cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
ISSN : 19796072     EISSN : 26210193     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Bidang kajian dimuat meliputi agribisnis, teknologi budidaya, sumberdaya perikanan, kelautan, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, bioteknologi perikanan. Sejak tahun 2017 mulai diterbitkan secara elektronik kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2011)" : 20 Documents clear
Analisis perbandingan pertumbuhan populasi kerang lumpur (Anodontia edentula, Linnaeus 1758) di perairan kepulauan Tobea dan pesisir Lambiku, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Rochmady Rochmady; Sharifuddin Bin Andy Omar; Lodewyck S Tandipayuk
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.158 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.15-21

Abstract

Penelitian dilakukan di Kepulauan Tobea dan Lambiku untuk menganalisis: perbedaan pertumbuhan populasi kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di kedua daerah.  Data dianalisis untuk melihat pertumbuhan populasi di kedua lokasi dengan menggunakan analisis pertumbuhan von Bertanlanfy. Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di Kepulauan Tobea, (L∞=65,6 mm, K=1,18) lebih kecil dibandingkan di Lambiku (L∞=73,75 mm, K=0,73).  Perbedaan pertumbuhanpopulasi lebih diakibatkan karena perbedaan karakteristik lokasi.  Pada daerah Kepulauan Tobea memiliki pertumbuhan lambat karena pengaruh laut lebih dominan dibanding pada daerah Lambiku yang lebih banyak mendapatkan pengaruh daratan.
Pemanfaatan sistem informasi perikanan dalam pengelolaan sumberdaya Tangke, Umar
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.52-59

Abstract

Tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem data dan informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasinya dan ketepatan waktunya. Kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan yang pada akhirnya bermuara pada kegagalan usaha. Sebagai negara kepulauan, Indoensia sudah seharusnya mempunyai Sistem Informasi Perikanan. Sistem informasi ini akan memberikan manfaat yang besar terutama didalam pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan. Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan sistem informasi tersebut.  Keterpaduan dari berbagai elemen sistem informasi perikanan secara sinergis akan memberikan atau menciptakan kondisi yang kondusif dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan secara arif dan bijaksana dengan berpedoman pada aspek konservasi.
Analisis tingkat usahatani kakao (Theobroma cacao l) studi kasus di Desa Latu Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat Raihana Kaplale
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.60-68

Abstract

Desa Latu merupakan salah satu daerah penghasil kakao di Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai salah satu sumber pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kakao, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kakao, dan  kelayakan usahatani kakao. Sampel ditentukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Jumlah responden terpilih sebanyak 32 petani (25%) dari 128 Kepala Keluarga (KK) yang mengusahakan usahatani kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendapatan usahatani kakao adalah Rp 6,2 juta/ha/thn. Berdasarkan hasil analisis regeresi linier berganda, factor-faktor utama penentu tingkat pendapatan usahatani kakao yaitu luas lahan, biaya produksi, produksi dan harga jual. Usahatani kakao layak karena menguntungkan berdasarkan nilai BCR 3,89.
Analisis hubungan karakteristik oseanografi dan hasil tangkapan yellowfin tuna (Thunnus albacares) di perairan Laut Banda Umar Tangke; Achmar Mallawa; Mukti Zainuddin
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.1-14

Abstract

Penelitian dimulai dari bulan Januari - Mei 2011 bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor oseanogrfi dan hasil tangkapan yellowfin tuna  di perairan laut Banda.  Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh parameter oseanografi secara bersama-sama dan secara individual terhadap hasil tangkapan  yellowfin tuna. Hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa dari lima parameter oseanografi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan yellowfin tuna ini dapat dilihat pada hasil Uji F  dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.01, dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (8.23 > 2.44), Hasil uji t menunjukan bahwa secara individual terdapat tiga dari lima faktor Oseanografi yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan yellowfin tuna, diantaranya suhu permukaan laut (SPL), kedalaman dan kecepatan arus.
Kajian agronomi dan pemanfaatan buah gandaria (Bouea macrophylla.Griff) Vilma L. Tanasale
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.69-74

Abstract

Tanaman Gandaria (Bouea macrophylla) merupakan  tanaman buah tropik yang penyebarannya  sangat jarang  dijumpai di Indonesia. Penyebaran tanaman gandaria di daerah Maluku hanya dijumpai pada beberapa daerah yaitu pulau Ambon sebagai sentra produksi terbesar dan selebihnya di Kabupaten Maluku Tengah terutama pulau Saparua dan Seram Barat Kurangnya informasi dan data tentang buah gandaria masih menjadi kendala sehingga perlu membuat tulisan tentang buah gandaria terutama dari aspek agronomi dan pemanfaatannya didalam masyarakat saat ini. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan budidaya tanaman gandaria sekaligus dapat digunakan sebagai landasan informasi penelitian lebih lanjut tentang tanaman ini.
Analisis karakteristik transformasi industri penangkapan dalam komunitas masyarakat nelayan (Studi kasus masyarakat nelayan di Desa Panambuang Kab. Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara) Armain Naim
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.22-17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi Karakteristik transformasi industri penangkapan yang berlangsung pada komunitas masyarakat nelayan di Desa Panambuang Kec. Bacan Selatan terkait dengan perkembangan investasi, teknologi alat tangkap dan manajemen, (2) Menganalisis proses berlangsungnya transformasi ikatan Patron-klien, akibat terjadinya kelompok kerja pada alat tangkap pole and line, (3) Menganalisis strategi masyarakat nelayan dalam pengembangan usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan ditengah terus berlangsungnya proses diferensiasi sosial, komersialisasi ekonomi akibat transformasi teknologi alat tangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi teknologi alat tangkap pole and line pada waktu yang akan datang diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam upaya memperoleh hasil tangkapan yang optimal. Hal ini dapat dipahami mengingat dalam pelaksanaannya di lapangan bahwa akses kebutuhannya terhadap sumberdaya perikanan sangat dipengaruhi oleh kekuatan modal yang dimiliki oleh pemilik kapal. Mekanisme patron klien sebagai (institusi ekonomi) tidak bisa memberikan solusi bagi pemerataan kesempatan dan akses yang merata terhadap sumberdaya alam. Bila hal ini terus berlangsung dan sumberdaya ikan terus menurun karena tingkat penangkapan yang tinggi, dikhawatirkan dapat menjadi pemicu pecahnya konflik horizontal antar kelompok-kelompok nelayan
Ukuran pertama kali matang gonad udang Penaeus merguiensis De Man (1988) di Laut Arafura pada Distrik Naukenjerai Kabupaten Merauke Edy H. P. Melmambbessy
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.75-81

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ukuran pertama kali matang gonad udang Penaeus merguiensis di Distrik Naukenjerai Kabupaten Merauke. Sedangkan kegunaannya adalah sebagai bahan informasi ilmiah untuk kepentingan pengelolaan perikanan udang secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode survei, lokasi penelitian : Distrik Naukenjerai Kabupaten Merauke. Penelitian berlangsung pada bulan Maret – Mei 2011. Analisa data meliputi : perkembangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad dan struktur ukuran panjang karapas. Hasil penelitian yang diperoleh adalah  (1) ukuran pertama kali matang gonad udang Penaeus merguiensis di perairan Distrik Naukenjerai, berada pada kisaran panjang karapas 64,44 mm untuk jantan  dan 58,37mm - 60,26 mm untuk betina. Untuk bobot, udang Penaeus merguiensis mencapai ukuran pertama matang gonad  pada kisaran 31,24 gr  untuk jantan dan 16,93 gr – 17,66 gr untuk betina. (2) ukuran udang yang tertangkap didominasi oleh ukuran yang belum matang gonad, yaitu udang dengan panjang karapas 26,5 mm. Untuk kepentingan pengelolaan perikanan udang Penaeus merguiensis  di perairan laut Arafura pada Distrik Naukenjerai, maka diperlukan upaya pengaturan ukuran mata jaring dari 10 mm menjadi 25,40 mm dan sosialisasi aturan dan pengawasan di lapangan.
Pemanfaatan sumber informasi usaha tani oleh petani sayuran di Desa Waiheru Kota Ambon Risyat Alberth Far-Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.38-46

Abstract

Perilaku pemanfaatan sumber informasi diartikan sebagai tindakan, ucapan maupun perbuatan seorang petani dalam mencari, menerapkan, memanfaatkan, dan menyebarkan informasi pertanian yang ditunjukkan oleh jumlah petani yang menggunakan sumber informasi dan jenis sumber informasi yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan berbagai sumber informasi pada usahatani sayuran dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh petani sayuran di Desa Waiheru. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling   dan penentuan   sampel dari tiga kelompok tani diambil masing-masing 10 responden dari tiap kelompok tani tersebut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang diterima dari sumber informasi  paling banyak digunakan adalah melalui saluran interpersonal disusul dengan informasi melalui media massa. Kemudian informasi yang dibutuhkan oleh petani adalah informasi subsistem budidaya seperti memilih dan menggunakan bibit, memilih/ menggunakan obat-obatan, memilih/menggunakan alat/mesin, memilih dan menggunakan lahan, waktu dan cara panen serta pemeliharaan tanaman disusul informasi subsistem hilir seperti harga hasil produksi.
Analisis usaha dan nilai tambah agroindustri kerupuk singkong Haryati La Kamisi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.82-87

Abstract

Agroindustri kerupuk singkong menggunakan bahan utama singkong. Kerupuk singkong banyak diproduksi oleh industri rumah tangga (Home Industri). Pada industri rumah tangga ini pengunaan tenaga kerjanya melibatkan tenaga kerja dari dalam maupun luar keluarga untuk melakukan aktivitas produksi. Penulis berkeinginan melakukan analisis usaha dan nilai tambah kerupuk singkong dengan perumusan masalah mengenai : (1) bagaimana sistem pengolahan kerupuk singkong, (2) berapa besar nilai usaha (biaya, penererimaan, dan pendapatan) pada kerupuk singkong, (3) berapa besar nilai tambah (biaya, penererimaan, dan pendapatan) pada kerupuk singkong. Tujuan penelitian ini untuk mencari jawaban dari perumusan masalah tersebut.  Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) dalam sekali produksi, biaya total home industry kerupuk singkong sebesar Rp 4.626.995,-, penerimaan total home industry kerupuk singkong sebesar Rp 9.243.000,-, keuntungan total home industry kerupuk singkong sebesar Rp. 4.616.005,-. (3) Produksi kerupuk singkong mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 4.044,2/kg dengan rasio nilai tambah 0.61% dari nilai produksi.
Hubungan karakteristik dengan keterdedahan media massa petani jambu mete (Kasus petani jambu mete di Desa Neumatang Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya) Paulus M. Puttileihalat
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.47-51

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2010, di Desa Neumatang Kabupaten Maluku Barat Daya, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik petani jambu mete dengan keterdedahan media massa.  Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah proposive sampling, dimana responden diambil secara sengaja terhadap petani yang melakukan kegiatan usahatani tanaman jambu mete berjumlah 10 orang.   data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sampel dan pengisian daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara karakteristik petani (umur, Pendidikan dan pengalaman) dengan keterdedahan petani pada media massa. Hal ini disebabkan karena walaupun semakin bertambahnya umur, tingginya tingkat pendidikan dan banyaknya pengalaman petani tidak didukung dengan ketersedian  informasi jambu mete.

Page 1 of 2 | Total Record : 20