Hairi Firmansyah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 56 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PADA PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT MELALUI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DI SEKTOR PERTANIAN KALIMANTAN SELATAN Hairi Firmansyah; Mira Yulianti; Muhammad Alif
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.129 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i1.3005

Abstract

 AbstractResearch communication strategy in strengthening institutional capacity on peat land management through improving human resources in the agricultural sector in South Kalimantan has the aim of knowing the extent of the institutional role in peatland management in the agricultural sector, to identify the factors of communication that influence institutional capacity in peatland management in the agricultural sector .And analyze communication strategies to strengthen institutional capacity through increased human resources in the management of peatlands in the sector pertanian.Jumlah informants used in this study there are two groups of farmers, 1, Gapoktan, 1 Institutional Economics 2 Farmers and agricultural extension. Based on the obtained results of research activities that the farmer institutions have a role in solving problems of farmers farming, information dissemination and technology of farming, the cooperative farmer group members group members and a group of cooperation with other parties outside the group of farmers. All the factors that play a role in communication is the communicant, messages, media dankomunikan. And communication strategies to strengthen institutional capacity through improving human resources in peatland management in the agricultural sector is the increased support for agricultural extension as a communicator, an increase in the dynamics of the group as a study group and dissemination of agricultural information (media), diversification of sources of information and agricultural technology (material ) and increase the capacity of farmers in extension activities (communicant). Keywords: strategy, communication, roles, institutions, farmers' groups, farmers Abstrak.Penelitian strategi komunikasi dalam penguatan kapasitas kelembagaan pada pengelolaan lahan gambut melalui peningkatan sumberdaya manusia di sektor pertanian Kalimantan Selatan memiliki tujuan mengetahui sejauhmana peran kelembagaan pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian, mengidentifikasi faktor-faktor komunikasi yang mempengaruhi kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian.Dan menganalisis strategi komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian.Jumlah  informan yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelompok tani, 1, Gapoktan, 1 Kelembagaan Ekonomi Petani dan 2 orang penyuluh pertanian.  Berdasarkan kegiatan penelitian di peroleh hasil bahwa kelembagaan petani memiliki peran dalam pemecahan masalah usahatani para petani, penyebarluasan informasi dan teknologi usahatani, tempat kerjasama anggota kelompok anggota kelompok tani dan tempat kerjasama kelompok dengan pihak lain diluar kelompok tani.  Semua faktor komunikasi yang berperan dalam adalah komunikan, pesan, media dankomunikan.  Dan strategi komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian adalah peningkatan dukungan penyuluh pertanian sebagai komunikator, peningkatan kedinamisan kelompok sebagai kelompok belajar dan penyebaran informasi pertanian (media), penganekaragaman sumber-sumber informasi dan teknologi pertanian (materi) dan peningkatan kapasitas petani dalam kegiatan penyuluhan (Komunikan). Kata kunci: Strategi, komunikasi, peran, kelembagaan, kelompok tani, petani 
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI RICE TRANSPLANTER DAN COMBINE HARSVESTER TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI UNGGUL DI DESA BUNGUR BARU KECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN I Ketut Gegel Ruci Riasa; Hairi Firmansyah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2934

Abstract

Petani sebagai pengelola usahatani menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester dengan tujuan untuk memudahkan petani dari segi menanam dan memanen padi dan untuk mengefesienkan tenaga kerja, waktu serta biaya. Tujuan penelitian mengetahui tingkat motivasi petani  yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester, menganalisis pendapatan usahatani petani pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui permasalahan yang dihadapi dan solusi apa saja yang baik untuk  pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester. Penelitian dilaksanakan di Desa Bungu Baru Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin yang pada bulan Agustus 2018 sampai dengan September 2019. Metode sampling yang digunakan Proportionate  Random Sampling. Alat analisis yang digunakan biaya total, peneriman, pendapatan usahatani dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan tingkat motivasi petani yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester berada pada kategori sedang, yaitu 73,26% yang berada pada interval 55,5%£  TM < 77,77%. Rata-rata pendapatan sesudah menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebesar Rp17.543.155,04/hektar, sedangkan petani sebelum menggunakan teknologi tersebut rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp13.328.419,68/hektar. Masalah utama yang dijumpai dalam menggunakan teknologi pertanian, yaitu mahalnya nilai biaya operasional dan jumlah teknologi pertanian yang relatif sedikit.
Analisis Usaha Pemasaran Produk Pertanian (Studi Kasus di Toko Botani Market) Lingga Ciha Putra; Hairi Firmansyah; Rifiana Rifiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9409

Abstract

Perkembangan usaha pertanian yang menerapkan media onlinedalam pemasaran dan penjualan produknya mulai banyakberkembang salah satunya Toko botani market yang sudah berjalan4 tahun 8 bulan sejak Februari tahun 2018. Pengelolaan Toko BotaniMarket dilakukan di tempat tinggal milik pribadi dan dipasarkanmelalui media sosial. Berbagai macam produk segar dijual di TokoBotani Market dari jenis saayuran hingga produk bumbu dapur.Upaya pengembangan usaha dan memaksimalkan pengelolaan Tokobotani market maka dilakukanlah penelitian untuk dapatmenganalisis secara umum finansial dan permasalahan serta solusiyang dilakukan untuk dapat mempertahankan dan memperbaikistrategi untuk menunjang Toko Botani Market. Penelitian inimenggunakan metode deskriptif untuk menjawab gambaran umumdan permasalahan usaha serta analisis finansial untuk menjawabpermasalahan penerimaan, biaya, keuntungan dan pemasaran. Jenisdata yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan dataskunder dimana data primer diperoleh melalui wawancara langsungmenggunakan daftar pernyataan yang sudah disediakan sedangkandata sekunder diperoleh melalui instansi atau lembaga terkait.Penerimaan yang diperoleh Toko Botani Market dalam waktu satutahun adalah senilai Rp 1.526.160.800. Jumlah biaya yangdikeluarkan oleh Toko Botani Market selama satu tahun adalahseninal Rp 1.436.035.380 dengan biaya rata-rata perbulan adalahsenilai Rp 119.671.240. Biaya tetap menyumbangkan sebanyak8.9% atau senilai Rp 128,887,500 per tahun sedangkan biayavariabel menyumbangkan sebanyak 91.1% atau senilaiRp 1.307.147.880 per tahun. keuntungan yang diperoleh oleh TokoBotani Market adalah senilai Rp 90,125,420 per tahunnya dengankeuntungan rata-rata per bulan senilai Rp 7,508,827 .Persentasekenaikan harga atau margin produk rata-rata senilai 20% dari hargajualnya. Permasalahan yang dialami oleh Toko Botani Marketdalam menjalankan usahanya diantaranya produk sayuran dan buahyang mudah busuk dan harga sayuran dan buah yang berfluktuatifpada saat hari besar keagamaan dan hari libur Nasional.
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM BUDIDAYA SAYURAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK DI KELURAHAN CEMPAKA KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Annisa Annisa; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8273

Abstract

Budidaya dengan sistem hidroponik memiliki berbagai keunggulandibandingkan dengan budidaya tanaman menggunakan mediatanah. Keberhasilan budidaya hidroponik dapat diukur dengan caramengetahui bagaiamana pengetahuan yang dimiliki oleh petani.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatpengetahuan petani dalam budidaya sayuran dengan sistemhidroponik di Kelurahan Cempaka. mengetahui hubungan faktorinternal dan eksternal dengan tingkat pengetahuan petani dalambudidaya sayuran dengan sistem hidroponik di KelurahanCempaka. Mengetahui permasalahan yang dihadapi petani dalambudidaya sayuran dengan sistem hidroponik di KelurahanCempaka. Penelitian ini menggunakan metode survei. Jumlahpopulasi dalam penelitian ini sebanyak 42 orang dan sampel yangdipilih sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahuibahwa Tingkat pengetahuan petani dalam budidaya sayuran dengansistem hidroponik di Kelurahan Cempaka berada pada kategoritinggi dengan persentase sebesar 76,44%. Faktor internal daneksternal yang berhubungan secara signifikan dengan tingkatpengetahuan petani dalam budidaya sayuran dengan sistemhidroponik di Kelurahan Cempaka adalah pendidikan non formal,pengalaman berusaha tani, intensitas penyuluhan dan keterdadahanmedia massa. Sedangkan umur dan luas lahan tidak berhubungansecara signifikan dengan tingkat pengetahuan petani dalambudidaya sayuran dengan sistem hidroponik. permasalahan yangdihadapi petani dalam budidaya sayuran dengan sistem hidroponikdi Kelurahan Cempaka modal usahatani, keterampilan yangdimiliki petani dan pasca panen
ANALISIS USAHA PUPUK ORGANIK BAPAK MASDARMAJI DI KELURAHAN LOKTABAT SELATAN KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Denny Mandala Putra; Mira Yulianti; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i2.5886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh serta kelayakan usaha pupuk organik Bapak Masdarmaji. Penelitian dilaksanakan di lokasi Usaha Pupuk Organik Bapak Masdarmaji di Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya biaya yang dikeluarkan selama Tahun 2021 sebesar Rp 39.799.833. Total penerimaan yang didapatkan sebesar Rp 71.650.000. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 31.850.167. Usaha pupuk organik milik Bapak Masdarmaji mengalami keuntungan dengan tingkat R/C sebesar 1,80 artinya layak untuk dikembangkan karena nilai R/C menunjukan lebih dari 1. Artinya, untuk setiap biaya sebesar Rp 100, maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 180. Pupuk organik dengan ukuran 15 kg merupakan pupuk organik yang paling banyak terjual yaitu sebesar 57,43% dibandingkan dengan pupuk organik ukuran 25 kg yaitu sebesar 42,57%. Dari sisi konsumen, pembelian pupuk organik ukuran 15 kg lebih menguntungkan dibandingkan pupuk organik 25 kg. Dengan uang Rp 20.000, konsumen bisa mendapatkan 30 kg pupuk organik dengan membeli 2 karung pupuk organik berukuran 15 kg sedangkan jika konsumen membeli pupuk organik berukuran 25 kg, konsumen hanya mendapatkan 1 karung berisi 25 kg pupuk. Permasalahan yang dihadapi berupa turunnya penjualan pupuk organik, turunnya minat masyarakat dalam menanam tanaman hias, tidak seperti saat awal kasus covid-19. Selain itu, tidak adanya pembukuan yang dibuat oleh Bapak Masdarmaji. Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pengusaha yaitu: 1.) Memperluas pemasaran pupuk organik dengan cara memperbanyak tempat yang bisa dititipkan pupuk organik dan pemasaran melalui media elektronik. 2.) Membuat pembukuan agar dapat terlihat jelas keuntungan atau kerugian yang didapatkan. 3.) Menurunkan harga pupuk organik ukuran 25 kg sebesar Rp 5.000 untuk menarik minat konsumen membeli pupuk organik berukuran 25 kg. Selain itu, biaya yang dibutuhkan dalam pembelian karung ukuran 15 kg juga akan berkurang 10% dari biaya sebelumnya.
ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ikka Mayrani; Yudi Ferrianta; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.798

Abstract

Di Indonesia konsumsi daging sapi terus mengalami peningkatan. Sementara, produksi sapi potong di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016 sebesar 6.747.539 kg dari produksi sebelumnya di tahun 2015 sebesar 6.859.529 kg. Penurunan produksi sapi potong disebabkan oleh kebiasaan peternak yang hanya menjual sapi mereka untuk dipotong saat keperluan mendesak saja, oleh karena itu produksi daging sapi lokal sendiri masih belum tercukupi. Sementara itu, menurut data yang dihimpun dari Dinas Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu 2012-2016 konsumsi daging sapi tiap tahun juga mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh masyarakat di Kalimantan Selatan membatasi konsumsi daging sapi dan hanya pada hari-hari besar tertentu. Meskipun konsumsi daging sapi di Kalimantan Selatan rendah, produksi daging sapi masih belum dapat mencukupi kebutuhan daging sapi lokal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi permintaan konsumen terhadap permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan, serta menganalisis elastisitas permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder kuantitatif dengan model runtut waktu yang terdiri dari Tahun 2003 hingga Tahun 2018. Berdasarkan hasil perhitungan variasi permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan didapat sebesar 86% yang berarti variasi permintaan daging sapi di Kalimantan Selatan dapat dijabarkan oleh variabel bebas yang ada pada penelitian ini yaitu harga daging sapi, harga daging ayam ras, harga telur ayam, dan pendapatan per kapita, sedangkan angka sebesar 14% merupakan penegasan faktor lain yang tidak terdapat pada model persamaan. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel harga daging ayam ras, harga telur ayam ras, dan pendapatan per kapita masyarakat Kalimantan Selatan berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi, sedangkan variabel harga daging sapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi. Nilai elastisitas permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan terhadap variabel harga daging sapi, variabel harga ayam ras, variabel harga telur, dan variabel pendapatan bernilai in-elastis.Kata kunci: daging sapi, analisis permintaan, elastisitas
Cadangan Beras Rumah Tangga Petani Padi Sawah Lahan Rawa Pasang Surut dan Hubungannya terhadap Ketahanan Pangan di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar Ruri Ardianto; Eka Radiah; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1962

Abstract

Strategisnya peranan beras menjadikan ketahanan sektor perberasan sangat memengaruhi ketahanan pangan. Kenaikan konsumsi untuk beras seiring dengan kenaikan pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi beras nasional akan berakibat pada peningkatan impor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cadangan beras, kemampuan cadangan beras melalui penggunaan stok hingga habis (coverage days), tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani, serta mengetahui hubungan cadangan beras terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode penarikan contoh yang digunakan proportionate random sampling yaitu suatu teknik sampling yang dilakukan dengan acak berimbang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rata-rata cadangan beras, analisis coverage days, analisis HFIAS dan analisis uji korelasi Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cadangan beras rumah tangga petani sebesar 19.932 kg dengan rata-rata per rumah tangga petani sebesar 398,64 kg/RT/tahun. Kemampuan cadangan beras berdasarkan ketersediaan yang ada adalah 343,9 hari atau 11,46 bulan atau 0,96 tahun. Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cadangan beras dan ketahanan pangan pada rumah tangga petani responden dengan (p = 0,000 dan rs = 0,800).Kata kunci: ketahanan pangan, beras, pasang surut, Aluh-Aluh
KAJIAN TATANIAGA KARET RAKYAT DI KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA Andri Hidayat; Hairi Firmansyah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i3.639

Abstract

Potensi pengembangan dari salah satu sub-sektor perkebunan, salah satunya adalah perkebunan karet, tanaman karet memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan perekonomian rakyat, Perkebunan karet merupakan salah satu mata pencaharian sebagian besar masyarakat di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini bertujuan mengetahui saluran tataniaga, biaya, marjin, bagian(share) harga dan kendala – kendala atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani maupun pedagang pengumpul di Kecamatan Wanaraya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah sampel responden yang diambil berjumlah 32 sampel,terdiri dari 30 orang petani karet dan 2 orang pedagang pengumpul. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan snowball. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 saluran tataniaga karet rakyat di Kecamatan Wanaraya yang teridiri dari petani karet(produsen), pedagang pengumpul ditingkat desa pengumpul ditingkat kecamatan dan Pabrik olah karet. Biaya rata-rata dalam tataniaga karet dari dua saluran yang ada adalah sebesar Rp 335,-/kg dan Rp 707,-/kg. Marjin tataniaga yang diterima dari pedagang pengumpul memiliki perbedaan yaitu sebesar Rp 739,-/kg. Keuntungan yang diperoleh dari dua pedagang pengumpul yaitu Rp 4.665,-/kg dan Rp 5.032,-/kg dan bagian (share) harga yang diterima petani pada saluran I dan II masing-masing sebesar 62% dan 59% dan ditingkat pedagang pengumpul tingkat desa maupun kecamatan sama besarnya yaitu sebesar 82,5%. Kendala/permasalahan yang dihadapi oleh petani karet dan pedagang pengumpul yaitu harga yang tidak stabil dan kualitas bahan olah karet hasil produksi yang kurang baik.Kata kunci : tataniaga, saluran tataniaga, biaya, marjin, keuntungan
EVALUASI PEMANFAATAN ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) OLEH PETANI DI KECAMATAN CEMPAKA, KOTA BANJARBARU Irik Purniawati; Mariani Mariani; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2912

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), manfaat yang diterima oleh petani, faktor yang berhubungan antara manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP), dengan faktor: kemampuan petani membayar premi atau penerimaan, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga dan pekerjaan sampingan petani dan masalah yang dihadapi petani dalam program asuransi usahatani padi. Penarikan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling, dengan jumlah sampel diambil 30 orang petani Analisis data yang digunakan dalam bentuk deskriftif, skoring dan menggunakan koefisien korelasi serial dan korelasi kotingensi untuk mengetahui hubungan AUTP dengan pekerjaan sampingan. Hasil penelitian, gambaran pelaksanaan ada tahap persiapan dan pelaksanaan, semua evaluasi pemanfaatan AUTP oleh petani berada pada kategori tinggi dengan indeks angka aspek context sebesar 97,23%, aspek input sebesar  91,67%, aspek process sebesar 90,28% dan aspek product sebesar 87,46%. Manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) berhubungan dengan kemampuan petani membayar premi, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan dan pekerjaan sampingan memiliki korelasi positif, dengan nilai koefisien membayar premi 0,274, pengalaman berusahatani 0,089, luas lahan yang dimiliki 0,066, jumlah tanggungan 0,032 dan pekerjaan sampingan 0,708. Permasalahan yang di hadapi dalam pelaksanaan program AUTP adalah kurangnya sosialisasi di anggota kelompok tani dan masyarakat, bencana alam (kekeringan dan kebanjiran) dan serangan hama tikus, walang sangit dan tungro.
ANALISIS USAHA TANI PADI MASYARAKAT DAYAK PITAP DENGAN SISTEM PERLADANGAN GILIR BALIK DI DESA LANGKAP KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10358

Abstract

Pertanian menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakatadat. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang pengelolaanusaha tani masih bergantung pada kondisi alam serta adat budayaturun temurun adalah masyarakat Dayak Pitap di Balangan. Dalamkehidupan masyarakat tanaman padi sangat penting dan dimuliakan,pola pertanian padi dilakukan dengan perladangan gilir baliksehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaranseharusnya, biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan sertapermasalahan yang dihadapi oleh petani padi perladangan gilirbalik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langkap KecamatanTebing Tinggi pada bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Jumlahresponden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 petanidan dipilih dengan teknik acak sederhana (simple randomsampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perladangangilir balik memiliki tahapan yang teratur yaitu batirau, batabas,batabang, manyalukut, manugal, pemeliharaan, pengendalian hamadan penyakit dan penyakit, mangatam, aruh bamula, merapai ataubairik, aruh pasid atau aruh babuat dan aruh bawanang. Biaya totalyang diperlukan dalam usaha tani padi terdiri dari biaya eksplisitdan biaya implisit yakni sebesar Rp 7.502.569,00/usahatani danRp 20.623.500,00/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesarRp 28.126.069,00/usahatani. Penerimaan usaha tani padi sebesarRp 28.440.000,00/usahatani. Pendapatan usaha tani padi sebesarRp 20.937.431,00/usahatani. Berdasarkan perbandingan antarabiaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,01 yangberarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akandiperoleh penerimaan sebesar Rp 1,01 dengan kata lain usaha tanipadi dengan perladangan gilir balik ini layak atau menguntungkanuntuk diusahakan. Selanjutnya untuk permasalahan yang dihadapipetani yaitu hama dan penyakit, cuaca ekstrem, sengketa lahan danperembetan saat pembakaran.