cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 1 (2019)" : 10 Documents clear
Pengaruh pupuk organik tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan kualitas bunga seruni Libria Widiastuti; Tri Pamujiasih; Srie Juli Rachmawatie
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.15 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19491

Abstract

Sari. Seruni merupakan tanaman bunga yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dalam lima tahun terakhir, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Tingginya permintaan bunga potong menuntut pula tingginya kualitas bunga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian pupuk organik tandan kelapa sawit (TKS) pada media tanam untuk pemenuhan nutrisi dan perbaikan media tanam. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efek interaksi varietas dan macam pupuk organik tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan kualitas bunga pada tanaman seruni. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2018 di Setiya Aji Flower Farm Bandungan Semarang Jawa Tengah dengan ketinggian tempat 800 meter di atas permukaan laut. Percobaan diatur dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor I adalah varietas seruni yang terdiri dari 3 taraf, yaitu Selena, Yulimar, dan Marimar. Macam pupuk organik TKS terdiri dari 2 taraf yaitu kompos TKS 20 ton/ha dan ATKS 20 ton/ha. Dari hasil penelitian diperoleh tidak terjadi interaksi antara varietas dan macam pupuk organik Tandan Kosong Sawit (TKS) pada tinggi tanaman, luas daun, saat munculnya bunga, umur panen, diameter bunga, dan umur pajang tanaman. Hasil uji mandiri menunjukkan bahwa varietas berpengaruh terhadap tinggi tanaman, saat munculnya bunga, umur panen, diameter bunga, dan umur pajang. Macam pupuk organik TKS menunjukkan berpengaruh secara mandiri terhadap tinggi tanaman.Kata Kunci: seruni, kompos, abu, tandan kosong kelapa sawit, kualitas bunga Abstract. Chrysanths was most cultivated flower crop in Indonesia at the last five years. It was traded in the domestic and export market. Highly chrysanths demand influence high quality of flower.  One of the efforts is giving empty fruit bunches (EFB) of palm oil as organic fertilizer to the growing media. The objectives to be achieved in this study is to determine interaction effect of varieties and types of EFB fertilizer on growth and quality of flowers of chrysanths. This research was conducted from July to October 2018 at Setiya Aji Flower Farm, Bandungan, Semarang, Central Java, with altitude of 800 meters above sea level. The experiment was arranged in a Randomized Block Design (RBD), which consisted of two factors and three replications. First factor was chrysanth varieties that consisted of 3 levels: Selena, Yulimar, and Marimar. Second factor was types of EFB organic fertilizer that consisted of 2 levels: EFB compost 20 t.ha-1, and EFB ash 20 t.ha-1. The results showed that there were no interaction effect between chrysanth varieties and types of EFB fertilizer on plant height, leaf area, flowering time, harvest time, flower diameter, and vase time of chrysanth. Single effect of variety influenced plant height, flowering time, harvest time, flower diameter, and vase time, while types of EFB fertilizer influenced plant height. Keywords: seruni, compost, ash, empty palm oil bunches, flower quality
Model GGE biplot untuk visualisasi interaksi genotip (G) x naungan (E) pada jagung toleran naungan pada sistem agroforestri Muhammad Syafii; Dedi Ruswandi
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.791 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.20938

Abstract

Sari. Jagung adalah serealia penting di Indonesia yang bernilai ekonomis dan strategis untuk dikembangkan sebagai bahan baku pangan (food), pakan (feed), dan minyak (fuel). Varietas jagung yang toleran terhadap intensitas naungan merupakan solusi tepat untuk meningkatkan produksi jagung melalui pemanfaatan lahan agroforestri. GGE biplot adalah model untuk visualisasi dan interpretasi data hasil pengujian genotipe pada lingkungan berbeda. Visualisasi aspek genotipe (G) dan lingkungan (E), dan hubungan keduanya (GXE) digambarkan sebagai biplot. Tujuan adalah untuk seleksi genotipe jagung toleran naungan pada sistem agroforestri. Penelitian dilaksanakan pada Maret-Agustus 2014 di Kebun Percobaan Cimalaka Sumedang menggunakan Split Plot Design diulang 2 kali. Data dianalisis menggunakan metode GGE biplot.  Berdasarkan analisis scatter plot DR-21 menunjukkan galur yang memiliki umur berbunga tergenjah di lingkungan tanpa naungan; sementara pada lingkungan naungan adalah M6DR 4.7.2. Pada bobot pipil, DR-14 memiliki bobot tertinggi pada kondisi tanpa naungan, dan mutan M6DR 5.5.1 memiliki bobot tertinggi pada kondisi naungan, mutan M6DR 16.5.15 merupakan genotipe yang memiliki nilai terendah pada lingkungan naungan dan tanpa naungan. Berdasarkan analisis rangking plot menunjukkan bobot tongkol,  genotip DR 10, dan DR 4 merupakan genotipe yang memiliki nilai tertinggi pada lingkungan naungan dan tanpa naungan, mutan M6BR-153.10.2 merupakan genotipe yang memiliki nilai terendah.  Pada umur berbunga mutan M6DR 14.2.1, M6DR 5.4.1, M6DR 14.3.11 dan  M6DR 7.1.7 merupakan genotipe yang memiliki umur berbunga tergenjah pada kedua lingkungan.Kata kunci: jagung, toleran naungan, model GGE biplot, sistem agroforestri, albizia  Abstract. Corn is an important cereal in Indonesia that is of economic and strategic value to be developed as a food ingredient, feed and fuel. Corn varieties that are tolerant of shade intensity is the right solution to increase corn production through the use of agroforestry. GGE biplot is a model for visualizing and interpreting data from genotype testing in different environments. Visualization of aspects of G x E and their relationship are described as biplot. The aim was to select corn tolerant in agroforestry. The study was conducted in March-August 2014 in the Experimental Field Cimalaka Sumedang, used Split Plot Design and repeated 2 times. Data were analyzed using the GGE biplot. Based on a scatter plot analysis showed that DR-21 have flowering at shorter time in a non-shade environment; while in the shade environment was M6DR 4.7.2. On grain weights, DR-14 line has the highest weight in non-shade conditions, and M6DR 5.5.1 mutant has the highest weight in shade conditions, while M6DR 16.5.15 is the genotype which has the lowest value in shade and without shade. Based on the ranking plot analysis showed cob weight, DR 10, and DR 4 were genotypes that have the highest values in two conditions, while M6BR-153.10.2 mutants were genotypes which have the lowest value in two conditions. On  flowering, M6DR 14.2.1, M6DR 5.4.1, M6DR 14.3.11 and M6DR 7.1.7 were genotypes that have shorter time in both environments. Keywords: corn, shade tolerant, GGE biplot, agroforestry, albizia.
Perbaikan keragaan bibit jeruk pamelo tanpa biji dengan strangulasi dan aplikasi beberapa dosis dari dua ZPT BAP dan 2,4-D Wahyu Fikrinda; I Made Indra Agastya
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.917 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.18907

Abstract

Sari Pamelo memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena buahnya berukuran besar dan memiliki rasa yang segar. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari aplikasi strangulasi dan ZPT terbaik dalam merangsang pertumbuhan vegetatif untuk perbaikan keragaan bibit pamelo tanpa biji. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018 di rumah plastik, Laboratorium Agroteknologi, dan Laboratorium Biologi UNITRI, Malang. Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor digunakan pada penelitian ini. Faktor pertama adalah strangulasi ganda dengan jarak antar kawat yang berbeda yaitu 10 cm, dan 15 cm, sedangkan faktor kedua adalah dosis dan jenis zat pengatur tumbuh yang berbeda yaitu tanpa ZPT, BAP 100 ppm, BAP 200 ppm, 2,4-D 100 ppm, dan 2,4-D 400 ppm. Aplikasi strangulasi (pengikatan kawat) dilakukan secara serentak pada bibit pamelo pada April 2018 dan pelepasan kawat dilakukan pada Juni 2018. Berdasarkan analisis ragam yang dilakukan terdapat interaksi antara perlakuan letak strangulasi dengan dosis ZPT pada parameter diameter batang, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, dan ukuran tajuk pada 1 – 17 minggu setelah perlakuan (MSP). Perlakuan strangulasi ganda 15 cm dan BAP 100 ppm (j2b1) merupakan perlakuan terbaik mampu membentuk tajuk terbuka dengan arsitektur kanopi yang baik sehingga cahaya dapat masuk karena memiliki ukuran tajuk yang paling besar, jumlah daun, luas daun, serta jumlah tunas yang paling banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya sampai 17 MSP. Kata Kunci: arsitektur kanopi, BAP, 2,4-D, pamelo tanpa biji Abstract. Pummelo has prospective to be developed because of its large fruits and fresh taste. The aim of the research was to study the influence of double strangulation and two plant growth regulator to increase vegetative growth and improve performance of Pummelo (Citrus maxima (Brum.) Merr.) seedling. The research was conducted from March to Juli 2018 at plastic house, Laboratory of Agrotechnology, and Laboratory of Biology, Unitri, Malang. Experimental design used completely randomized block design and treatment design was factorial. The first factor was double strangulation with different distance, i.e. 10 cm  and 15 cm, while the second factor was the different dosage and type of growth regulators, i.e. without plant growth regulator, 100 ppm BAP, 200 ppm BAP, 2.4-D 100 ppm, and 2.4-D 200 ppm. Strangulation treatment was conducted on April 8 and wire removed on June 3, 2018. The results showed that there were interaction between the location of strangulation and the dose of plant growth regulator on the parameters diameter of stem, number of branches, length of branches, number of leaves, leaf area, and volume of canopy at 1 - 17 weeks after treatment (WAT). Furthermore, the result showed double strangulation with distance between the wire 15 cm had better significant influence on vegetative growth than double strangulation and the distance between the wire 10 cm. Double strangulation and the distance between the wire 15 cm with BAP 100 ppm treatment was the best treatment on canopy architecture so the light can be used optimally by plant. It was showed by the largest volume of canopy, number of leaf, and leaf area. Besides, the number of branches was the highest if compared to other treatments up to 17 WAT.Keywords: canopy architecture, BAP, 2,4-D, seedless pummelo
Partisi bahan kering bibit kopi arabika (Coffea arabica L.) yang diberi asam humat dan pupuk NPK tablet Santi Rosniawaty; Rija Sudirja; Mira Ariyanti; Syariful Mubarok; Rachmad Akbar
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.838 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.20119

Abstract

Sari. Kopi merupakan salah satu produk perkebunan penghasil devisa negara.  Saat ini tanaman kopi menjadi andalan beberapa daerah di Indonesia dengan kekhasannya.  Namun demikian produksi kopi masih perlu ditingkatkan karena masih tidak sesuai dengan potensi produksi. Peningkatan produksi kopi dapat diawali dari pembibitan.  Pengelolaan bibit yang baik dapat dilakukan dengan pemberian pupuk NPK tablet dan asam humat, yang nantinya akan mempengaruhi fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan.  Tujuan penelitian adalah untuk melihat partisi bahan kering bibit kopi melalui bobot kering bagian-bagian tanaman pada bibit kopi yang diberi NPK tablet dan asam humat.  Percobaan dilakukan  di bulan Februari 2017 sampai bulan April 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Unpad. Percobaan ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan  sebagai berikut : Tanpa pupuk NPK tablet dan asam humat ; Pupuk NPK Tablet 6 g;  Asam humat 10 mL; Pupuk NPK Tablet 3 g + Asam Humat 5 mL; Pupuk NPK Tablet 3 g + Asam humat 10 mL;  Pupuk NPK tablet 3 g  + Asam Humat 15 mL;  Pupuk NPK tablet 6 g  + Asam Humat 5 mL; Pupuk NPK tablet 6 g   + Asam humat 10 mL;  Pupuk NPK tablet 6 g  + Asam Humat 15 mL. Terdapat pengaruh NPK tablet dan asam humat terhadap partisi bahan kering di akar bibit kopi. NPK tablet 1 butir (3g) dan asam humat 10 mL mempengaruhi partisi bahan kering di akar tertinggi. Kata kunci: bahan kering, bibit, kopi, asam humat, pupuk tabletAbstract. Coffee is one of the plants that gave income to Indonesia. Currently, coffee plants are the pledge of several regions in Indonesia with their distinctiveness. However, coffee production is still needed to be improved due to  its low production capacity. Increasing coffee production can be started from nurseries. Good seedling management can be done with application of NPK tablets and humic acid ferlilizer, which is influencing photosynthesis and photosynthates produced. The aim of the study was to determine dry matter partition through the dry weight of plant parts in coffee seedlings given NPK tablets and humic acid. The experiment was conducted on February to April 2017 at the Ciparanje Experimental Station, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Randomized block design (RBD) was used in this experiment, consisted of nine treatments and repeated three times. The treatment was : without NPK tablets and humic acid; NPK Tablet 6 g; 10 mL humic acid; NPK Tablet 3 g + 5 mL Humic Acid; NPK Tablet 3 g + 10 mL humic acid; NPK tablet 3 g + 15 mL humic acid; NPK tablet 6 g + humic acid 5 mL; NPK tablet 6 g + 10 mL humic acid; NPK tablet 6 g + 15 mL Humic Acid. There was an effect of NPK tablets and humic acid on dry matter partition in the roots of coffee seedlings. NPK tablet 3 g and 10 mL humic acid gave the highest dry matter partition at the root. Key words: dry matter, Seedling, coffee, humic acid, tablet fertilizer
Pengaruh perbedaan waktu turun hujan terhadap aplikasi herbisida kalium glifosat dalam mengendalikan gulma dominan kelapa sawit Denny Kurniadie; Yayan Sumekar; Subhan Nulkarim
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.221 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.20988

Abstract

Sari. Rendahnya produktivitas kelapa sawit salah satunya disebabkan oleh adanya kompetisi tanaman dengan gulma. Pengendalian gulma dengan herbisida kalium glifosat 660 g/L sudah banyak dilakukan dan dinilai efektif. Hambatan yang terjadi yaitu terkadang turun hujan setelah aplikasi herbisida yang menyebabkan efikasi kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan herbisida kalium glifosat 660 g/L akibat pencucian air hujan dalam mengendalikan gulma dominan pada tanaman kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor pada bulan Februari sampai bulan April 2018. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah waktu turun hujan setelah aplikasi herbisida kalium glifosat 660 g/L, yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, dan 4 jam setelah aplikasi, tanpa hujan, serta tanpa aplikasi herbisida. Perlakuan diterapkan pada 6 jenis gulma, yaitu Asystasia intrusa, Imperata cylindrica, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Paspalum conjugatum dan Setaria plicata. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida kalium glifosat 660 g/L mampu mengendalikan 5 jenis gulma yaitu I. cylindrica, A. conyzoides,  S. plicata (persentase kerusakan masing-masing 100%); B. alata (persentase kerusakan 90 – 100%); dan P. conjugatum (persentase kerusakan 51,5 – 100%); secara efektif walaupun tercuci air hujan  antara 2 – 4 jam setelah aplikasi. Herbisida kalium glifosat 660 g/L mampu mengendalikan gulma I. cylindrica (persentase kerusakan 79,6%); B. alata, dan A. conyzoides (persentase kerusakan masing-masing 100%); dengan rentang waktu kurang dari 2 jam setelah aplikasi sebelum tercuci air hujan. Kata kunci: Kelapa Sawit, gulma dominan, Kalium glifosat 660 g/L, turun hujanAbstract. The low productivity of oil palm is caused by competition between crop with weeds. Weed control with potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide has been done and is considered effective. Rainfall after herbicide application can be a problem because efficacy can be less effective. This study aims to determine the effect of rainfall on effectivity of potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide in controlling the dominant weeds of oil palm. The study was carried out at the Ciparanje Experimental Greenhouse, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, from February to April 2018. The experimental design used Randomized Block Design, that consisted of 7 treatments and 4 replications. The treatments were the time of rainfall after application of potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide. It consisted of 0, 1, 2, 3, and 4 hours after herbicide application, without rainfall, and without herbicide application. The treatment was applied to 6 types of weeds. There were Asystasia intrusa, Imperata cylindrica, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Paspalum conjugatum, and Setaria plicata. The experimental results showed that potassium glyphosate 660 g.L-1  was able to control 5 types of weeds. There were I. cylindrica,  A. conyzoides, S. plicata (each percentage of damage was 100%); B. alata (90-100% damage percentage); P. conjugatum (51.5 – 100% damage percentage); was controlled in rainfall at 2 – 4 hours after herbicide application. Potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide controlled I. cylindrica (79.6% damage percentage); B. Alata and A. conyzoides (each percentage of damage was 100%); in rainfall at less than 2 hours after herbicide application.Keyword: Palm oil, Dominant Weed, Potasium Glyphosate, Rainfall
Pengaruh perbedaan ukuran polen pada penyerbukan buatan terhadap potensi jumlah buah pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Enceng Sobari; Ahmad Akmal Hasibuan; M. Subandi
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.875 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19611

Abstract

Sari. Pembentukan buah tanaman kelapa sawit yang menurun berimbas pada produksi tandan buah segar. Hal ini diakibatkan oleh penyerbukan secara alami yang kurang efektif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan ukuran serbuk sari terhadap potensi jumlah buah dalam satu tandan, persentase keberhasilan pembentukan buah, dan bentuk buah kelapa sawit dengan cara penyerbukan buatan. Metode yang digunakan merupakan metode eksperimen dengan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap, yang terdiri dari 2 perlakuan ukuran serbuk sari dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari ukuran serbuk sari 10 mesh dan 12 mesh. Pengujian lanjut dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ukuran serbuk sari tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah terbentuk dalam satu tandan, tetapi persentase keberhasilan pembentukan buah >80%, dan bentuk buah yang dihasilkan rata-rata buah normal. Ukuran serbuk sari dari saringan 10 dan 12 mesh secara deskriptif lebih kecil serta seragam dibandingkan saringan 2 – 8 mesh.Kata kunci: Kelapa Sawit, Potensi Hasil, Polen, Buah.Abstract. Decline of oil palm fruit sets impacts on the production of fresh fruit bunches (FFB). This is caused by less effective natural pollination. Objective of this research was to determine the effect of pollen size differences by artificial pollination to the potency of number of fruits per bunch, percentage of success fruit sets, and shapes of oil palm fruits. The method used experimental method. Experimental design was Completely Randomized Design (CRD), which consisted of 2 pollen size treatments and 3 replications. The treatment consisted of pollen size of 10 mesh and 12 mesh, then tested by Duncan's Multiple Range Test. The results showed that the application of pollen size did not significantly affect the number of fruits per bunch, but the percentage of success fruit sets was> 80%, and the shape of fruit was normal.  Pollen size from sieves 10 and 12 mesh descriptively homogen and smaller than pollen size from sieves 2 – 8 mesh. Keywords: Palm Oil, Potential Results, Pollen, Fruit.
Pengaruh asam humat dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan klon Sulawesi 1 Arkan Azis Kusuma; Santi Rosniawaty; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.247 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19217

Abstract

Sari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam. Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.  Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi Abstract.Problem of cocoa crops in Indonesia is low productivity. One of causes is lack of nutrients in the young plant. Effort to solve that problem is providing organic fertilizer, such as cattle manure and humic acid. This research aimed to find out effect of organic fertilizer (humic acid and cattle manure) on the growth of cocoa plants (Sulawesi 1 Clone), 7 months after planting. The experiment was conducted from September to December 2017 at Ciparanje Experimental Field of Agriculture Faculty, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java at the altitude of ± 752 m above sea level (asl). The type of rainfall at the experimental site was type C, according to Schmidt and Fergusson classification. The experimental design used Randomized Block Design with nine treatments and three replications. The treatments consisted of no organic fertilizer treatment (control); humic acid at concentration of 5, 10, 15, and 20 mL.L-1; and cattle manure at doses of 5, 10, 15, 20 kg per planting hole. The result showed that organic fertilizers (humic acid and cattle manure) had same plant height with control, while cattle manure 10 kg increased number of leaves at 4 weeks after treatment (WAT) and 12 WAT. Keywords: cocoa, young plants, humic acid, cattle manureSari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam[a1] . Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.  Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi [a1] Kg  per …?
Pengaruh perlakuan ethyl methanesulphonate terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kentang granola (biji) Hanifah Nuraeni Suteja; Neni Rostini; Suseno Amien
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.603 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19110

Abstract

Sari. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh ethyl methanesulphonate (EMS) terhadap pertumbuhan tanaman kentang Granola dari biji botani dan memperoleh konsentrasi efektif untuk mendapatkan mutan berdaya hasil tinggi. Percobaan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan di laboratorium kultur jaringan BALITSA, Lembang, yang terdiri dari tahap perlakuan EMS pada biji dengan konsentrasi  0,01%; 0,03%; 0,05%; 0,07%; 0,10%; 0,13%; 0,15%; 0,17%; dan 0,20%; selama 3 dan 6 jam, penanaman biji pada media kultur MS, perbanyakan planlet dan pengamatan planlet. Tahap kedua dilakukan di rumah kasa di Pangalengan yang terdiri dari tahapan aklimatisasi menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 14 perlakuan EMS yang diulang 3 kali dan pengamatan pertumbuhan tanaman. Hasil menunjukkan bahwa EMS menyebabkan penurunan pada daya kecambah. Pengamatan pertumbuhan di rumah kasa menunjukkan tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kandungan klorofil, dan berat ubi pertanaman hasil perlakuan memiliki hasil yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Konsentrasi EMS 0,07% dengan perendaman 3 jam dan konsentrasi 0,01% dengan perendaman 6 jam menghasilkan genotipe 3D12 dan 6A8 yang memiliki hasil panen tinggi. Kata kunci: kentang, EMS, mutasi, pertumbuhan. Abstract. The aim of the study was to evaluate the effect of ethyl methanesulphonate (EMS) on true potato seed germination and growth of potato Granola also obtained effective concentrations of EMS to produce mutants with high yield. Experiment was conducted in two stages. The first stage was carried out in BALITSA tissue culture laboratory, Lembang which consisted of EMS treatment steps in seeds with concentrations of 0.01%, 0.03%, 0.05%, 0.07%, 0.10%, 0.13%, 0.15%, 0.17%, and 0.20% for 3 and 6 hour; seeds planting on MS culture media; planlet propagation and plantlets observations. The second stage was carried out in screen house in Pangalengan which consisted of acclimatization stages using a randomized block design with 14 EMS treatment repeated 3 times and observations of plant growth, and yield. The results showed that EMS caused a decrease in germination. Growth observation results at screen house showed plant height, number of leaves, chlorophyll content index, and weight of tubers from treatment had lower than controls. Treatment with 0.07% EMS concentration for 3 hours and 0.01% consentration for 6 hours produced 3D12 and 6A8 mutan genotypes which had high yields.  Keywords: potato, EMS, mutation, growth.
Perubahan karakter biokimia dan fisiologi tanaman kacang hijau pada berbagai kondisi cekaman kekeringan Purwanto Purwanto; Bambang Rudianto Wijonarko; Tarjoko Tarjoko
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.533 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19492

Abstract

Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons fisiologi dan biokimia tanaman kacang hijau terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di Screen House Exfarm Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3. Faktor pertama yang dicoba adalah tingkat kelengasan tanah, yakni kadar air kapasitas lapang sebagai kontrol, 75% kapasitas lapang, dan 50% kapasitas lapang. Faktor kedua adalah varietas unggul kacang hijau yang terdiri dari Varietas Vima 2, varietas Vima 3, dan Varietas Kutilang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan sampai 50 persen kapasitas lapang sudah menunjukkan penurunan pada karakter luas daun dan bobot kering tanaman, tetapi belum berpengaruh terhadap kadar prolin tanaman kacang hijau. Kata Kunci: Kacang hijau, cekaman kekeringan, varietas, biokimia, fisiologis Abstract. This study aims to examine the physiological and biochemical responses of mungbean plants to drought stress. The research was conducted at the Screen House Exfarm, Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, from March to October 2018. Experiment used Randomized Block Design with factorial treatment. The first factor was the level of soil moisture, consisted of level of 100% field capacity as control, 75% field capacity, and 50% field capacity. The second factor was the superior varieties of mungbeans, consisted of Vima 2, Vima 3, and Kutilang varieties. The results showed that drought stress up to 50 percent of field capacity had shown a decrease in the character of leaf area and dry weight of plants, but it had not affected the prolin content of mungbean plants. Keywords: Mungbean, drought stress, variety, biochemistry, physiology
Identifikasi keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk (Citrus sp.) Isna Tustiyani; Desember Risa Nurjanah; Siti Syarah Maesyaroh; Jenal Mutakin
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.309 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.18933

Abstract

Sari Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu tanaman budidaya. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk (Citrus sp.) di dataran medium Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2018. Metode penelitian adalah statistik kualitatif melalui studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan pada 5 plot yang berbeda dengan luas pengambilan sempel gulma masing-masing 50 cm x 50 cm / plot. Setiap lahan terdapat 5 titik pengambilan sampel. Setelah didapatkan sampel gulma, maka dilakukan identifikasi gulma dan Summed Dominance Ratio. Hasil penelitian teridentifikasi 6 jenis gulma rumput, 3 gulma teki dan 13 jenis gulma daun lebar dengan indeks keanekaragaman yang rendah. Jenis gulma yang dominan adalah gulma Ciperus rotundus dan Amaranthus spinosus L. Kata Kunci: dominansi, gulma, identifikasi, jeruk, keanekaragaman.Abstract. Weeds was plants that interfere with cultivated plants. The aim of this research was to identify the diversity and dominance of weeds on Citrus (Citrus sp.) in medium land of Garut. The study was conducted in April to June 2018. The qualitative method is used through case study. Sampling was conducted on 5 differents plot weed with size 50 cm x 50 cm per plot. Each plot had 5 sampling points. Weed samples were collected and it was identified per species according to the weed group, then it was calculated by Summed Dominance Ratio to see weed dominancy at each site locations. The results of the study identified 6 types of weed grass, 3 weed cyperus types and 13 types of broad-leaf weeds with low diversity index. The dominant types of weeds in citrus was Cyperus rotundus and Amaranthus spinosus L.  Keywords: citrus, diversity, dominant, identification, weed.

Page 1 of 1 | Total Record : 10