Utami, Aras
Faculty Of Medicine Diponegoro University

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Diponegoro

PREVALENCE AND DEGREE OF SEVERITY OF ACNE VULGARIS IN STUDENTS OF MECHANICAL ENGINEERING MAJOR IN FACULTY OF ENGINEERING DIPONEGORO UNIVERSITY Saragih, Yola Valentin; Widyawati, Widyawati; Utami, Aras; Antari, Arlita Leniseptaria
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.565 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25787

Abstract

Introduction : Acne vulgaris (AV) is a chronic inflammatory disorder of pilosebaceous follicle with polymorphic dermatological manifestation such as comedones, papules, pustules, nodules, and scar. Acne vulgaris can be categorized into three degrees of severity based on lesions count: mild, moderate, and severe. There are four factors in the pathogenesis of AV: pilosebaceous follicle hyperproliferation, excessive sebum production, inflammation, and presence of Propionibacterium acnes. The degree of severity is mainly related to the number of an individual's sebaceous gland. Individuals with AV usually have large sebaceous glands that are very active, large pores, and oily skin. Objectives : To describe prevalence and severity of acne vulgaris in students of mechanical engineering major in faculty of engineering Diponegoro University batch 2018. Methods : This is an observational study with cross sectional approach in which author describes prevalence of AV and its degree of severity in students of mechanical engineering major in faculty of engineering diponegoro university batch 2018. Subjetcs were obtained from simple random sampling. There were 71 eligible subjects meeting inclusion criterias. Dermatovenereology residents performed physical examination on subjects to determine whether or not the subject had. Subjects with AV were classified into "positive" group, otherwise "negative". Subjects were obtained with simple random sampling technique. All subjects (100%) had acne vulgaris. Severity of AV varies with 38% subjects had mild AV, 59.2% had moderate AV and 2.8% had severe AV.Conclusions : All subjects (100%) had AV, mostly of moderate severity. Keywords : Acne Vulgaris; prevalence; severity
PERBANDINGAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA LANSIA WANITA YANG RUTIN BERENANG DAN YANG TIDAK RUTIN BERENANG Andar, Nadiya Arawinda; Indraswari, Darmawati Ayu; Utami, Aras
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.046 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20705

Abstract

Latar  Belakang:  Fungsi paru pada lansia dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan berenang rutin dan parameter fungsi paru yang mudah digunakan adalah Arus Puncak Ekspirasi (APE). Berenang lebih dari 30 menit adalah salah satu contoh latihan aerobik yang mudah dan tidak berat sehingga dapat menjadi salah satu alternatif latihan yang cocok untuk diterapkan pada lansiaTujuan : Membuktikan aktivitas berenang rutin  berpengaruh terhadap nilai APE pada pada komunitas renang  lansia.Metode : Desain penelitian yang digunakan  merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Subjek penelitian berjumlah 46  lansia  di semarang   yang di ukur APE dengan alat peak flow meter  dibedakan dengan kelompok yang rutin berenang dan tidak rutin berenang atau tidak berenang . Uji statistik menggunaan uji t- tidak berpasanganHasil: Rerata arus puncak ekspirasi (APE) pada subjek di penelitian ini adalah 223,48 ± 109,02 l/mnt dengan nilai APE tertinggi adalah 450 l/mnt dan terendah adalah 60 l/mnt . Nilai APE pada kelompok yang rutin berenang menunjukkan hasil yang lebih tinggi yaitu dengan rerata 150  l/mnt. Uji beda menggunakan Mann Whitney digunakan karena distribusi data nilai APE tidak normal, menunjukkan p= <0,001Kesimpulan: pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna nilai APE antara  lansia  rutin berenng dan tidak rutin berenang .
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI PEDIKULOSIS KAPITIS DAN PRAKTIK KEBERSIHAN DIRI DENGAN KEJADIAN PEDIKULOSIS KAPITIS PADA SISWA SDN 1 TUNGGAK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN Woro Nurmatialila; Widyawati Widyawati; Aras Utami
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.756 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24511

Abstract

Latar belakang: Pedikulosis kapitis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. Anak usia sekolah merupakan prevalensi terbesar dalam kejadian pedikulosis kapitis. Tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya pedikulosis kapitis pada anak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri dengan kejadian pedikulosis kapitis pada siswa SDN 1 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Responden penelitian adalah siswa usia 7-11 tahun sebanyak 51 responden, dengan teknik sampling simple random sampling. Data diambil dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang didapat berupa data karakteristik responden, tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis, praktik kebersihan diri, dan data klinis. Analisis data dengan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 18 responden (35,3%) menderita pedikulosis kapitis dari 51 responden. Analisis statistik menunjukkan tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis (p value 0,005) dan praktik kebersihan diri (p value 0,011) terhadap kejadian pedikulosis kapitis. Simpulan: Tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik kebersihan diri memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian pedikulosis kapitis pada siswa SDN 1 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.Kata kunci: Pedikulosis kapitis, tingkat pengetahuan, praktik kebersihan diri.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN INSTITUSI PENDIDIKAN DAN PERILAKU SISWA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK USIA 5-14 TAHUN Susanto Susanto; Bambang Hariyana; Aras Utami
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.444 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22263

Abstract

Latar Belakang: Sejak tahun 2006-2015 incidence rate Demam Berdarah Dengue (DBD) Kota Semarang selalu di atas incidence rate DBD nasional dan juga Jawa Tengah. Dilihat dari kelompok usia penderita DBD, anak usia 5-14 tahun selalu menjadi yang tertinggi pada tiga tahun terakhir (2013-2015). Pada usia tersebut aktifitas anak banyak dilakukan di sekolah yakni pada pagi dan siang hari, yang mana pada waktu tersebut juga nyamuk menggigit Aedes aegypti aktif menggigit.  Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan sekolah dan faktor perilaku siswa dengan kejadian DBD anak usia 5-14 tahun.Metode: Observasional analitik dengan desain case control pada sampel siswa di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu dengan besar sampel 49 sampel pada masing-masing kelompok. Kelompok kasus merupakan siswa yang sakit DBD pada bulan November 2016-Agustus 2017 yang terdata di Puskesmas Kedungmundu. Instrument berupa kuesioner, dan pengambilan data dengam cara wawancara dan observasi lingkungan sekolah. Analisis hubungan menggunakan chi square.   Hasil: Analisis statitik diperoleh faktor container index (p=0,005; 95%CI=1,418-7,410; OR=3,242), dan faktor perilaku membuang sampah (p=0,025; 95%CI=1,118-7,089; OR=2,815) memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian DBD anak. Adapun faktor yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian DBD anak yaitu jenis seragam sekolah (p=0,104; 95%CI=0,229-1,152; OR=0,514) dan penggunaan repelen (p=0,538; 95%CI=0,201-2,316; OR=0,682).    Simpulan: Faktor container index dan perilaku membuang sampah memiliki hubungan signifikan dengan kejadian DBD anak. Disarankan untuk mengaktifkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan membangun perilaku membuang sampah yang baik.  Kata Kunci: container index, seragam sekolah, repelen, perilaku membuang sampah, dan Demam Berdarah Dengue
EFEKTIFITAS EDUKASI KESEHATAN (CERAMAH DAN SMS GATEWAY) TERHADAP PENGETAHUAN DETEKSI DINI KEHAMILAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL Qashda Naila Salsabila; Aras Utami; Arwinda Nugraheni
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.526 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20704

Abstract

Latar Belakang  : Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Kota Semarang merupakan kota dengan kasus kematian ibu tertinggi ke-dua di Jawa Tengah. Penyebab kematian pada ibu hamil dapat dideteksi dini oleh petugas atau non-petugas kesehatan seperti ibu hamil. Namun pengetahuan tentang deteksi dini kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil masih perlu ditingkatkan.Tujuan  : Menilai efektifitas intervensi ceramah dan sms gateway dibanding dengan intervensi ceramah terhadap pengetahuan deteksi dini kehamilan risiko tinggi.Metode  : Penelitian ekperimental pretest-posttest control group. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Sampel 66 orang (33 kontrol, 33 intervensi). instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Kelompok intervensi diberikan ceramah dan sms gateway, kelompok kontrol diberikan ceramah saja. Uji statisktik yang digunakan adalah  uji T-Test, uji Wilcoxon, uji Mann-Whitney .Hasil : Nilai uji beda pada kelompok kontrol p<0,01 (p<0,05). Uji beda pada kelompok intervensi didapatkan nilai p<0,01(p<0,05). Perbandingan peningkatan nilai pada kelompok kontrol (14,02±15,01) dan kelompok perlakuan (19,42±12,78) didapatkan nilai p= 0,210 (p>0.05). Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan yang bermakna pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Sedangkan tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna secara statistik pada selisih nilai antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.