecamatan Mekarsari merupakan produksi nanas terbesar di Kalimantan Selatan, yaitu memiliki luas panen sebesar 382 ha dengan total produksi 1.527,7 ton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman nanas, biaya yang dikeluarkan, penerimaan, pendapatan dan keuntungan serta mengetahui tingkat kelayakan usahatani nanas di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Penelitan ini dilakasanakan di Kecamatan Mekarsari mulai dari bulan April hingga Agustus 2018. Adapun pemilihan Desa dalam penelitian ini adalah tiga Desa yang merupakan sentra produksi buah nanas yaitu Desa Mekarsari, Tinggiran darat, dan Jelapat 2. Sampel yang digunakan berjumlah 30 0rang petani nanas, diambil dengan menggunakan cara metode proportionated random sampling. Rata-rata total biaya usahatani nanas sebesar Rp62.056.283,33 per usahatani dan Rp53.961.985,51 per hektar. Rata-rata penerimaan usahatani nanas adalah sebesar Rp162.600.000,00 per usahatani dan Rp141.391.304,35 per hektar. Rata-rata pendapatan usahatani nanas adalah sebesar Rp139.893.383,33 per usahatani dan Rp121.646.420,29 per hektar. Sedangkan rata-rata keuntungan usahatani nanas adalah sebesar Rp100.543.716,67 per usahatani dan Rp87.429.318,84 per hektar. Berdasarkan hasil penelitian usahatani nanas layak di usahakan, karena nilai rata-rata profit rate 1,62% > 0,35% inflation rate.Kata kunci: analisis, biaya, produksi, keuntungan
ANALISIS FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP SNACK AYAM FILLET GORENG UNCLEDAZS BANJARBARU Purnamasari, Ni Made Windy Widyastuti; Abdussamad, Abdussamad; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, menganalisis proses keputusan pembelian konsumen dan menganalisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian snack ayam fillet goreng Uncledazs Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2018 di outlet Uncledazs Banjarbaru, Qmall Banjarbaru. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Uji Validitas dan Realibilitas, serta Analisis Faktor. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas konsumen snack ayam fillet gorengUncledazs Banjarbaru didominasi yang berusia17-22 tahun (60%) dan pelajar/mahasiswa (52%). Berdasarkan analisis faktor, terbentuk 4 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian snack ayam fillet goreng Uncledazs Banjarbaru yaitu 1 (38,75%), faktor 2 (9,688%), faktor 3 (8,293%) dan faktor 4.Kata Kunci:keputusan pembelian, analisis faktor
STUDI BIAYA, PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI UNGGUL BERSERTIFIKAT DI KECAMATAN BANUA LAWAS KABUPATEN TABALONG Salahudin, Salahudin; Azis, Yusuf; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.701

Abstract

Kabupaten Tabalong merupakan produksi padi sawah urutan ke 10 dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan, yakni memiliki luas panen sebesar 15.308 ha dengan produksi 66.236 ton. Kecamatan Banua Lawas memiliki luas tanam padi ladang sebesar 5.005 ha dan padi sawah sebesar 4.853 ha jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Tabalong. Dalam melakukan usahatani benih unggul padi bersertifikat analisis studi biaya dan pendapatan merupakan awal untuk menentukan sikap melakukan usahatani benih unggul padi bersertifikat. Analisis perhitungan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai produksi dan harga jual yang akan berpengaruh terhadap pendapatan petani dalam usahatani benih unggul padi bersertifikat. Usahatani benih unggul padi bersertifikat ini adanya tergantungan terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi dan mempengaruhi hasil usahatani serta pendapatan petani.Di lihat dari keadaan tersebut maka, penelitian ini bertujuan: mengetahui keadaan usahatani benih unggul padi bersertifikat, mengetahui besarnya biaya dan pendapatan dalam usahatani padi unggul di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong yang berlangsung dari bulan Februari sampai April 2018. Pemilihan desa penelitian adalah Desa Bangkiling dengan pertimbangan memiliki jumlah kelompok tani yang paling banyak dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Banua Lawas. Sampel sebanyak  30 orang petani, diambil dengan cara metode proportionated random sampling. Rata-rata produksi usahatani benih unggul padi bersertifikat di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong sebesar 2.859,27/kg.uRata-rata.penggunaan luas.lahan.sebesar.0,56.ha/usahatani, benih 15,73 kg/usahatani, pupuk 392,07 kg/usahatani, obat-obatan herbisida 1,88 liter/usahatani, obat-obatan vertako 2,20 botol/usahatani, obat-obatan score 1,27 botol/usahatani, peralatan dan perlengkapan terdiri dari tajuk 2 buah, parang 1 buah, arit 1 buah, tajak 1 buah, handsprayer 1 buah, karung 74 buah, terpal 2 buah, tikar 5 buah dan gumbaan 1 buah, tenaga kerja luar keluarga yang digunakan sebesar 20,48 HOK/usahatani. Pada usahatani bneih unggul padi bersertifikat di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten memerlukan rata-rata biaya eksplisit sebesar Rp 4.102.508,47/usahatani dan penerimaan petani responden sebesar Rp 15.542.706,67/usahatani, sehingga rata-rata pendapata petani responden sebesar Rp 11.440.198,20/usahatani.Kata kunci: studi biaya dan pendapatan, usaha benih unggul padi bersertifikat. 
ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN STRATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LOKTABAT UTARA Marda, Elita Hariri; Aid, Artahnan; Fauzi, Muhammad
Frontier Agribisnis Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i3.617

Abstract

Rumah Tangga merupakan salah satu dasar unit analisis yang digunakan dalam bidang sosial, serta penting pada ilmu ekonomi. Konsumsi pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dengan berbagai golongan pangan yang ada yaitu : karbohidrat, protein, zat pengatur (sayurbuah), lemak-minyak. Biasanya konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jumlah anggota rumahtangga, pendidikan ibu rumahtangga, pendapatan rumah tangga. Tujuan penelitian ini, agar dapat mengetahui pola konsumsi pangan yang ada di kelurahan loktabat utara, serta mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Data penelitian ini diperoleh berdasarkan kuisioner dengan wawancara langsung terhadap sampel yang diambil 20 rumah tangga di perumahan, dan 20 rumah tangga di nonperumahan. Untuk tujuan pertama digunakan analisis deskriptif untuk mengetahui pola konsumsi yang ada di kelurahan loktabat utara, untuk mengerahui tujuan kedua digunakan analisis regrsi untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi.Hasil penelitian diketahui bahwa konsumsi pangan rumah tangga dikelurahan loktabat utara masih rendah dibandingkan dengan standar nasional, faktor yang mempengaruhi signifikan adalah jumlah anggota rumahtangga dan pendapatan rumah tangga, sedangkan pendidikan ibu rumah tangga tidak berpengaruh signifikan.Kata kunci: pola konsumsi, rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pendidikan ibu rumah tangga, pendapatan rumah tangga 
PERANAN PROGRAM PENINGKATAN HASIL PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (PAJALE) DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA SIMPANG LIMA KECAMATAN CINTAPURI DARUSSALAM KABUPATEN BANJAR Zainal, Muhammad; Hanafie, Usamah; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.769

Abstract

Saat ini pertanian diindonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan didalam Negeri.apalagi dalam hal kebutuhan makanan pokok seperti padi, jagung dan kedelai. Maka dari itu pemerintah membuat suatu program untuk meningkatkan ketiga sektor tersebut dengan program peningkatan hasil produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) dengan pemberian bantuan dana tunai dan teknologi demi mendukung swasembada. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengetahui peranan program peningkatan hasil produksi pada sektor padi, kedelai serta jagung  dalam penerapan teknologi  pertanian, kedua untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam program tersebut dalam usahatani padi. Data yang digunakan adalah data skunder dan primer. Jumlah sampel responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 35 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan program PAJALE di Desa Simpang Lima  memperoleh skor rata-rata 83,42% angka tersebut tergolong tinggi, berdasarkan pelaksanaan program program PAJALE tersebut petani mengerti bagaimana proses pemberian bantuan dana dan seluruh penggunaan dana tersebut yang dalam hal ini kelompok tani semua terlibat dalam pelaksanaannya, Pembelian peralatan pendukung pertanian sesuai dengan kebutuhan serta adanya peran aktif dari kelompok tani, babisa, penyuluh, mahasiswa dan lembaga pemerintah, walaupun ada sedikit masalah dalam pembelian peralatan khususnya mesin penyedot air sebanyak 27 responden (71%) dari 35 responden kurang sesuainya mesin yang dibeli tetapi tetap dapat diatasi dan tidak menjadi masalah yang berarti.Kata kunci : peningkatan hasil produksi padi, penerapanteknologi pertanian, PAJALE.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN TEMPE (Studi Kasus Pada Usaha Industri Tempe “Bapak Machli” Di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru) Praswaturera, Zuensi; Aid, Artahnan; Mariani, Mariani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5924

Abstract

Di Kelurahan Guntung Paikat terdapat industri pengolahan tempe yang sudah lama berdiri. Industri ini yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi tempe masyarakat Kota Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal, peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, serta merumuskan strategi pengembangan usaha industri tempe di Kota Banjarbaru. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan terdapat industri pengolahan tempe yang merupakan usaha skala rumah tangga, tertua dan memiliki produksi terbanyak, dan produk tidak mudah rusak serta mampu bersaing. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi internal industri usaha tempe Bapak Machli memiliki struktur organisasi yang tidak tetap, SDM berasal dari orang dekat, modal pribadi, dan bahan baku utama berasal dari Amerika. Kondisi eksternal pesaing memiliki kriteria yang berbeda-beda, pemasok kedelai orangnya sama, mayoritas konsumen merupakan pelanggan tetap. Faktor internal memiliki angka rata-rata sebesar 5,27 dimana di dapatkan dari penjumlahan sub total nilai tertimbang internal yaitu 4,03 + 1,24 dengan kekuatan utama dari usaha tempe ini adalah produk tempe bapak Machli memiliki ciri yang khas dan kelemahan yang dimiliki keterlibatan langsung pemilik perusahaan dalam proses produksi. Faktor eksternal memiliki angka rata-rata 2,87 yang di dapat dari penjumlahan sub total nilai tertimbang eksternal yaitu 1,16 + 1,71 dengan peluang yang kualitas kedelai yang sesuai dengan selera produsen. Selanjutnya kekuatan meliputi ketersediaan modal yang efisien, jumlah peralatan produksi yang memadai, kemampuan berproduksi tepat waktu, dan memiliki kualitas produksi yang baik dan selalu di pertahankan. Kelemahan meliputi tidak adanya promosi, karyawan yang sedikit serta keterlibatan langsung pemilik usaha pada proses produksi. Peluang yang dimiliki usaha Industri tempe yaitu kemungkinan daya beli masyarakat terus meningkat, kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi tempe sebagai lauk atau produk komplementer, peningkatan pertumbuhan penduduk yang akan menambah jumlah permintaan terhadap produk tempe, teknologi modern dapat meningkatkan produktifitas. Untuk ancaman yang dihadapi yaitu tingginya tingkat bunga pinjaman, terdapat UU Perpajakan untuk industri pengolahan, adanya ketidak stabilan politik nasional, tingkat urbanisasi berpengaruh terhadap jumlah pelanggan tetap, perubahan gaya hidup untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan junkfood.total Rp1.250/kg dan share 82,76%. Adapun rata-rata biaya pada saluran II yaitu sebesar Rp 479,51/kg keuntungan Rp479,51/kg margin total Rp1.100/kg dan share 86,25%.
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI SAYUR KELURAHAN LOKTABAT UTARA KOTA BANJARBARU Rusidah, Rusidah; Aid, Artahnan; Hidayat, Taufik
Frontier Agribisnis Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i3.598

Abstract

Karakteristik sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani sayur dan usahatani, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi (tingkat pendapatan petani, pendidikan formal dan non formal, kepemilikan lahan, dan pengalaman berusahatani), serta mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan pendapatan petani sayur di Kelurahan Loktabat Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per usahatani petani sayur sebesar Rp 1.464.858, Pendidikan formal rata-rata petani sayur adalah SMP, sedangkan pendidikan non formal dari 33 orang hanya 5 orang atau 15,15% yang pernah mengikuti pendidikan non formal, Kepemilikan lahan rata-rata yang  digarap petani adalah lahan kebun dengan status sewa dan total luas lahan yang dimiliki adalah 4.80 ha, dengan rata-rata 0,15 ha. Rata-rata pegalaman berusahatani petani sayur adalah 10,73 tahun. Kendala yang di hadapi petani umumnya adalah hama penyakit tanamaan (ulat) dan iklim (hujan, kemarau, banjir) dengan persentase sebesar 78,79%.Kata kunci: Karakteristik Sosial Ekonomi, Pendapatan, Petani sayur.
ANALISIS FINANSIAL USAHA KERIPIK MANDAI CAP GUNDUL DI DESA RIWA, KECAMATAN BATUMANDI, KABUPETAN BALANGAN ( STUDI KASUS) Setiawan, Arif Fitri; Firmansyah, Hairi; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5920

Abstract

Kabupaten Balangan merupakan salah satu penghasil buah cempedak di Provinsi Kalimantan Selatan yang salah satunya terletak di Desa Riwa Kecamatan Batumandi. Dalam tiga tahun terakhir, usaha keripik mandai di Desa Riwa mengalami peningkatan, namun bahan baku terbatas dan buah cempedak adalah buah-buahan musiman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan niaga keripik, menentukan biaya, pendapatan, dan keuntungan, serta menentukan titik impas (BEP) usaha keripik mandai di Desa Riwa. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, Pengumpulan data adalah untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari pengolahan keripik mandai dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian, dan memperoleh data yang dibutuhkan melalui wawancara dengan pemilik usaha atau pihak terkait. Penelitian ini dilakukan di Desa Riwa Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan. Dimulai dari bulan September 2019-Oktober 2020. Kegiatan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul terdiri dari penyedian bahan baku, penyedian bahan penolong,penyedian bahan kemasan (logo), peratalan produksi dan proses produksi pemasaran. Jumlah biaya yang dikeluarkan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul sebesar Rp 23.771.250 dengan penerimaan sebesar Rp 30.775.000 dan keuntungan sebesar Rp 7.130.000. Break Event Point Usaha Keripik Mandai Cap Gundul mencapai titik impas pada saat jumlah produksi minimal 680 bungkus dengan jumlah nilaipenjualan minimal sebesar Rp. 17.028.800.