cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
ISSN : 19796072     EISSN : 26210193     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Bidang kajian dimuat meliputi agribisnis, teknologi budidaya, sumberdaya perikanan, kelautan, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, bioteknologi perikanan. Sejak tahun 2017 mulai diterbitkan secara elektronik kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2015)" : 24 Documents clear
Analisis karakteristik metereologi dan morfologis DAS Wai Samal Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah Edi Said Ningkeula
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.81-91

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: menganalisis karakteristik (a) karakteristik meteorologi DAS, (b) karakteristik morfologi DAS, yang diperlakukan dalam rangka pengembangan sumberdaya alam secara optimal. Penelitian dilakukan di DAS Wai Samal, Kabupaten Maluku Tengah. Secara geografis DAS Wae Samal terletak pada 254'15" - 310'10" Lintang Selatan dan 12940'00" - 12054'50" Bujur Timur. Penelitian telah dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2014. Secara umum metoda yang digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik DAS Wai Samal Desa Samal Kabupaten Maluku Tengah meliputi: metoda Survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian Analisis Karakteristik Meteorologi dan Morfologi DAS Wai Samal, menunjukkan Karakteristik Meteorologi DAS Wai Samal berupa Curah Hujan yang tinggi dan Intensitas hujan yang sangat rendah. Karakteristik Morfologi  berupa daerah perbukitan dengan formasi geologi Trjk memiliki penyebaran terluas, didominasi tanah Typic Dystrudept dan perwilayahannya didominasi wilayah hulu. Topografi berbentuk cekung dan lahan menghadap Nort-East.
Pengaruh bobot bibit berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) strain coklat metode long line menggunakan rumpon ganda Rochmady Rochmady; Sulaeman Sulaeman; La Saluddin
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.1-7

Abstract

Pengetahuan tentang budidaya rumput laut terkait upaya mendapatkan hasil produksi yang besar diduga terkait erat dengan penggunaan bobot awal bibit. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh bobot awal bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut K. alvarezii strain coklat metode long line menggunakan rumpun ganda. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-April 2014. Perlakuan penelitian terdiri atas bobot awal bibit sebesar 50±0,05g, 75±0,05g, dan 100±0,05g. Pengamatan bobot rumput laut dilakukan dengan interval waktu 9 hari sekali pengamatan, selama 45 hari pemeliharaan. Desain penelitian menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diuji Pertumbuhan Mutlak (PM) dan Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS). Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan mutlak tertinggi diperoleh pada rumput laut dengan bobot awal bibit sebesar 100±0,05g mencapai  bobot sebesar 556,41g dan terendah pada bobot awal bibit sebesar 50±0,05g mencapai bobot sebesar 366,71g. Sementara Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) tertinggi diperoleh pada rumput laut dengan bobot awal bibit sebesar 50±0,05g mencapai 15,55% dan terendah pada bobot awal bibit sebesar 100±0,05g mencapai 13,99%. Perlakuan bobot awal bibit rumput laut K. alvarezii strain coklat metode long line menggunakan rumpun ganda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) selama masa pemeliharaan.
Integrasi rantai pasok komoditas sayur antara produktivitas transportasi, farmer share dan pengukuran keuntungan pada wilayah Sulawesi Utara David Oscar Simatupang
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.64-71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Integrasi rantai pasok dalam kemitraan yang efektif pada tingkat petani itu sendiri dalam wadah gapoktan, karakteristik dan produktifitas transportasi, dan pengukuran efesiensi margin keuntungan dan farmer shere pada  tingkat pelaku rantai pasok dari Minahasa Selatan pada kecamatan Modoinding (sentra komoditi sayur) ke wilayah kota Manado melalui pelanggan pasar tradisional dan pasar modern. Metode pengolahan dan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan membagi tiga jenis sayur yaitu Kentang, Kubis dan Tomat. Lokasi penelitian dipilih secara proporsive sampling yaitu kecamatan Modoinding dan kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan integrasi rantai pasok dalam hal ini kemitraan yang efektif terjadi pada tingkat petani itu sendiri dalam wadah Gapoktan. Pada Jalur yang lebih efesien adalah jalur 1, namun lebih efektif pada jalur 2 dengan efesiensi rasio produktifitas 42 % dan margin keuntungan tertinggi terdapat pada pedagang pengumpul besar. Untuk tingkat petani, komoditi sayur buah (Tomat) memiliki R/C yang tinggi dan efesiensi farmer share tertinggi pada pedagang pengumpul kecil dan juga pedagang perantara.
Aspek reproduksi ikan blodok (B. boddarti) di perairan Kabupaten Merauke Sunarni Sunarni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.8-12

Abstract

Penurunan populasi diakibatkan oleh aktivitas manusia maupun yang diakibatkan oleh perubahan kualitas lingkungan perairan, sehingga dapat mengakibatkan keseimbangan ekologis terganggu dan kemampuan pertumbuhan serta reproduksi ikan Blodok (Boleophthalmus boddarti) menjadi terhambat. Sebagai penelitian pendahuluan penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang aspek reproduksi ikan Blodok (Boleophthalmus boddarti) meliputi nisbah kelamin, ukuran pertama kali matang gonad dan tingkat kematangan gonad. Berdasarkan uji chi-square pada tiga Stasiun nisbah kelamin antara ikan jantan dan ikan betina yang tertangkap selama penelitian adalah sama, yakni 1:1 yang berarti bahwa jumlah ikan jantan dan ikan betina tidak berbeda nyata. Pada Stasiun II ukuran pertama kali matang gonad paling kecil dibandingkan dengan stasiun I dan III, yakni pada ikan Blodok jantan memiliki ukuran pertama kali matang gonad pada ukuran panjang total 123,29 mm dan pada ikan betina pada ukuran 115,83 mm. Persentase terbesar terhadap pengamatan tingkat kematangan gonad pada ikan betina diperoleh bahwa puncak pemijahan ikan Blodok betina terjadi pada bulan Maret.
Studi tingkat kerusakan akibat hama daun pada tanaman meranti merah (Shorea leprosula) di areal persemaian PT. Gema Hutani Lestari Kec. Fene Leisela Martini Wali; Sahria Soamole
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.36-45

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama perusak daun pada anakan Meranti di persemaian. Penelitian ini dilakasanakan di areal persemaian IUPHHK PT. Gema Hutani Lestari Kecamatan Fena Leisela Kabupaten Buru yang berlangsung dari bulan Januari-Februari 2014. Metode penelitian menggunakan metode pengamatan pada areal persemaian dengan cara pengambila sampel di setiap bedengan. Bedeng yang digunakan sebagai sampel sebanyak6 bedeng dan tiap bedeng sampel diambil seluruh anakan yang ada pada bedeng tersebut. Pengamatan yang dilakukan hanya berorientasi pada keruskan daun akibat serangan hama. Intesitas kerusakan yang terjadi pada tiap bedeng sampel yang disebabkan hama daun yang tertinggi pada bedeng 5 yaitu 33.34%, dengan kategori ringan, disusul oleh bedeng 3 yaitu 8.19%, selanjutnya bedeng 6 yaitu 7.35%, bedeng 2 yaitu 3.18%, bedeng 1 yaitu 0.76%, dan yang terendah pada bedeng 4 yaitu 0.38%. Dari semua intensitas serangan pada tiap bedeng ternyata masih dikategorikan serang ringan.Luas serangan yang diakibatkan hama daun pada tiap bedeng sampel terbesar yaitu bedeng sampel 5 yaitu 33.34%, disusul bedeng 3 yaitu 28.49%, bedeng sampel 6 yaitu 21.22%, bedeng 1 yaitu 12.73%, bedeng 2 yaitu 1.22%, dan luas serangan terendah pada bedeng sampel 4 yaitu 0.91%. Selanjutnya dari hasil penelitian di lapangan di temukan beberapa jenis hama daun yang menyerang tiap bedeng sampel pada meranti di lokasi penelitian yaitu ham jenis Kumbang Puthul.
Pengaruh sifat fisis kayu jabon (Antochepalus cadamba) Ningsie Indahsuary Uar; M. S. Tuharea
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.46-52

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat fisis kayu Jabon (Antochepalus cadamba) dan manfaat untuk memberikan informasi kepada industri dan masyarakat tentang sifat fisis kayu Jabon (A. cadamba). Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah kaliper, oven, timbangan elektrik dan desikator, sedangkan bahan utama dalam penelitian ini adalah satu batang kayu Jabon (A. cadamba) yang berumur 7 tahun dengan diameter 35 cm dan tinggi bebas cabang 8 m. Hasil Penelitian Kadar air tertinggi pada posisi aksial/bagian batang (Pangkal, tengah, dan ujung) terdapat pada bagian ujung sebesar 74,65% dan kerapatan tertinggi terdapat pada bagian tengah 0.107g/cm3. Kadar Air tertinggi pada psoisi radial/ bagian bidang pohon (kulit, tengah, dan empulur) terdapat pada bagian empulur 76.14% dan kerapatan teringgi terdapat pada bagian Pangkal. Tingkat Penyusutan tertinggi yang dilihat dari bagian batang pohon tertinggi pada bagian pangkal 70.4 bidang tangensial. Tingkat Penyusutan tertinggi yang dilihat dari bagian bidang pohon terbesar terdapat pada bagian kulit bidang tangensial. Hasil analisisis sidik ragam kadar air , kerapatan kayu dan penyusutan tidak signifikan.
Hubungan faktor oseanografi dengan hasil tangkapan pelagis besar di perairan Batang Dua, Propinsi Maluku Utara Sadam Sahidi; Gusti D. Sapsuha; Ahmad F. Laitupa; Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.53-63

Abstract

Penggunaan armada penangkapan ikan di yang sebagian besar menggunakan cara konvensional, sehingga waktu operasi penangkapan ikan lebih banyak dipakai untuk mencari daerah penangkapan ikan. Cara ini tentunya kurang efektif dan efisien, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji hubungan antara hasil tangkapan ikan pelagis besar diantaranya ikan cakalang, madidihang dan tongkol dengan faktor oseanografi untuk dapat mengetahui distribusinya di perairan pesisir pulau Batang Dua sehingga dalam melakukan operasi penangkapan nelayan tidak lagi menggunakan pengalaman, tetapi memanfaatkan informasi tersebut. Penelitian dengan tujuan untuk mengkaji hubungan antara hasil tangkapan ikan pelagis dengan faktor oseanografi di pesisir pulau Batang Dua Prop. Maluku Utara dilaksanakan selama bulan maret sampai mei 2015 dengan menggunakan metode survey dan analisis regresi untuk melihat hubungan hasil tangkapan dengan parameter oseanografi. Hasil penelitian terlihat bahwa secara bersama-sama parameter oseanografi berpengaruh terhadap hasil tangkapan dengan (FHit 14.544 > FTabel 3.172) dan R2 = 0.618, uji t menunjukan bahwa secara individu hasil tangkapan hanya dipengaruhi oleh dua factor oseanografi yakni SPL dan Klorofil-a dengan nilai koefisien determinasi (R2) 0.4228 untuk SPL dan 0.5313 untuk klorofil-a dan sebaran SPL dan klorofil-a pada daerah penangkapan selama penelitian (Maret-Mei 2015) masing-masing adalah 28.3-30.8 oC untuk SPL dan 0.03-0.35 untuk klorofil-a dengan total jumlah hasil tangkapan 1.669.93 kg.
Identifikasi jenis dan pengaruh faktor oseanografi terhadap fitoplankton di perairan Pantai Payum-Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Bonny Lantang; Chalvin S. Pakidi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.13-19

Abstract

Perairan Pantai Payum-Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke merupakan kawasan perairan yang memiliki berbagai manfaat potensial yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar salah satunya untuk kegiatan penangkapan ikan maupun untuk biota laut lainnya untuk tujuan konsumsi. Kondisi perairan yang banyak menerima input massa air dari darat dimana bermuara sungai besar seperti Sungai Maro yang turut mempengaruhi berfluktuasinya faktor lingkungan di perairan Pantai Payum-Pantai Lampu Satu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan pengaruh faktor oseanografi seperti suhu, salinitas, pH dan kecerahan perairan bagi keberadaan fitoplankton di perairan Pantai Payum-Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke. Hasil identifikasi ditemukan 5 Kelas Fitoplankton yaitu kelas Bacillariophyceae dengan 18 Jenis, Cynophyceae dengan 1 Jenis, Chylorophyceae dengan 1 Jenis, Chrysophyceae dengan 1 Jenis dan Dinophyceae dengan 1 Jenis. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa suhu dan salinitas mempengaruhi keberadaan fitoplankton di perairan Pantai Payum-Pantai Lampu Satu.
Karakteristik mutu ikan selama penanganan pada kapal KM. Cakalang Sitkun Deni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.72-80

Abstract

Ikan merupakan komuditas yang muda dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat, dalam upaya mempertahankan mutunya sejak ikan di angkat dari air. Penanganan ikan harus di lakukan secepat mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga di butuhkan bahan dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan.  Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari karakteristik perubahan rnutu ikan selama proses penanganan oleh nelayan pada kapal pole and line dan mengetahui sejauh mana upaya penanganan dilaksanakan dengan cara mengikuti kegiatan penangkapan serta pengujian organoleptik terhadap sampel dengan menggunakan uji organoleptik dan uji kruskal-Walis. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penanganan yang dilakukan oleh nelayan sudah cukup baik walaupun belum sepenuhnya mengikuti standar penanganan yang dikeluarkan Direktorat Mutu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sifat fisik dari ikan yang tertangkap dengan alat tangkap pole and line sangat mudah rusak. Namun ikan hasil tangkapan sampai tiba di TPI tergolong dalam kategori ikan segar karena masih dalam standar ikan segar menurut SNI 01-2729-1992. Sanitasi dan higiene kurang diperhatikan dalam penanganan oleh nelayan baik sanitasi tempat penanganan maupun peralatan. Sedangkan higiene para nelayan masih kurang baik, terutama sifat-sifat buruk nelayan selama proses penanganan berlangsung dimana sambil bercanda, merokok, meludah dan bersin sembarangan.
Analisis potensi perikanan pelagis kecil di Kota Ternate Aisyah Bafagih
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.20-27

Abstract

Potensi sumberdaya perikanan tangkap di kota ternate merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat nelayan, karena komoditi ini memiliki mekanisme pemasaran langsung, efekif dan efisien ke wilayah sekitarnya, yang tentunya memberikan keuntungan yang cukup besar. Hal ini akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada masyarakat secara keseluruhan, dan yang lebih penting untuk masyarakat nelayan sehingga tercapainya keadilan (equity), pertumbuhan (growth) dan keberlanjutan (sustainability.)Tujuan penelitian untuk mengkaji tingkat potensi sumberdaya perikanan tangkap, khususnya ikan pelagis kecil di kota Ternate yang dihubungkan dengan faktor-faktor teknis untuk mengetahui potensi lestari. Alat tangkap yang digunakan mempunyai pengaruh terhadap dampak dari potensi yang dimiliki dan faktor pendukung terhadap hasil produksi yang dicapai. Nilai MSY yang diperoleh dari analisis dengan model Schaefer terhadap upaya tangkap (effort) dan hasil tangkapan (catch) menunjukan penagngkapan lestari sebesar 10.999.564 ton/tahun dengan upaya penangkapan sebesar 11.150,173 unit alat tangkap. Faktor teknis produksi dari perhitungan regresi untuk alat tangkap Pole and Line (huhate) dan Purse Seine (pajeko) menunjukan hasil tangkapan sangat berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja, hari operasi penangkapan, jumlah bahan bakar serta kapasitas ukuran kapal.

Page 1 of 3 | Total Record : 24