Claim Missing Document
Check
Articles

STRUKTUR PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA MANDIKAPAU BARAT KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Effendy, Muhammad Mirza; Fauzi, Muhammad; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1318

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan  mengetahui struktur pendapatan rumah tangga petani karet yang ada di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar baik yang bersumber dari kegiatan on-farm, off-farm maupun  non-farm. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber pendapatan nyata petani hanya dari kegiatan on-farm yaitu bersumber dari usahatani karet dan usahatani padi. Pendapatan rata-rata usahatani karet sebesar Rp 22.394.429,- per tahun, dan pendapatan rata-rata usahatani padi sebesar Rp 2.864.700,- per tahun. kontribusi pendapatan dari usahatani karet masih penyumbang terbesar pendapatan rumah tangga petani yaitu  sebesar 89%. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan rumah tangga petani karet adalah luas lahan, jumlah pohon yang telah menghasilkan, dan jumlah anggota rumah tangga petani. Kata kunci : pendapatan on-farm, off-farm dan non-farm
STRATEGI PEMASARAN KERUPUK NASI DI KELURAHAN LEPASAN KECAMATAN BAKUMPAI KABUPATEN BARITO KUALA (Studi Kasus Kerupuk Nasi Cap Jembatan Rumpiang) Komariah, Komariah; Hanafie, Usamah; Budiwati, Nina
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7827

Abstract

Kerupuk nasi cap Jembatan Rumpiang sebagai salah satu produk olahan, yang dijual langsung ke pembeli. Sehingga perlu strategi pemasaran agar terjadi peningkatan jumlah penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi pembuatan kerupuk nasi, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kerupuk nasi cap Jembatan Rumpiang, dan menentukan strategi pemasaran kerupuk nasi menggunakan analisis SWOT. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber atau objek yang diteliti melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Dinas Koperasi dan Industri Perdagangan Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan matriks IE, posisi perusahaan industri kerupuk nasi cap Jembatan Rumpiang berada pada sel I yaitu tumbuh dan membangun (growth and build). Sedangkan berdasarkan diagram SWOT posisi usaha industri kerupuk nasi cap Jembatan Rumpiang untuk pemasaran produk terletak di kuadran I.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KECAMATAN BANJARBARU SELATAN, KOTA BANJARBARU (Studi Kasus Usahatani Agrotif) Arselan, Rifki; Hanafie, Usamah; Yulianti, Mira
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2116

Abstract

Abstrak. Salah satu dari sektor pertanian dibidang hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan adalah produksi jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengamati faktor internal dan faktor eksternal dalam mengembangkan usahatani Agrotif dan merumuskan beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahatani pada usahatani Agrotif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan responden. Responden meliputi internal dan eksternal usaha. Berdasarkan hasil faktor internal evaluasi didapat skor 2,8155 dan faktor eksternal evaluasi didapat skor 2,5638. Hasil dari total nilai tertimbang pada matriks internal faktor evaluation dan matriks eksternal faktor evaluation pada usahatani Agrotif yang dipetakan dalam matriks IE dan diperoleh posisi di kuadran V yang merupakan posisi “Menjaga dan Mempertahankan” (hold and maintain). Pada matriks SWOT terdapat sembilan strategi yaitu meningkatkan hasil produksi dan menjaga kualitas jamur tiram putih, melakukan pengembangan produk usaha jamur tiram putih, meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, mencari tambahan dana untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi SDM yang berkompeten, memelihara hubungan antara pemasok bahan baku, pelanggan serta pekerja, menjalin kemitraan, memperbaiki sistem manajemen, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pekerja.Kata kunci: strategi pengembangan, jamur tiram putih, analisis SWOT, matriks SWOT
PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Asiyah, Nor; Budiwati, Nina; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i2.622

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani padi terhadap peran penyuluh pertanian dan kenadala yang dihadapi penyuluh pertanian di Kecamatan Cempaka kota Banjarbaru. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. analisis data mengunaka Skala Likert yang berdasarkan dari 16 pernyataan , dengan total respoden 25 petani. Dari hasil didapat bahwa total skor adalah 1.464 dengan indeks 73,2% dengan demikian persepsi petani padi tergolong baik. Secara umum, Permasalahan yang sering dihadapi penyuluh dalam melaksankan tugasnya di Kecamatan Cempaka yaitu sulitnya merubah perilaku petani dalam menerima masukkan-masukkan dari penyuluh, petani yang umumnya sulit merubah perilaku ini berada pada kisaran umur diatas 45 tahun. Keadaan iklim yang berubah-berubah merupakan masalah lain yang dihadapi oleh penyuluh dalam meningkatkan produktivitas petani binaanya. Permasalahan lain yang di hadapi penyuluh yaitu masih kurang sarana dan prasarana penyuluhan, terkadang pembiayaan dalam melengkapi sarana kelompok tani dikeluarkan oleh paran petani, bukan dari anggaran pemerintah.Kata kunci : peran penyuluh pertanian, persepsi petani padi.
DAMPAK KEBERADAAN PT. BAHTERA DREAM FARM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA MANDIANGIN BARAT KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Luhfhi, Gusti Aushaf Indra; Hanafie, Usamah; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5985

Abstract

Penelitian ini dibuat untuk mengetahui dampak sosial dan ekonomi akibat adanya PT. Bahtera Dream Farm di Desa Mandiangin Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2020 sampai dengan April 2021. Penelitian ini merupakan identifikasi dari dampak sosial dan ekonomi yang diakibatkan adanya PT. Bahtera Dream Farm di Desa Mandiangin Barat. Dampak sosial diteliti menggunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktorfaktor perubahan sosial, interaksi sosial dan penyimpangan sosial. Dampak ekonomi diteliti dengan melihat faktor-faktor dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung dan dampak ekonomi imbas yang kemudian dianalisa menggunakan metode pelipatgandaan (multiplier effect). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara ekonomi PT. Bahtera Dream Farm telah memberikan dampak yang positif terhadap ekonomi lokal. Dampak ekonomi langsung Rp. 644.400.000, dampak ekonomi tidak langsung Rp. 391.800.000 dan dampak ekonomi imbas Rp. 267.912.000 di tahun 2021. Secara sosial, perusahaan perkebunan juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi telah banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Interaksi sosial yang dibangun antara perkebunan baik dengan para pekerja, masyarakat dan juga aparat telah terjalin dengan baik sehingga penerimaan dari masyrakat juga baik. Akan tetapi, dampak negatif terjadi dari penyimpangan sosial dari konflik kepemilikan lahan dan konflik kesempatan kerja (lapangan pekerjaan).
PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR Milawiyah, Milawiyah; Hanafie, Usamah; Anjardiani, Luki
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.6019

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui persepsi petani padi terhadap peran penyuluh pertanian dan mengetahui permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian di Kecamatan Gambut Kabupeten Banjar. Metode penelitian yaitu dengan menggunakan metode multistage sampling (penentuan sample dengan bertahap) dalam penilitian ini memiliki tiga tahap dalam menentukan sample petani. Pada tahap pertama dalam menentukan tempat penelitian yaitu secara sengaja mengambil Kecamatan Gambut. Pada tahap kedua dalam menentukan Desa yang meliputi dari tiga desa yaitu Desa Malintang, Desa Guntung Papuyu, dan Desa Guntung Ujung dalam pemilihan Desa dalam penelitian ini dengan menggunakan metode acak sederhana, dan pada tahap ketiga dalam menentukan sample petani yaitu dengan mengambil secara acak 2 kelompok tani perdesa. Untuk menentukan jumlah responden keseluruhan dilakukan dengan menggunakan Rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian dengan jumlah responden 25 sample petani di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar berada dalam 73,3% sehingga dapat tergolong baik, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus skala likert, dengan jumlah skor pengumpulan data yang di dapat (1.832) yang didapat dari 20 pertanyaan dengan total responden 25 petani. Permasalahan yang di hadapi penyuluh pertanian di Kecamatan Gambut yaitu dalam mendorong keaktifan dan kehadiran petani suatu kegiatan dalam bidang usaha tani yang dapat dilakukan oleh penyuluh pertanian, sulitnya merubah sikap, perilaku, pengetahuan, dan keterampilan dalam menerima informasi atau inovasi, dan kebanyakan petani masih ragu dalam menerapkan suatu inovasi yang diberikan penyuluh, yang menyebabkan penyuluh merasa kesulitan dalam memberi pembelajaran dan inovasi kepada petani mengenai bidang pertanian, sehingga penyuluh harus memberi pendekatan kepada petani secara bertahap agar petani mau menerapkan suatu informasi yang diberikan.
PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN PADI GOGO DI DESA ARTAIN, KECAMATAN ARANIO, KABUPATEN BANJAR Wahyudi, Muhammad Isfan; Azis, Yusuf; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1276

Abstract

Abstrak. Desa Artain adalah desa yang terletak di Kecamatan Aranio dengan luas wilayah 70,00 km2 (7.000 ha). Dari data Desa Artain yang paling luas lahannya adalah tanaman padi gogo sebesar 250 ha dibandingkan lahan pertanian yang lain. Namun produktivitas padi gogo di Desa Artain masih rendah yang pertama disebabkan oleh kurangnya minat petani dalam menggunakan pupuk organik. Penyebab yang kedua yaitu petani kurang berminat untuk melakukan pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Artain selama lebih kurang enam bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2018. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu sebanyak 34 petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 2 persepsi petani yaitu : persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman padi gogo tergolong sangat buruk dan persepsi petani terhadap pemupukan berimbang tergolong buruk. Oleh karena itu, ditingkatkan untuk dilakukan penyuluhan atau pelatihan tentang pupuk organik dan pemupukan berimbang. Kata kunci: petani, tanaman padi gogo, persepsi, pupuk organik, pemupukan berimbang
STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG PAKAN TERNAK ANTARA PESERTA DAN NON-PESERTA PROGRAM KORPORASI PENANGKARAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH LAUT Yulianti, Andri; Hanafie, Usamah; Rahmawati, Emy
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5949

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditas yang berpengaruh dalam perekonomian di Indonesia dan tidak lepas halnya dengan keperluan benih yang dibutuhkan dalam menghasilkan produksi jagung bermutu di tiap musimnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan bersih petani peserta program dan non-program korporasi serta mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan yang terjadi diantara petani peserta program dengan petani peserta non-program. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan Kabupaten Tanah Laut memiliki tingkat produksi jagung tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan selama 5 periode terakhir yakni 2015 – 2019. Penelitian ini dimuai dari bulan Maret 2020 sampai dengan September 2020. Penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Proportional random sampling. Analisis yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah satu kali musim tanam maka biaya total yang harus di keluarkan petani untuk usahatani jagung korporasi Rp9.399.841/Ha (Rp36.424.384/Rata-rata Usahatani), sedangkan biaya total usahatani jagung non-korporasi Rp7.651.677/Ha (Rp17.422.279/Rata-rata Usahatani). Untuk penerimaan petani korporasi Rp27.909.677/Ha (Rp108.150.000/Rata-rata Usahatani), penerimaan petani jagung non-korporasi yang sebesar Rp16.994.164/Ha (Rp38.580.558/Rata-rata Usahatani). Pendapatan kotor pun dapat kita ketahui pendapatan kotor petani jagung korporasi Rp19.258.224/Ha (Rp74.625.616/Rata-rata Usahatani), pendapatan petani jagung non-korporasi sebesar Rp10.117.065/Ha (Rp23.035.779/Rata-rata Usahatani). Dalam penelitian ini diketahui petani jagung korporasi menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp15.950.145/Ha (Rp61.806.813/Rata-rata Usahatani)  sedangkan pendapatan bersih yang dihasilkan petani jagung non-korporasi  yang sebesar Rp9.292.487/Ha (Rp21.158.279/Rata-rata Usahatani). Pengujian uji t menggunakan bantuan aplikasi statgraph versi 17.2.0.0 maka diperoleh hasil P-value = 0,00357585, karena nilai-P yang dihitung kurang dari 0,05, kita dapat menolak hipotesis nol yang mendukung alternatifnya, dimana artinya pendapatan bersih petani jagung pakan korporasi tidak sama dengan pendapatan bersih petani jagung non-korporasi.
PERSEPSI DAN MINAT PESERTA YOUTH ENTREPRENEURSHIP AND EMPLOYMENT SUPPORT SERVICES (YESS) TERHADAP PROFESI PETANI DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Mustaniroh, Umi; Hanafie, Usamah; Rosni, Masyhudah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10337

Abstract

Persepsi dan minat generasi muda terhadap profesi petani akanmenentukan keamanan pangan pada masa depan dan menentukanjumlah petani muda yang akan datang. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis : (1) Mendeskripsikan persepsi peserta YESSterhadap profesi petani di Kecamatan Astambul KabupatenBanjar. (2) Mendeskripsikan minat peserta YESS terhadap profesipetani di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Penelitian inidilakukan sejak bulan Februari sampai Mei 2023. Untuk metodepengambilan sampel di gunakan Simple Random Sampling yaitusebanyak 40 orang responden. Metode analisis yang digunakandalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriftif dalammenjawab tujuan pertama dan kedua menggunakan skalalikert.Hasil dari penelitian ini persepsi peserta YESS terhadapprofesi petani yaitu persepsi generasi muda terhadap profesi petanimendapatkan respon yang positif dari responden yaitu sebesar67% responden setuju bahwa persepsi atau pandangan respondenterhadap profesi petani memberikan respon yang positif. PesertaYESS berminat untuk berprofesi sebagai petani, ketertarikanpeserta YESS berprofesi sebagai petani sebesar 68,91% yangmana artinya tertarik untuk menjadi seorang petani, namunketertarikan ini jika didukung dengan teknologi pertanian yangmodern, memiliki lahan pertanian, serta pendapatan yang besar.
ANALISIS FINANSIAL CABANG USAHATANI TOMAT DI DESA TELAGA LANGSAT KECAMATAN TELAGA LANGSAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Noorhalimah, Noorhalimah; Azis, Yusuf; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.666

Abstract

Secara geografis Kalimantan Selatan merupakan dataran tinggi yang sangat cocok untuk dilakukan budidaya tanaman hortikultura. Salah satu komoditas yang hampir dibudidayakan diseluruh wilayah Kalimantan Selatan secara umum dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan secara khusus adalah tanaman tomat. Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran yang mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Dari segi harga, buah tomat memiliki potensi pasar yang baik karena harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar. Perubahan kuantitas produksi dan perubahan harga merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani tomat di Kecamatan Telaga Langsat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan cabang usahatani tomat, mengetahui besarnya biaya,penerimaan, pendapatan dan keuntungan yang diterima oleh petani dalam berusahatani tomat dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi petani dalam penyelenggaraan cabang usahatani tomat di Desa Telaga Langsat Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Jumlah sampel responden diambil sebanyak 30 orang petani dari 116 populasi pada semua kelompok tani yang ada dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara proportionated random sampling. Berdasarkan hasil penelitian penyelenggaraan cabang usahatani tomat meliputi pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pemasangan ajir, perawatan tanaman dan panen. Biaya yang dikeluarkan keseluruhan oleh petani dalam cabang usahatani tomat sebesar Rp 10.697.272,- per usahatani per musim tanam, dengan penerimaan sebesar Rp 34.530.000,- per usahatani per musim tanam, pendapatan petani cabang usahatani tomat Rp 26.969.728,- per usahatani per musim tanam serta keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp 23.832.728,- per usahatani per musim tanam. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa cabang usahatani tomat yang diusahakan menguntungkan. Kendala/permasalahan yang dihadapi petani cabang usahatani tomat yaitu adanya serangan hama penyakit yaitu kutu kebul, ulat grayak, layu dan busuk buah serta minimnya modal dalam pengadaan biaya sarana produksi.Kata kunci: penyelenggaraan, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan