Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

PEMERIKSAAN STATUS GIZI SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENYAKIT DEGENERATIF PADA SISWA SEKOLAH BM JAKARTA PUSAT Meilani Kumala; David Limanan; Alexander Halim Santoso
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.19 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8034

Abstract

These day the number of school-age children who suffer from obesity has doubled compared to 2010. Children who are obese tend to remain obese in adulthood and are at risk of suffering from various non-communicable diseases such as heart and blood vessel disease, metabolic syndrome, diabetes, and others. Based on these conditions in an effort to prevent obesity early which is one of the factors causing non-communicable diseases, it is necessary to check the nutritional status of high school students who are classified as adolescents. Activities include data collection on student identity, snack food patterns, types of snacks, and daily student activities and followed by measurements of body weight, height, and waist circumference to get an overview of the nutritional status of students. This dedication activity involved the Tarumanagara University Faculty of Medicine students. The results of the examination found that most of the 48 students and 37 students who had been assessed for nutritional status experienced height based on age (TB / U) within normal limits. As many as 34.1% of adolescents are overweight and overweight. The percentage of overweight and obesity in adolescents is quite large compared to nationally, urban, or in DKI Jaya. The mean waist circumference (Lp) 31.25% of male adolescents were found to be above the normal limit indicating excess fat in the abdominal area, while the average Lp of adolescent girls was still within normal limits. In terms of daily activities which are one of the factors causing obesity, 67.1% of adolescents engage in sports activities, but many hours are also used to use gadgets, which are about five hours per day. Most (94.1%) of adolescents consume various kinds of snacks including biscuits, chips, nuts, and fruit. Based on the results obtained, it is necessary to assess nutritional status regularly and also counseling about a healthy lifestyle.ABSTRAK:Dewasa ini jumlah anak umur sekolah yang menderita obesitas mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2010. Anak-anak yang obes cenderung untuk tetap obes di umur dewasa  dan berisiko menderita berbagai penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, sindrom metabolik, diabetes, dan sebagainya. Berdasarkan keadaan tersebut dalam upaya pencegahan secara dini terjadinya obesitas yang merupakan salah satu faktor penyebab penyakit tidak menular, perlu dilakukan pemeriksaan status gizi pada siswa siswi sekolah menengah atas yang merupakan tergolong umur remaja. Kegiatan meliputi pendataan identitas siswa, pola makanan cemilan, jenis cemilan, dan aktifitas siswa sehari-hari dan dilanjutkan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang untuk mendapatkan gambaran status gizi siswa. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa sebagian besar dari 48 siswa dan 37 siswi yang telah dilakukan penilaian status gizi mengalami tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dalam batas normal. Sebanyak 34,1% remaja mengalami berat badan berlebih dan kegemukan. Persentase kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja ini cukup besar dibandingkan secara nasional, perkotaan ataupun di DKI Jaya. Rerata lingkar pinggang (Lp) 31,25% remaja laki-laki didapatkan sudah di atas batas normal yang menunjukkan adanya kelebihan lemak di daerah perut, sedangkan rerata Lp remaja perempuan masih dalam batas normal. Ditinjau dari aktivitas sehari-hari yang merupakan salah satu fator penyebab kegemukan didapatkan sebesar 67,1% remaja melakukan aktivitas olah raga, namun tidak sedikit juga waktu yang digunakan untuk menggunakan gadget yaitu sekitar lima jam per hari. Sebagian besar (94,1%) remaja mengonsumsi bermacam macam cemilan meliputi biskuit, chips, kacang dan buah. Berdasarkan hasil yang didapat perlu dilakukan penilaian status gizi secara rutin dan juga penyuluhan tentang gaya hidup yang sehat.
PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT SELAMA PANDEMI DALAM UPAYA PENCEGAHAN LOW BACK PAIN Tjie Haming Setiadi; Alexander Halim Santoso; David Limanan; Erick Sidarta; Susy Olivia Lontoh
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12519

Abstract

The global pandemic has made most of the activities at home. This condition poses significant health challenges. The increasing number of hours spent sitting, having improper posture, lack of exercise, unhealthy diet and pandemic stress can all lead to the low back pain. Low Back Pain is a multifactorial disease. Therefore, an integrated prevention strategy is needed to prevent Low Back Pain. Based on these problems, the community service activity was held. This activity is carried out to provide education related to knowledge of back pain in good working positions, movements to avoid, and exercises that can overcome complaints of back pain. The target of this activity is to increase public knowledge regarding low back pain, improve individual health degrees, educate healthy lifestyles, pay attention to nutritional intake, be active in sports, reduce the incidence of back pain and improve quality of life so that they can continue to work during the pandemic. This activity was carried out online on 27 May 2021 at 8.00-12.00 and was attended by 44 participants from PKK cadres, Tomang Village, West Jakarta. In addition, pre-test and post-test were also conducted. The average score of the pre-test was 53.63, while the average score of the post-test was 62.27. These results indicate that there is an increase in knowledge of 16.10%. Participants are expected to be able to apply the knowledge related to preventing back pain with exercise, good nutrition and can educate families about habits in preventing back painABSTRAK:Pandemi global telah membuat sebagian besar beraktivitas di rumah. Kondisi ini menimbulkan tantangan kesehatan yang signifikan. Meningkatnya jumlah jam yang dihabiskan untuk duduk, memiliki postur tubuh yang tidak tepat, kurang olah raga, pola makan yang tidak sehat dan stres pandemi dapat menyebabkan nyeri punggung bawah yang berkepanjangan. Low Back Pain merupakan penyakit multifaktor. Oleh karena itu, perlu strategi pencegahan terpadu untuk mencegah Low Back Pain. Berdasarkan permasalahan tersebut, kegiatan penyuluhan terkait nyeri pinggang belakang dan bagaimana mengatasinya diselenggarakan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi terkait pengetahuan nyeri pinggang belakang posisi kerja yang baik, gerakan yang dihindari, serta senam yang dapat mengatasi keluhan nyeri pinggang belakang. Target kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan masyarakat terkait low back pain, meningkatkan derajat kesehatan individu, mengedukasi pola hidup sehat, memperhatikan asupan gizi, giat berolahraga, menurunkan angka kejadian nyeri pinggang belakang serta meningkatkan kualitas hidup agar tetap berkarya selama pandemi. Kegiatan ini dilakukan via daring pada tanggal 27 Mei 2021 pukul 8.00-12.00 dan dihadiri oleh 44 peserta yang berasal dari kader PKK Kelurahan Tomang Jakarta Barat. Selain itu, juga dilakukan pre-test dan post-test. Nilai rata-rata pre-test adalah 53.63, sedangkan nilai rata-rata pos-test adalah 62.27. Hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 16.10%. Para peserta diharapkan dapat menerapkan materi terkait pencegahan nyeri pinggang belakang dengan senam, asupan gizi yang baik dan dapat mengedukasi keluarga tentang kebiasaan dalam mencegah nyeri pinggang belakang