Denny, Hanifa Maher
Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Masa Pandemi Covid 19 Bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas X Kota Semarang Ardiyani Heri Ristanti; Hanifa M Denny; Yuliani Setyaningsih
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.804 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i4.6869

Abstract

Program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penting yang harus dilaksanakan dalam upaya untuk mempertahankan keberlangsungan perlindungan petugas kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19 serta penanggulangan Covid-19 di lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk: 1) mengetahui dan menganalisis penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), 2) mengetahui dan menganalisis strategi penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), 3) mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), 4) mengetahui dan menganalisis solusi yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada masa pandemi covid 19 bagi petugas kesehatan di Puskesmas X Kota Semarang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Desain penelitian kualitatif melalui tiga tahapan yaitu: orientasi, eksplorasi fokus, dan analisis data. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dengan tiga langkah: reduksi data, menyajikan data, dan menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan program (K3) dengan sosialisasi kepada para pekerja terkait peraturan-peraturan yang diterapkan. 2) Strategi penerapan program (K3) dengan membentuk promotor kesehatan yang akan mengawasi kegiatan di puskesmas terkait dengan protokol kesehatan dan penggunakan APD, melakukan monitoring secara berkala. 3)Tim K3 mendapatkan dukungan adanya support system dari manajemen dan semua petugas kesehatan adanya kesadaran diri, serta sarana pasarana yang memadai. Kemudian faktor penghambat program (K3) yang ditemui yaitu petugas kesehatan yang belum memahami benar tentang penularan covid 19. 4) Solusi dilakukan tim K3 dengan musyawarah untuk melakukan analisis dan evaluasi dengan mengadakan diskusi dengan setiap kepala bidang. Simpulan Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada masa pandemi covid 19 dilakukan sosialisasi kepada para pekerja terkait peraturan-peraturan yang diterapkan di puskesmas. Kemudian tim K3 melakukan strategi penerapan program (K3) dengan membentuk promotor kesehatan yang akan mengawasi kegiatan di puskesmas terkait dengan protokol Kesehatan, penggunakan APD dan melakukan monitoring secara berkala, melengkapi sarara prasarana puskesmas di Semarang. Penulis menyarankan tim K3 diharapkan dapat memaksimalkan penerepan program K3 dapat menyusun strategi baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dengan maksimal, kepala puskesmas dan petugas kesehatan harus siap mendukung dan mensukseskan program K3 di puskesmas.
Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Petugas dalam Mencegah Penularan Covid-19 di Lingkungan Rumah Sakit Yolanda Putri Ayu Kaiba; Hanifa Maher Denny; Yuliani Setyaningsih
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.866 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i6.8159

Abstract

World Health Organization atau organisasi kesehatan dunia mengumumkan pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa wabah coronavirus menyebar secara cepat ke seluruh dunia. Berdasarkan data persebaran kasus pada tanggal 14 Oktober 2020 di Indonesia ditemukan 344.749 kasus positif COVID-19. Sedangkan Kota Semarang merupakan salah satu kota dengan angka kasus COVID-19 yang tertinggi di Jawa Tengah. Adapun Rumah Sakit X atau disingkat sebagai RS X menjadi salah satu rumah sakit rujukan dalam penanganan COVID-19 disamping sebagai rumah sakit pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku K3 pada petugas dalam mencegah penularan COVID-19 di lingkungan RS X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Informan terdiri atas delapan peserta yang meliputi tiga kepala ruang rawat inap, satu kepala ruang IGD, dan empat petugas dari kedua instalasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan wawasan para petugas tentang pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan RS X setelah mengikuti kegiatan seminar, workshop, serta pelatihan maupun update informasi. Sedangkan petugas bersikap menjadi lebih waspada terhadap beberapa perilaku yang berisiko menularkan COVID-19. Petugas juga saling mengingatkan apabila ada rekan kerja yang lupa dalam menggunakan alat pelindung diri tertentu. Sedangkan pada prakteknya, pihak pengelola RS X selalu berusaha menyediakan perlengkapan alat pelindung diri bagi semua petugas sesuai peruntukannya. Selain itu para petugas secara disiplin mempraktekkan cuci tangan sesuai prosedur, secara berkala menggunakan hand sanitizer, memakai alat pelindung diri yang memadai dan melakukan pembatasan jumlah dan jam penjaga pasien.
Perbedaan pengaruh peregangan dan pemulihan pasif terhadap kadar asam laktat: A scoping review Eli Sahiroh; Hanifa Maher Denny; Suroto Suroto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 6 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i6.12412

Abstract

Background: Humans are living creatures who always carry out physical activity to fulfill their needs. After physical activity, an increase in metabolites such as lactic acid (LA) can reduce muscle cell vitality, affect enzyme activity and reduce energy production, resulting in fatigue. The impact of fatigue can result in decreased motivation and increased stress. This situation can influence performance to decrease.Purpose: Identify gaps and make suggestions about the effect of stretching as active recovery or passive recovery on fatigue.Method: The author used the PRISMA checklist to guide the scoping review. The databases used are Scopus, ScienceDirect, ProQuest, EBSCOhost, SpringerLink, Pubmed, JSTORE, Willey Online, Google Scholar to search for academic articles published in English between 2013 and 2023 that meet predetermined content criteria regarding the effect of stretching as active recovery or passive recovery of lactic acid levels. The process of selecting evidence sources based on screening and suitability of evidence from initially 24,116 sources of evidence identified in the search database was reduced to seventeen sources of evidence. The contents of these sixteen sources of evidence are mapped on charting tables where the data are summarized and synthesized first individually and then collectively by the authors. Repetitive and irrelevant data were collectively removed by the authors from the charting tables.Results: The findings of a scoping review from various research results that have been carried out previously stated that stretching as an active recovery is more effective in reducing lactic acid levels than passive recovery.Conclusion: The gap identified is the lack of research that focuses specifically on workers, even though their population in the world is larger than athletes. The research methodology (data collection and data analysis) of the article only includes quantitative methods, not accompanied by qualitative methods (mixed methods). Future research directions are suggested and limitations of this scoping review are also discussed.Keywords: Lactic Acid; Motivation; Muscle Cell Vitality; Physical ActivityPendahuluan: Manusia merupakan makluk hidup yang selalu melakukan aktivitas fisik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Setelah aktivitas fisik, terjadi peningkatan metabolit seperti asam laktat (LA) dapat menurunkan vitalitas sel otot, mempengaruhi aktivitas enzim dan dan mengurangi produksi energi, mengakibatkan kelelahan. Dampak dari terjadinya kelelahan dapat berpengaruh terhadap motivasi yang menurun, dan stress yang semakin meningkat. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.Tujuan: Mengidentifikasi kesenjangan dan membuat saran tentang pengaruh pemberian peregangan sebagai recovery aktif maupun melakukan recovery pasif terhadap kelelahan.Metode: Penulis menggunakan daftar periksa PRISMA untuk memandu melakukan scoping review.  Basis data yang digunakan yaitu Scopus, ScienceDirect, ProQuest, EBSCOhost, SpringerLink, pubmed, JSTORE, Willey Online, Google Scholar untuk mencari artikel akademik yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris antara tahun 2013 dan 2023 yang memenuhi kriteria konten yang telah ditentukan tentang pengaruh pemberian peregangan sebagai recovery aktif maupun melakukan recovery pasif terhadap kadar asam laktat. Proses pemilihan sumber bukti berdasarkan penyaringan dan kelayakan bukti yang awalnya 24.116 sumber bukti teridentifikasi dalam database pencarian berkurang menjadi tujuh belas sumber bukti. Isi dari enam belas sumber bukti ini dipetakan pada tabel charting di mana data dirangkum dan disintesis pertama secara individual dan kemudian secara kolektif oleh penulis.  Data berulang dan tidak relevan telah dihapus secara kolektif oleh penulis dari tabel charting.Hasil: Temuan scoping review dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyebutkan bahwa peregangan sebagai recovery aktif lebih efektif menurunkan kadar asam laktat daripada recovery pasif.Simpulan: Kesenjangan yang diidentifikasi adalah kurangnya penelitian yang memfokuskan secara khusus kepada pekerja, padahal poulasinya di dunia lebih banyak daripada atlet. Metodologi penelitian (pengumpulan data dan analisis data) dari artikel hanya mencakup metode kuantitatif tidak dibarengi dengan metode kualitatif (metode campuran). Arahan penelitian selanjutnya telah disarankan dan batasan scoping review ini juga dibahas.
Safety sign comprehension by adult workers to measure worker safety: A literature review Qurratul A'yun Az-Zahra; Hanifa Maher Denny; Yuliani Setyaningsih
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 3 (2024): Volume 18 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i3.119

Abstract

Background: Work-related accidents are a problem throughout the world. In the United States, work-related accidents reached 2.3 million workers who underwent treatment in emergency units in 2019. The K3 promotion program in the workplace was designed as an effort to increase workers' self-efficacy for risks that occur in the workplace. One type of occupational safety and health promotion in the workplace is safety signs. Purpose: To provide information to workers regarding danger warnings in the work environment Method: This research uses literature review techniques and obtains search data from Elsevier and Google Scholar using the keywords employee and safety sign, work accident. The inclusion criteria for the literature review are articles published within the last 5 years, namely 2019-2023, journals published on the theme of safety signs in the workplace, open access journals, and full text. Results: Implementation of safety signs that comply with standards in the workplace to notify workers of danger signs is very important. This is to get personal protection and to save yourself if a disaster or work accident occurs. Conclusion: Changes to danger area signs in port terminals are needed to improve work safety and reduce accidents. Proper installation of safety signs in the workplace can influence the behavior of workers, and refugees, and improve overall workplace safety. Apart from that, workers' compliance and knowledge of work safety rules also plays an important role in improving workplace safety.   Keywords: Safety; Safety Sign; Worker.   Pendahuluan: Kecelakaan akibat kerja merupakan masalah di seluruh dunia. Di Amerika Serikat kecelakaan akibat pekerjaan mencapai 2.3 juta pekerja yang menjalani perawatan di unit gawat darurat pada tahun 2019. Program promosi K3 di tempat kerja, disusun sebagai upaya meningkatkan kemampuan diri pekerja terhadap risiko-risiko yang terjadi di tempat kerja. Salah satu jenis promosi keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di tempat kerja yaitu safety sign. Tujuan: Untuk memberikan informasi kepada pekerja terkait peringatan bahaya yang ada di lingkungan kerja Metode:  Penelitian ini menggunakan teknik literature review dan mendapatkan data search dari Elsevier dan Google scholar dengan menggunakan kata kunci employee and safety sign, work accident. Kriteria inklusi pada literature review yaitu artikel yang diterbitkan dalam waktu 5 tahun terakhir yaitu 2019-2023, jurnal hasil publikasi yang memiliki tema safety sign di tempat kerja, open access journal, dan full text. Hasil: Penerapan safety sign yang sesuai dengan standar di tempat kerja untuk memberitahu pekerja tentang tanda-tanda bahaya sangat penting. Hal ini agar mendapatkan perlindungan pribadi dan untuk menyelamatkan diri apabila sewaktu waktu terjadinya bencana atau kecelakaan kerja. Simpulan: Perubahan pada tanda area bahaya di terminal pelabuhan diperlukan untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi kecelakaan. Pemasangan rambu keselamatan yang tepat di tempat kerja dapat mempengaruhi perilaku pekerja, dan pengungsi, serta meningkatkan keselamatan kerja secara keseluruhan. Selain itu, kepatuhan dan pengetahuan pekerja tentang aturan keselamatan kerja juga berperan penting dalam meningkatkan keselamatan di tempat kerja.   Kata Kunci: Keselamatan; Pekerja; Tanda Keselamatan.
Risiko psikososial pada tenaga kesehatan di rumah sakit: A literature review Septa Rahmila; Hanifa Maher Denny; Endah Kumala Dewi
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 4 (2024): Volume 18 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i4.408

Abstract

Background: Medical personnel who are at the forefront of treating patients generally work optimally and without stopping. The unlimited number of overtime hours and the condition of health workers having to be on standby when needed as well as the erratic workload result in psychosocial risks for health workers. Purpose: To determine the psychosocial risks that occur among health workers in hospital. Method: Systematic literature review research uses the Population, Intervention, Comparison, Outcomes, Context (PICOC) approach. Literature search with the keywords "psychosocial AND health workforce AND psychosocial risk". Identifying 1.006 articles were then filtered according to the topic of discussion to obtain 11 articles related to psychosocial risks to health workers in hospitals. Results: Based on the 11 articles studied, it shows that an ethical culture and low appreciation, monotonous work routines, and transparency of the managerial structure implemented by leaders are factors in increasing self-motivation. The lower the ethical culture, the lower the level of motivation of medical personnel. High emotional pressure with a continuous work system will cause symptoms of depression, resulting in mental damage to health workers. Conclusion: Psychosocial risks that occur in health workers in hospitals include an ethical culture and low rewards, high emotional demands, mental damage, low job control, organizational change management, monotonous work routines, family conflicts, socio-economic status, and risk medical personnel are infected. Suggestion: There needs to be a high ethical culture to build the motivation of health workers to be enthusiastic in serving patients and adjust rewards to work results.   Keywords: Health Worker; Hospital; Psychosocial.   Pendahuluan: Pekerja medis yang menjadi garda terdepan dalam menangani pasien, umumnya bekerja secara maksimal dan tanpa henti. Jumlah lembur yang tidak terbatas dan kondisi tenaga kesehatan yang harus siap siaga apabila diperlukan serta jumlah beban kerja yang tidak menentu mengakibatkan terdapatnya risiko psikososial pada pekerja medis. Tujuan: Untuk mengetahui risiko psikososial yang terjadi pada tenaga kesehatan di lingkup rumah sakit. Metode: Penelitian sistematik literature review menggunakan pendekatan Population, Intervention, Comparison, Outcomes, Context (PICOC). Penelusuran literatur dengan kata kunci “psikososial AND tenaga kerja kesehatan AND risiko psikososial”. Mengidentifikasi 1.006 artikel selanjutnya dilakukan penyaringan yang sesuai dengan topik bahasan mendapatkan sebanyak 11 artikel yang terkait mengenai risiko psikososial pada tenaga kesehatan di rumah sakit. Hasil: Berdasarkan 11 artikel yang dikaji menunjukkan bahwa, budaya etis dan imbalan yang rendah, rutinitas pekerjaan yang monoton, dan transparansi struktur manajerial oleh pimpinan adalah faktor dalam peningkatan motivasi diri. Semakin rendah budaya etis yang terjadi, maka semakin rendah tingkat motivasi tenaga medis. Tekanan emosional yang tinggi dengan sistem kerja yang terus menerus akan menimbulkan gejala depresi, sehingga mengakibatkan adanya kejadian kerusakan mental pada pekerja kesehatan. Simpulan: Risiko psikososial yang terjadi pada tenaga kesehatan di rumah sakit yang meliputi budaya etis dan imbalan yang rendah, tuntutan emosional yang tinggi, kerusakan mental, kontrol pekerjaan yang rendah, manajemen perubahan organisasi, rutinitas kerja yang monoton, konflik keluarga, status sosial ekonomi, dan risiko tenaga medis terinfeksi. Saran: Perlu adanya budaya etis yang tinggi untuk membangun motivasi tenaga kesehatan agar semangat dalam melayani pasien dan penyesuaian reward terhadap hasil kerja.   Kata Kunci: Psikososial; Rumah Sakit; Tenaga Kesehatan.
Perbandingan Perilaku Keamanan Berkendara Dengan Metode Edukasi Audiovisual Pada Siswa SMA Di Kecamatan Semarang Selatan Medias Fadjri A; Hanifa Maher Denny; Daru Lestantyo
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 2 No. 1 (2024): JULI 2024
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecelakaan lalu lintas menjadi pemasalahan serius di Indonesia. Tingkat pengetahuan mengenai perilaku berkendara aman yang rendah menjadi hal yang penting untuk segera dilakukan suatu intervensi. Intervensi yang dapat dilakukan salah satunya dengan memberi sosialisasi mengenai Safety Riding. Objek penelitian merupakan Siswa SMA di Kecamatan Semarang Selatan. Tujuan dari penelitian ini guna melakukan analisis perbandingan perilaku keamanan berkendara dengan metode edukasi audiovisual pada siswa SMA di Kecamatan Semarang Selatan sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi. Penelitian kuantitatif ini berdesain penelitian eksperimental metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Tujuh puluh dua siswa dan siswi menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket. Penelitian diawali dengan pre-test kemudian pemutaran video dan dilakukan post-test dengan angket yang sama. Uji analisis data yang dilakukan adalah uji non parametrik Wilcoxon dan uji parametrik berpasangan sampel T. Hasil analisis uji non parametrik Wilcoxon diperoleh nilai p value sebesar 0,001 dan hasil analisis uji Paired Sample T-test diperoleh angka 0,001 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penyuluhan metode audio visual safety riding terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik berkendara siswa. Peneliti memberikan saran bagi pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi mengenai perilaku safety riding serta aturan-aturan lalu lintas dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian satuan lalu lintas