cover
Contact Name
Mappanyompa
Contact Email
Mappanyompaputrakaltim@gmail.com
Phone
+6282333380383
Journal Mail Official
Mappanyompaputrakaltim@gmail.com
Editorial Address
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI
Ruang lingkup Al ibtida: jurnal pendidikan guru MI adalah: Desain kurikulum MI/SD pembelajaran (Math, Science, IPS, Civicus, English, Indonesia, Islamic Education, Art dan Local Content) dalam MI/SD Media dan alat peraga pendidikan dalam belajar di MI/SD strategi pembelajaran dalam MI/SD kompetensi guru MI/SD Neuro Psycholinguistics untuk anak MI/SD
Articles 96 Documents
GURU KONSTRUKTIVIS SISWAPUN KRITIS (Studi Pustaka) Musfiatul Wardi Wardi
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.799 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v3i1.1056

Abstract

Konstruktsivisme telah banyak mempengaruhi kemajuan kualitas pendidikan di banyak Negara Amerika, Eropa dan Australia. Dapat kita lihat saat ini, Barat dapat mendominasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Apa yang menyebabkan Barat maju? Salah satunya menurut ialah dengan memajukan pendidikan yang dalam system pembelajarannya menggunakan prinsip-prinsi konstruktivisme yaitu (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun social, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar (3) murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah (4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar konstruksi siswa berjalan dengan baik. Konstruktivisme mempengaruhi teori belajar, salah satunya Teori Belajar Bermakna (meaningful learning)yang dikemukakan oleh Ausubel. Dimana teori ini menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep atau pengertian yang telah dimiliki siswa, sehinga siswa dalam proses belajar itu siswa aktif.  Salah satu contoh sekolah yang menurut penulis telah menerapkan konstruktivisme dalam pembelajarannya ialah SMP alternative Qaryah Thayyibah yang berada di Desa Kalibening kota Salatiga Jawa Tengah. Meski terletak dipinggiran, sekolah ini telah mampu berprestasi bahkan mengalahkan sekolah-sekolah Negeri yang telah lama berdiri. 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS (STUDI KOMPARASI DI SD DAN MI DI YOGYAKARTA) Aqodiah Aqodiah Aqodiah
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.92 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v2i2.1047

Abstract

Tulisan  ini mengkaji tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Dasar Gratis di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik yang negeri maupun yang swasta di Yogyakarta. Secara normatif dasar penyelenggaraan pendidikan dasar gratis ini telah diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (2), UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 34 ayat (2), PP No. 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar dan PP No. 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan. Alasan utama Pendidikan dasar gratis ini dilakukan oleh pemerintah adalah masih banyak jumlah siswa putus sekolah di SD/MI dan SMP/MTs, pemerataan pendidikan dan persebaran tenaga pendidik tidak merata. Akan tetapi dalam implementasinya, pihak sekolah/Madrasah masih memungut anggaran secara terselubung yang membebani orang tua siswa (tidak gratis). Hal itu dilakukan karena pihak sekolah sesungguhnya “tidak setuju” dengan pendidikan gratis karena menurut mereka semua pembiayaan itu harus ditanggung oleh Negara baik yang negeri maupun swasta dari dana Investasi, Personal dan operasional. Sementara yang yang dialokasikan gratis itu hanya biaya operasional Sekolah (BOS), itupun hanya 22% dari kebutuhan operasional siswa selama 1 tahun.Bahkan pendidikan dasar gratis ini telah memunculkan persoalan baru dalam dunia pendidikan diantaranya muncul keresahan pada kepala sekolah dan guru karena mereka harus diberi tugas tambahan untuk menyusun laporan, perlakuan tidak adil dalam dunia pendidikan, semangat kerja menurun, ruang gerak dibatasi oleh regulasi, pelayanan minimal terhadap siswa, motivasi belajar siswa menurun, dan pembelajaran hanya untuk mengejar target sehingga menciptakan siswa menjadi “robot” bukan siswa yang berkarakter dan menemukan sesuatu. Hal itu dikarenakan oleh kebijakan pemerintah yang dipaksakan dengan regulasi (aturan yang mengekang) demi sebuah pencitraan.Untuk itu perlu dimaknai ulang pendidikan dasar gratis secara jelas. Karena pendididikan dasar gratis menurut versi pemerintah hanyalah Bantuan Opersional Sekolah (BOS). Padahal pembiayaan pendidikan bukan hanya urusan biaya operasional saja, tetapi juga menyangkut biaya personal (gaji guru) dan biaya investasi (pembangunan tempat belajar). Istilah “gratis” apakah peserta didik tanpa dibebani dengan biaya apapun, tidak hanya SPP yang gratis, tetapi seluruh biaya investasi, personal dan operasional harus digratiskan. Ataukah tidak dipungut biaya untuk komponen tertentu, tetapi komponen lain tetap harus bayar dengan istilah “sekolah bersubsidi”, agar tidak melambung harapan masyarakat.
PENYIMPANGAN PRILAKU ANAK-ANAK REMAJA SEKOLAH DI DESA WISATA KUTA LOMBOK (Studi Kasus Sebagai Langkah mengatasi Penyimpangan Moral) Muhammad Saleh E Muhammad Saleh E
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.78 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v4i1.1061

Abstract

Pariwisata di desa Kuta Lombok Tengah menjadi sebuah momok dalam masyarakat, satu sisi bisa mendatangkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat, di sisi yang lain kita menyaksikan fenomena sosial anak-anak remaja Sekolah yang dipengaruhi oleh dunia pariwisata itu sendiri, misalnya pencurian, pengrusakan, obat-obatan, alkohol, kekacauan, perkelahian, pelacuran hal ini dapat merusak moral masyarakat dan sangat berpeluang untuk menyebarkan penyakit. Menjadi tanggung jawab bersama dari Kepolisian, tokoh agama, tokoh adat untuk bersama-sama mengantisipasi dan menciptakan destinasi pariwisata halal untuk Lombok bumi seribu wajah keindahan.
MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) KARANG BARU MATARAM Aqodiah Aqodiah Aqodiah
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1268.192 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v3i1.1052

Abstract

Mengenyam pendidikan merupakan suatu hal yang wajib bagi seluruh generasi bangsa ini, karena kita masih tergolong negara yang rendah dalam pendidikan, walaupun demikian halnya, masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya di Mataram Nusa Tenggara Barat tidak putus harapan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Dan yang menjadi cirri khas pendidikan yang paling penting sebagai corak pendidikan di Indonesia adalah adanya pendidikan madrasah ibtidaiyah (MI) yang sejajar dengan sekolah dasar (SD). Walaupun sekolah dasar lebih dahulu berdiri, tetapi madrasah ibtidaiyah mampu mengimbangi dengan berbagai macam kemajuan yang dicapai baik dari segi kualitas maupun kuantitas peserta didik.Inilah yang menjadi kajian penting dalam artikel ini yakni motivasi orang tua yang menyekolahkan anaknya di MIN Karang Baru Mataram adalah terletak pada beberapa point di bawah ini:Kurikulum madrasah yang mengacu pada pembelajaran yang berbasis pada keterpaduan antara bidang studi umum dan agama yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama RI. Sistim akademik yang menjadi nilai tambah bagi MIN Karang baru Mataram yaitu sistim Qiroaty yang diprogramkan sebagai wahana  pembinaan pembacaan al-Qur’an sesuai tingkat atau kelas para siswa yang dilaksanakan tiga puluh menit sebelum pelajaran dimulai, dari pukul 07.00-07.30, dan dilengkapi dengan program praktek amal ibadah, disiplin dalam setiap aturan sekolah. Adapun yang menjadi harapan orang tua pada dasarnya tercermin dari sistem kurikulum madrasah dalam arti orang tua mengharapkan putra-putrinya memiliki ilmu agama dan umum yang menjadi bekal dasar untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dapat menjaga diri dalam pergaulan di masyarakat.
DESAIN BAHAN AJAR UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA ARABMADRASAH IBTIDAIYAH Husnan Husnan
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1260.757 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v4i2.1244

Abstract

Abstrak: Merancang bahan ajar agar mudah dipahami oleh para siswa adalah bagian tidak terpisahkan dari tugas seorang guru. Untuk itu guru harus memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan agar mereka mampu mendesain bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Guru harus memiliki berbagai pertimbangan dan pendekatan ketika merancang bahan ajar. Pendekatan yang harus dipegang oleh seorang guru ketika merancanga bahan ajar adalah pendekatan ilmu dan teknologi, pendekatan social budaya dan pendekatan psikologi. Selain itu patut menjadi pertimbangan bahwa syarat mutlak agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka setiap komponen pembelajaran mulai dari guru, siswa, materi, metode dan evaluasi harus memiliki memiliki porsi yang seimbang sehingga komonikasi dialogis akan terus terjadi demi menciptakan suasana kelas yang terus hidup. Abstract:  Designing the teaching materials to be easily understood by the students is an integral part of a teacher's assignment. Therefore, teachers must enrich themselves with a variety of knowledge so that they can design teaching materials that are usable in the learning process. Teachers should have various considerations and approaches when designing teaching materials. The approach that a teacher must hold when the teaching material is an approach to science and technology, a social culture approach and a psychological approach. In addition it should be considered that the absolute requirement for the learning process to run properly then every component of learning ranging from teachers, students, materials, methods and evaluation should have a balanced portion so that the comsonity Dialogical will continue to create an atmosphere of a living class.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SECARA TERPADU Zaenudin Zaenudin
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.845 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v3i1.1057

Abstract

Dalam konsep Paulo Freire seorang praktisi dan teoritisi pendidikan radikal dari Brazil, mengatakan bahwa, pendidikan yang benar adalah pendidikan yang mampu menjadi kekuatan penyadar dan pembebas manusia. Artinya, pendidikan harus bisa membebaskan dan menyadarakan manusia tentang adanya elemen-elemen yang menindas dalam struktur sosial. Dalam Islam, konsep pendidikan sebenarnya jauh lebih radikal dari konsep Paulo tersebut. Dimana manusia sebagai subyek harus memberi nama (to name) yakni ketika Allah mengajarkan nama-nama pada Adam, tujuannya adalah agar ia sadar akan esensi ciptaan, esensi sifat Tuhan, hubungan Tuhan dengan ciptaan-Nya, dan manusi terpilih menjadi khalifah di dunia sebagai pembawa kedamaian.Karena itu, konsepsi dan filosofi  pendidikan Islam sejak awal tidak hannya bersumber dari intelektualitas semata, melainkan juga spritualitas, dan tujuan akhir dari sebuah pendidikan adalah sang Pencipta. Untuk menjawab persoalan dan tujuan dari sebuah pendidikan, maka pada tulisan ini penulis mencoba untuk membahas tentang; apa itu pendidikan Islam, konsep pendidikan Islam terpadu, format pendidikan terpadu dan bagaimana frofil lulusan sekolah terpadu.
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI MADARASAH TERPENCIL (STUDI KASUS DI MI RIYADUL FALAH AIKPERAPA, AIKMEL, LOMBOK TIMUR) M. Musfiatul Wardi M. Musfiatul Wardi M. Musfiatul Wardi
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.506 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v2i2.1048

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengetahui Manajemen Pembelajaran pada madrasah pinggiran/terpencil yakni  MI  Riyadul Falah Aikprapa yang dilihat dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitataif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dari penelitian ini adalah para pelaksana pengelolaan pembelajaran di madarasah yaitu kepala madarasah dan guru. Data dari penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan  dokumentasi, yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisis Interaktif (Model Huberman).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang ada d MI RF terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (1) perencanaan pembelajaran dimulai dengan perumusan program madarasah, penyusunan RAPBM. Perencanaan pembelajaran disusun dengan membuat silabus berdasarkan standar isi dan penyusunan RPP, dengan melihat silabus dan RPP yang dibuat oleh madarasah lain, hal ini dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki oleh MI  Riyadul Falah. Penyusaian silabus dan RPP yang diambil dari madarasah lain dilakukan oleh setiap guru; (2) pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan baik, karena kegiatan belajar mengajar belum efektif karena guru sering terlambat bahkan tidak masuk disebabkan oleh faktor geografis yang jauh serta kesibukan guru yang tidak hanya mengajar di MI, tapi di keseluruhan lembaga pendidikan yang bernaung di Yayasan Riyadul Falah Aikperapa dan kesibukan guru yang  memenuhi kebutuhan ekonomi di luar. Kendala yang lain juga,  siswa siswa tidak masuk karena persoalan jarak tempuh madarasah dari salah satu dusun jauh, harus melewati tengah hutan sebagai jalan pintas menuju madarasah. Selain itu, siswa di ajak oleh orang tua ikut ke ladang.(3) pengawasan pembelajaran pembelajaran telah dilakuan oleh kepala madarsah dan guru baik di kelas maupun di luar kelas. Evaluasi hasil belajar siswa telah dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui tingkat ketuntasan pencapaian komptensi dasar siswa di MI. penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan setiap akhir kompetensi dasar selsai, sesuai dengan beberapa indikator yang telah dibahas dengan mengacu kepada nilai-nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM).
PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA PADA MATAPELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Aqodiah Aqodiah
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.292 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v4i1.1062

Abstract

Penggunaan media pembelajaran bagi siswa usia madrasah ibtidaiyah di rasa sangat tepat, karena sesuai dengan tahap perkembangannya mereka masih berada pada tahap operasiona kongkret, dalam hal ini peneliti menggunakan media boneka tangan dalam meningkatkan keterampilan menyimak anak pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis deskriptif. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu keterampilan menyimak pada mata pelajaran (SKI) dan variabel bebas yaitu media boneka tangan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V A MIN 2 Mataram yang berjumlah 38 siswa.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan yaitu, kuantitatif deskriptif juga reduksi data, pemaparan data, pembahasan, dan penarikan kesimpulan. Untuk pengecekan keabsahan data penelitian menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan media boneka tangan dalam meningkatkan keterampilan menyimak pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas V MIN 2 Mataram. Hal ini ditunjukkan malalui  hasil uji tes tulis siswa di siklus I yaitu 71,1 meningkat menjadi 75,34 pada siklus II.
PERAN MADRASAH DALAM PEMBELAJARAN FIQIH TERHADAP TRADISI MERARIQ FAKTOR PENDUKUNG DIPERTAHANKANNYA OLEH MASYARAKAT KEKAIT KECAMATAN GUNUNGSARI LOMBOK BARAT (Studi Kasus Peranan Madrasah di Desa Terpencil) Husnan Husnan
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1198.86 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v3i1.1053

Abstract

Pada masyarakat Islam sasak di Lombok terdapat dua bentuk proses pernikahan sebelum terjadinya akad nikah yaitu merariq dan ngelakoq. Merariq merupakan  proses perkawinan yang dilakukan dengan cara melarikan atau mencuri gadis (calon pengantin wanita) menuju rumah  keluarga calon pengantin pria untuk selanjutnya dinikahkan. Perkawinan dengan cara seperti ini disebut juga dengan memaling (mencuri). Merariq  merupakan adat masyarakat yang memiliki landasan hukum di dalam Islam sendiri yaitu `urf. `urf  oleh para ulama` dapat dijadikan sumber pengambilan hukum selama tidak bertentangan dengan sumber utama yaitu al-Qura`an dan al-Hadits serta akal sehat. Merariq dapat dikategorikan sebagai `urf, oleh karena itulah masyarakat sampai hari ini tetap menjalankannya.  Akan tetapi ‘urf yang berlaku di masyarakat Kekait sering memicu permasalahan antar kedua belah pihak. Nah disinilah peranan madrasah untuk memberikan penerangan dan jalan keluar terhadap permasalahan merariq (menikah) ini.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana untuk memperoleh berbagai data digunakan pendekatan fenomenologi diskrif. Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan yaitu: teknik observasi, wawancara terbimbing dan dokumentasi. Dari penelitian  ini ditemukan bahwa relevansi tradisi merariq perlu untuk dipertimbangkan kembali sebagai salah satu adat masyarakat Sasak karena dampak negatif  yang timbulkannya. Merariq tidak lagi sebagai simbul heroisme seperti makna dasar filosofisnya, bahkan sebaliknya merariq merupakan simbul ketidak beranian seseorang untuk meminta izin kepada orang tua si perempuan.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 1 KOTA MATARAM Muhammad Musfiatul Wardi Muhammad Musfiatul Wardi Muhammad Musfiatul Wardi
Ibtida'iy : Jurnal Prodi PGMI Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.869 KB) | DOI: 10.31764/ibtidaiy.v4i1.1040

Abstract

Pendidikan karakter di madrasah ibtidaiyah merupakan pondasi awal bagi pembentukan karakter suatu bangsa. Rentannya pendidikan karakter saat ini sangat meresahkan orang tua dan juga pendidikan secara nasional. Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram telah menerapkan pendidikan karakter sebagai jawaban atas keresahan orang tua dan pendidikan secara global sebagai keberhasilan pembentukan karakter bangsa. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Mataram, dan tantangan-tantangan yang di hadapi dalam proses pengimplementasian pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai langkah awal dan sebagai tolak ukur madrasah untuk pelaksanaan pendiddikan karakter dan mengetahui strategi yang digunakan dalam pengimplementasian pendidikan karakter dalam pembentukan karakter siswa serta tantangan atau hambatan yang di hadapi. Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan mengunakan model miles and huberman, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses implementasi pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram di lakukakan melalui kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, kegiatan rutin dan kegiatan ekstrakulikuler,serta kegiatan dalam bentuk  kebijakan yang di terapkan di MIN 1 Kota Mataram ng di tanamkan, dengan mengacu pada 4 (empat) model pembelajaran karakter yakni, pembiasaan, keteladanan, pembinaan disiplin peserta didik, dan CTL (Contextual Teaching Learning). Adapun penerapan model pembelajaran melalui pembiasaan seperti nilai religius, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, peduli sosial, Keteladanan dapat di terapkan melalui nilai peduli lingkungan dan komunkikatif, CTL dapat di terapkan melalui rasa ingin tahu dan cinta damai, sedangkan pembinaan disiplin peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka, drum band, dan lain sebagainnya, dalam implementasi nilai kedisiplinan, dan nilai kerja keras, kreatif dan menghargai prestasi di implementasikan melalui kegiatan kreativitas siswa, dan keikutsertaan dalam lomba. dan hambatan atau tantangan-tantangan yang dihadapi pada saat proses pengimplementasian pendidikan karakter berasal dari, siswa, guru, dan sarana prasarana.

Page 3 of 10 | Total Record : 96