cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 25 No 3 (2008)" : 7 Documents clear
PEMANFAATAN MINERAL ASBUTON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH Kusnianti, Neni
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.709 KB)

Abstract

Asbuton merupakan aspal alam dari di Pulau Buton dengan deposit yang sangat besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan jalan karena disamping mengandung bitumen, mineralnya pun memiliki kandungan kapur (CaCO3) yang cukup tinggi. Dengan dikembangkannya produk asbuton murni sebagai hasil pemisahan antara bitumen dengan mineralnya, maka mineral asbuton tersebut dimasa yang akan datang apabila tidak dimanfaatkan akan mengganggu lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk memanfaatkan mineral tersebut sebagai alternatif bahan stabilisasi tanah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik tanah setelah distabilisasi mineral asbuton melalui pengujian di laboratorium, sehingga didapatkan proporsi mineral asbuton yang sesuai untuk meningkatkan daya dukung tanah. Pada penelitian ini, karakteristik tanah hasil stabilisasi tanah dengan mineral asbuton dibandingkan dengan tanah aslinya untuk mengetahui perubahan karakteristik yang terjadi. Karakteristik yang diuji adalah: batas Atterb erg, gradasi, kepadatan berdasarkan standar Proctor, CBR dan kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength, UCS). Kata kunci: mineral asbuton, stabilisasi tanah, karakteristi tanah, CBR, kuat tekan bebas.
PENELITIAN PEMANFAATAN ASBUTON BUTIR DI KOLAKA SULAWESI TENGGARA Suaryana, Nyoman
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.963 KB)

Abstract

Kebutuhan aspal nasional Indonesia sekitar 1,2 juta ton pertahun. Dari kebutuhan ini, baru 0,6 juta ton saja yang dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina sedangkan sisanya dipenuhi melalui impor. Sementara ketersedian aspal minyak semakin terbatas dan harga yang cenderung naik terus seiring dengan harga pasar minyak mentah dunia. Untuk menjawab kendala di atas, maka salah satu alternatif yang menjanjikan adalah penggunaan aspal buton yaitu asbuton sebagai bahan subsitusi aspal minyak. Pada saat ini teknologi Asbuton telah berkembang pesat meliputi asbuton butir, asbuton pra-campur dan asbuton ekstraksi. Hasil kajian terhadap uji skala penuh di Kolaka Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa asbuton mempunyai kemampuan dapat mensubsitusi aspal minyak serta dapat memperbaiki kinerja campuran berasapal. Kata kunci : asbuton, kinerja perkerasan, uji coba skala penuh.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN DINI PADA PERKERASAN JALAN Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.081 KB)

Abstract

Suatu hal yang menjadi dasar perkerasan jalan tidak akan dapat mempunyai umur sesuai rencana adalah apabila salah satu saja persyaratan tidak dipenuhi. Faktor-faktor penyebab kerusakan jalan tersebut antara lain mutu dan jumlah aspalnya, jumlah lintasan pada pemadatan, temperatur pencampuran, temperatur pemadatan. Dikarenakan banyaknya lokasi perkerasan yang tidak dapat melayani sesuai umur rencana yang direncanakan, untuk itu dilakukan penelitian terhadap faktor faktor penyebab terjadinya kerusakan perkerasan jalan. Makalah ini merupakan hasil penelitian di laboratorium dan terhadap hasil peningkatan jalan dibeberapa lokasi yang mengalami kerusakan dini ( kurang dari satu tahun). Hasil penelitian menunjukkan penyebab kerusakan dini pada perkerasan yang diambil contohnya tidak hanya kadar aspal (3.5% -5.3%) yang sangat kurang dari hasil JMF namun juga kemungkinan disebabkan kurangnya pemadatan sehingga kepadatan tidak sesuai yang diharapkan pada akhirnya menghasilkan pengerasan aspal yang terlalu cepat (nilai penetrasi aspal mendekati 20) berakibat kadar rongga yang besar. Dari hasil penelitian dilaboratorium, apabila temperatur pencampuran kurang dari temperatur pada viskositas 270±20cSt, serta kepadatan campuran beraspal yang rendah akan mempengaruhi kinerja campuran beraspal antara lain rongga diantara agregat menjadi lebih besar, rongga terisi aspal lebih rendah sehingga faktor –faktor tersebut juga menjadi penyebab kerusakan perkerasan jalan menjadi lebih cepat. Kata kunci : Kadar aspal, kadar rongga, pelapukan, pengerasan aspal
PENANGANAN KONFLIK LALULINTAS DI PERSIMPANGAN GATOT SUBROTO- GEDUNG EMPAT CIMAHI Tanan, Natalia
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.559 KB)

Abstract

Persimpangan sebidang merupakan daerah yang potensial untuk terjadinya konflik akibat adanya bermacam jenis pergerakan arus lalu lintas. Dengan adanya data yang diperoleh dari studi konflik akan sangat membantu mengidentifikasikan masalah yang paling mungkin menjadi penyebab kecelakaan di suatu persimpangan tanpa harus menunggu data kecelakaan. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan keselamatan jalan adalah implementasi skala penuh perangkat keselamatan jalan pada persimpangan jalan Gatot Subroto – Jalan Gedung Empat Kota Cimahi. Implementasi ini dilakukan berdasarkan pengamatan data konflik yang terjadi pada lokasi tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya: pembuatan pulau jalan, penyediaan lajur angkot, pemasangan rambu prioritas, pemasangan tanda berhenti, perbaikan bahu jalan, serta perbaikan fasilitas pejalan kaki. Metode yang dipakai untuk menilai keefektifan penanganan adalah menggunakan “before-after analysis”. Dimana data “before” dikumpulkan sebelum implementasi, dan data “after” dikumpulkan setelah dilakukan implementasi. Dalam tulisan ini diidentifikasikan 5 (lima) jenis konflik yang terjadi pada 8 (delapan) titik, yang selanjutnya diberi notasi T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, dan T8. Dari hasil analisa dapat terlihat bahwa setelah penanganan terdapat penurunan konflik yang cukup signifikan pada titik T1, T2, T6, T7, T8. Namun pada titik T3, T4, T5 tidak terjadi penurunan tingkat konflik setelah adanya penanganan. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan adanya beberapa kegiatan penanganan di persimpangan Jalan Gatot Subroto-Gedung Empat, meghasilkan penurunan tingkat konflik lalulintas dari 141,2 konflik/1000 kendaraan menjadi 82,07 konflik/1000 kendaraan. Kata kunci: persimpangan, konflik lalulintas, analisa”before-after”
POLUSI UDARA AKIBAT AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERKOTAAN PULAU JAWA DAN BALI Kusminingrum, Nanny; Gunawan, G.
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.135 KB)

Abstract

Perkembangan volume lalu lintas di perkotaan Indonesia mencapai 15% pertahun. Transportasi di kota-kota besar merupakan sumber pencemaran udara yang terbesar, dimana 70% pencemaran udara diperkotaan disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermotor. Parameter polusi udara dari kendaraan bermotor seperti karbonmonoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Methane (CH4), nonmethane (NonCH4), Sulful dioksida (SOx) dan Partikel (SPM10) dapat menimbulkan efek terhadap pemanasan global. Hasil monitoring tingkat pencemaran udara di ruas ruas jalan kota besar seperti : Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Serang (Banten), serta kota-kota yang dilalui Jalur Pantura tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient khususnya untuk parameter oksida nitrogen (NOx), partikel(SPM10) dan hidrokarbon (HC). Rentang tingkat pencemaran udara ambient untuk CH4 : 1,0 – 1,97 ppm; NonCH4 : 1,5 -3,78 ppm, NOx: 0,06 – 0,490 ppm; Sox: 0,001 – 0,276 ppm; CO: 0,01 -11,53 ppm dan partikel (SPM 10): 6,0-260 ug/m3. Bila dilakukan evaluasi dengan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya sudah termasuk kategori ”sedang” dengan penjelasan bahwa tingkat kualitas udara tersebut tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan sensitif dan nilai estetika. Beberapa strategi pengelolaan kualitas udara di lingkungan jalan yang mungkin diterapkan dalam upaya-upaya pengelolaan lingkungan jalan adalah : a.Pertimbangan dan penerapan kebijakan serta aturan dibidang lingkungan menjadi satu hal yang penting untuk dilaksanakan dalam seluruh siklus tahap pembangunan/peningkatan jalan. b.Penyertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, baik pemilik kendaraan, dan pengguna jalan serta masyarakat sekitar lingkungan jalan. c. Penggunaan bahan bakar dan kendaraan yang ramah lingkungan. d. Penataan dan penerapan teknologi pereduksi polusi udara diantaranya: penataan land-scape diruas-ruas jalan dengan tanaman pereduksi polusi udara. Kata kunci : polusi udara, kendaraan bermotor, perkotaan
USULAN SPESIFIKASI CAMPURAN BERASPAL PANAS ASBUTON LAWELE UNTUK PERKERASAN JALAN Hermadi, Madi; Sjahdanulirwan, M.
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.605 KB)

Abstract

Asbuton (Aspal Alam dari Pulau Buton) dengan deposit terbanyak adalah Asbuton di kecamatan Lawele atau disebut Asbuton Lawele dengan deposit sekitar 100.000.000 ton. Dibanding Asbuton Kabungka, Asbuton Lawele memiliki kadar bitumen, kadar minyak ringan dan nilai penetrasi bitumen yang relatif lebih tinggi. Asbuton Lawele memiliki kadar bitumen sekitar 30%, kadar minyak ringan sekitar 7%, dan nilai penetrasi bitumen sekitar 180 dmm. Karena Asbuton Lawele memiliki sifat yang khusus maka untuk dapat memanfaatkan Asbuton Lawele pada perkerasan jalan campuran beraspal panas perlu dibuat spesifikasi yang khusus pula. Untuk maksud tersebut, maka pada tulisan ini diusulkan Spesifikasi Campuran Beraspal Panas Asbuton Lawele beserta alasannya, berdasarkan hasil kajian di laboratorium diketahui bahwa Campuran Beraspal Panas Asbuton Lawele memiliki karakteristik yang relatif sama dengan Campuran Beraspal Panas Aspal Minyak Pen 60/70 kecuali, stabilitas Marshall dan stabilitas dinamis campuran yang nilainya lebih tinggi. Campuran Beraspal Panas Asbuton Lawele memiliki stabilitas Marshall 1030 kg dan stabilitas dinamis 3500 lintasan/mm. Sedangkan campuran Beraspal Panas Aspal Minyak Pen 60/70 memiliki stabilitas Marshall 930 kg dan stabilitas dinamis 1432 lintasan/mm. Kata Kunci: Perkerasan jalan, Campuran Beraspal Panas, Asbuton Lawele
KARAKTERISTIK BITUMEN ASBUTON BUTIR UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.446 KB)

Abstract

Indonesia saat ini masih melakukan import asphalt dari beberapa negara lain guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan yang menggunakan asbuton butir konvensi oanal ini kurang memuaskan, sehingga tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, yang digunkan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan hasil pengkajian di laboratorium tentang karakteristik bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan benda uji campuran beraspal dengan asbuton butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian. Hasil percobaan dan pengkajian menunjukkan bitumen yang ada dalam asbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90ºC selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal sebagaimana halnya aspal keras.Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat Marshall yang terbelah menjadi dua bagian. Hal ini mempengaruhi kinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton lebih efektif. Kata Kunci: Asbuton butir, Campuran beraspal, Pengujian Marshall, Ekstraksi, Stabilitas

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue