cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020" : 13 Documents clear
Pembelajaran Literasi Civic Education untuk Menanamkan Nilai Moral Siswa Wayan Resmini; Abdul Sakban; Fitriyani Fitriyani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.672 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1791

Abstract

Gejala kemerosotan moral terdiri atas meluasnya kasus penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas, kekerasan dan aneka perilaku kurang terpuji lainnya. Sisi lain, akhlak terpuji, sifat ramah, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas sosial yang merupakan jati diri bangsa Indonesia seolah-olah kurang begitu melekat secara kuat dalam diri mereka sehingga rusaklah nilai moral mereka. Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran literasi civic education untuk menanamkan nilai moral siswa sangat membutuhkan pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran membentuk karakter kepribadian, social, dan kognitif. Pembentukan kepribadian moral tercantum dalam materi pembelajaran yang ditanamkan kepada siswa secara kontekstual. Implementasi materi pembelajaran literasi civic education untuk menanamkan nilai moral adalah dengan memberikan materi pembelajaran nilai-nilai karakter kebangsaan, aneka budaya bangsa, identitas nasional, dan hak dan kewajiban warganegara. Sedangkan untuk kegiatan di luar akademik peserta didik dapat memberikan kegiatan berupa pembinaan melalui penyuluhan, kajian islam, sosialisasi, pembinaan melalui kegiatan kesiswaan berupa KSR, Pramuka, Tapak Suci dan olah raga. Karena pembentukan nilai moral dibentukan oleh karakter kepribadian.The symptoms of moral deterioration consist of widespread cases of drug abuse, free association, criminality, violence, and various other less praiseworthy behaviors. On the other side, the moral was praised, the nature of the friendly, considerate, humble, helpful, social solidarity that is the identity of the Indonesian nation as if less so firmly inherent in them so that the moral value is damaged. The method of research is qualitative research with a descriptive approach. Data collection methods are observations, interviews, and documentation. Qualitative data analysis is done interactively and continuously until complete, with the data reduction phase, data presentation, and conclusion. The results showed that civic education literacy studies to instill the moral value of students desperately needed citizenship education as subjects to form personality, social, and cognitive characters. The formation of noble personalities was listed in the learning materials that students are contextually implanted. The implementation of civic education literacy learning materials to impart moral value is to provide material learning values of national character, diversity of the nation, national identity, and rights and obligations of citizenship. As for activities outside the academic, students can provide exercise in the form of coaching through counseling, Islamic studies, socialization, coaching through the events of the students in the way of KSR, Scout, the temple, and sports because the formation of moral values is formed by personality traits.
Tradisi Pemindahan Perempuan dalam Perkawinan Adat Masyarakat Nyura Lele Suku Wee Leo Kabupaten Sumba Barat Daya Zedi Muttaqin; Hafsah Hafsah; Yuan Aristo Malo
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.851 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1933

Abstract

Perkawinan adat Sumba, suatu hal yang masih melekat hingga saat ini yaitu tradisi pemindahan perempuan sebagai salah satu tahapan yang harus di lalui agar perkawinan dikatakan sah dan dapat dijemput oleh keluarga laki-laki. Perkembangan zaman dan peradaban yang semakin maju, akhirnya tradisi ini tidak berjalan sesuai dengan kebiasaan yang telah disepakati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer di peroleh melalui hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen dan informasi lain yang terkait dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan proses Tradisi pemindahan perempuan (Padikina Minne Pala Koro Burru Nauta) pada perkawinan adat masyarakat desa Nyura Lele suku Wee Leo kabupaten Sumba Barat Daya meliputi tahapan perkenalan, tahapan perkenalan adat, tahapan ikat adat dan tahapan pindah dinding turun tangga/ikat pindah. Dalam proses pelaksanan tradisi pemindahan perempuan dalam istilah masyarakat Sumba disebut  padikkina mine pala koro burru nauta (pemindahan perempuan/ mempelai wanita pindah dinding turun tangga) meliputi yaitu membuka/memulai pembicaraan, pemberian Tagu Loka (bagian om/paman), pemberian Tagu Umma Kalada (Belis untuk rumah besar), pemberian Imbalan Air Susu Ibu (Itta Kere Puaro Mata), dan urusan Belis. The traditional wedding of Sumba, a thing that is still inherent to the present is the tradition of Padikkina Minne mone nutmeg Velvet (the transfer of women/brides moved the wall down the stairs) as one of the stages that must be passed so that the marriage is said to be valid and can be picked up by the male family. The development of the time and civilization is progressing, eventually this tradition does not go according to the agreed habit. The method used in this research is a qualitative method with a phenyomological approach. In this research researchers use primary data sources in obtaining through the results of interviews while secondary data is obtained through documents and other information related to the study. The data collection techniques used are observations, interviews and documentation. The results of the study showed the process of women's removal tradition (Padikina Minne Pala Koro Burru Nauta) on the indigenous marriage of the villagers Nyura Lele tribe Wee the West Sumba Regency Power includes the introductory stage, the stage of customary introduction, the stage of customary ikat and the stage of moving the wall down stairs  In the process of the tradition of the removal of women in the community term Sumba called Padikkina mine pala Koro burru Nauta (Transfer of women/bride moving Wall down stairs) covering the opening/starting talks, giving Tagu Loka (part om/uncle), giving Tagu Umma Kalada (Belis for Big House), giving breast milk (Itta Kere Puaro Mata), and Belis affairs.
Penerapan Metode Small Group Discussion Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kamaluddin Ahmad; Siti Nurma
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.124 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1792

Abstract

Kurangnya minat atau motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dikarenakan beberapa hal. Diantaranya; media pembelajaran yang digunakan guru kurang optimal, rendahnya motivasi belajar siswa membuat menurunnya prestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengarauh pembelajaran metode small group discussion terhadap motivasi belajar. Pembelajaran small group discussion, small berarti kecil, group berarti kelompok, dan discussion berarti bertukar pikiran dan pendapat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa small group discussion adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu masalah/mencari kebenaran di dalam kelompok kecil. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan sampel penelitian berjumlah 36 orang siswa, teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi satu predokator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode small group discussion terhadap motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi motivasi siswa. Jadi adanya metode tersebut sangat membantu antusias siswa untuk belajar semakin giat dan aktif. Lack of interest or motivation to learn students in the subjects of PPKn, learning media used by the teachers of PPKn less optimal, low motivation to learn students make a decrease in learning achievement. The purpose of this research is to learn small group discussion of learning motivation. Small group discussion is small, group means group, and discussion means exchanging thoughts and opinions. So it can be concluded that Small group discussion is a brainstorm to solve a problem/find the truth in small groups. This method of research is quantitative research, research samples amounting to 36 students, data collection techniques such as observation, poll and documentation while the data analysis technique used method of descriptive analysis and regression analysis of one predozer. Based on the results shows that the implementation of small group discussion methods of learning motivation to students can affect the motivation of students. So there is a very helpful method for students to learn increasingly active and enterprising.
Penerapan Pembelajaran Authentic Instruction Learning dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman PKn Siswa Hafsah Hafsah; Nursani Nursani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.594 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1936

Abstract

Dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas itu, peranan pendidikan kewarganegaraan khususnya meningkatkan pemahaman PKn sangat  penting, terutama pada jenjang pendidikan menengah. Dapat meningkatkan pemahaman PKn harus memuat empat komponen yang sangat mendasar dalam membaca antara lain mencatat, tugas, observasi, dan presentasi. Tujuan penelitian untuk menjelaskan penerapan pembelajaran authentic instruction learning dalam upaya meningkatkan pemahaman PKn siswa. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan rancangan classroom action research, subyek penelitian sebanyak 38 orang. Pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, analisis data menggunakan rumus ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan penerapan pembelajaran Authentic Intruction Learning mampu meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini terlihat pada siklus I nilai rata-rata dari 38 siswa adalah 65,52 dengan persentase ketuntasan belajar adalah 57,89%, kemudian pada siklus II nilai rata-rata dari 38 siswa adalah 72.36 dengan persentase ketuntasan belajarnya adalah 78,94%, kemudian pada siklus III diperoleh nilai rata-rata dari 38 siswa adalah 84,47 dengan presentase ketuntasan belajar adalah 100%. Jadi pembelajaran Authentic Instruction Learning disamping mammpu meningkatkan pemahaman konsep PKn, dapat juga meningkatkan sikap kerjasama tim dalam berdiskusi dalam proses pembelajaran.In the establishment of qualified human resources, the role of citizenship education, in particular, enhances the understanding of Civic Education is very important, especially in the secondary education level. Can increase the knowledge of Civic Education should contain four fundamental components in reading, among others, taking notes, tasks, observations, and presentations. The purpose of research to explain the implementation of learning authentic instruction learning to improve the understanding of Civic Education students. This research method uses the research using classroom action research, subject to research as much as 38 people: data collection using observations and tests, data analysis using learning-submission formulas. Instruction Learning was able to improve students ' learning understanding of citizenship education subjects. This was seen on the I cycle. The average value of 38 students is 65.52, with the percentage of learning submission is 57.89%. In cycle II the average cost of 38 students is 72.36, with the interest of the study's presentation is 78.94%. The III cycle obtained an average value of 38 students is 84.47, with a percentage of the learning is 100%. So the teaching of Authentic Instruction Learning, in addition to improving the understanding of the concept of Civic Education, can also increase the attitude of teamwork in the discussion in the learning process.
Implementasi PDS di Perkuliahan untuk meningkatkan Berpikir Kreatif Mahasiswa Civic Education di Universitas Muhammadiyah Mataram Maemunah Maemunah; Abdul Sakban; Sri Rejeki
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.868 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1676

Abstract

Kemampuan berpikir kreatif akan mendorong seseorang untuk senantiasa berinovasi, sehingga mahasiswa perlu dilatih untuk menumbuhkan ketrampilan. Tujuan penelitian ini menjelaskan implementasi PDS di perkuliahan untuk meningkatkan kreativitas berpikir mahasiswa civic education. Pendekatan kegiatan pelaksanaan PDS  menggunakan deskripsi. Data-data yang dikumpulkan akan dideskripsikan secara mendalam dan terukur terkait dengan pembelajaran. Desain pembelajaran menggunakan desain penugasan dosen sekolah di perkuliahan dengan menerapkan metode pembelajaran presentasi, tanya jawab, The Power of Two, Group to Group Exchange dan penugasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi PDS di perkuliahan dapat berdampak terhadap adanya pengembangan berpikir kreatif mahasiswa civic education dalam menemukan ide, gagasan, konsep, fakta, berkomunikasi, dan berinteraksi.  Sementara proses  pelaksanaan PDS di perkuliahan dapat dilakukan beberapa tahapan yaitu Pertama, merencanakan pelaksanaan PDS bersama dosen program studi; Kedua, menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPS, RPM, media pembelajaran, evaluasi; Ketiga, melakukan evaluasi; Keempat, merefleksikan hasil pembelajaran PDS di perkuliahan. Creative thinking skills will encourage one always to innovate, so that students need to be trained to cultivate talents. The purpose of this research explains the implementation of PDS in the course to increase the creativity of thinking civic education students. Approach to implementation of PDS using descriptions. The data collected will be genuinely described and measured about learning. The Learning design uses the design of The school lecturer assignments at the lecture by implementing The presentation learning methods; questions answered, The Power of Two, Group to Group Exchange, and duties. The results showed that the implementation of PDS implementation in the lecture could have an impact on the development of creative thinking of civic education students in finding ideas, ideas, concepts, facts, communicating, and interacting.  While the process of implementation of PDS in the lecture can be done several stages, namely first, plan the implementation of PDS with the study program lecturer; Second, set up learning devices in the form of RPS, RPM, learning media, evaluation; Third, evaluate; Fourth, reflecting the results of PDS learning in the lecture.
Pembelajaran Interaktif Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Mobile Learning di Era Industri 4.0 Arsyad Abd. Gani; Saddam Saddam
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.102 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1849

Abstract

Abstrak: Tuntutan pembelajaran era milenial adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. Revolusi industri 4.0 sangat mempengaruhi aspek kehidupan baik pendidikan, sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Dibidang pendidikan teknologi dimanfaatkan beragam baik pra-pembelajaran, proses pembelajaran maupun pasca pembelajaran berlangsung. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pembelajaran interaktif pendidikan kewarganegaraan melalui mobile learning di era industri 4.0. Metode dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah library research. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, yakni dari buku, makalah, artikel, jurnal dan sebagainya yang relevan. Analisis data menggunakan content analysis, guna mendapatkan invensi yang kredibel dan dapat digunakan atau diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Untuk menjaga ketepatan hal yang dikaji dan guna mencegah kesalahan informasi yang diungkap dalam analisis data, maka dilakukan pengecekan antar pustaka dari referensi-referensi yang digunakan. Selain itu membaca ulang pustaka-pustaka yang digunakan juga sangat penting serta memperhatikan komentar teman sejawat. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa peran teknologi dalam pembelajaran PKn sangat membantu proses pembelajaran, menjadi sarana kreasi, inovasi, dan pengembangan diri untuk belajar mandiri dan terarah. Pembelajaran Interaktif PKn di Era Revolusi Industri 4.0 membantu mempercepat proses belajar  jika digunakan dengan bijak sesuai kebutuhan materi pembelajaran. Penggunaan Mobile Learning dalam pembelajaran PKn mampu mengoptimalkan ketepatan dalam menangkap materi pembelajaran, sarana sumber pembanding dalam materi pembelajaran, dan mampu membangkitkan motivasi pembelajaran.Abstract: The demands of millennial learning are optimizing technology utilization. The 4.0 Industrial Revolution greatly affects the life aspects of both education, social, political, cultural, and economic. The field of technology education is used to vary both pre-learning, learning process, and post-learning. The research aims to analyze and describe the interactive learning of citizenship education through mobile learning in the 4.0 industrial era. The method and approach of the research used is library research. Collection of data using documentation, i.e. from books, papers, articles, journals and so on relevant. Data analysis uses content analysis, to obtain credible inventions that can be used or researched based on context. To maintain the accuracy of the assessed and to prevent misinformation disclosed in the analysis of data, it is checked between libraries from the references used. In addition to rereading the libraries used are also very important as well as paying attention to peer comments. The results showed that the technological role in PKn-learning is very helpful to the learning process, becoming a means of creation, innovation, and self-development for independent and directional learning. PKn Interactive Learning in the Era of Industrial Revolution 4.0 helps accelerate the learning process if used wisely according to learning material needs. The use of Mobile Learning in PKn learning can optimize accuracy in capturing learning materials, comparative source means in learning materials, and able to inspire learning motivation.
Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa di SDN 2 Jontlak Kabupaten Lombok Tengah Sri Rejeki; Lilis Isharyanti
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.934 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1941

Abstract

Kecerdasan intrapersonal merupakan bagian membentuk pola pikir kritis seseorang, namun berpikir kritis mereka belum maksimal karena tidak diketahui alas an peneyebabnya hal kebiasaan tersebut terus berjalan hingga kini, sehingga akhir berdampak menurunya motivasi ataupun prestasi belajar siswa. Tujuan artikel ini mengukur hubungan berpikir kritis dengan kecerdasan intrapersonal siswa. Metode penelitian termasuk penelitian deskriptif, pendekatan korelasional, Sampel penelitian berjumlah 30 orang, metode pengumpulan data yaitu angket dan tes, analisis data menggunakan analisa statistic. Hasil penelitian menemukan ada korelasi yang di temukan sebesar 0,974 termasuk dalam kategori sangat kuat. Jadi terdapat hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berpikir kritis siswa sangat kuat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak penelitian ini maka nilai r perlu diuji lagi dengan nilai rtabel dimana nilai N = 30 dan taraf signifasi 5%. Nilai rtabel untuk N = 30 adalah 0,361. Hal ini berarti nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel atau 0,974 0,361, sehingga hasil penelitian ini signifikan. Jadi hubungan kedua variabel tersebut hampir sempurna karena mencapai 90,63% sementara 9.37% dipengaruhi eksternal.Intrapersonal intelligence is part of a person's critical mindset. Still, it is crucial that they are not maximized because it is unknown to the reason the habit has continued to run until now so that the end has a reduced impact Motivation or a student learning achievement. The purpose of this article measures the relationship critical thinking with intrapersonal intelligence of students. Research methods include descriptive research, correlational approaches, research samples amounting to 30 people, data collection methods i.e., poll and test, data analysis using statistic analysis. The results of the study found there was a correlation in the find of 0.974 included in powerful categories. So there is an intrapersonal intelligence relationship with the students ' critical thinking ability powerful. To know the sign or not this research, then the value of R needs to be tested again with the value of the r table where the value N = 30 and a signification level of 5%. The r table value for N = 30 is 0.361. This means that the calculated value is greater than the r table or 0.974 0.361 value, so the results of this study are significant. So the second relationship of such variables is almost perfect because it reaches 90.63% while 9.37% is affected externally.
Internalisasi Nilai-nilai Karakter Kebangsaan Melalui Literasi Budaya dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Banda Aceh Maimun Maimun; Sanusi Sanusi; Yusuf Rusli; Hema Muthia
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.806 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1789

Abstract

Fenomena generasi muda Indonesia acuh tak acuh pada budaya lokal dan cenderung mengidolakan budaya asing kian merebah. Hal ini terjadi kerana kurang pahamnya terhadap kebudayaan Indonesia serta hak dan tanggung jawab sebagai warga negara. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan literasi budaya dan kewargaan di SMA se-Kota Banda Aceh, dan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter kebangsaan apa saja yang terdapat dalam literasi budaya dan kewargaan di SMA se-Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan instrumen wawancara sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan proses pelaksanaan literasi budaya dan kewargaan di SMA se-Kota Banda Aceh dapat dikategorikan dalam dua lingkup yaitu lingkup sekolah dan lingkup kelas. Di lingkup sekolah proses pelaksanaan literasi budaya dan kewargaan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang memberi pemahaman tentang multikultural budaya serta pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Sedangkan di lingkup kelas pelaksanaan literasi budaya dan kewargaan dilaksanakan melalui pembelajaran PPKn, di mana guru mengaitkan budaya dalam pembelajaran PPKn, membiasakan menyanyikan lagu nasional/daerah, mengunjungi pengadilan, DPR, dan LSM.  2) Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam literasi budaya dan kewargaan adalah cinta tanah air, rasa ingin tahu, toleransi, semangat kebangsaan, tanggung jawab, dan disiplin.The phenomenon of Indonesian young generation is indifferent to local cultures and tends to be an idol of foreign cultures to spread. This is due to the lack of interest in Indonesian culture as well as the rights and responsibilities of citizens. The purpose of this research is to describe the process of implementing cultural literacy and citizenship in high school in Banda Aceh and to describe the values of any national character contained in cultural literacy and citizenship in high school in Banda Aceh. This research is a qualitative descriptive study, using an interview instrument as a data collection tool. The results of the study showed the implementation of cultural literacy and citizenship in high school in Banda Aceh can be categorized into two scopes, namely school scope, and class scope. In the scope of the school, the process of cultural literacy and citizenship is carried out through activities that give an understanding of cultural multicultural and understanding of rights and obligations as citizens of the state. While in the scope of the implementation of cultural literacy and citizenship conducted through the study of PPKn, where teachers associate the culture in the learning of PPKn, familiarize the singing of national/regional songs, visiting courts, DPR, and LSM.  2) Character values contained in cultural literacy and citizenship are a love of homeland, curiosity, tolerance, national spirit, responsibility, and discipline.
Koalisi Partai Politik Dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Indonesia Isnaini Isnaini
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.405 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1920

Abstract

Abstrak: Koalisi dalam sistem pemerintahan presidensial menjadi penting ketika lembaga eksekutif dan lembaga legislatif memiliki ruang intervensi terhadap kerja pemerintahan seperti di Indonesia. Pemerintah merasa perlu membangun koalisi yang mampu menstabilkan dan memuluskan kebijakan dan kerja pemerintahan. Penelitian ini bertujuan menganalisis eksistensi koalisi partai politik dalam sistem pemerintahan presidensial Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan mengkaji bagaimana mewujudkan sistem pemerintahan presidensial yang ideal pada sistem multipartai di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, pendekatan yuridis normatif digunakan untuk mengkaji atau menganalisis data sekunder yang berupa bahan-bahan hukum, terutama bahan-bahan hukum primer dan sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksistensi koalisi partai politik dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan terjadi perluasan arti, koalisi partai politik secara konstitusi dilakukan dalam rangka pemilihan umum. Koalisi sulit dihindari dalam sistem multipartai di Indonesia. Sistem pemerintahan presidensial dengan sistem multipartai tidak cocok jika dikombinasikan karena dapat menghancurkan demokrasi, bangsa harus menentukan pilihannya antara mempertahankan sistem pemerintahan presidensial murni sesuai konstitusi. Sistem kepartaian harus dimodifikasi menjadi sistem multipartai terbatas. Selanjutnya ada 3 hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan sistem pemerintahan presidensial yang ideal bagi demokrasi Indonesia; a] Menyederhanakan partai politik, b] Mengatur koalisi tetap, dan c] Mengatur lembaga oposisi.Abstract:  The presidential government system coalition becomes important when the executive and legislative have an intervention to government work as well as Indonesia. The government needs to build coalitions which are able to stabilize and smooth government policies and work. This study aims to analyze the existence of a coalition of political parties in Indonesia's presidential government system, also to realize an ideal presidential government system in a multiparty system in Indonesia. This study uses a normative juridical approach, used to study or analyze secondary data in the form of legal materials, especially primary and secondary data. Data collection method was done through literature study in descriptive form. The results showed that the existence of a coalition of political parties in the government expanded the meaning, a coalition of political parties constitutionally carried out in the context of general elections. Coalition cannot be avoided in a multiparty system in Indonesia. A presidential government system with a multiparty system is not suitable if it combined, because it can destroy democracy, the nation must make its choice in maintaining a purely presidential government system in accordance with constitution. The party system must be modified to a limited multiparty system. Furthermore, there are 3 things that must be done to realize an ideal presidential government system for Indonesian democracy; a] Simplifying political parties, b] Arranging permanent coalitions, and c] Organizing opposition institutions.
Penalaran Moral Menurut Gender dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mutiara Nurmanita
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.363 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1953

Abstract

Permasalahan moral yang sering terjadi dikalangan peserta didik disebabkan kurangnya pemahaman tentang makna moral itu sendiri sehingga menyebabkan terjadinya degradasi moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang moral peserta didik, cara menganalisis dalam memecahkan setiap masalah yang menyimpang dari moral yang baik, dan cara peserta didik beperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang baik di dalam masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data dari kajian literatur dari berbagai sumber baik indonesia maupun asing. Setelah data dikumpulkan maka dianalisis dan dikolaborasi dengan hasil penelitian asing untuk dijadikan kesimpulan dari artikel ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mengerti dan memahami konsep serta makna moral yang sebenarnya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang moral yang baik. Selain itu, peserta didik belum bisa membedakan moral yang baik dan buruk dikarenakan perbedaan gender dari peserta didik dikarenakan proses penalaran yang berbeda. Selanjutnya peserta didik belum mampu mengambil langkah atau solusi dari setiap permasalahan moral yang terjadi. Untuk itu, pentingnya dalam memberikan wawasan kepada peserta didik tentang moral yang baik dan sesuai dengan kaidah masyarakat. Dengan demikian, guna mengatasi persoalan tersebut, maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat diupayakan untuk menganalisis penalaran seseorang dalam berperilaku jika dilihat dari gender.The moral issues that often occur among learners are due to lack of understanding of the moral meaning itself that causes moral degradation in the learning of citizenship education. The study aims to provide an understanding of learners moral, how to analyze in solving every problem that deviates from good morals, and the way learners conduct appropriate values in the society. Research using qualitative method by collecting data from literature study from various sources both Indonesian and foreign. Once data is collected, it is analyzed and collaborate with the results of foreign research to be the conclusion of this article. The results show that there are still many learners who do not understand and understand the concept and moral meaning in fact due to lack of knowledge about good moral. In addition, learners are not able to distinguish good and bad morals due to gender differences from learners due to different reasoning processes. Furthermore learners have not been able to take steps or solutions of any moral problems that occur. Therefore, it is important to give learners insight into good moral and in accordance with the rules of society. Thus, in order to overcome these problems, the learning of citizenship education can be sought to analyse the reasoning of one behaviour when viewed from gender.

Page 1 of 2 | Total Record : 13