cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
ISSN : 14116618     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI adalah wadah menghimpun dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep ilmiah serta pengetahuan dalam bidang arsitektur dan lingkungan buatan berwujud artikel yang ditulis berdasarkan penelitian: artikel hasil penelitian, artikel tentang ide-ide (gagasan konseptual), tinjauan tentang proses penelitian, tinjauan buku-buku baru, paparan tokoh arsitek dan pemikirannya, serta karya ilmiah lain yang berhubungan dengan fenomena arsitektur.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI" : 5 Documents clear
SETING ALAMI SEBAGAI SARANA ANAK UNTUK MENGATASI TEKANAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG KOTA Sativa, Sativa; Setiawan, Bakti; Wijono, Djoko; Adiyanti, MG
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.469 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1377

Abstract

Abstract: Nowadays, the majority of Indonesian people live in the dense urban kampungs. Some of those kampungs laid on the riverside, as a marginal area -- due to their low economic value of the land. They have specific conditions especially on the limitation of infrastructures and facilities for children activities in the settlement area. This research is a part of my dissertation paper, which aims to gain how children (mainly school-age children) coping with such condition. This study is a qualitative exploratory research, meanwhile, observation and interview were used as collecting data methods. Kampung Ngampilan in Yogyakarta, Indonesia, was chosen as a case area, because of its unique characteristics: located on the riverside of Winongo River, had a high density, and most people have low economics. As the result, this study found that natural setting, especially river area and its surrounding vegetation, is a focus location for children to release live stress in their settlement, due to two space aspects: thermal comfort and visual comfort. This condition was triggered by the limited area of their house so that the children prefer to go out from their house especially after attending school in the afternoon. This results will be useful as a reference for urban kampung planning, especially in riverfront area.Keywords: children, kampung, environmental press, natural settingAbstrak: Mayoritas penduduk kota Indonesia tinggal di kampung berkepadatan tinggi. Sebagian dari kampung -kampung berada di bantaran sungai sebagai salah satu area kota yang dianggap marginal karena nilai ekonomi lahan rendah. Kampung-kampung umumnya berkondisi khas dan memiliki keterbatasan infrastruktur termasuk fasilitas untuk kegiatan anak-anak di permukiman. Studi ini merupakan bagian dari disertasi penulis, yang bertujuan mengetahui bagaimana anak-anak (terutama anak usia sekolah dasar) menghadapi tekanan lingkungan. Kampung Ngampilan dipilih karena merupakan kampung kota yang sangat padat, terletak di tepi sungai, berkontur curam, dan warganya termasuk kelompok ekonomi menengah ke bawah. Kajian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif, dan penggalian data dilakukan dengan metode observasi lapangan dan wawancara. Penelitian menemukan, seting alami kampung, khususnya sungai dan vegetasi di sekitarnya, merupakan area pilihan utama anak bermain, karena memiliki dua aspek kenyamanan, yaitu kenyamanan termal dan kenyamanan visual. Pilihan anak-anak dipicu oleh kondisi rumah mereka yang sempit, sehingga mereka lebih memilih keluar rumah sepulang sekolah atau sore hari. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi pengembangan kampung kota Indonesia yang lebih kondusif untuk anak, khususnya kampung tepi sungai.Kata kunci: seting alami, tekanan lingkungan, kampung kota, anak
OMAH DUDUR: OMAH RATU – KAWULA YANG HIDUP DI WILAYAH URUT SEWU, GRABAG, PURWOREJO, JAWA TENGAH Wibowo, Satrio HB; Sudaryono, Sudaryono; Pradipto, E
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.252 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1354

Abstract

Abstract: Omah dudur is a typical house of rural community in the region of Urut Sewu, Grabag, Purworejo district. Omah dudur originated from the kingdom of Mataram Yogyakarta as a queen house, joglo-shaped and serves as a main pendapa. In the area of the Urut Sewu, the form of joglo omah dudur is imitated and renamed dudur, transformed into a typical rural dwelling as a pendapa and a family home (sleeping area, family room), but still predicated as queen house. Residents of Urut Sewu believe there is a revelation (soul / spirit) that dwells in the omah dudur and makes it live. Omah dudur in the Urut Sewu area is a traditional Javanese architectural heritage, yet it is still hidden and has not been recorded and recognized in Javanese Traditional architecture science. The condition of omah dudur in the modern era is faced with modernization, its development is stagnant and endangered. This research is part of the exploration of knowledge of omah dudur to become science of architecture. The methods used are naturalistic (Lincoln and Guba, 1985) and Qualitative Inductive Methods of Phenomenology. This research produces the concept of omah dudur as omah ratu kawula, that is omah dudur as omah for queen and kawula and as life artifact. Omah dudur alive because of the soul / spirit that lives in omah dudur. The Life Omah dudur is omah dudur which has dignified and influential to good or bad life of the inhabitants.Keywords: Urut Sewu region, dudur house, joglo, wahyu , living queen-kawula houseAbstrak: Omah dudur merupakan bentuk rumah khas masyarakat pedesaan di wilayah Urut Sewu, kecamatan Grabag, kabupaten Purworejo. Omah dudur berasal dari kerajaan Mataram Yogyakarta sebagai rumah ratu, berbentuk joglo dan berfungsi utama sebagai pendapa. Di wilayah Urut Sewu, bentuk joglo omah dudur ditiru dan diganti nama menjadi dudur, berubah menjadi hunian rakyat pedesaan khas berfungsi sebagai pendapa dan rumah keluarga (ruang tidur, ruang keluarga), namun tetap berpredikat sebagai rumah ratu. Warga Urut Sewu percaya ada wahyu (nyawa/sukma) yang tinggal (menetap) di dalam omah dudur dan menjadikannya hidup. Omah dudur di wilayah Urut Sewu adalah warisan arsitektur tradisional Jawa, namun masih tersembunyi dan belum tercatat dan diakui dalam ilmu pengetahuan arsitektur Tradisional Jawa. Kondisi omah dudur dalam era modern berhadapan dengan modernisasi, perkembangannya stagnan dan terancam punah. Penelitian ini bagian dari eksplorasi mengungkap pengetahuan omah dudur agar menjadi ilmu pengetahuan arsitektur. Metode yang digunakan adalah naturalistik (Lincoln dan Guba, 1985) dan metode Induktif Kualitatif Fenomenolgi . Penelitian ini menghasilkan konsep omah dudur sebagai omah ratu kawula yang hidup, yaitu omah dudur sebagai omah bagi ratu dan kawula dan artefak hidup. Omah dudur hidup karena sukma/nyawa yang hidup dan manggon dalam diri omah dudur. Omah dudur hidup adalah omah dudur yang berwibawa dan berpengaruh terhadap baik buruk kehidupan penghuni.Kata Kunci: Wilayah Urut Sewu, omah dudur, joglo, wahyu , omah ratu-kawula yang hidup.
KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA KANTOR PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI; Fokus pada Nilai Embodied Energy Bangunan Adi, Alifiano Rezka
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1813.626 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1357

Abstract

Abstract: Green architecture approach comes as a solution of solving the energy and environmental crises. Boyolali regency office became the research object by focusing on the value of embodied energy to determine and evaluate the energy consumed from the manufacturing of the material until the construction phase. This study uses a simulation method with modeling strategy at the masterplan area and the existing area to measure the embodied energy of the buildings. The results showed that the larger of the ground floor area, the greater of the embodied energy value of the building. In addition, a building which has more floors will save the value of the embodied energy compared to a one floor building with the same floor area. The existing condition showed the saving of the embodied energy value by 22.64% towards the masterplan because of its smaller total ground floor area. The impact of the floor area and floor number is used in determining the design recommendations by combining several buildings into one building to reduce the total floor area as well as to convert most buildings into two-story buildings. The simulation results from the proposed recommendation showed the efficiency of the embodied energy value, which is more optimal, by 21,76% towards the existing condition.Keywords: green architecture, embodied energy, office area, energy efficiencyAbstrak: Pendekatan arsitektur hijau hadir sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan. Kantor pemerintahan Boyolali dijadikan sebagai objek penelitian dengan berfokus pada nilai embodied energy untuk menentukan dan mengevaluasi energi yang digunakan dari proses pengolahan material bangunan hingga fase konstruksi bangunan. Penelitian menggunakan metode simulasi dengan strategi pemodelan pada masterplan kawasan serta kondisi eksisting kawasan untuk mengukur nilai embodied energy bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar luas permukaan lantai bangunan, semakin besar nilai embodied energy pada bangunan tersebut. Selain itu, jumlah lantai yang lebih banyak akan menghemat nilai embodied energy jika dibandingkan dengan bangunan satu lantai dengan luas lantai dasar yang sama. Kondisi eksisting menunjukkan penghematan nilai embodied energy sebesar 22,64% terhadap masterplan karena memiliki luas total lantai dasar lebih kecil. Dampak dari luas lantai dasar dan jumlah lantai digunakan dalam menentukan rekomendasi desain dengan menggabungkan beberapa bangunan menjadi satu untuk mengurangi luasan total lantai dasar sekaligus menjadikan bangunan-bangunan yang ada menjadi gedung berlantai dua. Hasil simulasi dari rekomendasi yang diusulkan menunjukkan efisiensi nilai embodied energy yang lebih optimal sebesar 21,76% terhadap kondisi eksisting.Kata kunci: arsitektur hijau, embodied energy, kawasan perkantoran, efisiensi energi
STRATEGI DESAIN BERKELANJUTAN PADA BANGUNAN HOTEL BERBASIS KONSEP GREEN HOTEL Pebriyanti, Ni Luh Putu Eka
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1611.202 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1359

Abstract

Abstract: Application of the concept of sustainable development requires integration between the micro scale (building), meso scale (building group) and macro scale (city). Since 2008, ASEAN has rewarded hotels in the world that meet environmentally sound hotel standards. The Ministry of Tourism and Creative Economy has appreciated and organized the award of the National Green Hotel Award since 2011. This research focuses on identifying and analyzing sustainable design strategies at three hotels in Jakarta and Bali covering efficiency, conservation and management of various elements: land, energy , water, materials, air and indoor health, and environmental management. The analysis used normative architectural criticism approach on the standard study in designing hotel buildings that applied the concept of "green hotel" to the hotel building cases that are considered to meet the criteria. As a result, the hotel's green architecture strategy uses a "green" principle that covers aspects of the cultural, social and economic life cycle; structural design efficiency; energy efficiency; water efficiency; efficiency of building materials; improvement of inner space quality; operational and maintenance optimization; and waste reduction.Keywords: design strategy, sustainable architecture, green hotelAbstrak: Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan memerlukan integrasi antara skala mikro (bangunan), skala meso (kelompok bangunan) dan skala makro (kota). Sejak tahun 2008, ASEAN telah memberikan penghargaan kepada hotel-hotel di dunia yang memenuhi standar hotel berwawasan lingkungan. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi dan menyelenggarakan pemberian penghargaan National Green Hotel Award sejak tahun 2011. Penelitian ini difokuskan pada pengidentifikasian dan analisis strategi-strategi desain berkelanjutan pada tiga hotel di Jakarta dan Bali meliputi upaya efisiensi, konservasi dan pengelolaan berbagai elemen: lahan, energi, air, material, udara dan kesehatan dalam ruang, serta manajemen lingkungan sekitar. Analisis menggunakan pendekatan kritik arsitektur normatif mengenai kajian baku dalam mendesain bangunan hotel yang menerapkan konsep “hotel hijau” terhadap kasus-kasus bangunan hotel yang dianggap memenuhi kriteria. Hasilnya, strategi arsitektur hijau pada hotel menggunakan prinsip “hijau” yang mencakup aspek-aspek daur hidup budaya, sosial dan ekonomi; efisiensi desain struktur; efisiensi energi; efisiensi air; efisiensi material bangunan; peningkatan kualitas ruang dalam; optimalisasi operasional dan pemeliharaan; dan pengurangan limbah.Kata kunci: strategi desain, arsitektur berkelanjutan, hotel hijau
POLA AKTIVITAS RUANG TERBUKA PUBLIK PADA KAWASAN TAMAN FATAHILLAH JAKARTA Hantono, Dedi
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.617 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1360

Abstract

Abstract: Fatahillah Park in front of Fatahillah Museum is part of Jakarta Kota area (called Kota Tua, Old Town) which is a conservation area. Fatahillah Park currently serves as a public open space surrounded by historic buildings on four sides. As a public open space, Taman Fatahillah is visited by people from various regions in Indonesia and foreign tourists, so there are various activities in it. This paper describes the results of research on the pattern of human activity (visitors) in Taman Fatahillah. The research used qualitative approach and descriptive analysis method. As a result, as a public open space, Taman Fatahillah is accessed by anyone and within the timeframe from morning to evening. Activities that take place in Taman Fatahillah are dominated by secondary actors (visitors) while the primary actors (traders) are limited by a certain place and time. The activity on the path space forms a linear pattern and on an open field forming a random pattern.Keywords: public open space, activities, area, conservation, urban designAbstrak: Taman Fatahillah di depan Museum Fatahillah adalah bagian dari kawasan Jakarta Kota (disebut Kota Tua) yang merupakan kawasan konservasi. Taman Fatahillah saat ini berfungsi sebagai ruang terbuka publik yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah pada empat sisi. Sebagai ruang terbuka publik, Taman Fatahillah didatangi orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia dan wisatawan manca negara, sehingga muncul beragam aktifitas di dalamnya. Tulisan ini memaparkan hasil penelitian tentang pola aktivitas manusia (pengunjung) di Taman Fatahillah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Hasilnya, sebagai ruang terbuka publik, Taman Fatahillah diakses oleh siapa saja dan dalam rentang waktu dari pagi hari hingga malam hari. Aktivitas yang berlangsung di Taman Fatahillah didominasi oleh pelaku sekunder (pengunjung) sedangkan pelaku primer (pedagang) dibatasi oleh tempat dan waktu tertentu. Aktivitas pada ruang jalan membentuk pola linier dan pada lapangan terbuka membentuk pola acak.Kata Kunci: ruang terbuka publik, aktivitas, kawasan, konservasi, rancang kota

Page 1 of 1 | Total Record : 5