cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
ISSN : 23388528     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Ranah: Journal of Language Studies is published by the National Agency for Language Development and Cultivation. It is a research journal which publishes various research reports, literature studies and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, sociolinguistics and other scientific fields related to language studies. It is published periodically twice a year in June and December. Each article published in Ranah will undergo assessment process by peer reviewers.
Arjuna Subject : -
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa" : 23 Documents clear
Strategi Penerjemahan Kata Zina dan Rafas: Sebuah Reinterpresentasi Fahmi Gunawan
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.4904

Abstract

While a growing body of research on translation strategy produced by novice translators have been undertaken by many scholars, there is a paucity of research on 'zina' and 'rafas' translation strategy from Arabic to Indonesian. To fill this lacuna, the present study aims to analyze novice translators strategy for rendering the words zina and rafas and why they used it. The present study adopted translation process research design and translation strategy theory proposed by Gambier (2010). The findings demonstrate that the meaning of adultery is not restricted to "sexual intercourse between a man and a woman who is not bound by a marriage contract", but also "female genitalia". Similarly, the word rafas refers to "intercourse," and also "making out" or "kissing." The novice translators discovered the meaning by employing the following four translation strategies:(1) searching and reading articles regarding the meaning of zina dan rafas through Publish or Perish dan Elicit Application, (2) downloading and reading multilingual dictionary, (3) downloading and reading monolingual dictionary, and (4) listening to lectures via YouTube. Convenience, language problems, and user satisfaction are tree factors that influence novice translator decisions to adopt the translation strategy. This study suggests that the meaning of the two words should be reviewed by utilizing annotation or addition translation techniques.  AbstrakMeskipun penelitian tentang strategi penerjemahan oleh penerjemah pemula telah banyak didokumentasikan para sarjana, masih sedikit yang menganalisis strategi penerjemahan kata zina dan rafas dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Untuk mengisi kesenjangan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penerjemahan kata zina dan rafas oleh penerjemah pemula dan mengapa mereka menggunakannya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian proses penerjemahan dan teori strategi penerjemahan Gambier (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata zina tidak hanya bermakna 'perbuatan’ bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat kontrak pernikahan' tetapi juga 'alat kelamin perempuan'. Demikian pula, kata rafas tidak hanya terbatas pada makna 'bersenggama', tetapi juga 'bercumbu rayu' dan 'berciuman'. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada empat strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah pemula dalam mencari makna kedua kata tersebut, yaitu (1) melakukan navigasi dan membaca artikel tentang arti zina dan rafas melalui aplikasi Publish or Perish dan Elicit; (2) mengunduh dan membaca kamus multibahasa; (3) mengunduh dan membaca kamus satu bahasa; dan (4) mendengarkan ceramah melalui YouTube. Persoalan kemudahan, masalah bahasa, dan kepuasan pengguna merupakan tiga faktor penyebab mengapa strategi penerjemahan digunakan. Akhirnya, penelitian ini menyarankan untuk diadakan peninjauan ulang terhadap makna kedua kata tersebut dengan menggunakan teknik anotasi atau adisi.
Bahasa Informal dalam WhatsApp Grup sebagai Sarana Pemerolehan Bahasa Bagi Pemelajar BIPA di Indonesia Defina Defina
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.3614

Abstract

One of the current means of communication that students widely use is WhatsApp (WA), and in communicating, they often use non-standard language. This paper identifies 1) non-standard words, affixes, phrases, and rephrases with their abbreviations, 2) slang vocabulary and its abbreviations, and 3) regional and foreign vocabularies often obtained by BIPA students in WA and their abbreviations. This analytical descriptive research method analyzes slang, foreign, regional, and abbreviations obtained through WA. The informants are KNB students from the 2018/2019 class, totaling six people. The data collection technique was that they sent conversations in WA groups for two days, 18-19 June 2019, and wrote down the words they had just obtained. As a result, 1) standard-non-standard root words, affixes, and abbreviated phrases are in 7 forms, while repeated words are in two forms; 2) the slang vocabulary obtained is in the form of phonemes, abbreviations, and acronyms; 3) foreign, regional, and mixed vocabulary obtained in 5 forms and there are original forms. In conclusion, the language obtained by BIPA students is not only found in slang but also in regional and foreign expressions. The research implication is that the WA group can be a means of acquiring a non-formal variety of Indonesian for international students. AbstrakSalah satu sarana berkomunikasi saat ini yang banyak digunakan oleh mahasiswa adalah WhatsApp (WA) dan dalam berkomunikasi mereka sering menggunakan bahasa tidak baku. Tulisan ini mengidentifikasi 1) kata-kata baku-nonbaku, kata berimbuhan, frasa, dan kata ulang dengan penyingkatannya; 2) kosakata gaul dan penyingkatannya, dan 3) kosakata daerah serta asing yang sering diperoleh pemelajar BIPA dalam ber-WA serta penyingkatannya. Metode penelitian ini deskriptif analitis dengan menganalisis kata gaul, asing, daerah, dan singkatan yang diperolehnya melalui WA. Informan adalah mahasiswa KNB angkatan 2018/2019 yang berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data adalah mereka mengirimkan percakapan dalam grup WA selama dua hari, 18-19 Juni 2019 serta menuliskan kata-kata yang baru mereka peroleh. Hasilnya, 1) kata dasar baku-nonbaku, kata berimbuhan, dan frasa yang disingkat ada dalam 7 bentuk, sedangkan kata ulang dalam dua bentuk; 2) kosakata gaul yang diperoleh ada berupa fonem-fonetik, singkatan, akronim; 3) kosakata asing, daerah, dan campuran yang diperoleh ada dalam 5 bentuk dan ada bentuk aslinya. Simpulan, bahasa yang diperoleh pemelajar BIPA tidak hanya ditemukan bahasa gaul, tetapi juga ungkapan daerah dan asing. Implikasi penelitian adalah grup WA dapat menjadi sarana pemerolehan bahasa Indonesia ragam nonformal bagi mahasiswa asing. 
Pengembangan Media Flipbook Berbasis Digital Quotient Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia Aninditya Sri Nugraheni; Ragil Dian Purnama Putri; Shopyan Jepri Kurniawan; Anjar Sulistiawati
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.5120

Abstract

The purpose of this study is to develop a digital quotient-based flipbook media to improve Indonesian language learning outcomes in Islamic universities. This research is an innovation in the implementation of online learning in Indonesian language courses during the COVID-19 pandemic. The method used in this research is Research & Development (R&D) 4D model (Define, Design, Development, and Disseminate). The developed product was tested on students to determine the effect on learning outcomes. Based on the results of the media expert's validation, it was obtained in the Very Good category with an ideal percentage of 95%, and the material expert validation obtained an ideal percentage of 90% with the Very Good category. This indicates that the digital quotient-based flipbook learning media book is feasible to be used as a learning medium. Then the media was tested on students of UIN Sunan Kalijaga and UIN Sunan Ampel, the data obtained was 2,787 > 2,145 = significant. The data shows an increase from before being given the media to before being given the media. Based on the results of the study, it can be concluded that the development of flipbook media based on digital quotient is effective in improving student learning outcomes.  AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengembangkan media flipbook berbasis digital quotient untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia di perguruan tinggi Islam. Penelitian ini merupakan inovasi pelaksanaan pembelajaran online pada mata kuliah Bahasa Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Research & Development (R&D) model 4D (Define, Design, Development, dan Disseminate). Produk yang dikembangkan diuji cobakan kepada mahasiswa untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil validasi ahli media didapatkan kategori Sangat Baik dengan persentase keidealan sebesar 95%, dan validasi ahli materi mendapatkan persentase keidealan sebesar 90% dengan kategori Sangat Baik.  Hal ini menandakan bahwa buku media pembelajaran flipbook berbasis digital quotient layak digunakan sebagai media pembelajaran. Kemudian media diuji cobakan terhadap mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dan UIN Sunan Ampel diperoleh data 2,787 > 2,145 = signifikan. Data menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum diberikan media menjadi sebelum diberikan media. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  pengembangan media flipbook berbasis digital quotient efektif mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Pemanfaatan Sistem Appraisal sebagai Evaluasi terhadap Geowisata di Gunung Batur Bali dalam Travel Blog Prancis Nurul Hikmayaty Saefullah; Eva Tuckyta Sari Sujatna; Nany Ismail; Rohaidah Haron
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.2325

Abstract

In Systemic Functional Linguistics (SFL), the evaluation has the term appraisal, which is an approach to investigate, to describe, and to explain how language is used to evaluate an object being discussed in context (Martin & White, 2005). The purpose in this paper is to evaluate tourism object, Mount Batur Geopark in Bali, written by a French tourist in a travel blog that is published online, using the appraisal system. The writing in the travel blog uses spoken language that is characterized by a non-standard French structure, use of verbal communication terms, and icons that describe the expression of the author. The research method used in this library research in general is an analytical method with the process of collecting data through the observation method and analyzed by the referential equivalent method. The findings of this study in general can be said that the French tourist appreciate the natural beauty that exists in the tourist sites of Mount Batur. It can be said that the three subsystems of attitude (affect, appreciation, and judgment) as subsystems of the appraisal appear in the data. AbstrakDi dalam Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), evaluasi memiliki istilah appraisal, yakni satu pendekatan untuk menyelidiki, mendeskripsikan, dan menjelaskan bagaimana bahasa digunakan untuk mengevaluasi suatu objek yang dibicarakan di dalam konteks (Martin & White, 2005). Tulisan ini bertujuan mengevaluasi objek wisata berupa Taman Bumi Gunung Batur di Bali yang dituliskan oleh seorang wisatawan berkebangsaan Prancis di dalam travel blog yang dipublikasikan secara daring, melalui sistem appraisal. Tulisannya menggunakan bahasa lisan yang ditandai dengan struktur bahasa Prancis yang tidak baku, penggunaan istilah-istilah komunikasi lisan, dan ikon-ikon yang menggambarkan ekspresi penulis. Metode penelitian yang digunakan secara umum adalah metode analitis dengan proses pengumpulan data melalui metode observasi dan dianalisis dengan metode padan referensial. Temuan dari penelitian ini secara umum dapat dikatakan bahwa wisatawan Prancis mengapresiasi keindahan alam yang ada di lokasi wisata Gunung Batur. Dapat dikatakan bahwa ketiga subsistem dari attitude (affect, appreciation, dan judgment) sebagai subsistem dari appraisal muncul di dalam data.
Health Protocol Campaign in The City of Malang as a Covid-19 Pandemic Mitigation: A Study of Linguistic Landscape Muhammad Rozin; Scarletina Vidyayani Eka; Fredy Nugroho Setiawan
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.5177

Abstract

This study aims to examine the portrait of linguistic landscape (LL) and its social aspects as reflected in the health protocols (Prokes ‘Protokol Kesehatan') banners and billboards in public spaces in Malang. Thus, it attempts to answer two questions: (1) what are the perceptions and attitudes of the people of Malang city towards the various calls for health protocol? and (2) how effective are the calls in impeding the outbreak of Covid-19 in Malang city? According to Backhaus (2006), several important criteria to consider to ensure valid data collection in LL study are geographic location, characteristics of banners and billboards, and what counts as monolingual and multilingual banners. The research areas were therefore divided into two: (1) some residential areas and shopping centers in Malang city to collect non-official signs and (2) city centers which include major arterial roads, Pasar Besar area, city square, and areas around the city hall to collect official signs. Data in the form of photos of billboards and banners were taken using a mobile phone camera between May and July 2021. The curated 63 photos of Prokes banners and billboards were then qualitatively analyzed following the LL framework (Backhaus, 2006; Spolsky & Cooper, 1991) and triangulated with data from interviews. Adopting random sampling technique, 11 interviewees belonging to the middle class and 10 from the lower class were chosen to determine public perceptions of the effectiveness of the calls. The results show that the non-official banners featured more multilingual banners than did the official ones, and hence amplifying the results of the existing research on LL. As for the respondents’ perception, official banners were more preferable as they used Boso Walikan and were more assertive and illustrative. Although the two respondent groups agreed that the banners were not effective, they had different views about what mediums were more effective. The middle class considered campaigns using social media to be more effective, while the lower class preferred direct counseling. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji potret lanskap linguistik (LL) dan aspek sosialnya sebagaimana tercermin dalam spanduk dan baliho Protokol Kesehatan (Prokes) di ruang publik di Kota Malang. Dengan demikian, ada dua pertanyaan yang akan dijawab: (1) bagaimana persepsi dan sikap masyarakat kota Malang terhadap berbagai seruan Protokol Kesehatan tersebut? dan (2) seberapa efektif himbauan tersebut untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di kota Malang? Menurut Backhaus (Backhaus, 2006), beberapa kriteria penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan pengumpulan data yang valid dalam studi LL adalah lokasi geografis, karakteristik spanduk dan baliho, dan tolok ukur spanduk monolingual dan multilingual. Oleh karena itu, lokus penelitian dibagi menjadi dua: (1) beberapa kawasan pemukiman dan pusat perbelanjaan di kota Malang untuk mengumpulkan rambu-rambu non-resmi dan (2) pusat kota yang meliputi jalan utama, kawasan Pasar Besar, alun-alun kota, dan kawasan sekitar Balai Kota untuk mengumpulkan rambu-rambu resmi. Data berupa foto baliho dan spanduk diambil menggunakan kamera ponsel antara bulan Mei dan Juli 2021. Sebanyak 63 foto spanduk dan baliho Prokes yang terpilih kemudian dianalisis secara kualitatif menggunakan kerangka LL (Backhaus, 2006; Spolsky & Cooper, 1991) dan ditriangulasi dengan data hasil wawancara. Mengadopsi teknik random sampling, 11 orang dari kelas menengah dan 10 orang dari kelas bawah dipilih untuk diwawancarai guna memahami persepsi mereka tentang efektivitas himbauan Prokes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spanduk tidak resmi menampilkan lebih banyak spanduk multibahasa daripada spanduk resmi, dan dengan demikian memperkuat hasil penelitian terdahulu tentang LL. Adapun terkait persepsi responden, spanduk resmi lebih disukai karena menggunakan Boso Walikan dan lebih tegas serta ilustratif. Meskipun kedua kelompok responden sepakat bahwa spanduk tidak efektif, mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang media apa yang lebih efektif. Kelas menengah menganggap kampanye menggunakan media sosial lebih efektif, sedangkan kelas bawah lebih menyukai penyuluhan langsung.
Pengaruh Podcast (Siniar) Youtube terhadap Peningkatan Keterampilan Berbicara Ummul Qura; Nini Ibrahim; Prima Gusti Yanti; Irwan Baadilla
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.5147

Abstract

Currently, podcasts (Siniar) are programs that are very popular with the public, not students. Inside the program, there is a speaking activity which is a fundamental aspect for students. The problem that occurs in learning speaking skills is that conventional methods are still often used. Through the broadcast, it is hoped that learning activities will be more innovative and able to improve students' speaking skills. Thus, the purpose of the study was to see the effect of YouTube podcasts on students' speaking skills. The quantitative method applied in this research is quasi-experimental. The population used were all fourth-semester students of the Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UHAMKA. Determination of the sample with a non-probability sampling technique. The independent variable in this study is speaking skills, while the variable is the YouTube Podcast program. Data were collected through dissemination instruments in the form of questionnaires on Podcasts and speaking practice activities. The results showed that there was a constant regression coefficient score with a value of 0.296. This score means that if each student adds podcast activity, then speaking skills increase by 0.296. In other words, for every 1% increase in the value of the variable during podcast shows, the value of speaking skills increases by 0.296. Therefore, this study concludes that there is an effect between watching YouTube Podcasts on students' speaking skills. AbstrakSaat ini, podcast (siniar) menjadi acara yang banyak digemari oleh masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa. Di dalam siniar ada kegiatan berbicara yang merupakan aspek yang fundamental bagi mahasiswa. Masalah yang terjadi dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah masih seringnya metode konvensional digunakan. Melalui siniar, diharapkan kegiatan pembelajaran lebih inovatif dan mampu meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa. Dengan demikian, tujuan pada penelitian untuk melihat pengaruh podcast YouTube terhadap keterampilan berbicara mahasiswa. Metode kuantitatif yang diterapkan di penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi yang digunakan adalah semua mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UHAMKA. Penentuan sampel dengan teknik nonprobability sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah keterampilan berbicara, sedangkan variabel terikat yaitu acara Podcast YouTube. Data dikumpulkan melalui penyebaran instrumen berupa angket pada Podcast dan kegiatan praktik berbicara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat konstanta skor koefisien regresi dengan nilai 0,296. Skor ini bermakna bahwa tiap-tiap mahasiswa melakukan penambahan aktivitas menonton acara podcast, maka keterampilan berbicara meningkat sebesar 0,296. Dengan kata lain, setiap penambahan sebesar 1% nilai variabel saat menonton acara podcast, maka nilai keterampilan berbicara bertambah sebesar 0,296. Oleh karena itu, simpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh antara menonton acara Podcast YouTube terhadap keterampilan berbicara mahasiswa.
Tinjauan Komparatif Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Aforisme Al-Hikam: Analisis Sintaksis Muhammad Yunus Anis
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.2872

Abstract

This article will investigate the Arabic language and English language based on Syntax analysis. In this case, syntax had been viewed as the arrangement between certain word and the other word, or with the other units of language which has the higher level than the word, such as: phrase, clause, and sentence. Generally speaking, this research will investigate the Arabic language based the four main theory in syntax (Liliane Haegeman, 1998), such as: (1) transitivity, (2) X-bar theory, (3) theta theory, and (4) case theory. This article will focus comprehensively in elaborating the data, both in Arabic language and English language, comparatively based on these four main theories. The material objects in this research was the units of language which had been collected from the book of Al-Hikam aphorism in trilingual edition (Arabic, Indonesia, and English). The observation method had been used for collecting the data, after that, the data will be analysed with two main steps, they are:  distributional method and comparative method. Transitive verbs in al-Hikam's aphorisms show God's behavior. The transitivity of verbs in Arabic is determined by the noun that comes after the verb. Meanwhile, based on the study of X-Bar theory in Arabic phrases that appear in al-Hikam's aphorisms, it can be concluded that the internal structure of noun phrases, that FN = N + Adj and FN = N + N. Furthermore, in the theta theory analysis, it can be concluded that FN in the form of (N + Adj) can occupy the AGENT position and FN in the form of (N + N) can occupy the PATIENT argument to form a propositional unit. Based on the case theory study, it can be concluded that the NOMINATIVE case is in the subject who acts as the AGENT, and the ACCUSATIVE case is in the direct object that becomes the object of the sufferer or target, namely acting as the PATIENT. The result of this research can be the new model of Arabic and English language analysis based on the syntax theory.AbstrakArtikel ini akan mengkaji bahasa Arab dan bahasa Inggris ditinjau dari sudut pandang sintaksis. Dalam hal ini, sintaksis dipandang sebagai pengaturan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan yang lebih besar dalam bahasa. Secara garis besar kajian ini akan menginvestigasi bahasa Arab ditinjau dari kajian empat teori sintaksis (Haegeman, 1998), yaitu: (1) transitivity, (2) X-bar theory, (3) theta theory, dan (4) case theory. Adapun secara khusus, artikel ini akan mengelaborasi data bahasa Arab dan bahasa Inggris secara komparatif berlandaskan pada keempat teori tersebut. Objek material dalam kajian ini adalah satuan kebahasaan (units of language) yang ada dalam kitab aforisme al-Hikam versi tiga bahasa (Arab, Indonesia, dan Inggris). Penjaringan data dilakukan dengan cara observasi kemudian data dianalisis dengan menggunakan dua tahap, yaitu: metode distribusional dan metode padan. Verba transitif dalam aforisme al-Hikam menunjukkan perilaku ketuhanan tertentu. Ketransitifan verba dalam bahasa Arab ditentukan oleh nomina yang muncul setelah verba. Sementara itu, berlandaskan pada kajian X-Bar theory dalam frasa bahasa Arab yang muncul dalam aforisme al-Hikam dapat disimpulkan struktur internal frasa nomina, bahwa FN = N + Adj dan FN = N + N. Selanjutnya dalam analisis theta theory, dapat disimpulkan bahwa FN yang berupa (N + Adj) dapat menduduki posisi agent dan FN yang berupa (N + N) dapat menduduki argumen patient untuk membentuk sebuah satuan proposisi. Berlandaskan pada kajian case theory dapat disimpulkan bahwa kasus nominatif berada dalam subjek yang berperan sebagai agent, dan kasus akusatif berada dalam objek langsung yang menjadi penderita atau sasaran, yaitu berperan sebagai patient. Kontribusi pembahasan dari kajian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam kajian bahasa Arab dan bahasa Inggris yang ada di Indonesia, khususnya terkait dengan kajian sintaksis (Arab: Ilmu-Naḥwu).
Transformasi Morfologis Nomina Corona, Delta, Omicron Pada Frasa Nomina dan Frasa Preposisi dalam Koran Daring Berbahasa Jerman Dewi Ratnasari; Sudarmaji Sudarmaji
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.2976

Abstract

The purpose of this research is to describe the morphological transformation of nouns in the construction of German noun phrases and prepositional phrases. Data collection was carried out through read, and note from predetermined data sources. The data corpus was obtained from online German language newspapers Zeit Online, Spiegel, and Morgenpost and analyzed using the Direct Element Division Technique (DEDT). The results of the analysis show that the compound nouns that appear have the following forms: (i) compound nouns with a hyphen “–“, (ii) compound nouns without a hyphen “–“, (iii) compound nouns with zero filling elements, (iv) orthographically several compound nouns are written in a combined way. The use of a hyphen “–“ is one way to vary the morphological construction of compound nouns which contain the nouns Corona, Delta, and Omikron. Several prepositional phrases, which contain only the nouns Corona, Delta, and Omicron, do not have delimiters in the form of determinants as gender markers, so that the nouns Corona, Delta, and Omicron are no longer visible, resulting in deletion of determinants as gender markers. It can be said that the nouns Corona, Delta, and Omikron provide flexibility to German users, especially in carrying out morphological transformations in the formation of other compound nouns with their various variations. AbstrakTujuan penelitian ini mendeskripsikan transformasi morfologis nomina dalam konstruksi frasa nomina dan frasa preposisi bahasa Jerman. Pengumpulan data dilakukan melalui baca, dan catat dari sumber data yang telah ditetapkan. Korpus data diperoleh dari koran daring berbahasa Jerman Zeit Online, Spiegel,dan Morgenpost dan dianalisis dengan cara Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Hasil analisis memperlihatkan bahwa nomina majemuk yang muncul memiliki bentuk-bentuk: (i) nomina majemuk dengan tanda sambung “–“, (ii) nomina majemuk tanpa tanda sambung “–“, (iii) nomina majemuk dengan elemen pengisi nol, (iv) secara ortografis beberapa nomina majemuk ditulis dengan cara digabungkan. Penggunaan tanda sambung “–“ merupakan salah satu cara memvariasikan konstruksi morfologis nomina majemuk yang berunsur nomina Corona, Delta, dan Omikron. Beberapa frasa preposisi, yang berunsur hanya nomina Corona, Delta, dan Omikron, tidak memiliki pewatas berupa determinan sebagai pemarkah gender, sehingga gender nomina Corona, Delta, dan Omikron menjadi tidak terlihat, sehingga terjadi pelesapan determinan sebagai pemarkah gender. Dapat dikatakan bahwa nomina Corona, Delta, dan Omikron  memberikan keluwesan kepada pengguna bahasa Jerman khususnya untuk melakukan transformasi morfologis dalam pembentukan nomina majemuk lainnya dengan beragam variasinya. 
Sociophonetic Analysis of the Characters' Speech in "Troubled Blood" by R. Galbraith Clara Herlina Karjo
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.5178

Abstract

British English has several regional varieties for almost every English county, e.g. Yorkshire, Lancashire, Cornwall, and so on. Each dialect can be distinguished by distinct vocabularies and pronunciation; for example the Cockney dialect use the glottal stop [?] instead of alveolar stop [t] in words like butter and bitter, so they are pronounced as [bΛ?ər] and [bɪ?ər]. These distinctive dialects’ pronunciation can be identified easily in spoken interaction, but it would be more problematic if it was represented in written text, such as in a novel. This paper attempts to analyse the distinguishing features of six intra-national varieties of British English found in the detective novel ‘Troubled Blood’ by Robert Galbraith, which is a pseudonym of J.K. Rowlings. The data for this study were taken from the speech samples of six characters from six regional dialects: Irish, Cornish, Scottish, Cockney, Eastender, and Essex. The speech samples data were extracted from the chapters in which the detective (Strike) or her partner (Robin) conversed with the chosen characters whose language backgrounds were stated clearly in the novel. The data were analysed by transcribing the speech samples phonetically, then from the transcriptions, phonetic features of each regional variation were identified using the theories of sociophonetic and regional variations. The interpretation of the sounds was based on the standard British English pronunciation. Results showed that a woman with East End dialect had some characteristics such as omission of initial h-sound, as in ‘appens, ‘ad, ‘eadaches, while a Scottish dialect was identified by the use of ‘havenae’ for ‘have not’. These results indicate that regional dialects or variations can be represented accurately in written text. Yet, it also suggests that the writer should have ample knowledge of each dialect to be able to represent distinctive variations in their writing.  AbstrakBahasa Inggris British memiliki beberapa variasi regional untuk hampir setiap wilayah Inggris, misalnya Yorkshire, Lancashire, Cornwall, dan sebagainya. Setiap dialek dapat dibedakan dengan kosakata dan pengucapan yang berbeda; misalnya dialek Cockney menggunakan glottal stop [?] alih-alih alveolar stop [t] dalam kata-kata seperti ‘butter’ dan ‘bitter’ sehingga diucapkan sebagai [bΛ?ər] dan [bɪ?ər]. Pengucapan dialek yang khas ini dapat diidentifikasi dengan mudah dalam interaksi lisan, tetapi akan lebih bermasalah jika direpresentasikan dalam teks tertulis, seperti dalam novel. Makalah ini mencoba menganalisis ciri-ciri pembeda dari enam dialek intra nasional Bahasa Inggris British yang ditemukan dalam novel detektif 'Troubled Blood' karya Robert Galbraith, yang merupakan nama samaran dari J.K. Rowling. Data untuk penelitian ini diambil dari sampel tuturan enam karakter dari enam dialek daerah: Irlandia, Cornish, Skotlandia, Cockney, Eastender, dan Essex. Data sampel ujaran diambil dari bab-bab di mana detektif (Strike) atau pasangannya (Robin) berbicara dengan karakter terpilih yang latar belakang bahasanya disebutkan dengan jelas dalam novel. Data dianalisis dengan mentranskripsikan sampel ujaran secara fonetis, kemudian dari transkripsi tersebut diidentifikasi ciri-ciri fonetik masing-masing variasi regional dengan menggunakan teori sosiofonetik dan variasi regional. Penafsiran suara didasarkan pada pengucapan bahasa Inggris standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang wanita dengan dialek East End memiliki beberapa karakteristik seperti penghilangan bunyi h awal, seperti pada 'appens, 'ad, 'eadaches, sedangkan dialek Skotlandia diidentifikasi dengan penggunaan 'havenae' untuk 'have not' . Hasil ini menunjukkan bahwa dialek atau variasi daerah dapat direpresentasikan secara akurat dalam teks tertulis. Namun, hal itu juga mensyaratkan bahwa penulis harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang setiap dialek untuk dapat mewakili variasi yang berbeda dalam tulisan mereka 
Kajian Linguistik Kognitif Pada Imbuhan Ber- dalam Bahasa Indonesia Riki Nasrullah; Arip Budiman
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.3937

Abstract

Academic discourse on beR- affixes in Indonesian has been widely studied and analyzed. Generally, the studies only focus on three main valences: form, structure, and meaning. In its development, cognitive linguistics can be another alternative to examine beR- affixes in Indonesian by looking at the symptoms of expanding their meaning. By basing on the theory of categorization of prototype meanings and expansion meanings, cognitive linguistics is felt to be able to answer problems that often arise in the realm of beR- meaning meanings that tend to overlap. The results of this study suggest that cognitive linguistics can be an alternative study to fill the gaps in the study of beR- affixes in Indonesian. From the perspective of cognitive linguistics, the meanings present in the beR affix can be said to have expansion symptoms. The categorization analysis can see this of the meaning of the prototype and the meaning of its expansion. The prototype meaning of ¬beR- is mainly "doing something" with five types: holding something, acquiring something, and untransitive, reflexive, and reciprocal deeds. The meaning of the expansion is only identified four types: owning, wearing, state, and number. AbstrakWacana akademik tentang imbuhan beR- dalam bahasa Indonesia sejatinya telah banyak dikaji dan dianalisis. Umumnya, kajian yang dilakukan hanya berkutat pada tiga valensi utama, yakni bentuk, struktur, dan makna. Pada perkembangannya, linguistik kognitif bisa menjadi alternatif lain untuk mengkaji imbuhan beR- dalam bahasa Indonesia dengan melihat gejala perluasan maknanya. Linguistik kognitif dengan mendasarkan pada teori kategorisasi makna prototipe dan makna perluasan dirasa mampu menjawab persoalan yang kerap muncul pada ranah makna imbuhan beR- yang cenderung tumpang-tindih. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa linguistik kognitif bisa menjadi alternatif kajian untuk mengisi rumpang kekosongan pada kajian imbuhan beR- dalam bahasa Indonesia. Ditilik dari perspektif linguistik kognitif, makna-makna yang ada pada imbuhan beR- bisa dikatakan mengalami gejala perluasan. Hal ini bisa telihat dengan adanya analisis kategoriasi pada makna prototipe dan makna perluasannya. Makna prototipe imbuhan ­beR- berdomain utama “melakukan sesuatu” dengan lima jenis, yakni mengadakan sesuatu, memperoleh sesuatu, perbuatan taktransitif, refleksif, dan resiprok. Adapun makna perluasannya hanya teridentifikasi empat jenis, yakni memiliki, memakai, keadaan, dan jumlah.

Page 1 of 3 | Total Record : 23