Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

ANALISIS FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Rahman, Taufik; Radiah, Eka; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2612

Abstract

Kopi dapat dianggap sebagai salah satu penyumbang devisa negara yang cukup potensial dan juga merupakan mata pencaharian bagi setidaknya satu setengah juta jiwa petani kopi yang tersebar di Indonesia. Untuk menambah nilai ekonomis suatu produk, maka diperlukan pengolahan agar bahan mentah mampu menjadi produk yang memiliki nilai tambah, tidak terkecuali dengan pengolahan produk kopi robusta (Coffea robusta) seperti yang dilakukan pengolah kopi di Kabupaten Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengolahan kopi, mengetahui perbedaan pendapatan dan keuntungan dari produk kopi yang diolah, mengetahui nilai tambah dari pengolahan kopi, serta hambatan yang dihadapi pengolah kopi. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode sensus dengan jenis data berupa data primer dan data sekunder. Jumlah responden yang diambil berjumlah 6 orang pengolah kopi. Penelitian ini dilakukan di Desa Jati Baru, Kecamatan Astambul, dimana wilayah tersebut adalah satu-satunya tempat pengolahan kopi di Kabupaten Banjar. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai September 2019, dimana pengambilan data pada September 2019. Berdasarkan hasil penelitian untuk mekanisme pengolahan kopi memiliki beberapa tahapan seperti sotarsi kopi biji kering, penyangraian, pendinginan, pengayakan dan pembubukan biji kopi. Kemudian untuk perbedaan pendapatan dan keuntungan dari produk kopi yang diolah, untuk rata-rata pendapatan kopi biji sangrai dalam satu bulan sebesar Rp 600.583, sedangkan untuk kopi bubuk Rp 3.976.583. Untuk rata-rata keuntungan kopi biji sangrai dalam satu bulan sebesar Rp 600.583, sedangkan untuk kopi bubuk Rp 2.056.583. Untuk nilai tambah yang diperoleh pengolahan kopi dari kopi biji kering menjadi kopi biji sangrai sebesar Rp 7.667 dan nilai tambah dari kopi biji kering menjadi kopi bubuk sebesar Rp 7.701. Selanjutnya untuk hambatan yang dihadapi oleh pengolah kopi, yaitu kurangnya modal, kurangnya bahan baku kopi robusta Pengaron dan kurangnya ilmu pengetahuan infomasi dan komunikasi.Kata kunci: nilai tambah, kopi robusta, pengolahan, pendapatan, keuntungan 
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK AYAM GEPREK DI KECAMATAN MARTAPURA Pasriantie, Henny; Dja'far, Abdullah; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1296

Abstract

Abstrak. Suatu objek memiliki atribut tertentu dan pembentukan sikap melibatkan berbagai atribut, konsumen memiliki penilaian idealnya masing-masing dan dengan atribut-atribut yang ada ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan, tingkat permorma ideal, dan tingkat performa aktual atribut ayam geprek di Kecamatan Martapura dan menganalisis penilaian rata-rata sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut ayam geprek di Kecamatan Martapura. Penelitian ini menggunakan metode survei, lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), metode penarikan contoh dilakukan dengan teknik convenience sampling dan didapat 64 orang responden. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui penilaian terhadap atribut yaitu dengan Model Angka Ideal dan Skala Linear Numerik. Dari hasil analisis Model Angka Ideal, atribut yang dianggap paling penting oleh konsumen adalah atribut kebersihan ruang makan (Wi=4,50) dan atribut dengan nilai kepentingan terendah yaitu atribut dekorasi rumah makan (Wi=3,58), atribut dengan nilai total sikap (Ab) yang paling baik menurut konsumen adalah atribut lokasi rumah makan yang strategis (0,12), sedangkan atribut dengan nilai total sikap (Ab) yang paling buruk adalah atribut dekorasi rumah makan (2,07). Kemudian nilai total sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut ayam geprek adalah 10,00, angka ini berada pada kategori skala 0     34,34  yang menunjukkan bahwa keseluruhan atribut ayam geprek dianggap sangat baik oleh konsumen.Kata kunci: sikap konsumen, atribut, model angka ideal, skala linear numerik
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (Allium cepa L) DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN Kahfi, Amrul; Aid, Artahnan; Muzdalifah, Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1323

Abstract

Abstrak. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di Indonesia, bawang merah dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa melihat tingkat sosialnya, mengingat potensi serapan pasar yang terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat meningkat karena adanya pertambahan jumlah penduduk, menjadikan komoditas ini sumber pendapatan yang menjanjikan untuk diusahakan. Berdasarkan sumber data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tapin, Kecamatan Tapin Selatan merupakan daerah produksi bawang merah terbesar di Kabupaten Tapin dengan jumlah produksi sebesar 549,2 ton tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, fungsi pemasaran, biaya, margin, keuntungan, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat pola saluran pemasaran yaitu; saluran I: petani-konsumen, saluran II: petani-pedagang pengecer-konsumen, saluran III: petani-pedagang pengumpul-pedanga pengecer-konsumen, saluran IV: petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen. Petani dan lembaga pemasaran telah melakukan keseluruhan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Total biaya pemasaran terbesar yaitu pada saluran IV sebesar Rp 5.771,59/kg dan biaya terkecil pada saluran IIb Rp 1.455,33/kg. Margin total terbesar yaitu pada saluran IV sebesar Rp 12.833,00/kg, sedangkan margin total terkecil pada saluran I Rp 6.667,00/kg. Keuntung total terbesar pada saluran III sebesar Rp 8.550,92/kg dan keuntungan total terkecil pada saluran I Rp 5.078,68/kg. Share petani yang paling baik terdapat pada saluran I yaitu 100%, dan share petani terendah pada saluran IV sebesar 50,32%. Keempat saluran pemasaran efisien, jika dilihat dari diversfikasi pasar maka saluran II lebih efisien dari sisi ekonomis dan teknis, sedangkan untuk petani saluran I lebih efisien karena memiliki nilai farmer’s share tertinggi dan nilai margin paling rendah.Kata kunci: bawang merah, saluran pemasaran, margin, efisiensi
KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA DARI USAHA ANYAMAN PURUN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI “KAMPUNG PURUN” KELURAHAN PALAM KOTA BANJARBARU Agus, Agus; Budiwati, Nina; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.5987

Abstract

Kampung Purun merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki seni kerajinan berupa anyaman purun. Pengrajin yang bekerja untuk usaha anyaman purun ini merupakan ibu rumah tangga. Selain sebagai tempat wisata kampung purun juga merupakan tempat penunjang perekonomian keluarga karena pendapatan yang didapat dari hasil olahan anyaman purun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha pengolahan anyaman purun oleh ibu rumah tangga, biaya, penerimaan, pendapatan dari usaha anyaman purun dan kontribusi dari usaha pengolahan anyaman purun terhadap pendapatan keluarga di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan metode penarikan contoh. Adapun responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bekerja dalam usaha anyaman purun di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru, yang diambil secara sengaja (Purposive). Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan Proportionate Random Sampling yaitu pengrajin yang tergabung dalam 4 kelompok pengrajin anyaman purun, kelompok Galueh Tjempaka, Galueh Bandjar, Pelangi Al-Firdaus, dan Al- Firdaus. Sampel penelitian ini diambil sebanyak 20 orang dari 56 pengrajin anyaman purun. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis meliputi biaya, penerimaan, pendapatan dan kontribusi usaha pengrajin anyaman purun. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses penganyaman purun antara lain pengambilan purun, pengeringan purun, penumbukan purun, pewarnaan purun, pembuatan pola, penganyaman dan penjualan. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 887.897, rata-rata peneriman sebesar Rp 2.995.300 dan kontribusi usaha anyaman purun ibu rumah tangga sebesar 63.8%. Artinya usaha anyaman purun ibu rumah tangga lebih dominan terhadap total pendapatan keluarga.
ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN TANAMAN HORTIKULTURA DAN TANAMAN KEHUTANAN (STUDI KASUS CV BAUNTUNG TIGA) DI DESA SUNGAI SIPAI KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Nafsiah, Hayatun; Aid, Artahnan; Fajeri, Hairin
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.800

Abstract

Tujuan Nasional dalam pengembangan subsektor tanaman pangan dan tanaman hortikultura adalah swasembada pangan. Sedangkan tujuan utama pengembangan subsektor tanaman pangan dan tanaman hortikultura adalah peningkatan produksi dan kesejahteraan petani yang dicapai melalui upaya peningkatan pendapatan, produksi dan produktivitas usaha tani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan usaha pembibitan tanaman hortikultura dan tanaman kehutanan, biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan keuntungan serta kelayakan usaha secara jangka pendek pada CV Bauntung Tiga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Sipai Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar  mulai dari bulan September 2018 sampai Januari 2019. Usaha ini mulai berdiri  berdiri  pada tahun  2003  dan  resmi  menjadi CV Bauntung Tiga pada tahun 2016 pemiliknya adalah H. Ahyani. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara porposive. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai profit rate 213,94% > 0,16% inflation rate yang artinya bahwa usaha pembibitan tanaman hortikultura dan tanaman kehutanan pada CV Bauntung Tiga secara jangka pendek layak untuk diteruskan.Kata kunci: analisis jangka pendek, hortikultura, kehutanan
TINGKAT KESESUAIAN MATERI, METODE DAN ALAT BANTU PENYULUHAN TERHADAP PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR Alpianor, Muhammad; Aid, Artahnan; Mariani, Mariani
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.637

Abstract

 Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu pembangunan ekonomi suatu wilayah haruslah pula tidak mengesampingkan pembangunan pertanian terutama karena lebih dari 40% kesempatan kerja nasional berasal dari sektor ini. Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan berdasarkan hubungan tingkat kesesuaian materi, metode dan alat bantu terhadap partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil analisis data penelitian diketahui bahwa tingkat kesesuaian materi, metode dan alat bantu terhadap partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan pada usaha tani padi di Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, dimana parisipasi petani termasuk dalam kategori sedang karena memperoleh nilai/skor rata-rata sebesar 71,11%. Sedangkan untuk hubungan tingkat kesesuaian materi terhadap partisipasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan karena rshitung (0,005)< rstabel (0,306), maka H1 ditolak  dan H0 di  terima, hubungan tingkat kesesuaian metode terhadap partisipasi petani menunjukkah bahwa terdapat hubungan yang signifikan karena rshitung (0,496) > rstabel (0,306), maka H0 ditolak  dan H1 di  terima. Sedangkan hubungan tingkat kesesuaian alat bantu dengan partisipasi petani juka menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan karena rshitung (0,252)< rstabel (0,306), maka H1 ditolak  dan H0 di  terima.Kata kunci: partisipasi, kesesuaian materi, metode, alat bantu
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA JARO KECAMATAN JARO, KABUPATEN TABALONG Syukur, Muhammad; Hanafie, Usamah; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i1.764

Abstract

Saat ini petani kurang berminat mengikuti kegiatan penyuluhan dengan berbagai alasan seperti masih ada kerjaan yang harus diselesaikan, petani kurang aktif dalam tanya jawab atau diskusi, sehingga mereka beranggapan kegiatan penyuluhan kurang begitu penting untuk diikuti. Penelitian ini bertujuan pertama Untuk mengetahui tingkat interaksi sosial yang terjadi antar anggota kelompok tani dalam kegiatan penyuluhan, kedua untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan, ketiga untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan partisipasi Petani dalam kegiatan penyuluhan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah sampel responden yang diambil adalah 36 orang petani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata interaksi sosial anggota kelompok tani di Desa Jaro Kecamatan Jaro adalah 90,00 %  tergolong dalam kategori tinggi, rata-rata partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan di Desa Jaro Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong sebesar 80,56% tergolong dalam kategori tinggi, serta terdapat hubungan yang nyata antara interaksi sosial anggota kelompok tani dengan partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan di Desa Jaro Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.Kata kunci : interaksi sosial, partisipasi, hubungan.
PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PROGRAM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) DI KELURAHAN CEMPAKA, KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Rahmanida, Yunita; Hanafie, Usamah; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2119

Abstract

Abstrak. Penyuluh pertanian sebagai suatu sistem pembawa pesan dengan informasi pertanian modern. Penyuluh itu pendidik yang bertujuan  mengubah kesadaran dan perilaku  ke arah yang lebih baik. Sebagai agen penyebarluasan informasi, penyuluh harus aktif mencari informasi yang bermanfaat dari semua sumberdaya yang dimiliki dan semua media dan saluran informasi yang digunakan tidak ketinggalan dan tetap dipercaya sebagai sumbernya.Usaha pencapaian target swasembada pangan khususnya usahatani padi namun, usahatani ini dihadapkan dengan resiko ketidakpastian sebagai akibat dampak perubahan iklim yang merugikan petani. Untuk mengatasi kerugian petani, maka pemerintah membantu mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi pertanian. Asuransi Pertanian adalah transfer risiko yang dapat memberikan kompensasi karena merugikan petani sehingga keberlanjutan dapat terjamin melalui asuransi, petani akan memperoleh jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tanaman atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian, perilaku petani dan hambatan yang di hadapi penyuluh pertanian dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan program asuransi ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai bulan April 2019. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat peran penyuluh pertanian dan keterampilan petani dengan menggunakan skoring dan persentase kemudian untuk mengetahui hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian dengan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tingkat kinerja penyuluh pertanian diperoleh persentase sebesar 75,51%. Menurut kriteria yang telah ditetapkan maka tingkat peran penyuluh pertanian tergolong sedang. Sedangkan untuk perilaku petani berada dalam kategori sedang 74,41% dan termasuk mengalami kemajuan dalam menanggapi program ini, hambatan yang dihadapi penyuluh adalah keterbatasana waktu pertemuan, kepercayaan petani karna kecilnya resiko kegagalan di daerah ini, dan ketertarikan petani.Kata kunci: penyuluh pertanian, perilaku petani, asuransi usahatani padi
ANALISIS USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KELURAHAN LOKTABAT SELATAN KOTA BANJARBARU (STUDI KASUS USAHA SAPI POTONG BAPAK MASDARMAJI) Aji, Prasetyo Bayu; Yulianti, Mira; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5926

Abstract

Pertumbuhan penduduk berdampak pada meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan khususnya daging. Peran usahatani rakyat sebagai penyedia kebutuhan daging sapi sangat besar. Berdasarkan data UPT BPP Banjarbaru terdapat lima kelompok peternak sapi potong di Kecamatan Banjarbaru Selatan. Salah satu anggota yang dijadikan referensi UPT BPP Banjarbaru adalah Bapak Masdarmaji yang merupakan ketua kelompok Lembu Selatan. Bapak Masdarmaji sangat aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan Kota maupun Provinsi. Beliau juga memiliki jumlah sapi terbanyak dari peternak lain yang ada di Lembu Selatan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui analisis usaha peternakan sapi potong dengan melihat aspek finansial pada usaha yang dimiliki  oleh bapak Masdarmaji. Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menganalisis usaha peternakan sapi potong di Kota Banjarbaru milik Bapak Masdarmaji dengan melihat aspek finansial. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2019 hingga September 2020. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Selain hasil penjualan ternak, Bapak Masdarmaji juga mendapatkan keuntungan dari penjualan kotoran sapi yang diolah menjadi pupuk organik, besarnya biaya yang dikeluarkan dalam satu periode penelitian untuk usaha peternakan sapi potong bapak Masdarmaji yaitu biaya total sebesar Rp. 2.000.664.667, total penerimaan sebesar Rp. 2.575.600.000, keuntungan sebesar Rp. 574.935.333, dan RCR sebesar 1,28. Permasalahan yang dihadapi yaitu masalah ketersediaan pakan dan penyakit pada sapi.
MANAJEMEN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL DI KECAMATAN KURAU KABUPATEN TANAH LAUT S, Daniel Destian; Abdussamad, Abdussamad; Aid, Artahnan
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.776

Abstract

Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan terus sepanjang tahun bisa disebut bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun. Kegiatan usaha jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan beberapa bulan setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah sekitar penggilingan padi berada. Di Kecamatan Kurau ada 18 penggilingan padi yang melakukan aktivitas jasa dan penjualan ada juga yang hanya melakukan aktivitas jasa saja, penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau merupakan Penggilingan padi skala kecil. Tujuan dari penelitian ini mendiskripsikan manajemen dan aktivitas usaha penggilingan, menganalisis keuntungan pengusaha penggilingan dan hambatan apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juli 2017 dimulai dari persiapan, pengumpulan data sampai pembuatan laporan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka dari itu dari jumlah populasi sebanyak 18 penggilingan padi, diambil 6 penggilingan padi sebagai sampel berdasarkan aktivitas dan kapasitas penggilingan padi.Aktivitas yang dilakukan dalam  melakukan  usaha  penggilingan padi yang ada di Kecamatan kurau meliputi pengadaan input,penjemuran,penggilingan,pengolahan beras dan manajemen usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau meliputi perencanaan, Pengorganisasian,pengarahan,pengawasan. Biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa dan jual) lebih besar terutama untuk membeli gabah, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa) relatif kecil karena tidak ada aktivitas pembelian gabah. Penggilingan padi memperoleh keuntungan sebesar Rp 35.519.859,- dari penjulan beras Sedangkan dari jasa penggilingan keuntungan   sebesar Rp 880.932,-.dalam satu minggu. Untuk penggilingan padi mengeluarkan biaya terbesar pada pembelian gabah. Dan untuk penggilingan padi (jasa) memperoleh keuntungan yang sangat minim, namun para pemilik memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai petani.Kata kunci: manajemen, penggilingan padi, aktivitas, keuntungan, kecil