cover
Contact Name
Surya Darma
Contact Email
admin.jlk@untan.ac.id
Phone
+6285750630630
Journal Mail Official
admin.jlk@untan.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, FMIPA Universitas Tanjungpura
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Laut Khatulistiwa
ISSN : 26146142     EISSN : 26148005     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/lkuntan
Jurnal Laut Khatulistiwa is the media for dissemination of information about the ideas from researchers and practitioners whose interested with marine issues. This journal published three times a year by Department of Marine Science, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, Tanjungpura University, i.e at February, June and October. The scope of the articles on this journal is focus on study of marine science, including utilization of computing technology and marine instruments, development of measurement methods, and other related study. This journal is expected to be helpfull for practitioners, policy makers, lecturers, students and other parties to better understanding the situation and condition about marine and can provide inspiration on development of ideas to contribute improvement solutions for marine issues globally.
Articles 94 Documents
Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Sargassum Polycystum dari perairan Pulau Lemukutan Kalimantan Barat Minarti, Sukal; Idiawati, Nora; Sofiana, Mega Sari Juane
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2019): July 2019
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i2.31206

Abstract

Antibiotik menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, dengan penggunaan yang tidak tepat menyebabkan resisten terhadap manusia, sehingga perlu dieksplorasi senyawa antibiotik baru.Salah satu sumber senyawa penghasil antibiotik yaitu Sargassum polycystum yang diambil dari Perairan Pulau Lemukutan, Kalimantan Barat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak Sargassum polycytum.Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.Hasil dari penelitian ini senyawa metabolit sekunder pada fraksi metanol memiliki alkaloid, saponin, dan steroid, dan fraksi etil asetat memiliki alkaloid, steroid dan tanin sedangkan fraksi n-heksan memiliki alkaloid, saponin, steroid dan tanin. Aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan dan etil asetat S. polycystum terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae,Salmonella typhimurium,Pseudomonas aeruginosa, danEsherichiacoli, pada  fraksi n-heksan dan etil asetat diperoleh zona hambat lemah-kuat antara 2,206-12,158 mm dan 4,378-16,508 mm. Sehingga fraksi n-heksan dan etil asetat berpotensi sebagai antibakteri.
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Asap Cair dari Limbah Kulit Batang Mangrove Termodifikasi Kaolin Capkala Wenisda, Fransiska Monita; Aritonang, Anthoni B; Sofiana, Mega Sari Juane
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i3.35210

Abstract

Asap cair dari limbah kulit batang mangrove telah diproduksi menggunakan metode pirolisis pada suhu 400°C selama 6 jam. Selanjutnya asap cair diadsorpsi menggunakan kaolin yang diaktivasi secara termal pada suhu 500°C. Analisa GC-MS (Gas Chromatography Mass Spectrophotometer) menunjukkan adanya beberapa senyawa dominan pada asap cair yaitu 2-furankarboksildehid, 2-propanon dan asam asetat. Aktivitas antioksidan asap cair dianalisis menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl Hidrazil). Asap cair limbah kulit batang mangrove sebelum diadsorpsi memiliki aktivitas antioksidan (IC50 = 1635,65 ppm) lebih kuat dari asap cair limbah kulit batang mangrove setelah diadsorpsi (IC50 = 3023,06 ppm). Nilai IC50 tersebut menunjukkan asap cair memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah. Hasil uji toksisitas asap cair limbah kulit batang mangrove sebelum diadsorpsi (LC50 = 562.341 ppm) dan asap cair limbah kulit batang mangrove setelah diadsorpsi (LC50 = 46.625 ppm). Nilai LC50 menunjukkan asap cair bersifat tidak toksik (LC50>1000 ppm)
Kelimpahan dan Keanekaragaman Gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Bakau Besar Laut Kabupaten Mempawah Sari, Atna; Aritonang, Anthoni B; Helena, Shifa
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2020): October 2020
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v3i3.42918

Abstract

Hutan mangrove memberikan kontribusi besar terhadap bahan organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi biota seperti gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Bakau Besar Laut Kabupaten Mempawah Pengambilan sampel pada juni 2019. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan purposive sampling terdiri dari 3 stasiun berdasarkan zona lingkungan yang mewakili wilayah pemukiman, ekowisata dan tambak. Hasil penelitian mendapatkan gastropoda sebanyak 7 spesies yaitu, Cerithidea cingulata, Cerithidea obtussa, Nerita violacea, Cerithidea weyersi, Littoria scabra, Strombus mutabilis, dan  Littoria undolata. Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun I adalah Cerithidea cingulata dengan (63 ind/m2),  pada stasiun II kelimpahan gastropoda tertinggi adalah Cerithidea cingulata (89 ind/m2)dan stasiun III Cerithidea obtussa dengan nilai (25 ind/m2). Nilai indeks keanekaragaman (H’) berkisar 0,60-1,18 dikategorikan sedang, nilai indeks keseragaman (E) berkisar 0,54-0,88 dikategorikan seragam, dan nilai indeks dominansi (D) 0,37-0,67 dikategorikan sedang.
Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Setapuk, Singkawang Yulianti, Yuli; Sofiana, Mega Sari Juane
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 1, No 1 (2018): February 2018
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v1i1.24366

Abstract

Kawasan mangrove Setapuk merupakan kawasan rehabilitasi baru di Singkawang. Ekosistem mangrove berperan penting bagi ekologi laut dan pesisir. Salah satu perannya adalah sebagai habitat kepiting bakau (Scylla spp.). Kepiting bakau merupakan komoditi perikanan bernilai komersial tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.) dan mengetahui parameter habitat kepiting bakau di kawasan rehabilitasi mangrove Setapuk, Singkawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun. Petak sampling kuadran berukuran 10x10 m dengan jarak per plot 20 m. Kelimpahan kepiting bakau di daerah kawasan rehabilitasi mangrove Setapuk adalah berkisar  0 – 12 ind/m2. Kelimpahan tertinggi pada stasiun 3 jenis Scylla olivacea 9 ind/300m2  dan terendah pada jenis Scylla olivacea 1 ind/300m2. Kepiting bakau yang ditemukan adalah jenis Scylla serrata dan Scilla olivacea. Parameter fisika dan kimia lingkungan habitat kepiting bakau (Scylla sp.)  di kawasan mangrove Setapuk adalah pH 7,2-7,6, temperatur 30-31°C, dan salinitas 2-2,2‰.
Kondisi Makrozobentontos pada Substrat Dasar di Kawasan Ekowisata Desa Pasir, Kabupaten Mempawah Pamenang, Unggul; Apriansyah, Apriansyah; Nurrahman, Yusuf Arief
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i1.30177

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keadaan makrozoobentos di kawasan ekowisata Desa Pasir, Kabupaten Mempawah. Variabel yang diteliti meliputi tekstur sedimen, kandungan bahan organik, kelimpahan makrozoobentos dan parameter perairan. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian  ditemukan 5 famili dari 3 kelas makrozoobentos, dengan kelimpahan berkisar 36,5 – 128,4 ind/m2. Kondisi perairan kawasan ekowisata Desa Pasir masih tergolong layak untuk kehidupan makrozoobentos, akan tetapi memiliki kandungan bahan organik yang tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan makrozoobentos di lokasi penelitian berada di lingkungan yang sesuai untuk kehidupan makrozoobentos dengan persentasi fraksi lanau lebih dominan dibandingkan fraksi pasir dan lempung.
Isolasi dan Identifikasi Fungi Berasosiasi Lamun Thalassia hemprichii dari Perairan Pulau Kabung Amelia, Debie Rizky; Warsidah, Warsidah; Sofiana, Mega Sari Juane
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i3.35716

Abstract

Fungi berasosiasi T. hemprichii dari perairan Pulau Kabung telah berhasil di isolasi dengan metode tuang menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA) dan Glukosa Pepton Yeast Agar (GPYA). Identifikasi berdasarkan morfologi warna hifa warna hifa, warna konidiofor, warna konidia dan miselium, didapatkan 5 genus fungi yaitu Aspergillus, Acremonium., Dendrobium, Sclerotium, dan Rhizopus.
Studi Batimetri dan Morfologi Muara Sungai Mempawah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Pangestu, Nugraha Jaya; Kushadiwijayanto, Arie Antasari; Nurrahman, Yusuf Arief
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 3, No 2 (2020): July 2020
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v3i2.41150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kedalaman, analisis dinamika fisis perairan berdasarkan tipe morfologi muara sungai dan bentuk topografi perairan. Peta batimetri dibuat berdasarkan data kedalaman hasil pengukuran yang telah terkoreksi, nilai kedalaman dihitung dari muka surutan terendah, dan diinterpolasi menggunakan metode natural neighbour. Data pasang surut selama 30 hari digunakan untuk penentuan muka surutan terendah dan koreksi dalam pembuatan peta kedalaman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedalaman berkisar 4,2 m sampai dengan 0,5 m, dengan nilai rata-rata kedalaman sebesar 1,5 m. Kelerengan di Muara Mempawah memiliki nilai yang bervariasi dari nilai 0-55 % . Dari peta kedalaman dan kelerengan menunjukan bahwa bentuk morfologi yang diperoleh memiliki karakteristik tipe morfologi dominansi gelombang yang memiliki ciri-ciri pesisir yang landai, penampang searah sungai cenderung curam ke arah laut dan memiliki satu alur keluar pada bagian muara.
Karakteristik Perambatan Gelombang Pasang Surut di Estuari Kapuas Kecil Lindawati, Lindawati
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 1, No 3 (2018): October 2018
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v1i3.29859

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik perambatan gelombang pasang surut di Sungai Kapuas Kecil.  Penelitian ini menggunakan data elevasi muka air dengan analisis harmonik menggunakan program t_tide. Hasil analisis ini menghasilkan nilai amplitudo dan fase untuk masing-masing komponen pasang surut utama yaitu K1, O1, M2, dan S2 pada setiap stasiun. Nilai amplitudo komponen pasang surut utama untuk masing-masing stasiun yang mempunyai nilai sangat besar adalah K1 dan nilai komponen pasang surut utama yang mempunyai nilai terkecil adalah S2. Pola pasang surut dari Laut sampai ke arah hilir sungai bergeser dari harian tunggal ke campuran condong harian tunggal. Pelemahan dan penguatan gelombang pasang surut dapat terjadi karena pengaruh morfologi muara sungai, dan gesekan dasar. Morfologi muara sungai dapat menyebabkan terjadinya penguatan karena pengaruh penyempitan dan resonansi. Pengaruh penyempitan pada gelombang pasang surut yang masuk ke Kapuas Kecil dapat teramati pada Stasiun 2 dan 4. Stasiun 2, komponen yang mengalami penguatan adalah M2. Stasiun 4 komponen yang mengalami penguatan adalah K1, O1, dan M2. Penguatan M2 pada Stasiun 2 sebesar 20%. Penguatan K1 pada Stasiun 4 sebesar 7,5%. Penguatan O1 pada Stasiun4 sebesar 37,06%. Penguatan M2 pada Stasiun 4 sebesar 41,75%. Nilai fase dapat digunakan untuk mencari kecepatan perambatan gelombang pasang surut. Pada kecepatan rambat gelombang komponen pasang surut K1, nilai c sebesar 2 m/s, nilai c O1 sebesar 5,4 m/s, nilai c M2 sebesar 43,5 m/s, dan nilai c S2 sebesar 2 m/s.
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Rhizopora mucronata DAN Rhizopora apiculata DI DESA PASIR KABUPATEN MEMPAWAH Manurung, Carles Yosua; Kushadiwijayanto, Arie Antasari; Nurdiansyah, Syarif Irwan
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2019): July 2019
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i2.31432

Abstract

Penelitian tentang keberhasilan hidup bibit mangrove berdasarkan intesitas cahaya telah dilakukan di Mempawah Mangrove Park, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intesitas cahaya terhadap pertumbuhan bibit mangrove Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang intesitas cahaya yang optimum untuk pertumbuhan bibit mangrove Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata guna meningkatkan ekonomi petani mangrove. Penelitian dilakukan menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok, dengan 2 faktor terikat yaitu pertumbuhan bibir Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata. Intensitas cahaya di lokasi penelitian pada umumnya berkisar antara 412-83.559 lux. Salinitas selama pengukuran secara umum bervariasi dari 5-30,43 ‰. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis Rhizopora apiculata memiliki kecepatan pertumbuhan bibit yang lebih tinggi ~2,5 cm/minggu dibandingkan dengan Rhizopora mucronata (~2,0 cm/minggu) pada intensitas cahaya 107-2743,6 lux.Kata kunci: Mempawah Mangrove Park,  Rhizopora Mucronata, Rhizopora Apiculata, intensitas cahaya, pembibitan mangrove
Laju Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Dengan Metode Penanaman Yang Berbeda Di Perairan Laut Desa Sepempang Kabupaten Natuna Hardan, Hardan; Warsidah, Warsidah; Nurdiansyah, Irwan Syarif
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v3i1.35101

Abstract

Penerapan metode budidaya rumput laut di Indonesia sangat sering dilakukan oleh masyarakat pesisir. Berbagai variasi metode diterapkan untuk meningkatkan hasil produksi. Penelitian ini menggunakan 4 jenis metode budidaya yaitu, metode lepas dasar, rakit apung, rawai panjang dan keramba jaring apung. Penanaman dilakukan selama 42 hari dengan berat awal (berat basah) 100 g dan sebanyak 9 ulangan pada setiap metode. Metode keramba jaring apung menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan rawai panjang , rakit apung, dan lepas dasar dengan masing-masing adalah nilai 3,232%, 3,139%, 2,779% dan 2,424%.

Page 2 of 10 | Total Record : 94