cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 3 (2021)" : 10 Documents clear
ONTOLOGI ARSITEKTUR WUNA DENGAN TELAAH HERMENEUTIKA PRIJOTOMO La Ode Abdul Rachmad Sabdin Andisiri; Arman Faslih
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.003

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan anatomi arsitektur Wuna, (2) menemukan hakekat terdalam arsitektur Wuna.  Penelitian ini diselenggarakan di kabupaten Muna sebagai bekas wilayah administrasi kerajaan Wuna dan berlandaskan pada paradigma post-positivisme yakni metode hermeneutika Prijotomo pendekatan kualitatif dimana aspek – aspek yang dianalisis berupa anatomi arsitektur Wuna dan konsepsi penyebab adanya suatu arsitektur. Penelitian ini menemukan dua temuan yakni (1) uraian deskriptif anatomi arsitektur Wuna secara horizontal, dan vertikal, (2) mengungkap hakekat terdalam arsitektur Wuna dimana, iklim dan geografi Nusantara adalah jiwa yang meraga pada wujud (pernaungan) serta keteraturan kosmos adalah spirit dari arsitekturnya. The objetives of this research are (1) to describe the anatomy of Wuna architecture, (2) to find the deepest essence of Wuna architecture. This research was conducted in Muna district as a former administrative area of the Wuna kingdom and is based on the post-positivism paradigm, namely the Prijotomo hermeneutic method with a qualitative approach in which the aspects analyzed are the anatomy of Wuna architecture and the conception of the causes of an architecture. This research found two findings, namely (1) a descriptive description of Wuna's architectural anatomy horizontally, and vertically, (2) revealing the deepest essence of Wuna architecture where the climate and geography of the archipelago are the souls of the body (shelter) and the order of the cosmos is the spirit of its architecture.
KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR PERILAKU DAN TINGKAT KENYAMANAN PENGHUNI PADA HUNIAN VERTICAL DENGAN ANALISIS BEHAVIORAL MAPPING (Studi Kasus: Rusunawa Pinus Elok Tower C, Jakarta Timur) Annisa Aulia Suwandi; Ratna Dewi Nur'aini
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.009

Abstract

Permasalahan yang timbul dalam penyediaan hunian vertikal khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah bersifat kompleks yaitu pada aspek manusia hingga aspek-aspek lain, seperti ekonomi, politik, social dan budaya. Hunian vertikal dengan konsep arsitektur perilaku diharapkan dapat menghadirkan hunian yang mewadahi karakteristik pola perilaku, kebiasaan, tradisi, budaya, maupun system kemasyarakatan lainnya, baik secara individu maupun kelompok masyarakat. Pada Tulisan Ulinata (2019) membahas mengenai penerapan arsitektur perilaku pada rumah susun bagi nelayan menggunakan metode behavior mapping, yang berfokus pada perilaku khusus Nelayan. Penerapan konsep perilaku pada Hunian Vertikal dengan studi kasus Rumah Susun yang fokus pada penghuni secara umum jarang ditemukan. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa data primer dan data sekunder yang dianalis dengan metode berupa pengelompokkan pengguna dalam bangunan, behavioral mapping yang difokuskan pada unit hunian dan ruang komunal bangunan, serta setting ruang yang berhubungan dengan perilaku pengguna. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Penerapan arsitektur perilaku pada bangunan Hunian Vertikal dengan studi kasus Rumah Susun Sewa Pinus Elok dapat terlihat dari penataan setting ruang pada unit hunian dan ruang komunal yang dapat mewadahi aktifitas penghuni didalamnya.
PREFERENSI GAYA ARSITEKTUR HUNIAN BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Rahil Muhammad Hasbi; Rizki Dawanti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.007

Abstract

Guna dan citra merupakan 2 unsur dari arsitektur yang tidak bisa dipisahkan. Guna merupakan fungsi dan struktur, citra menggambarkan estetika dari suatu karya arsitektur. Citra tidak hanya sekedar tentang estetika tetapi memiliki makna yang lain yang disebabkan oleh pentingnya budaya bagi masyarakat Nusantara.  Selain dimensi guna, dimensi Citra juga perlu diperhatikan. Sebagai manusia yang berbudaya, maka dibutuhkan dimensi citra yang berkualitas karena tampilan arsitektur tidak hanya tampilan fungsi dan struktur saja. Manusia dapat memberikan makna dan jiwa pada bangunan/karya arsitektur dengan kegiatan dan kepribadian yang dimiliki oleh pemiliknya . Setelah diberikan ”jiwa” oleh penghuninya maka bangunan ini akan memiliki karakter yang dapat mencirikan penghuninya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana preferensi setiap individu terhadap desain huniannya berdasarkan tipe kepribadiannya.Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif . Hasil dari penelitian ini adalah beberapa tipe kepribadian memiliki preferensi yang sama terhadap gaya arsitektur tetapi dengan tingkat preferensi yang berbeda, terdapat pola-pola preferensi terhadap desain hunian yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan preferensi terhadap gaya arsitektur hunian berdasarkan tipe kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut;  karakter desain, elemen arsitektur ,budaya, familiaritas, iklim dan lingkungan. Guna and Citra are inseparable in architectural design. Guna means function and structure of a building or built environment, citra means the art or the aesthetic of an architectural design. Citra is not just about art or aesthetics.  It has other meanings due to the importance of culture for the people of Nusantara. Citra also needs to be considered because as human beings with culture, we need to enhance the aesthetic quality of a building or built environment through the Citra. Citra can convey what kind of personality the user has. Humans can give meaning and a 'soul' to a building / built environment through the activities carried out in it and through the personality of its users. So that, each building can show the characters of the user. Therefore, this study aims to see how each individual's preference for residential architectural style based on their personality type.The method of this research is a mixture of quantitative and qualitative methods. The results of this research are; several personality types have the same preference for residential architectural style but with different levels of preference, there are patterns of residential architectural style preference based on each personality of the user, and  the preference for residential architectural style based on personality is influenced by the following factors; design characters, architectural elements, culture, familiarity, climate and environment.
EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING DAN REKOMENDASI PENERAPAN TEKNOLOGI PADA BANGUNAN (Studi Kasus : The Curve Nx, Malaysia) Muhammad Naufal Raga Pratama; Sugini Sugini
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/Vitruvian.2021.v10i3.004

Abstract

Konsep green building merupakan bentuk kepedulian dan respon dari isu perubahan iklim dan permasalahan lingkungan global diseluruh belahan dunia. Beberapa negara telah memiliki sistem ratingnya masing-masing, yang berfungsi sebagai standar acuan dalam penilaian konsep green building pada bangunan. Adapun tujuan pada penelitian ini untuk menguji, mengevaluasi serta menilai bagaimana bangunan The Curve Nx Malaysia dalam mengimplementasikan beberapa aspek green building berdasarkan referensi alat pemeringkatan Green Mark dari Singapura, serta rekomendasi smart technology untuk meningkatkan kinerja bangunan. Penelitian ini menggunakan metode assesment atau penilaian terhadap bangunan dengan kriteria dan aspek tertentu pada rating tools green building Singapura yaitu Green Mark dengan kategori Existing Non-Residential Building. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah dilakukan pengujian, terdapat beberapa parameter yang masih belum memenuhi tolok ukur yang ada, seperti performa fasad dengan nilai ETTV yang sangat tinggi, penggunaan ventilasi alami yang minim, tidak adanya sensor karbon monoksida di area parkir, dan keterbatasan penggunaan ventilasi alami dan area hijau pada site dan bangunan. Sehingga rekomendasi teknologi yang diberikan diharapkan membantu dalam memenuhi parameter rating tools dan berperan dalam perbaikan lingkungan sekitar. The concept of green building is a form of concern and response from the issue of climate change and global environmental problems around the world. Some countries already have their own rating system, which serves as the reference standard in the assessment of the concept of green building in the building. The purpose of this study is to test, evaluate and assess how The Curve Nx Malaysia building in implementing several aspects of green building based on green mark rating tool reference from  Singapore,  as  well  as  smart  technology  recommendations  to  improve  building  performance. This  study  uses  the  method  of  assessment  or  assessment  of  buildings  with  certain  criteria  and aspects  in  the  rating  tools  green  building  Singapore  green  mark  with  category  Existing  Non- Residential Building. The results of this study found that after testing there were several parameters that still did not meet the existing benchmarks, such as facade performance with very high ETTV values, minimal use of natural ventilation, absence of carbon monoxide sensors in the parking area, and limited use of natural ventilation and green areas on sites and buildings. So that the technology recommendations given will help fill the parameters of the rating tools and play a role in improving the surrounding environment.
REDEFINISI RUANG PUBLIK DI MASA PANDEMI COVID-19 Studi Kasus Di Kota Yogyakarta Winarna Winarna; Paulus Bawole; Bening Hadilinatih
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.008

Abstract

Selama masa pandemi Covid-19, pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing dalam aktivitas sosialnya atau menjaga jarak selama aktivitas sosialnya. Anjuran pemerintah kepada seluruh masyarakat menyebabkan aktivitas mereka di ruang publik berkurang. Situasi ini membuat pergeseran makna dan fungsi ruang publik, sehingga kemudian masyarakat semakin membatasi geraknya di ruang publik. Penyesuaian desain ruang publik di masa pandemi Covid-19 telah bergeser. Pergeseran tersebut meliputi bagaimana memanfaatkan ruang publik agar tidak mengganggu pengguna dan lingkungan ruang publik itu sendiri. Makna dan fungsi ruang publik diharapkan mampu menjawab permasalahan masa depan dalam konteks lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada masa pandemi Covid-19 dan pascapandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecenderungan perubahan karakteristik, makna, dan fungsi ruang publik selama masa Pandemi Covid 19 serta melakukan redefinisi definisi (redefinition) ruang publik. Selama dan setelah Pandemi Covid-19 definisi ruang publik perlu dirumuskan kembali; melalui penelitian ini definesi ruang public yang baru akan didiskusikan dengan detail. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dipadukan dengan metode kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya. Secara umum, hasil penelitian ini mendefinisikan definisi baru ruang publik sebagai ruang interaksi antara individu atau komunitas yang mendukung peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. During the pandemic Covid-19, the government advised people to practice social distancing in their social activities or to maintain a distance during their social activities. The government's recommendation to all community causes reducing their activities in public spaces. This situation makes shifting the meaning and function of public space, so that then people increasingly limit their movement in the public space. The adjustment to the design of public spaces during the Covid-19 pandemic has shifted. The shifts include how to utilize public space in order to prevent disturbances to users and the environment of the public space itself. The meaning and function of public space are expected to be able to answer future problems in the context of the social, economic, and cultural environment that is in accordance with the conditions of society during the Covid-19 pandemic and post-pandemic. This study aims to examine the tendency of changes in the characteristics, meaning, and function of public spaces during the Covid 19 Pandemic and to redefined the definition (redefinition) of public spaces. During and after the Covid-19 Pandemic the definition of public space needs to be reformulated; that Public Space is an infrastructure of interaction between individuals and communities for various purposes and activities that support the improvement of public health and welfare. From the results of the research that has been done, several conclusions can be drawn which are the results of the discussion described in this scientific article.
STUDY OF SOUND BEHAVIOR FROM AUDIAL EXPERIENCE IN TAMAN SARI YOGYAKARTA Patricia Pahlevi Noviandri; Christian Nindyaputra Octarino
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.001

Abstract

Taman Sari merupakan tempat peristirahatan Raja sekaligus tempat pertahanan yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I bertakhta. Kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan heritage ini telah menjadi salah satu situs penting di Yogyakarta dalam hal menunjang pariwisata. Atmosfer dan suasana heritage yang ada di area Taman Sari menjadi daya tarik tersendiri yang dapat mendatangkan minat dari para wisatawan. Taman Sari memiliki identitas suara (soundmark) yang berimplikasi pada pengalaman pendengaran wisatawan, sekaligus mendukung suasana heritage yang ada. Saat ini, identitas suara yang ada di Taman Sari dinilai sudah lemah sehingga mengurangi suasana yang dirasakan oleh pengunjung. Penelitian ini membahas tentang identifikasi perilaku bunyi pada situs Taman Sari yang bertujuan untuk mengetahui letak sumber bunyi yang dapat mempengaruhi suasana pariwisata dalam aspek audial. Metode yang digunakan adalah simulasi gerakan suara dengan menggunakan perangkat lunak Ecotect. Dimensi dan material pelingkup ruang disesuaikan dengan kondisi di lokasi dengan pemetaan jenis material dan lokasi dari identitas suara yang ada. Hasil simulasi perangkat lunak akan dianalisis dalam kaitannya dengan teori persebaran suara. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa elemen lunak dan elemen keras mempengaruhi karakter perilaku suara di Taman Sari. Perilaku suara yang ditemukan di lokasi adalah pantulan suara yang sebagian menghasilkan gaung dan suara langsung yang dapat didengar oleh wisatawan di berbagai segmen. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengalaman wisatawan di situs cagar budaya melalui peningkatan kualitas aspek audial kawasan. Taman Sari is the resting place of the King as well as a place of defense that was built during the reign of Sri Sultan Hamengkubuwono I in the Sultanate of Yogyakarta. The area, which consists of several heritage buildings, has become one of the important sites in Yogyakarta in terms of supporting city tourism. The heritage atmosphere in the Taman Sari area is a special attraction that can attract tourists' interest. Taman Sari has a soundmark that has implications for the hearing experience of tourists, as well as supports the heritage atmosphere. Currently, the soundmark in Taman Sari is considered weak, thereby reducing the atmosphere felt by visitors. This study discusses the identification of sound behavior on the Taman Sari site, which aims to determine the location of the sound source that can affect the tourism atmosphere in the audial aspect. The methodology was based on the simulation of sound movement using Ecotect software. The dimensions and materials of the space enclosure are adjusted to the conditions at the location by mapping the type of material and the location of the existing voice identity. The simulation results will be analyzed in relation to the theory of sound distribution. Based on the analysis, it is known that softscape and hardscape elements affect the character of voice behavior in Taman Sari. The sound behavior found at the location is the sound reflection which partially produces echoes and direct sounds that can be heard by tourists in various segments. The results of this study are expected to enhance the tourist experience at cultural heritage sites through improving the quality of the area's audial aspects.
A COMPARATIVE STUDY OF CONTAMINATED RIPARIAN ZONE FOR ECO LANDSCAPE DEVELOPMENT STRATEGY Amanda Rosetia
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.005

Abstract

The transition between terrestrial and aquatic ecosystems has been known as Riparian Zone. The riparian zone is where generally water flows rarely stagnant, which river is an intermediate plateu. Conversely, rivers, stream or lakes water flows can be stagnant in common situation. Svejcar in his article stated that as transition, riparian zone tends to have characteristics of both upland and aquatics ecosystems. Water contamination brings the effect on reforming the environment degradation whether they are directly or indirectly discharged into water bodies without adequate treatment. Various notable water rehabilitation projects in leading countries led to their substantial economic returns for many aspects by the government-led initiatives. Nature-inclusive solution has been heavily concerned for the mega projects. In which ecological landscape design can provide the ecosystem services to balance the engineering driven restoration projects. To include, the best practice management requires extended understanding of the pattern in order to allow optimum evaluation of the process relationship. This research is conducted by an explanatory method where writer observe the relevant writings and theory to evaluate riparian areas with support on both primary and secondary data. A comparison table has been conducted to determine the most optimum approach has done by three different cities in two big countries. They are Siak River, Riau, Indonesia between Citarum River in Bandung and Yangtze River in China. This comparison will explain the elements observe among the three rivers and follow by the explanatory theory that has been conducted, a best practice management for landscape design to be evaluate.
INTERPRETASI PRINSIP BALE GEDE SAKA RORAS SUKAWANA PADA DESAIN BANGUNAN RUMAH TINGGAL TYPE 36 Kadek Agus Surya Darma
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.010

Abstract

Bale gede saka roras di Desa Sukawana merupakan sebuah bangunan vernacular yang keberadaannya telah ada sebelum era majapahit memerintah di Bali. Secara fisik dan filosofi, elemen bangunan kental akan budaya dan tradisi budaya bali hingga di masa sekarang. Eksistensi dan kelestariannya yang telah teruji dalam periode waktu yang lama menjadi suatu hal yang manrik dan istimewa untuk diungkap. Responsif terhadap iklim setempat menjadi salah satu faktor dalam eksistensi bangunan ini, tampilan estetika yang sesuai budaya setempat dan penggunaan bahan sederhana yang mudah didapat menjadi hal-hal yang menyebabkan bangunan ini masih terus difungsikan hingga masa sekarang. Kota Denpasar merupakan kawasan perkotaan dengan heterogenitas penduduknya. Berdasarkan data umum dari developer, rumah tangga baru di Kota Denpasar umumnya membutuhkan rumah tinggal bertype kecil untuk anggota keluarganya. Rumah petak dari type 21 hingga 45 menjadi pilihan favorit dari sisi keterjangkauan biaya dan kecukupan kebutuhan ruangnya. Rumah type 36 merupakan salah satu type bangunan yang menjadi penelitian kali ini. Dewasa ini identitas perumahan bertype 36 di Kota Denpasar dibangun dengan langgam yang kurang mencirikan budaya setempat, sehingga perwajahan kawasan kota denpasar sebagai Kota Budaya menjadi terdistorsi. Berdasarkan beberapa prinsip fisik dan non fisik yang terdapat pada bangunan vernacular bale gede saka roras desa sukawana, maka diupayakan sebuah studi model menggunakan metode visualisasi digital dalam menemukan sebuah pendekatan terhadap desain bentuk fisik bangunan, desain penataan ruang dalam maupun filosofi pada bangunan rumah tinggal type 36 di Kota Denpasar yang mampu menguatkan identitas kawasan perkotaan di Kota Denpasar sebagai Kota Budaya untuk mendukung Pariwisata Budaya yang berkearifan lokal.
INTEGRASI BANGUNAN CARESTER (CARE AND RESCUE CENTRE) DALAM KONSEP MITIGASI BANJIR DI KOTA MAKASSAR Khilda Wildana Nur; Fitrawan Umar; Siti Fuadillah A. Amin
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.002

Abstract

Kota Makassar merupakan salah satu kota yang dianugerahi penghargaan sebagai kota yang paling tanggap bencana pada tahun 2019. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam keberhasilan merespon bencana adalah dengan adanya bangunan Carester (Care and Rescue Center). Carester adalah layanan terintegrasi lintas institusi di Kota Makassar yang bertujuan memberikan pelayanan keadaan darurat dan layanan publik di Kota Makassar. Bangunan ini direncanakan tersebar di 6 lokasi, namun saat ini baru terbangun di 3 (tiga) titik lokasi yaitu di Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Manggala.Penelitian ini mengkaji tentang bentuk kontribusi Carester dalam konsep mitigasi, khususnya bencana banjir yang menjadi bagian penting dalam keselarasan lingkungan sumber daya air di Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif terhadap obyek penelitian. Metode yang diartikan dalam pemecahan masalah dilakukan dengan menyelidiki dengan menggambarkan keadaan dari obyek dan subyek yang diteliti. Metode pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi literatur. Data kemudian dianalisa dengan metode sinkronik reading, yaitu menyelaraskan semua informasi yang ada sehingga didapatkan kesimpulan dari semua referensi.Kajian integrasi ini dapat menjadi pedoman dalam membangun unit bangunan yang tanggap bencana secara terpadu yang melibatkan berbagai instansi. Riset ini dapat menstimulasi bangunan dan kota lain agar membangun dengan pendekatan konsep Carester yang diselaraskan dengan konsep arsitektur dan tata ruang wilayah. Makassar is one the cities that is awarded as the most resilient city in 2019. One contributed factor in successful in disaster response is the existence of Carester building (care and rescue centre). Carester is integrated services in multi sectoral in Makassar aiming at responding emergency and public services. This building has been planned in 6 distributed locations, eventhough recently it is only built in 3 locations; Ujung Tanah District, Tamalanrea District and Manggala District. This study discusses about sort of Carester contribution in mitigation concept, especially in flood as the essential matter in terms of environmental balance of water resource in Makassar. This study describe research object in explorative-descriptive ways. This meant method in problem solving is conducted by investigating from researched objects. The collecting data is gained from observation, interview, and literature study. Then, data is analyzed through synchronic reading to adjust all the information hence it can be summarized from all refferentions. This integrated study may become a guideline in building development unit that responses disaster in multi intitutions. This research is able to stimulate the building and the city in order to build Carester that has synchronization with architecture and spatial concept.
PREFERENSI KARYAWAN TERHADAP RUANG BEKERJA DI RUMAH TINGGAL SELAMA MASA PANDEMI BERDASARKAN KEPRIBADIAN MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR (MBTI) Yogi Mudzakir; Wibisono Bagus Nimpuno
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.006

Abstract

Work from home (WFH) merupakan kegiatan bekerja yang dilakukan dari rumah, kegiatan tersebut bukan merupakan hal baru pada masa revolusi industri 4.0 dan sudah dilakukan sejak tahun 1980an, saat internet telah ditemukan. Namun, kegiatan tersebut massif dilakukan pada saat pandemik covid-19 yang merebak pada tahun 2020 diseluruh dunia. Di Indonesia, kegiatan WFH dilakukan oleh beberapa perusahaan merujuk pada peraturan pemerintah terhadap pengendalian penularan virus. Karyawan dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan bekerja yang baru, yaitu rumah tinggal. Bekerja dari rumah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan mental, diantara stress hingga depresi, sehingga untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat aktifitas bekerja dari rumah, diperlukan sebuah pendekatan dalam perancangan rumah tinggal untuk memenuhi kebutuhan aktifitas bekerja di rumah. Perancangan tersebut disusun berdasarkan pendekatan kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) karena setiap individu memiliki keunikan karakter yang berpengaruh terhadap efisiensi, efektifitas kerja dan kesehatan mental. Data diperoleh dari kuesioner terbuka dengan pendekatan visual/gambar. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola layout ruang bekerja yang diinginkan berdasarkan kepribadian MBTI dari hasil analisis isi. Work from home (WFH) is a work activity that is carried out from home, this activity has been carried out for a long time since the industrial revolution 4.0 began, specifically in the 1980s, when the internet was invented. However, this activity was carried out massively at the time of the Covid-19 pandemic that broke out in 2020 around the world. In Indonesia, WFH activities are carried out by several companies referring to government regulations on controlling virus transmission. Employees are required to adapt to a new work environment, namely a home. Working from home has the potential to cause mental health problems, ranging from stress to depression, so to reduce the impact of working from home, an approach is needed in residential design to meet the needs of working at home activities. The design is based on the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) personality approach because each individual has a unique character that affects work efficiency, effectiveness and mental health. Data obtained from open questionnaires with a visual / image approach. The final result obtained from this research is the desired workspace layout pattern based on the MBTI personality from the results of the content analysis.

Page 1 of 1 | Total Record : 10